Você está na página 1de 8

Lampiran Materi

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PASCA MELAHIRKAN

A. Pengertian ASI eksklusif


ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada 6 bulan pertama bayi baru
lahir tanpa adanya makanan dan minuman tambahan pendamping lai. Pada tahun 2001,
WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama hidup bayi adalah yang terbaik.

B. Manfaat ASI
Bagi ibu, ASI mempunyai beberapa manfaat yaitu:
1. Mengurangi kejadian kanker payudara
Pada saat menyusui hormon estrogen mengalami penurunan, sedangkan tanpa
aktivitas menyusui, kadar hormon estrogen tetap tinggi, inilah yang diduga sebagai
pemicu kanker payudara karena tidak ada kesiembangan hormon estrogen dan
progesterone.
2. Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan
kelenjar hipofisis yang akan merangsan terbentuknya hormon oksitosin. Oksitosin
membantu mengontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan.
3. Mengurangi anemia
Menyusui dapat menunda masa subur yang artinya menunda haid, sehingga dapat
mengurangi kejadian anemia.
4. Sebagai metode KB sementara
Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. rata-rata jarak kelahiran
ibu yang menyusui asalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui adalah 11 bulan.
Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja bisa menekan hormone untuk ovulasi,
sehingga dapat digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat: bayi belum
berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali, dan ASI diberikan secara eksklusif.
5. Mempercepat ke berat badan semula
Selama hamil, ibu menimbun lemak di bawah kulit yang akan terpakai untuk
membentuk ASI. Sehingga jika ibu tidak menyusui, lemak tersebut akan tetap
tertimbun di dalam tubuh.
Bagi bayi, ASI mempunyai beberapa manfaat yaitu:
1. Steril, aman dari pencemaran kuman, dan suhu sesuai dengan bayi
2. Mengandung antibody (zat kekebalan tubuh) untuk mencegah pertumbuhan virus.
3. Mendekatkan hubungan ibu dan bayi
Kontak kulit dini akan berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Interaksi yang
timbul saat menyusui antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi.
Perasaan aman sangat penting untuk membangun dasar kepercayaan bayi yaitu
dengan mulai mempercayai orang lain (ibu) yang selanjutnya akan timbul rasa
percaya pada diri sendiri
4. Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir,
pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik, dan mengurangi kemungkinan
obesitas

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui


1. Keyakinan ibu bahwa ibu mampu menyusui
2. Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari) dan makan makanan yang lebih bergizi
Makanan yang bergizi misalnya:

Susu dengan rendah lemak juga penting dikonsumsi oleh ibu, hal itu dikarenakan
susu banyak mengandung manfaat kalsium bagi ibu hamil. Susu juga kaya akan
protein, vitamin B dan juga vitamin D. Ketika menyusui jangan lupa untuk
mengkonsumsi susu setiap harinya sebab susu akan membantu tumbuh dan kembang
bayi. Pertumbuhan tulang bayi pun akan terpenuhi dengan mengkonsumsi susu, susu
juga bisa membuat tulang bayi semakin kuat. Meminum susu setiap hari juga
bermanfaat bagi ibu dalam memenuhi asupan kalsium untuk tulang.Saat menyusui,
kandungan kalsium pada tulang ibu akan semakin menipis. Akibatnya ibu sering
mengeluh nyeri pada tulangnya. Hal itu menandakan telah ada penipisan tulang dan
juga kalsium pada tubuh ibu. Mengkonsumsi tiga cangkir susu setiap harinya bisa
memperbaiki asupan kalsium bagi ibu.

Kacang hijau. Selama ini kacang hijau telah dikenal sebagai makanan yang
bermanfaat bagi kesehatan. Segenggam kacang hijau yang telah direbus dan
dikonsumsi setiap harinya bisa bermanfaat bagi ibu yang menyusui sebab
melancarkan ASI. Usahakan untuk meminum air rebusan kacang hijau bersamaan
dengan kacang hijaunya.

Kacang merah. Makanan yang penting bagi ibu menyusui lainnya adalah kacang
merah. Kacang merah kaya akan protein dan juga kaya akan zat besi. Zat besi akan
menghindarkan ibu dan bayi terkena anemia selain itu protein juga bermanfaat untuk
pengganti sel bayi yang rusak
Bayam juga kaya akan asam folat. Mengkonsumsi bayam setiap harinya bermanfaat
untuk mencerdaskan otak bayi. Di dalam bayam juga mengandung zat besi yang
bermanfaat untuk mencegah ibu dari anemia. Anemia saat menyusui bisa
mengurangi produksi ASI ibu dan membuat ibu mudah kelelahan.
Daun katuk. Agar produksi ASI terus melimpah, ibu bisa mengkonsumsi daun katuk
muda. Daun katuk muda dipercaya bisa menjaga produksi ASI dikarenakan
mengandung banyak vitamin dan juga mineral. Senyawa berupa steroid dan
polifenol pada daun katuk dipercaya bisa meningkatkan produksi ASI pada ibu.
Selada. Selada merupakan sayuran yang kaya akan zat besi sebab warnanya yang
hijau. Selada juga mengandung zat flavonoid, serat dan juga asam folat.
Mengkonsumsi selada dipercaya bisa mempertahankan energi ibu menyusui dan
menghindarkan ibu dari anemia. Asam folat pada selada bermanfaat untuk
kecerdasan bayi dan juga pembentukan sel darah merah.
Tahu dan tempe merupakan olahan dari kacang kedelai yang kaya akan protein dan
juga kaya akan antioksidan. Mengkonsumsi tahu dan tempe bisa membuat ibu
terlindungi dari radikal bebas. Tahu dan tempe juga kaya akan protein dimana
protein itu bisa memperbaiki sel-sel ibu yang rusak begitupula dengan bayi yang
disusui oleh ibu.
3. Ibu dalam keadaan pikiran yang tenang dan santai
4. Perhatikan cara meletakkan bayi dan meletakkan puting pada mulut bayi dengan
benar
5. Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi ASI
6. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami sangat penting

