Você está na página 1de 22

AFTER CARE

GLOMERULONEFRITIS AKUT DENGAN


HIPERTENSI PADA ANAK DIIKUTI SM

MARLIN FERIANI SORMIN


1610221061

Pembimbing :
dr. Tundjungsari Ratna, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ANAK


RSUD AMBARAWA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi pada anak yang sangat serius dan
merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling banyak
menyebabkan kematian pada balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada
anak, kematian balita karena pneumonia mencakup 19% dari seluruh kematian balita dimana
sekitar 70% kematian balita disebabkan diare, pneumonia, campak, malaria, dan malnutrisi.
Depkes, (2011) menunjukkkan Streptococcus Pneumonia, Haemophilus influenza dan
Respiratory Syncytial Virus sebagai penyebab utama pneumonia pada anak.
Indonesia merupakan salah satu diantara ke 15 negara tersebut dan menduduki
peringkat ke-6 dengan jumlah kasus sebanyak 6 juta. Menurut hasil Riskesdas 2007,
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua di Indonesia pada balita (13,2%). Pada
tahun 2012 jumlah penderita pneumonia pada balita di Indonesia sebesar 23,42% (Kemenkes
RI, 2013). Pneumonia merupakan penyakit pada kelainan parenkim paru dan dapat menjadi
pencetus penyakit cor pulmonale.Penyakit cor pulmonale merupakan penyakit paru dengan
hipertrofi dan atau dilatasi ventrikel kanan akibat gangguan fungsi dan atau struktur paru
(setelah menyingkirkan penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung lain yang
primernya pada jantung kiri). Cor pulmonale dapat terjadi secara akut maupun kronik
penyebab akut tersering adalah emboli Umumnya pada daerah dengan polusi udara yang
tinggi dan berada di lingkungan perokok yang tinggi dengan prevalensi bronchitis kronik dan
emfisema didapatkan peningkatancor pulmonale. Cor pulmonalelebih banyak disebabkan
exposure daripada predisposisi.
BAB II
IDENTITAS DAN RESUME PASIEN

1.1 Identitas Pasien dan Keluarga


1.1.1 Identitas Pasien
- Nama Pasien : An. M.Rizki
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Tanggal Lahir : 15 Mei 2005
- Umur : 11 tahun 4 bulan
- Alamat : Desa Krajan Jetis RT 3/5 Bandungan
- Suku Bangsa : Jawa
- Pendidikan : SD Kelas 5
- Tanggal Masuk RS : 17 September 2016
- Tanggal Keluar RS : 26 September 2016

1.1.2 Identitas Kepala Keluarga


- Nama : Budi Prasetyo
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Usia : 34 tahun
- Alamat : Desa Krajan Jetis RT 3/5 Bandungan
- Pekerjaan : Pemilik Warung Makan
- Agama : Islam
- Suku Bangsa : Jawa

1.2 Resume Penyakit dan Perkembangan Pasien


1.2.1 Resume Saat Sebelum Masuk Rumah Sakit (17 September 2016)

3 hari sebelumnya, pasien sudah mengeluhkan bengkak kedua kelopak mata


kanan dan kiri, yang semakin hari semakin bengkak. Kemudian pasien dibawa
ke Puskesmas Duren dan oleh dokter umum di Puskesmas segera dirujuk ke
RSUD Ambarawa.

1.2.2 Resume Perkembangan Pasien Saat di Rumah Sakit (17-26 September 2016)

Keadaan umum pasien semakin hari tampak membaik. Bengkak berkurang


pada wajah dan kelopak mata. Berikut data perkembangan pasien :

