Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah ASKEB IV
Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Disusun oleh:
Andini Tresty
Anisa Nurfani
Puji Astuti
Silvana Mamta
Siwi Lestari
Kelas : IV B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kasih dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASKEB IV yang berjudul Mola
Hidatidosa (Hamil Anggur) dengan baik dan semaksimal mungkin.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun tugas makalah ini kami banyak menumukan
berbagi hambatan ataupun kesulitan. Namun atas bantuan dari banyak pihak maka kami pun
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu
penyelesaian dari makalah ini
Tak lupa kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini. kami sadar bahwa manusia tidak ada yang sempurna oleh karena itu
kami mengharapkan kebesaran hati dari para pembaca dengan memberikan kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.1.1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan kebidanan yang komprehensif
terhadap pasien mola hidatidosa
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi penulis
Dengan mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan ini, diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam penatalaksanaan klien dengan
kehamilan Mola hidatidosa.
1.3.2 Bagi Institusi
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan agar menjadi bahan masukan,
informasi, maupun untuk pengembangan materi perkuliahan bagi mahasiswa dan menambah
bahan perpustakaan di STIKes Widya Dharma Husada, Pmulang-TangSel.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara kasat mata jaringan mola hidatidosa komplit tampak seperti seonggok buah
anggur. Mola hidatidosa merupakan hasil pembuahan dari sel telur ( Ovum ) yang
kehilangan intinya atau intinya tidak aktif. Fertilisasi terjadi oleh satu sperma yang
mempunyai kromosom 23 X,yang kemudian setelah masing masing kromosom membelah
terbentuklah sel dengan kromosom 46 XX,dengan demikian sebagian besar mola komplit
sifatnya androgenik , homozigot dan berjenis kelamin wanita.
Walaupun lebih jarang dapat pula fertilisasi terjadi oleh 2 sperma, yang menghasilkan sel
anak 46 XX atau 46 XY. Pada kedua kejadian di atas konseptus adalah keturunan
pathenogenome paternal yang seluruhnya meru-pakan allograft. Jaringan mola komplita
secara histologis tidak menampakkan pertumbuhan villi dan pembuluh pembuluh darah;
bahkan terjadi pembentukan cisterna villosa, disertai hiperplasia baik dari sel sel
sinsisiotrofoblas maupun dari sel sel sitotrofoblas. Tidak tampak embryo karena sudah
mengalami kematian pada masa dini akibat tidak terbentuknya sirkulasi plasenta.
Percobaan pada tikus yang secara immunologis defisien menunjukkan bahwa berbeda
dengan korio-karsinoma; mola hidatidosa komplit dan mola invasiv sifatnya tidak
ganas.Namun molahidatidosa komplit mempunyai potensi yang lebih besar untuk
berkembang menjadi koriokarsinoma dibandingkan dengan kehamilan normal. Pernah
dilaporkan pula adanya kehamilan kembar yang salah satunya mola komplit (46 XX) dan
yang lain berupa janin yang normal (46 XY) . Janin dapat mengalami abortus namun kadang
kadang berkembang sampai aterm.Bila ada kehamilan kembar yang salah satunya adalah
mola penting sekali untuk membedakannya apakah itu suatu mola komplit atau mola parsial ;
karena prognosis kearah terjadinya keganasan lebih kecil pada mola parsial.
2) Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin
masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada
pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas
yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa gambaran karyotipi dari mola parsialis bisa
normal ,triploidi atau trisomi seringkali 69 ,XXX atau 69 XXY. Ditemukan juga adanya fetus
dan pembengkakan pada villi yang sifatnya tidak menyeluruh. Penelitian berikutnya secara
sitogenetik menunjukkan bahwa hiperplasia trofoblas`dan pembentukan sisterna pada mola
parsialis hanya ditemukan pada konseptus yang triploid.Secara biokimiawi dan sitogenetik
ditemukan adanya gen maternal pada mola parsialis sehingga terjadinya adalah diandri
(terdiri atas satu set kromosom maternal dan dua set kromosom paternal). Gambaran
histologisd yang khas pada mola parsialis adalah adanya crinkling atau scalloping dan
ditemukannya stromal trophoblastic inclusion Hiperplasia trofoblas umumnya terjadi pada
sinsisiotrofoblas dan jarang terjadi pada sitotrofo-blas.Walaupun ada janin , umumnya
mengalami kematian pada trimester pertama. Koriokarsinoma lebih jarang terjadi pasca mola
parsialis dibandingkan dengan pasca mola komplit.
2.4 Diferensial Diagnosis Mola Hidatidosa
Diagnosa banding dari kehamilan mola hidatidosa antara lain: kehamilan ganda,
hidramnion atau abortus, Kehamilan dengan mioma.
Pemeriksaan Diagnosis :
Anamnesa / keluhan
a) terdapat gejala hamil muda
b) kadang kala ada tanda toxemia gravidarum
c) terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur warna merah tua atau kecoklatan.
d) Pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dari usia kehamilan seharusnya.
e) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan ( tidak selalu ada).
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a) Muka dan kadang kadang badan kelihatan pucat kekuning kuningan yang disebut muka
mola (mola face) atau muka terlihat pucat.
b) Bila gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.