D. Cara menyusui yang baik dan benar


Sebelum menyusui sebaiknya ibu mencuci tangan terlebih dahulu dan bersihkan puting
susu dengan air hangat kemudian dilap dengan kain yang bersih.
1. Posisi saat menyusui
Ibu duduk dalam posisi nyaman dan santai, jika perlu pakailah kursi dengan
sandaran punggung dan lengan.
Gunakan bantal untuk mengganjal bayi agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari
payudara
Jika ibu menyusui dalam posisi berbaring, maka harus dijaga agar hidung bayi
tidak tertutup
2. Memasukkan puting susu
Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada siku
bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap ke badan ibu
Lengan kiri bayi diletkakan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang/
paha kanan bayi
Sanggalah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri di bawahnya, dan
ibu jari di atasnya tetapi tidak sampai atas bagian yang berwarna hitam (aerola
mamae)
Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu
Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
Masukkan puting susu secepatnya ke dalam mulut sampai daerah berwarna hitam
3. Cara menyusui yang benar
Biarkan bayi menyusu pada satu payudara hingga puas atau bayi melepas sendiri
puting susu ibu.
Menyusui kanan kiri bergantian dan berpindah ke sisi lain setelah mengosongkan
payudara yang sedang disusukan
Manfaat pngosongan payudara yaitu:
Mencegah pembengkakan payudara
Meningkatkan produksi ASI
Bayi mendapat komposisi lengkap (kolostrum hingga lemak)
Melepaskan hisapan bayi setelah selesai menyusukan bayi atau jika payudara
sudah terasa kosong dan ingin pindah ke payudara yang lain. Dengan cara:
Masukkan jari kelingking ibu yangbersih ke sudut mulut bayi dengan menekan
dagu bayi.
Jangan menarik puting susu untuk melepaskannya

4. Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan, sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan
payudara yang lain dengan cara:
Sandarkan bayi di pundak ibu dan tepuklan punggung bayi dengan pelan sampai
keluar sendawa
Bayi ditelungkupkan di pangkuan ibu sambil digosok punggungnya

E. Cara mengeluarkan atau memerah ASI menggunakan tangan


1. Cuci tangan ibu sebelum memegang payudara
2. Cari posisi nyaman dengan duduk atau berdiri dengan santai
3. Pegang cangkir atau botol yang bersih untuk menampung ASI
4. Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
5. Letakkan ibu jari pada batas atas aerola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas
aerola bagian bawah
6. Tekan kedua jari ini ke dalam kea rah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari
tadi
7. Pijat daerah di antara kedua jari tadi kea rah depan sehingga akan memerah dan
mengelurakan ASI. Jangan menekan, memijat, atau menarik puting susu karena ii
tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
8. Setelah keluaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan
cara berputar pada sisi-sisi lain dari batas aerola dengan kedua jari selalu berhadapan
9. Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sampai payudara kosong

F. Masalah dalam menyusui dan cara menanganinya


1. Produksi ASI kurang
Penanganan:
Ibu harus mengonsumsi makanan yang bergizi
Menyusuilah dengan sabar dan tidak tergesa-gesa meski bayi seringkali menangis
Menyusui secara bergantian antara kedua payudara
Minimalkan penggunaan dot karena akan membingungkan bayi (bayi bingung
puting). Sehingga akan mengurangi rangsangan untuk memproduksi ASI

