Você está na página 1de 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan uri) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998). Pada proses persalinan

terdapat perubahan fisiologis dan perubahan psikologis. Primigravida atau ibu pada

kehamilan pertama tidak jarang memiliki perasaan terganggu yang muncul akibat

cerita-cerita yang didengar dilingkungan masyarakat bahwa melahirkan itu

menyakitkan sampai mempertaruhkan nyawa. Seharusnya ibu hamil yang akan

melakukan persalinan harus memiliki kesiapan mental maupun emosional untuk

kelancaran persalinan. Dari hasil wawancara dengan bidan desa penidon kecamatan

plumpang kabupaten tuban bahwasannya banyak ibu hamil primigravida trimester III

yang mengalami kecemasan atau takut menghadapi persalinan terjadi pembukaan

lebih lama.
Prevalensi tingkat kecemasan wanita hamil di Portugal (18,2%), Banglades

(29%), Hongkong(54%), dan Pakistan sebesar (70%). Kemudian hasil dari penelitian

di Indonesia pada tahun 2012 hampir 76,8% ibu mengalami kecemasan, pada akhir

kehamilan kecemasan ibu 80% diantaranya dialami oleh ibu primigravida.

Berdasarkan laporan tahunan diprovinsi Jawa Timur tahun 2012 hampir 73,5% ibu

mengalami kecemasan pada akhir kehamilan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Munir (2010) di BPS Kabupaten Tuban pada bulan MeiJuni 2011 dari 30 responden,

14 orang (45%) responden mengalami tingkat kecemasan sedang dari 30 responden


tersebut. Dari studi pendahuluan pada bulan oktober di bidan desa penidon kecamatan

plumpang kabupaten tuban melalui wawancara menunjukkan dari 7 orang ibu hamil

primigravida mengalami cemas berat sebanyak 2 orang (28,57%), mengalami

kecemasan sedang sebanyak 4 orang (57,15%), dan mengalami kecemasan ringan

sebanyak 1 orang (14,28%).


Ketakutan merupakan salah satu penyebab terjadinya kecemasan pada ibu

hamil primigravida dalam menghadapi persalinan. Kecemasan yang dialami

berpengaruh terhadap jalannya persalinan dan berakibat pembukaan kurang lancar.

Kecemasan pada ibu hamil primigravida akan muncul seperti mudah marah atau

tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian, dan ragu-ragu. Kecemasan

atau ansietas ibu hamil yang akan menghadapi proses persalinan merupakan salah

satu masalah gangguan emosional yang sering ditemui dan menimbulkan dampak

psikologis cukup serius. Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit pada

persalinan yang berakibat timbulnya kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang tidak

baik, detak jantung ibu yang akan berdenyut lebih cepat dan bayi akan kekurangan

oksigen atau bayi lahir dengan sulit. Kegelisahan dan kecemasan menimbulkan

ketegangan, menghalangi relaksasi tubuh, menyebabkan keletihan atau bahkan

mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan. Kondisi tersebut yang mengakibatkan

otot tubuh menegang, terutama otot-otot yang berada di jalan rahim ikut menjadi

kaku dan keras sehingga sulit mengembang. Tidak hanya itu, emosi yang tidak stabil

dapat membuat rasa sakit meningkat. Kecemasan ini jika tidak segera ditangani maka

akan berpengaruh terhadap proses persalinan yang mengakibatkan lemahnya

kontraksi uterus, partus lama, fetal distres, naiknya tekanan darah ibu yang

menyebabkan mortalitas dan morbiditas.


Menjelang persalinan, ibu hamil membutuhkan ketenangan agar proses

persalinan menjadi lancar tanpa hambatan. Semakin ibu tenang menghadapi

persalinan maka persalinan akan berjalan semakin lancar. Upaya untuk menurunkan

tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida adalah dengan meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan terutama pemberian pelayanan pada aspek spiritual. Hal ini bisa

dilakukan dengan kerjasama antara tenaga pelayanan kesehatan, pasien, dan keluarga

pasien dengan cara memberikan pendekatan secara keagamaan, memberikan panduan

pelaksanaan dzikir dan memberikan pengetahuan tentang kedahsyatan manfaat dari

dzikir tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui pengaruh

dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam

menghadapi persalinan kala I di Bidan Desa Penidon Kecamatan Plumpang

Kabupaten Tuban.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan masalah
Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan uri) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998). Pada proses persalinan

terdapat perubahan fisiologis dan perubahan psikologis. Ketakutan merupakan salah

satu penyebab terjadinya kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi

persalinan. Kecemasan yang dialami berpengaruh terhadap jalannya persalinan dan

berakibat pembukaan kurang lancar. Seharusnya ibu hamil yang akan melakukan

persalinan harus memiliki kesiapan mental maupun emosional untuk kelancaran

persalinan.
1.2.2 Pertanyaan masalah
Apakah ada pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu

hamil primigravida dalam menghadapi persalinan kala I di Bidan Desa Penidon

Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban?