Tanggal Catatan Integrasi Instruksi


18/9/16 S : wajah bengkak terutama pada kelopak P:
Pukul - Pasang venflon
mata, kaki sedikit bengkak, batuk dan
- Injeksi Furosemid 1x10 mg
6.00
pilek, tidak ada demam, tidak pusing dan - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
- Captopril 3x6,25 mg
BAK lancar - Diit rendah garam dan protein 1
O : KU: Tampak sakit sedang
gr/kgBB/hari
Kes: compos mentis
- Cek DR, albumin, kolesterol,
TTV: N: 103x/menit
RR: 24x/menit dan urin
o
T: 36,5 C
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra
Ekstremitas: sedikit edema pada tungkai,
akral hangat, tidak ada sianosis, CRT < 2
detik.
A: Glomerulonefritis Akut dd Sindrom
Nefrotik + Hipertensi
19/9/16 S : wajah bengkak, bengkak di kaki P:
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
berkurang, batuk dan pilek, tidak ada
- Injeksi Ampisilin 3x750 mg
6.00
demam, tidak pusing - Captopril 3x6,25 mg
O : KU: Tampak sakit sedang - Diit rendah garam dan protein 1
Kes: compos mentis
gr/kgBB/hari
TTV: N: 60x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,4oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra serta edema wajah
Ekstremitas: edema pada tungkai
berkurang, akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
20/9/16 S : wajah bengkak, bengkak di kaki P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
berkurang, batuk, tidak ada demam, tidak
- Injeksi Ampisilin 3x750 mg
6.00
pusing - Captopril 3x6,25 mg
O : KU: Tampak sakit sedang - Diit rendah garam dan protein 1
Kes: compos mentis
gr/kgBB/hari
TTV: N: 72x/menit
- Cek urine
RR: 36x/menit
T: 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra serta edema wajah
Ekstremitas: edema pada tungkai
semakin berkurang, akral hangat, tidak
ada sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
21/9/16 S : wajah bengkak mulai berkurang, P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
batuk hari ke-4, tidak ada demam, tidak
- Injeksi Ampisilin 3x750 mg
10.00
pusing - Captopril 3x6,25 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Diit rendah garam dan protein 1
Kes: compos mentis
TTV: N: 72x/menit gr/kgBB/hari
RR: 36x/menit - Bed rest
T: 36,7oC
TD: 120/90 mmHg
Hasil Lab Urine :
Protein urine +3
Eritrosit 1 sel/mL
Sedimen eritrosit 16-18 LPB
Sedimen Leukosit 3-7 LPB
Bakteri +
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra mulai pada wajah
mulai berkurang
Ekstremitas: edema pada tungkai
semakin berkurang, akral hangat, tidak
ada sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
22/9/16 S : wajah bengkak berkurang, batuk hari P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
ke-4, tidak ada demam, tidak pusing
6.15 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 72x/menit - Diit rendah garam dan protein 1
RR: 36x/menit
gr/kgBB/hari
T: 36,7oC
- Bed rest
TD: 150/120 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra pada wajah
berkurang
Ekstremitas: akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
23/9/16 S : wajah bengkak berkurang, tidak ada P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
demam, tidak pusing, tidak mual
6.15 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 80x/menit - Diit rendah garam dan protein 1
RR: 24x/menit gr/kgBB/hari
o
T: 36,2 C - Bed rest
TD: 130/100 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema palpebra superior dan
inferior dextra sinistra pada wajah
berkurang
Ekstremitas: akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
24/9/16 S : bengkak di wajah berkurang, tidak P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
ada demam, tidak pusing, tidak mual
6.00 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 100x/menit - Diit rendah garam dan protein 1
RR: 20x/menit
gr/kgBB/hari
T: 36,3oC
TD: 110/90 mmHg - Bed rest
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema wajah berkurang
Ekstremitas: akral hangat, tidak ada
sianosis, CRT < 2 detik.
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
25/9/16 S : bengkak di wajah menghilang, tidak P :
Pukul - Injeksi Furosemid 1x10 mg
ada demam, tidak pusing
6.00 - Injeksi Ampisilin 3x750 mg
O : KU: Tampak sakit sedang
- Captopril 3x6,25 mg
Kes: compos mentis
TTV: N: 80x/menit - Diit rendah garam dan protein 1
RR: 20x/menit
gr/kgBB/hari
T: 36oC
TD: 90/60 mmHg - Bed rest
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema wajah menghilang
Ekstremitas: akral hangat
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi
26/9/16 S : tidak ada demam, tidak pusing, tidak P :
Pukul - Boleh pulang
ada keluhan
6.00 Terapi bawa pulang :
O : KU: membaik
- Amoxicilin 3x500 mg
Kes: compos mentis
- Captopril 3x12,5 mg
TTV: N: 81x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,5oC
TD: 100/70 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Wajah : edema wajah menghilang
Ekstremitas: akral hangat
A: Glomerulonefritis Akut + Hipertensi