2. Payudara bengkak
Payudara bengkak terjadi pada hari-hari pertama setelah melahirkan karena menyusui
kurang efektif. Sehingga ASI mengumpul dalam payudara, menekan pembuluh darah
dan saluran limfe. Hal tersebut menyebabakan payudara bengkak dan nyeri.
Penanganan:
Bayi disusukan segera untuk menghindari pembengkakan
Susui menurut kehendak bayi, tanpa dijadwalkani
Lakukan pijat payudara (massage payudara)
3. Puting payudara nyeri
Rasa sakit akan berkurang setelah ASI keluar. Jika posisi mulut bayi dan puting ibu
sudah benar, perasaan nyeri akan berkurang secara bertahap.
Penanganan:
Menyusuilah dengan posisi yang benar
Mulai menyusui dengan puting payudara yang tidak sakit untuk mengurangi nyeri
Keluarkan sedikit ASI dan oleskan di puting payudara dan biarkan payudara
terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering
4. Puting payudara lecet
Penanganan:
Mengoleskan kolostrum atau ASI di sekitar puting susu sesudah menyusui
Puting susu diistirahatkan selama kurang lebih 1x24 jam
Selama diistirahatkan, dianjurkan ASI tetap dikeluarkan dengan tangan dan tidak
dianjurkan menggunakan alat pompa untuk mengurangi nyeri
Meminumkan ASI pada bayi dengan menggunakan sendok bersih selama masa
istirahat
Tidak diperbolehkan mencuci payudara dengan sabun, cukup dengan air hangat
5. Peradangan payudara (mastitis)
Biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan, yaitu luka pada
puting karena terinfeksi.
Penanganan:
Ibu tetap menyusui menggunakan payudara yang tidak terinfeksi
Minum air putih minimal 2 liter sehari
Minum obat antibitok
Lakukan perawatan payudara secara rutin
Istirahat dengan cukup

G. Cara pemberian dan penyimpanan ASI untuk Ibu yang bekerja:


ASI yang telah ditampung di gelas tertutup atau cangkir dapat disimpan dengan cara
sebagai berikut:
Pada suhu kamar atau udara terbuka 26C bertahan pada selama 6-8 jam
Disimpan di termos es, tahan selama 24 jam
Disimpan dalam lemari es, tahan sampai 2-3 hari
Disimpan dalam freezer:
- Bila lemari es pintu satu bertahan sampai 2 minggu
- Bila lemari es pintu dua (khusus freezer) bertahan sampai 3 bulan
Untuk ASI yang disimpan dalam freezer, beberapa jam sebelum disusukan harus
dikeluarkan terlebih dahulu untuk dihangatkan dengan cara direndam dengan air
hangat, tanpa harus dihangatkan secara langsung dengan api karena apabila
dihangatkan dengan api langsung akan merusak kandungan gizi dalam ASI.
Berikanlah ASI dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol dan dot.

H. Perawatan payudara
1. Alat yang digunakan:
Minyak alami/minyak kelapa
Kassa/ kapas
Wash lap
Handuk kecil/handuk besar
Wadah yang berisi air hangat dan air dingin
2. Cara kerja:
Pada saat melakukan perawatan payudara, ibu dianjurkan untuk duduk santai di kursi
bersandar dan kaki ditopang dengan bangku kecil (kaki tidak menggantung). Anjurkan
ibu untuk melepaskan BH dan meletakkan handuk kecil di bawah payudara.
Adapun cara yang dilakukan yaitu:
Basahi kassa kapas dengan minyak kelapa
Tempelkan kassa/kapas yang telah dibasahi dengan minyak tersebut pada puting
payudara selama 5 menit
Bersihkan puting susu tersebut hingga kotoran di sekitar aerola dan puting
payudara terangkat
Tuangkan sedikit minyak kelapa di kedua telapak tangan ibu, lalu ratakan ke kedua
payudara dengan gerakan melingkar dari dalam keluar atau sebaliknya. Lakukan
gerakan ini sebanyak 20 kali (5 menit-10 menit)
Lakukan pengompresan payudara dengan menggunakan air hangat bergantian
dengan air dingin selama 5 menit menggunakan wash lap
Keringkan payudara dengan handuk kecil
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Lakukan perawatan payudara secara rutin untuk mencegah infeksi atau peradangan
2. Bersihkan payudara ketika mandi
3. Jika terkena sabun, pastikan sabun telah dibilas dengan bersih
4. Gunakan BH yang cukup menunjang payudara dan tidak terlalu ketat (lebih baik
berukuran lebih besar)
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L. 2004. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.


Danuatmaja, B., Meiliasari, M. 2004. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa
Swara.
Hidayat, A.A., Uliyah, M. 2008. Keterampilan Praktik Dasar Klinik untuk Kebidanan. Edisi
2. Salemba Medika: Jakarta.
Hosono, T., Takashima, Y., Morita, Y., Nishimura, Y., Sugita, Y., Isami, C., Sakamoto, I.,
Tagami, K., Hidaka, Y., Suzuki, A. 2010. Effects of a heat and steam generating sheet
on relieving symptoms of primary dysmenorrhea in young women. The Journals of
Obstetrics and Gynaecology Research (4): 818-824.
Nagashima, Y., Igaki, M., Suzuki, A., Tsuchiya, S., Yamazaki, Y., Hishinuma, M., Oh-ishi, S.,
Majima, M. 2011. Application of a Heat and Steam Generating Sheet Increases
Peripheral Blood Flow and Induces Parasympathetic Predominance. Evidence Based
Complementary and Alternative Medicine. Article ID 965095 (13 pages).
Potter & Perry, 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., Brenda, G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Você também pode gostar