1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada

ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan kala I di Bidan Desa Penidon

Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu hamil primigravida di bidan desa penidon

kecamatan plumpang kabupaten tuban sebelum diberikan bimbingan dzikir.


2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu hamil primigravida di bidan desa penidon

kecamatan plumpang kabupaten tuban setelah diberikan bimbingan dzikir.


3. Menganalisa pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu

hamil primigravida dalam menghadapi persalinan kala I di Bidan Desa Penidon

Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.


1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Untuk melatih berfikir dan bersifat kreatif terhadap permasalahan guna

mencari pemecahan terhadap masalah tersebut melalui kerangka berfikir ilmiah.


1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
merupakan bahan atau sumber bagi penelitian berikutnya dan mendorong bagi

pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian selanjutnya.


1.4.3 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

responden.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dzikir


2.1.1 Pengertian Dzikir
Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan

santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapannya. Dzikir

merupakan kebaikan yang paling agung, sementara kebaikan dapat menyingkirkan

keburukan (Jawas, 2016).


Menurut putusan tarjih muhammadiyah (2014), Dzikir sesungguhnya adalah

menghadirkan hati untuk mengingat dan taat kepada Allah yang kemudian disusul
dengan ucapan atau perbuatan dalam berbagai keadaan seperti ketika melakukan

shalat, berpuasa, menunaikan zakat, mengerjakan haji, menghadapi yang halal dan

yang haram, berjual beli dan dalam berbagai hal yang lain.
2.1.2 Manfaat Dzikir
Menurut yazid bin abdul Qadir jawas (2016), manfaat dzikir antara lain:
1. Mendatangkan keridhaan Allah.
2. Menghilangkan kesedihan hati dan kemuramannya.
3. Menguatkan jasmani dan rohani.
4. Membuahkan ketundukan berupa kepasrahan diri kepada Allah dan niat kembali

kepada-nya.
5. Mendekatkan diri kepada Allah. Semakin banyak orang berdzikir maka semakin

dekatlah ia kepada-nya.
6. Berdzikir kepada allah dapat memudahkan kesulitan serta dapat meringankan

beban yang berat.


7. Dzikir kepada allah menyingkirkan segala ketakutan didalam hati sehingga

menghadirkan perasaan aman.


2.1.3 Klasifikasi dzikir
Menurut Qothiyah (2011) terkait dengan bacaan-bacaan dzikir yang baik

untuk kita amalkan dan yang pernah rasul ajarkan diantaranya seperti, bacaan atau

lafal Al-Baqiyyatu Ash-Shalihah yakni subhanallah wal hamdulillah wala ilaha

illallahu wallahu akbar wa lahawla wa la quwwata illa billahil aliyyil azhim

( artinya: maha suci allah dan segala puji bagi-nya, tiada tuhan selain Allah. Allah

maha besar. Tiada daya dan kekuatan selain dengan (izin) Allah yang maha tinggi dan

maha agung).
Dengan lebih terperinci bacaan atau lafal Al-Baqiyyatu Ash-Shalihah ini

terdiri dari lima bacaan dzikir yang sangat baik dan utama, yaitu:
1. Bacaan Tasbih
2. Bacaan Tahmid
3. Bacaan Takbir
4. Bacaan Tahlil
5. Bacaan Al-Hauqalah
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bacaan selain Al-Baqiyyatu Ash-

Shalihah dan dianjurkan untuk kita amalkan sebagai media untuk mengingat dan

mendekatkan diri kepada Allah, diantaranya adalah:

1. Bacaan istighfar
2. Bacaan Basmalah
3. Bacaan Istiadzah atau Taawwudz
4. Bacaan Hasbalah
5. Bacaan Asmaul Husna
6. Berdoa (memanjatkan permohonan) kepada Allah SWT.
2.1.4 Macam dan Bentuk Dzikir
Menurut ilham (2012) dzikir kepada Allah secara umum dapat

diklasifikasikan menjadi empat yaitu:


1. Dzikir hati
Dzikirnya diam-diam, tidak terdengar bahkan orang tidak tahu ia berdzikir,

hanya kadang kita tahu seseorang sedang berdzikir kalau ia terkejut, reflex tanpa

direkayasa tanpa disengaja, ia akan menyebut nama Allah. Inilah yang disebut dengan

alamatu dzikrihi tajri fi qalbihi. Itu tanda bahwa dzikir seorang hamba sudah

berjalan pada hatinya, pada darahnya dan pada ruhnya.