1.3 Edukasi Sebelum Pulang

Edukasi untuk kontrol kembali ke rumah sakit


Edukasi kepada pasien tentang obat yang diberikan apabila mulai merasa bengkak
kembali dan sesak segera kembali ke rumah sakit
Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang diderita anaknya
Edukasi untuk memperhatikan dan memilih asupan makanan yang sesuai untuk pasien
Edukasi kepada keluarga pasien untuk memantau perkembangan pasien dan segera ke
rumah sakit apabila terjadi sesak napas yang hebat dan bengkak pada tubuh pasien
BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

II.1 Profil Keluarga Yang Tinggal Satu Rumah

II.1.1 Tabel Daftar Anggota Keluarga

No Nama Kedudukan Jenis Kelamin Usia Pendidika Pekerjaan


. (tahun) n
1 Tn.B Ayah Laki Laki 34 SMK Wirausaha
2 Ny.I Ibu Perempuan 40 SD Karyawan
3 An.M Anak Ke-1 Perempuan 14 SMP Buruh
4 An.MR Anak Ke-2 Laki laki 11 SD Buruh
5 An.G Anak Ke-3 Perempuan 8 SD Buruh

II.2.2 Genogram Keluarga

Keterangan :

Laki laki

Perempuan

Pasien
II.3 Denah Rumah

RT.3
KM D

MM

RT.2
RK

RT.1
RT

II.4 Edukasi saat kunjungan

Menjelaskan mengenai Glomerulonefritis Akut dan Hipertensi

Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu menjaga kesehatan lingkungan rumah dan
sekitar, menjauhi faktor-faktor yang memicu sesak dan batuk seperti asap rokok, bulu-
bulu boneka atau selimut, asap pembakaran, dan lainnya.
Edukasi tentang komplikasi yang dapat terjadi pada pasien.
Edukasi mengenai asupan makanan dan gizi yang baik untuk pasien.

II.5 Faktor Pendukung Keberhasilan After Care Patient

Keluarga bersedia untuk kunjungan dokter muda dan menyambut kedatangan


dengan ramah.

Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan mengenai


keadaan pasien.

Keluarga berusaha untuk selalu mengontrol dan mengawasi perkembangan


kesehatan pasien terutama ayah dan ibu pasien.
Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk melakukan hidup sehat

Tempat tinggal pasien dekat dengan sarana kesehatan

II.6 Faktor Penghambat Keberhasilan Pasien

Lingkungan rumah pasien yang kurang bersih dan sehat sehingga memudahkan
terjadinya infeksi karena peliharaan burung di dalam kandang yang diletakkan di
dalam rumah

Kesadaran akan pentingnya pencahayaan di dalam rumah dari sinar matahari yang
masih kurang

Ibu kurang memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi anaknya setiap hari.

Pasien sering bermain diluar pada tempat yang kurang higienis

II.7 Identifikasi Fungsi Fungsi Keluarga

II.7.1 Fungsi Biologis

An. MR laki-laki berusia 11 tahun 4 bulan, post opname dengan Glomerulonefritis


akut dengan Hipertensi dan Gizi Kurang. Sebelumnya pasien merasakan bengkak di
kedua kelopak mata kanan dan kiri hingga wajah. Saat ini keluhan sudah tidak
dirasakan lagi.
Keadaan Umum : tampak baik, kesadaran compos mentis
Tanda tanda vital :
- HR : 88 kali/menit
- TD : 110/75 mmHg
- RR : 32 kali/menit
- T : 36,70C
Status Gizi :
- BB : 27 kg
- TB : 132 cm
- LK : 51 cm

Status Gizi :
Lingkar Kepala : titik temu antara garis z-score 0 dan -1 = Mesocephal
Berdasarkan Waterlow 1972 :
Berdasarkan BB/TB = BB sekarang x 100%
BB ideal menurut TB
= 24
30 x 100%
= 80 %
Kesan : Gizi Kurang