Palpasi
a) Uterus membesar tidak seuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek.
b) Tidak teraba bagian bagian janin dan ballotemen, juga gerakan janin.
c) Adanya fenomena harmonica: darah dan gelembung mola keluar dan fundus uteri turun lalu
naik karena terkumpulnya darah baru.
d) Adanya pembesaran kelenjar tiroid, menunjukan adanya komplikasi tiroktoksikosis.
Auskultasi
a) Tidak terdengar DJJ
b) Terdengar bising dan bunyi khas
Periksa Dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian janin, terdapat
perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, seerta evaluasi keadaan servik.
Pemeriksaan penunjang
Reaksi Kehamilan
Kadar HCG yang jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. Pada kehamilan biasa kadar
HCG darah paling tinggi 100.000 IU/L, sedangkan pada molahidatidosa bisa mencapai
5.000.000 IU/L.
Uji Sonde
Sonde dimasukan secara pelan pelan dan hati hati kedalam serviks kanalis dan
kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan mola.
Foto Rontgen
Tidak terlihat tulang tulang janin pada kehamilan 3 4 bulan.
USG
Akan terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin, dan seperti sarang tawon.
III. ASESSMENT/DIAGNOSA
Ny. S, 21 Tahun, G2 P1A0 umur kehamilan 8 minggu 2 hari, keadaan umum baik
dengan Mola hidatidosa.
IV. PLANING
Melakukan asuhan sesuai dengan advis dokter, yaitu:
1. Melakukan persetujuan dengan ibu dan keluarga, bahwa akan dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan kepada ibu. (ibu menyetujui dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan).
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan di rawat inap selama beberapa hari demi
kesembuhan ibu. (Ibu setuju untuk dilakukan rawat inap)
3. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan dilakukan kuretase demi keselamatan jiwa
ibu. (Ibu dan keluarga menyetujui dengan tindakan yang akan dilakukan)
4. Memasang infus RL.
5. Memantau tanda-tanda vital ibu.
6. Memantau perdarahan.
7. Melakukan pemeriksaan Lab (Hematologi)
a. Hasil: Hemoglobin = 12.6 gr/dl
b. Hematokrit = 37 %
c. Leukosit = 8.200/mm3
d. Trombosit = 335.000/mm3
e. Eritrosit = 4.23 juta/mm3
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Mola hidatidosa adalah suatu bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblas (yaitu bagian
dari tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) Hasil pembuahan yang gagal
tersebut lalu membentuk gelembung-gelembung menyerupai buah anggur. Pertumbuhan
gelembung semakin hari semakin banyak bahkan bisa berkembang secara cepat.Hal ini yang
membuat perut seorang ibu hamil dengan Molahidatidosa tampak cepat besar.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar HCG (dengan pemeriksaan GM
titrasi) atau dapat dilihat dari hasil laboratorium beta sub unit HGG pada ibu hamil tinggi.
Pemeriksaan USG kandungan akan terlihat keadaan kehamilan yang kosong tanpa ada janin
dan tampak gambaran seperti badai salju dalam bahasa medis di sebut Snow storm.
Hamil anggur atau Molahidatidosa hanya dapat dialami oleh wanita yang pernah
melakukan hubungan suami istri. Jadi tidak benar bahwa hamil anggur bisa terjadi begitu saja
tanpa ada pertemuan sel sperma dan sel telur melalui hubungan seksual.
Hingga sekarang faktor penyebab langsung kejadian hamil anggur ini masih belum
diketahui secara pasti. Seringkali ditemukan pada masyarakat dengan kondisi sosial ekononi
yang rendah, kurang gizi, ibu yang sering hamil dan gangguan peredaran darah dalam rahim.
Tindakan kuretase menjadi pilihan untuk membersihkan rahim dari gelembung-
gelembung hamil anggur. Kuretase dilakukan dapat berulang beberapa kali tergantung
kondisi kehamilan Molahidatidosa. Dokter akan memeriksa kadar hormon Hcg dalam tubuh
ibu dan memastikan bahwa sudah sungguh-sungguh bersih. Pada keadaan yang dianggap
berbahaya bagi kesehatan ibu dapat pula dilakukan tindakan pengangkatan rahim, namun
keputusan ini juga mempertimbangkan faktor umur ibu dan jumlah anak yang sudah
dimiliki. Tindakan terakhir ini sangat jarang dilakukan.
3.2 Saran
3.2.1 Untuk Klien
Diharapkan klien dengan kehamilan Molahidatidosa mendapatkan perawatan
dan penanganan yang komprehensif, serta melakukan follow up pasca mola selama 12 bulan
sesuai jadwal, supaya dapat mendeteksi sedini mungkin bila terjadi keganasan sampai pasien
benar-benar dikatakan sembuh atau sehat.
3.2.2 Untuk Sarana Kesehatan
Diharapkan sarana kesehatan untuk memberikan penanganan yang lebih baik
lagi, untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang
diakibatkan kehamilan Molahidatidosa dan kejadian keganasan akibat Molahidatidosa.
3.2.3 Untuk STIKes Widya Dharma Husada
DAFTAR PUSTAKA
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
http://dokunimus.blogspot.com/2011/07/mola-hidatidosa.html#ixzz2QQuNSLTG
http://www.lusa.web.id/kehamilan-mola-hidatidosa-mola-hydatidosa/
http://meyceria.wordpress.com/2012/04/14/hamil-anggurmola-hidatido