2. Dzikir akal
Dipermukaan bumi ini, didalam bumi ini, diatas bumi ini, ada ayat-ayat dan

tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan juga pada dirimu, diri kalian ikhwah, ada ayat-ayat

Allah. Coba kita lihat, mata, telinga, semua adalah ciptaan Allah yang sangat apik dan

rapi. Tentu setiap kita bercermin kita berdoa, sebagaimana engkau indahkan ciptaan

ini, indahkanlah pula akhlak hamba. Itulah dzikir akal

3. Dzikir lisan
Dzikir lisan dapat dimaknai dengan dzikir yang diucapkan dengan lisan dan

dapat didengar oleh telinga. Baik oleh orang yang bersangkutan maupun orang lain.
4. Dzikir amal
Dzikir amal yaitu akhlak yang mulia karena ia beriman kepada Allah, dengan

sifat-nya, Zat-nya yang mulia, nama-nya yang mulia, dan ia sebut asma-nya yang
indah, sifat-nya yang indah, akalnya pun membuat ia terkagum-kagum, lisannya

menerjemahkan, akhirnya ia senang sujud kepada Allah, menghinakan diri dihadapan

Allah, dan buahnya adalah akhlak yang indah dan rendah hati.
Ibnu Athaillah membagi bentuk zikir kepada tiga macam yaitu dzikir jalli, dzikir

khafi dan dzikir hakiki.


a. Dzikir jalli bagi orang ahli bidayah ialah dzikir lisan, yang berupa ucapan yang

mengandung arti pujian, pujaan dan syukur kepada nikmat Allah. Dzikir lisan ini

cukup dengan hanya mengucapkannya tanpa disertai dengan ingatan hati. Dzikir

yang seperti ini banyak disebutkan di dalam ayat-ayat al-Quran dan Sunnah

tentang kelebihannya, dan diantaranya ada yang terikat (muqayad) kepada waktu

atau tempat, dan adapula yang tidak terikat (mutlaq) dengan waktu dan tempat.

Zikir yang terikat seperti zikir di dalam sembahyang, sesudah sembahyang, pada

waktu mengerjakan haji, sebelum tidur dan sesudah bangun, sebelum makan,

sesudah makan, dikala naik ke atas kendaraan, pada waktu pagi dan petang. Dan

ada pula yang tidak terikat dengan waktu, tempat dan keadaan, seperti puji-pujian

kepada Allah dalam bentuk Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah, Allahu

Akbar, Lahaula wala Quata Illa Billah dan doa. Dan bentuk zikir lisan ini ada

berbentuk munajat dan adapula yang tidak, dan zikir yang berbentuk munajat

adalah zikir yang lebih besar pengaruhnya dalam memperbaiki jiwa orang yang

mubtadi, sehingga dalam munajat itu ia akan merasakan bagaimana dekat hatinya

kepada Tuhannya, bentuk ini dapat kita lihat dalam salawat.


b. Zikir khafi adalah zikir bagi orang ahli wilayah, ialah zikir hati dengan

menghilangkan rasa kebosanan, dan selalu kekal musyahadah kepada Tuhannya.

Asep Ismail menyebutkan bahwa zikir kalbu disebut juga dzikir khafi, yaitu zikir

yang tersembunyi di dalam hati, tanpa suara tanpa kata-kata. Dzikir ini
memenuhi qalbu dengan kesadaran yang sangat dekat dengan Allah, seirama

dengan detak jantung serta mengikuti keluar masuknya nafas yang diikuti dengan

kesadaran akan kehadiran Allah dan ini menandakan kalbu itu hidup dan

berkomunikasi langsung dengan Allah. Sebaliknya orang yang lupa mengingat

Allah menunjukkan kalbunya mati, karena tidak ada komunikasi dengan Yang

Maha Hidup. Dzikir kalbu sering dilukiskan sebagai living presence hidup

dengan merasakan kehadiran Tuhan.


c. Zikir yang tersempurna adalah zikir hakiki, ialah zikir seluruh tubuh dan seluruh

anggotanya ialah dengan memelihara anggotanya dari yang dilarang Allah dan

mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.