Pemeriksaan Fisik :
Kepala dan Wajah: Normochepal (LK:46), distribusi rambut merata, tidak mudah
dicabut, tidak adanya sianosis pada wajah.
Mata : Simetris, konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada.
Hidung: Bentuk dan posisi normal, ada sekret bening dan cair.
Telinga: Bentuk normal, tidak ada sekret
Mulut : Mukosa bibir tidak sianosis
Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, tidak teraba massa lainnya.
Paru
Inspeksi : tidak ada retraksi, pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : masih terdapat suara napas tambahan rhonki dan tidak ada wheezing.
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I-II regular, tidak ada murmur dan tidak ada gallop,
heart rate 128x/m
II.7.2 Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama kakek, nenek, paman dankedua orang tua dengan
jumlah anggota keluarga sebanyak 6 orang.Pasien adalah anak pertama dan satu-
satunya. Sehari-hari pasien lebih dekat dengan neneknya, pasien aktif bermain bersama
saudara sepupunya karena tempat tinggal yang bedekatan. Keluarga pasien terlihat
kompak dan harmonis.
II.7.3 Fungsi Ekonomi
Orang tua pasien bekerja sebagai buruh tetapi keluarga bergantung kepada ibu
pasien. Biaya kehidupan sehari-hari pasien lebih bergantung kepada pekerjaan ibunya
sebagai Buruh Pabrik dengan pendapatan perbulan Rp.200.000- 1.000.000,-

II.7.4Fungsi Religius

Pasien dan keluarganya adalah seorang muslim. Pasien sering mengikuti


pengajianyang di adakan di rumah-rumah tetangganya setiap minggu

II.7.5 Fungsi Sosial Budaya

Keluarga pasien di dalam lingkungannya adalah warga biasa. Pasien biasa


bermain di halaman rumah bersama saudara sepupunya.

II.7.6 Pola Konsumsi Pasien

Nenek pasien mengatakan anak lebih suka minum susu di dot daripada makan. Pasien
sehari harimakan 2-3kali.Pasien sering memakan atau menyemil jajanan yang dibeli diluar.

II.8 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan


11.8.1 Faktor Perilaku
Keluarga sangat kurang dalam menjaga kesehatan dan kebersihandirumah
Keluarga pasien kurang memantau kebersihan dan konsumsi makanan dan minuman pasien
sehari-hari
Keluarga pasien masih mempercayai selain hal medis yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit yang di derita.
11.8.2 Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas dan Rumah sakit dekat dengan rumah
pasien. Jarak pelayanan kesehatan terdekat dari rumah pasien yaitu sekitar 1-2 km.

II.9. Identifikasi Lingkungan Rumah

Rumah pasien memasuki jalanan yang bergang, letak rumahnya menyusuri


turunan dan berada di paling ujung dan terpojok sendiri dekat dengan sungai. Pada
bagian kanan rumah pasien terdapat sungai dan jamban serta pepohonan dan tempat
pembuangan sampah yang kurang terpelihara. Di depan rumah pasien terdapat tanah
lapang yang terdapat rerumputan dan satu rumah kecil. Rumahterdiri satu ruang
tamu, 3 kamar, 1 kamar mandi dan 1 dapur yang terdapat dibelakang rumah. Ruang
tamu berada didepan dengan lantai sudah memakai keramik. Atap rumah terlindung
asbes tetapi pada beberapa kamar langsung dengan atap tanpa asbes. Dinding rumah
sudah dengan tembok dan di cat.
Ventilasi udara hanya terdapat sedikit pada atas jendela dan pintu, jendela yang
berada di ruang tamu tidak pernah dibuka, cahaya dan udara masuk melalui pintu
yang terbuka. Saat masuk ke dalam rumah sinar matahari hanya masuk sampai batas
ruang tamu saja pada kamar udara tidak dapat masuk karena jendela yang tidak
dapat terbuka hanya cahaya matahari saja yang dapat memasuki kamar pertama,
pada kamar kedua dan ketiga tidak dapat adanya ventilasi udara.Isi dalam rumah
terlihat sangat padat dan penuhnya barang-barang yang mengisi hampir setiap sudut
rumah dan juga terdapatnya barang-barang yang tak terpakai masih tersimpan
didalam rumah sehingga di dalam rumah terlihat banyaknya debu dan kotoran.
Dapur dan wc letaknya berdekatan, dapur terlihat kurang bersih dan tidak
tertata rapi. Wc berada diluar hanya terdapat beberapa ember untuk mengisi air dan
tidak terdapat adanya kakus karena terdapatnya jamban dekat sungai yang letaknya
di samping rumah pasien. Air yang digunakan untuk masak dan mandi dari air
sumur, sumber listrik dari PLN, sampah dibuang ke tempat sampah yang terletak di
depan rumah.

