Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pembimbing :
dr. Tundjungsari Ratna, Sp.A
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi pada anak yang sangat serius dan
merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling banyak
menyebabkan kematian pada balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada
anak, kematian balita karena pneumonia mencakup 19% dari seluruh kematian balita dimana
sekitar 70% kematian balita disebabkan diare, pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi.
Depkes, (2011) menunjukkkan Streptococcus Pneumonia, Haemophilus influenza dan
Respiratory Syncytial Virus sebagai penyebab utama pneumonia pada anak.
Indonesia merupakan salah satu diantara ke 15 negara tersebut dan menduduki
peringkat ke-6 dengan jumlah kasus sebanyak 6 juta. Menurut hasil Riskesdas 2007,
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua di Indonesia pada balita (13,2%). Pada
tahun 2012 jumlah penderita pneumonia pada balita di Indonesia sebesar 23,42% (Kemenkes
RI, 2013). Pneumonia merupakan penyakit pada kelainan parenkim paru dan dapat menjadi
pencetus penyakit cor pulmonale.Penyakit cor pulmonale merupakan penyakit paru dengan
hipertrofi dan atau dilatasi ventrikel kanan akibat gangguan fungsi dan atau struktur paru
(setelah menyingkirkan penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung lain yang
primernya pada jantung kiri). Cor pulmonale dapat terjadi secara akut maupun kronik
penyebab akut tersering adalah emboli Umumnya pada daerah dengan polusi udara yang
tinggi dan berada di lingkungan perokok yang tinggi dengan prevalensi bronchitis kronik dan
emfisema didapatkan peningkatancor pulmonale. Cor pulmonalelebih banyak disebabkan
exposure daripada predisposisi.
BAB II
IDENTITAS DAN RESUME PASIEN
1.2.2 Resume Perkembangan Pasien Saat di Rumah Sakit (17-26 September 2016)
Keterangan :
Laki laki
Perempuan
Pasien
II.3 Denah Rumah
RT.3
KM D
MM
RT.2
RK
RT.1
RT
Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu menjaga kesehatan lingkungan rumah dan
sekitar, menjauhi faktor-faktor yang memicu sesak dan batuk seperti asap rokok, bulu-
bulu boneka atau selimut, asap pembakaran, dan lainnya.
Edukasi tentang komplikasi yang dapat terjadi pada pasien.
Edukasi mengenai asupan makanan dan gizi yang baik untuk pasien.
Lingkungan rumah pasien yang kurang bersih dan sehat sehingga memudahkan
terjadinya infeksi karena peliharaan burung di dalam kandang yang diletakkan di
dalam rumah
Kesadaran akan pentingnya pencahayaan di dalam rumah dari sinar matahari yang
masih kurang
Ibu kurang memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi anaknya setiap hari.
Status Gizi :
Lingkar Kepala : titik temu antara garis z-score 0 dan -1 = Mesocephal
Berdasarkan Waterlow 1972 :
Berdasarkan BB/TB = BB sekarang x 100%
BB ideal menurut TB
= 24
30 x 100%
= 80 %
Kesan : Gizi Kurang
Pemeriksaan Fisik :
Kepala dan Wajah: Normochepal (LK:46), distribusi rambut merata, tidak mudah
dicabut, tidak adanya sianosis pada wajah.
Mata : Simetris, konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada.
Hidung: Bentuk dan posisi normal, ada sekret bening dan cair.
Telinga: Bentuk normal, tidak ada sekret
Mulut : Mukosa bibir tidak sianosis
Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, tidak teraba massa lainnya.
Paru
Inspeksi : tidak ada retraksi, pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : masih terdapat suara napas tambahan rhonki dan tidak ada wheezing.
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I-II regular, tidak ada murmur dan tidak ada gallop,
heart rate 128x/m
II.7.2 Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama kakek, nenek, paman dankedua orang tua dengan
jumlah anggota keluarga sebanyak 6 orang.Pasien adalah anak pertama dan satu-
satunya. Sehari-hari pasien lebih dekat dengan neneknya, pasien aktif bermain bersama
saudara sepupunya karena tempat tinggal yang bedekatan. Keluarga pasien terlihat
kompak dan harmonis.
II.7.3 Fungsi Ekonomi
Orang tua pasien bekerja sebagai buruh tetapi keluarga bergantung kepada ibu
pasien. Biaya kehidupan sehari-hari pasien lebih bergantung kepada pekerjaan ibunya
sebagai Buruh Pabrik dengan pendapatan perbulan Rp.200.000- 1.000.000,-
II.7.4Fungsi Religius
Nenek pasien mengatakan anak lebih suka minum susu di dot daripada makan. Pasien
sehari harimakan 2-3kali.Pasien sering memakan atau menyemil jajanan yang dibeli diluar.
Permasalahan Penyelesaaian
- Kurangnya kesadaran keluarga - menjelaskan mengenai penyakit pasien dan dan memberikan
mengenai kesehatan dan edukasi tentang menjaga kesehatan dengan kata-kata yang
kebersihan rumah pasien sopan dan bisa diterima oleh keluarga pasien
- Kurangnya pengetahuan - Edukasi mengenai penyakit dan bahaya yang dapat terjadi
keluarga mengenai penyakit apabila dibiarkan dan pentingnya mengontrol kesehatan
pasien pasiendan keluarga
- Kebersihan rumah dan - Edukasi mengenai kebiasaan mencuci tangan sebelum
Higienitas perorang yang belum makan, setelah BAB dan BAK
baik - Memotong dan membersihkan kuku jari
- Membersihkan rumah dan menata rumah setiap hari
agar debu dan kotoran tidak menumpuk
- Tingginya kepercayaan pasien - Edukasi dengan tidak menyingung keluarga pasien,
mengenai hal lain selain hal menjelaskan mengenai bagaimana penyakit memang bisa terjadi
medis yang mempengaruhi kapan saja tanpa terduga
kesehatan keluarga. - Menjelaskan dan membuat keluarga pasien mengerti hal yang
lebih masuk akal akan terjadinya suatu penyakit.
BAB IV
a. Tingkat pemahaman
Orang tua dan keluarga pasien cukup paham mengenai penyuluhan yang diberikan
oleh dokter muda. Orang tua dan keluarga tampak kritis dalam hal menanyakan mengenai
kesehatan pasien dan akan berusaha sebaik mungkin demi menjaga kesehatan keluarga. Dan
saat itu juga keluarga langsung menyingkirkan hal-hal berbulu seperti boneka, selimut
berbulu yang memicu perkembangan penyakit.
b. Hasil pemeriksaan
Keadaan pasien sudah mulai membaik. Sesak dan jantung yang berdebar tidak
dirasakan kembali. Tetapi pilek memang masih dirasakan oleh pasien. Pasien diperbolehkan
pulang setelah 5 hari perawatan dengan diberikan edukasi sebelumnya oleh dokter
c. Faktor Pendukung
Keluarga bersedia untuk kunjungan dokter muda danmenyambut kedatangan
dengan ramah.
d. Faktor Penyulit
Lingkungan rumah pasien yang kurang bersih dan sehat sehingga memudahkan
terjadinya infeksi.
Ibu dan Ayah pasien kurang memperhatikan keadaan pasien sehari-hari dikarenakan
keduanya bekerja setiap hari.
Ibu kurang memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi anaknya setiap hari.
Pasien sering bermain diluar pada tempat yang kurang higienis
Nenek pasien masih mempercayai perihal spiritual dan hal gaib yang kemungkinan
penyakit pasien berasal dari hal tersebut