2.1.5 Waktu dan adab berdzikir
1. Waktu yang utama untuk dzikir (Qothiyah, 2011)
Meskipun pada dasarnya semua tempat dan setiap waktu adalah baik dan

tidak terlarang bagi kita untuk berdzikir mengingat Allah SWT, namun

sesungguhnya ada beberapa waktu dan tempat yang paling baik dan utama untuk

berdzikir kepada Allah. Dan diantara waktu yang paling baik untuk berdzikir

kepada Allah adalah:


a. Dzikir setelah menjalankan ibadah sholat
Diantara waktu yang sangat baik dan dianjurkan untuk mengingat Allah

adalah setelah menjalankan ibadah sholat, baik sholat wajib maupun sholat

sunnah.
b. Dzikir ketika mendapat musibah
Mengingat Allah ketika sedang ditimpa musibah akan memberikan energy

lahir dan batin dalam jiwa yang dibutuhkan untuk menghadapi segala

kesulitan dan kesempitan yang terjadi. Dengan demikian, jiwa akan dapat

terbebaskan dari ketegangan, kecemasan, dan kegelisahan yang dapat

menganggu kesejahteraan hidup.


c. Dzikir ketika lupa
Mengingat Allah ketika lupa adalah saat yang sangat baik dan dianjurkan,

karena selain akan dapat menghindarkan dari perbuatan salah dan dosa, juga

akan menyadarkan dari kelalaian dalam menjalankan perintah Allah dan

Rasul-Nya.
d. Dzikir di sepertiga malam
Sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yang sangat baik dan utama

untuk mengingat Allah, sebab pada saat itu Allah turun kelangitdunia, dengan

menyatakan bahwa Allah akan mengabulkan doa, mengampuni dosa siapa

saja yang pada saat itu memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya.

2. Adab Berdzikir
Menurut putusan Tarjih Muhammadiyah (2016), adab berdzikir terbagi menjadi dua

yaitu:
a. Berdzikir dalam hati (dengan suara perlahan) dan merendahkan diri,

sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yang artinya:


Dan sebutlah nama tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan

rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang

dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.


b. Larangan dengan suara keras karena Allah maha mendengar lagi maha dekat,

sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulillah saw yang artinya:


Diriwayatkan dari Abu Musa r.a. ia berkata: tatkala Rasulullah saw sampai

di khaibar, atau ia berkata: ketika Rasulullah saw menuju khaibar, prajurit

rasul dengan takbir Allahu Akbar Allahu Akbar laa ilaaha illallah. Maka

Rasulullah saw bersabda: Rendahkanlah suaramu karena kamu tidak

menyeru tuhan yang tuli dan yang gaib, tetapi kamu menyeru tuhan yang

maha mendengar Mendengar lagi maha dekat dan dia selalu bersamamu.

Sedangkan saya berada dibelakang kendaraan Rasulullah saw. Lalu beliau

mendengarkan aku mengucapkan laa haula wa laa quwwata illa billah, maka
beliau bersabda kepadaku: wahai Abdullah bin Qains! Aku menjawab:

Hamba ya Rasulullah. Rasulullah saw bersabda: maukah aku tunjukkan

sepatah kata yang merupakan harta terpendam dari harta-harta surga? Saya

menjawab: mau ya Rasulullah. Semoga bapak dan ibu dirahmati Allah.

Rasulullah saw bersabda: laa haula wa laa quwwata illa bil-llaah.


2.1.6 Langkah-langkah Bimbingan Dzikir
Menurut Zamani (2012), langkah-langkah dzikir sebagai berikut:
1. Pilih posisi yang nyaman untuk duduk, baik itu diatas lantai dengan bersila

ataupun diatas kursi. Namun jika sedang sakit, bisa dengan posisi tiduran,

disunnahkan ketika berdzikir menghadap kiblat.


2. Kemudian membaca Astaghfirullaahalazhiim, lii waliwaalidayya wa

liashhaabil huquuqi waajibatialayya wa lijamiiil muslimiina wal muslimaati

wal muminiina wal muminaati al-ahyaa-I minhum wal amwaati, artinya aku

memohon ampun kepada Allah yang maha agung untuk diriku, kedua orang

tuaku, untuk orang-orang yang mempunyai kewajiban kepadaku, dan untuk

seluruh mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, yang (masih) hidup

dan yang (sudah) mati. Dibaca sebanyak 3x.


3. Astaghfirullaahalazhiim, allazdii laa ilaaha illaahuwal hayyul qayyumu wa

atuubu ilaiih, artinya aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung,

yang tiada tuhan kecuali Dia, yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus

(makhluk-Nya), dan aku bertaubat kepada-Nya. Dibaca sebanyak 3x.


4. laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahull mulku walahul hamdu

wa huwaalaa syaiin qadiir, artinya tiada tuhan selain Allah, Dzat yang

mahasuci, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan dan segala puji,

dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Dibaca sebanyak 5x.


5. Allaahumma antas sallam, wa minkas salaam, wailaika yauudus salaam,

fahayyinaa rabbanaa bissalaam, wa ad-khilnal jannata daarassalaam, artinya


Ya Allah, ya Tuhan kami, Engkaulah Dzat yang mempunyai keselamatan,

segala keselamatan berasal dari Engkau dan akan kembali kepada Engkau, maka

hidupkanlah aku dengan keselamatan, dan masukkanlah aku ke dalam surge

(keselamatan). Dibaca sebanyak sekali.


6. Tabaaraktarabbanaa wa taaalaita yaa dzal jalaali wal ikraam, artinya

Mahaluhur dan mahaagung Engkau, wahai dzat yang mempunyai keluhuran

dan kemuliaan. Dibaca sebanyak sekali.


7. Auudzu billahi minasy syaithaanir rajim, artinya aku berlindung dari

godaan syaitan yang terkutuk. Dibaca sebanyak sekali.


8. Bismillaahir rahmaanir rahim. Alhamdulillaahi rabbil aalamiin.

Arrahmaanir rahim. Maalikiyaumiddin. Iyyaaka nabudu waiyyaaka nastaiin.

Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina anamta alaihim ghairil

maghdluubi alaihim waladl-dlaalliin, artinya dengan menyebut nama Allah

yang Maha pemurah lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan

semesta alam. Maha pemurah lagi Maha penyayang. Yang menguasai dihari

pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada

Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukkilah kami jalan yang lurus,

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan

(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Dibaca sebanyak sekali.


9. subhaanaallaah, artinya Mahasuci Allah. Dibaca sebanyak 33x.
10. Alhamdulillah, artinya Segala puji bagi Allah. Dibaca sebanyak 33x.
11. Allaahu akbar, artinya Allah mahabesar. Dibaca sebanyak 33x.
12. Laa haula wa laa quwwata ilaa billaahilaliyyil azhiim. Artinya tiada daya

dan kekuatan kecuali dengan izin Allah, Dzat mahaluhur dan Agung. Dibaca

sebanyak sekali.
13. Astaghfirullaahaladziim. Artinya aku memohon ampun kepada Allah, Dzat

mahaagung. Dibaca sebanyak 3x.


14. Innallaaha ghafurur rahiim, artinya sesungguhnya Allah Maha pengampun

lagi Maha penyayang. Dibaca sebanyak sekali.

2.2 Konsep Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III


2.2.1 Definisi
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan

dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Ansietas berbeda dengan rasa takut,

yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya sebagai respons emosional

terhadap penilaian tersebut (Stuart, 2007).


Kecemasan adalah keadaan dimana idividu atau kelompok mengalami

perasaan gelisah ( penilaian atau opini ) dan aktivitas sistem syaraf autonomy dalam

berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2000).


Kecemasan adalah keadaan perasaan, dimana individu merasa lemah sehingga

tidak berani dan mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan

seharusnya (Sutarjo, 2005).


Kecemasan adalah suatu karakteristik dasar manusia. Kecemasan tidak perlu

merupakansesuatu yang patologis, sebab ia bisa menjadi suatu tenaga motivasional

yang kuat untuk pertumbuhan. Kecemasan adalah akibat dari kesadaran atas tanggung

jawab untuk memilih (Corey, 2013).


2.2.2 Gejala-gejala Kecemasan
Setiap individu pasti pernah merasakan perasaan tidak nyaman, takut was-was

akan suatu hal dalam hidupnya, salah satunya adalah perasaan cemas.
Ada beberapa gejala tentang kecemasan, yaitu:
1. Gejala fisiologis: gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak

mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, tak dapat diam, mudah kaget,

berkeringay, jantung berdebar cepat, rasa dingin, telapak tangan lembab, mulut

kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas
dingin, sering kencing, diare, rasa tak enak diulu hati, kerongkongan tersumbat,

muka merah dan pucat, denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat.
2. Gejala psikologis: rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan

datang, seperti cemas, khawatir, takut, berfikir berulang-ulang, membayangkan

akan datangnya kemalangan terhadap dirinya maupun orang lain, kewaspadaan

yang berlebihan, diantaranya adalah mengamati lingkungan secara berlebihan

sehingga mengakibatkan perhatian mudah teralih, sulit konsentrasi, merasa

nyeri dan sukar tidur (Morgan, 1991).