II.10 Tabel Permasalahan

Permasalahan Penyelesaaian

- Kurangnya kesadaran keluarga - menjelaskan mengenai penyakit pasien dan dan memberikan
mengenai kesehatan dan edukasi tentang menjaga kesehatan dengan kata-kata yang
kebersihan rumah pasien sopan dan bisa diterima oleh keluarga pasien
- Kurangnya pengetahuan - Edukasi mengenai penyakit dan bahaya yang dapat terjadi
keluarga mengenai penyakit apabila dibiarkan dan pentingnya mengontrol kesehatan
pasien pasiendan keluarga
- Kebersihan rumah dan - Edukasi mengenai kebiasaan mencuci tangan sebelum
Higienitas perorang yang belum makan, setelah BAB dan BAK
baik - Memotong dan membersihkan kuku jari
- Membersihkan rumah dan menata rumah setiap hari
agar debu dan kotoran tidak menumpuk
- Tingginya kepercayaan pasien - Edukasi dengan tidak menyingung keluarga pasien,
mengenai hal lain selain hal menjelaskan mengenai bagaimana penyakit memang bisa terjadi
medis yang mempengaruhi kapan saja tanpa terduga
kesehatan keluarga. - Menjelaskan dan membuat keluarga pasien mengerti hal yang
lebih masuk akal akan terjadinya suatu penyakit.
BAB IV

KESIMPULAN KUNJUNGAN KELUARGA

Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada tanggal 23September 2016. Dari


pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil sebagai berikut :

a. Tingkat pemahaman
Orang tua dan keluarga pasien cukup paham mengenai penyuluhan yang diberikan
oleh dokter muda. Orang tua dan keluarga tampak kritis dalam hal menanyakan mengenai
kesehatan pasien dan akan berusaha sebaik mungkin demi menjaga kesehatan keluarga. Dan
saat itu juga keluarga langsung menyingkirkan hal-hal berbulu seperti boneka, selimut
berbulu yang memicu perkembangan penyakit.
b. Hasil pemeriksaan
Keadaan pasien sudah mulai membaik. Sesak dan jantung yang berdebar tidak
dirasakan kembali. Tetapi pilek memang masih dirasakan oleh pasien. Pasien diperbolehkan
pulang setelah 5 hari perawatan dengan diberikan edukasi sebelumnya oleh dokter
c. Faktor Pendukung
Keluarga bersedia untuk kunjungan dokter muda danmenyambut kedatangan
dengan ramah.

Keluarga memperhatikan dengan baik ketika diberikan penjelasan mengenai


keadaan pasien.

Keluarga berusaha untuk selalu mengontrol dan mengawasi


perkembangankesehatan pasien terutama ayah dan ibu pasien.

Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk melakukan hidup sehat

Tempat tinggal pasien dekat dengan sarana kesehatan

d. Faktor Penyulit
Lingkungan rumah pasien yang kurang bersih dan sehat sehingga memudahkan
terjadinya infeksi.

Kesadaran akan kebersihan pada keluarga pasien kurang.

Ibu dan Ayah pasien kurang memperhatikan keadaan pasien sehari-hari dikarenakan
keduanya bekerja setiap hari.

Ibu kurang memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi anaknya setiap hari.
Pasien sering bermain diluar pada tempat yang kurang higienis

Nenek pasien masih mempercayai perihal spiritual dan hal gaib yang kemungkinan
penyakit pasien berasal dari hal tersebut

LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN

Você também pode gostar