2.2.3 Faktor-faktor yang mempegaruhi kecemasan dalam persalinan yaitu:
1. Takut Mati
Perasaan takut mati biasanya muncuk karena belum menyadari akan nilai

hidup dan kematian, kecemasan yang muncul pada intinya adalah disebabkan karena

hati dan hidup tidak ada ketentraman, orang yang cemas adalah karena dirinya tidak

mengenal takdir nasib dari tuhan. Ketakutan terhadap kematian biasanya muncul pada

orang yang tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap tuhan. Ketidaksiapan

menghadapi kematian menimbulkan kecemasan saat ibu menghadapi persalinan.


2. Trauma Kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim

ibunya, ketakutan berpisah ada kalanya menghadapi seorang ibu yang merasa amat

takut kalau bayinya akan terpisah dari dirinya, seolah-olah ibu tersebut menjadi tidak

mampu menjamin keselamatan bayinya.


3. Perasaan berdosa atau bersalah terhadap ibunya
Sejak kecil kita mendapatkan perawatan orang tua dengan kasih sayang, setelah

beranjak dewasa tentu kita ingin membalas budi orang tua, masalah terjadi manakala

kita tidak dapat membalas budi orang tua dan apa yang terjadi pada kita saat ini

sesuai harapan orang tua.


4. Ketakutan Melahirkan
Ketakutan melahirkan berhubungan dengan proses melahirkan yang berkaitan

dengan ibu, kejadian melahirkan merupakan peristiwa besar yang membawa ibu

berada antara hidup dan mati, menyebabkan ibu merasa cemas akan keadaannya,

dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting bagi seorang ibu bersalin

terutama dukungan suami sehingga memberikan support moril terhadap ibu (Stuart &

Sudden, 2000).
2.2.4 Alat Ukur Kecemasan
Skala ukur kecemasan menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)

yang terdiri daru 14 kelompok gejala, masing-masing kelompok gejala diberi

penilaian antara 0-4 dengan penilaian sebagai berikut:


A. Penilaian
Nilai 0: tidak ada gejala atau keluhan
Nilai 1: gejala ringan
Nilai 2: gejala sedang
Nilai 3: gejala berat
Nilai 4: gejala sangat berat (panik)
B. Penilaian derajat kecemasan
Skor < 14 : tidak ada kecemasan
Skor 14-20 : kecemasan ringan
Skor 21-27 : kecemasan sedang
Skor 28-41 : kecemasan berat
Skor 42-56 : kecemasan berat sekali
1. Perasaan cemas
a. Firasat buruk
b. Takut akan pikiran sendiri
c. Mudah tersinggung
2. Ketegangan
a. Merasa tegang
b. Lesu
c. Mudah terkejut
d. Tidak dapat istirahat dengan nyenyak
e. Mudah menangis
f. Gemetar
g. Gelisah
3. Ketakutan
a. Pada gelap
b. Ditinggal sendiri
c. Pada orang asing
d. Pada binatang besar
e. Pada keramaian lalu lintas
f. Pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur
a. Sukar memulai tidur
b. Terbangun malam hari
c. Tidak pulas
d. Mimpi buruk
e. Mimpi yang menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
a. Daya ingat buruk
b. Sulit berkonsentrasi
c. Sering bingung
6. Perasaan depresi
a. Kehilangan minat
b. Sedih
c. Bangun dini hari
d. Berkurangnya kesukaan pada hobi
e. Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik
a. Nyeri otot
b. Kaku
c. Kedutan otot
d. Gigi gemerutuk
e. Suara tak stabil
8. Gelaja sensorik
a. Telinga berdengung
b. Penglihatan kabur
c. Muka merah dan pucat
d. Merasa lemah
e. Perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskuler
a. Denyut nadi cepat
b. Berdebar-debar
c. Nyeri dada
d. Denyut nadi mengeras
e. Rasa lemah seperti mau pingsan
f. Detak jantung hilang sekejap
10. Gejala pernfasan
a. Rasa tertekan didada
b. Perasaan tercekik
c. Merasa nafas pendek
d. Sering menarik nafas panjang
11. Gejala gastrointestinal
a. Sulit menelan
b. Mual muntah
c. Berat badan menurun
d. Konstipasi
e. Perut melilit
f. Gangguan pencernaan
g. Nyeri lambung sebelum/sesudah makan
h. Rasa panas diperut
i. Perut terasa penuh/kembung
12. Gejala urogenital
a. Sering kencing
b. Tidak dapat menahan kencing
c. Amenor/menstruasi tidak teratur
13. Gejala vegetative/autonom
a. Mulut kering
b. Muka kering
c. Mudah berkeringat
d. Pusing/sakit kepala
e. Bulu roma berdiri
14. Apakah ibu merasakan
a. Gelisah
b. Tidak tenang
c. Menggerutkan dahi muka tegang
d. Tonus/ketegangan otot meningkat
e. Nafas pendek dan cepat
f. Muka merah

Jumlah skor:

2.3 Penelitian Terkait


Penelitian yang dilakukan oleh Tulus (2015) menunjukkan hasil ada

pengaruh positif antara terapi dzikir dengan penurunan tingkat kecemasan pada ibu

hamil dilapas, semakin tinggi terapi dzikir yang diberikan maka semakin rendah

tingkat kecemasan yang dialami. Subjek penelitian adalah ibu hamil di Lembaga

Pemasyarakatan (LP) Wanita Kelas II A Sukun Malang, yang masing-masing diambil

sebanyak 3 orang kelompok eksperimen. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

eksperimen dengan desain one group pre-test- post-test design. Dari uji statistik

wilcoxon signed ranks test dengan taraf nyata 20% ( = 0.20) diperoleh asumsi

signifikan sebesar 0.109 < 0.20, dengan demikian Ha diterima.


Penelitian yang dilakukan oleh Muharyani (2014) menunjukkan hasil ada

pengaruh terapi warna hijau terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida trimester

III di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Timbangan. Jumlah sampel penelitian

sebanyak 15 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan pendekatan one

group pretestposttest design, dengan nilai p value = 0,001.


Penelitian yang dilakukan oleh Ainy (2011) menunjukkan hasil pengaruh yang

signifikan pemberian terapi musik klasik Mozart terhadap penurunan tingkat

kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan di R.S IPHI Batu.

Populasi penelitian ini adalah pasien ibu hamil primigravida yang memeriksakan

kandunganya di R.S IPHI Batu yang usia kandunganya berada pada tingkat

transmitter ke tiga (79 bulan). Sampel yang digunakan 24 responden, yang terdiri

dari 12 reaponden kelompok eksperimen yang diberi terapi musik klasik dan 12

responden kelompok kontrol yang diberi terapi SEFT. Desaint eksperimen pada

penelitian ini menggunakan random pre tes dan pos tes kontrol group desain, dari

hasil uji t yang menunjukkan skor mean pada kelompok eksperimen sebesar 88,75

lebih rendah tingkat kecemasan dari kelompok kontrol yang hasil nilai mean

diperoleh sebesar sebesar 95,33.


Dari beberapa peneilitian yang dilakukan oleh Tulus, Muharyani, dan Ainy

dapat disimpulkan bahwa metode yang hasilnya lebih bisa menurunkan tingkat

kecemasan adalah dengan menggunakan terapi warna hijau karena dari 15 responden

yang tidak cemas sebanyak 7 orang setelah diberikan terapi warna hijau dengan nilai

p value = 0,001. Alasan peneliti menggunakan terapi dzikir adalah untuk mengetahui

apakah dengan dzikir yang lebih lama dapat menurunkan tingkat kecemasan menjadi
tidak ada kecemasan dari penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh tulus yaitu

dengan hasil semakin tinggi terapi dzikir yang diberikan maka semakin rendah

tingkat kecemasan yang dialami.

2.4 Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2005).

Faktor yang mempengaruhi


munculnya kecemasan yaitu:

1. Patofisiologi
2. Situasional
3. Kehilangan
4. Integritas biologi
Bimbingan dzikir 5. Perubahan lingkungan
Lafadh-lafadh yang 6. Perubahan status social
digunakan berdzikir: ekonomi
7. Kecemasan orang lain
1. Basmalah terhadap individu
2. Tasbih Kecemasan
3. Tahmid
4. Takbir
5. Surat al-Ikhlas
6. Surat al-Falaq Menurunkan tingkat
7. Surat an-Nas kecemasan

Keterangan:
: yang diteliti
: yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan
kala I di bidan desa penidon kecamatan plumping kabupaten tuban.
2.5 Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban sementara atau masalah dari sebuah penelitian (Nursalam,

2008:56).
H0: Ada Hubungan antara dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu

hamil primigravida dalam menghadapi persalinan kala I.


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat

oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan.

Rancangan sangat erat dengan kerangka konsep sebagai petunjuk perencanaan

pelaksanaan suatu penelitian (Nursalam, 2011). Penelitian ini bersifat experimental

dengan menggunakan pre-experimental one Group Pretest-Posttest, yaitu pada

desain ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dengan keadaan sebelum diberi

perlakuan (Sugiyono, 2015).


Tabel 3.1 Rancangan penelitian

Subyek Pre test Perlakuan Post test


X T1 P T2

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan:

X : Subjek

T1 : Menilai tingkat kecemasan sebelum dilakukan bimbingan dzikir

P : Intervensi bimbingan dzikir

T2 : Menilai tingkat kecemasan setelah dilakukan bimbingan dzikir.

3.2 Kerangka Keja

Populasi
Semua ibu hamil primigravida trimester III yang menghadapi persalinan
kala I di bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban
Sampel
Semua ibu hamil primigravida trimester III yang sesuai dengan kriteria
inklusi

Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling

Pengumpulan Data
Menggunakan kuesioner HARS

Pre-test tingkat kecemasan

Bimbingan Dzikir

Post-test tingkat kecemasan

Analisa Data
Dengan menggunakan uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test

Penyajian Data
Disajikan dalam bentuk Tabel, Distribusi, Frekuensi

Kesimpulan

Gambar 3.1 kerangka kerja penelitian pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan
kala I di Bidan Desa Penidon Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.
3.3 Sampling Desain

3.3.1 populasi
Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil primigravida trimester III yang

menghadapi persalinan kala I di bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten

tuban.

3.3.2 sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi, sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi
a. Beragama islam
b. Ibu hamil primigravida trimester III yang mengalami kecemasan
c. Ibu hamil primigravida trimester III yang bersedia menjadi responden di bidan

desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban.


d. Ibu hamil primigravida trimester III yang dalam keadaan sadar dengan

GCS:4-5-6
2. Kriteria eksklusi
a. Ibu hamil primigravida trimester III yang keadaan umumnya jelek
b. Ibu hamil primigravida trimester III tidak kooperatif.
2.3.3 Teknik pengambilan sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability

sampling dengan pendekatan purposive sampling, dimana sampel sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti.

2.4 Identifikasi Variabel


3.4.1 Variabel Independen (Bebas)
Dalam penelitian ini variable independen adalah Dzikir.
3.4.2 Variabel Dependent (Tergantung)
Dalam penelitian ini variable dependennya adalah tingkat kecemasan.
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi operasional pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan

pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan kala I di Bidan

Desa Penidon Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.

No Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Skoring


Penelitian operasional
1. Variable Kegiatan - - - -
independen: spiritual
dzikir mengingat
Allah SWT
dengan cara
membaca,
Basmalah
1x,Tasbih
33x,
Tahmid
33x, Takbir
33x, Surat
al-Ikhlas
1x, Surat al-
Falaq 1x,
Surat an-
Nas 1x.
dzikir
dilakukan
selama 5
menit dan
boleh
diulang
sampai 8
kali.
2. Variable Perasaan Kecemasan kuesioner ordina Penilaian:
dependen: yang diukur dengan l Niali 0 = tidak
tingkat dirasakan skala HARS: ada gejala atau
kecemasan ibu hamil Perasaan keluhan
primigravid cemas Nilai 1 = gejala
a trimester Ketakutan ringan (satu
III yang Ketegangan gejala dari
menghadapi Perasaan pilihan yang ada)
persalinan depresi Nilai 2 = gejala
kala I Gangguan sedang (separuh
tidur dari gejala yang
Gangguan ada)
kecerdasan Nilai 3 = gejala
Gejala berat (lebih
somatik separuh dari
Gejala gejala yang ada)
sensorik Nilai 4 = gejala
Gejala sangat berat
kardivaskuler (semua gejala
Gejala yang ada)
pernafasan
Gejala Kriteria
gastrointestin kecemasan
al Dikategorikan:
Gejala 1. Skor < 14:
urogenitalia tidak ada
Gejala kecemasan
vegetative 2. Skor 14-20 :
Tingkah kecemasan
laku/sikap ringan
3. Skor 21-27 :
kecemasan
sedang
4. Skor 28-41 :
kecemasan
berat
5. Skor 42-56 :
kecemasan
berat sekali
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengumpulan Data

1. Proses pengumpulan data


Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti meminta izin dari bagian

akademik program studi ilmu keperawatan stikes dian husada yang kemudian

peneliti mendapatkan izin dari ketua stikes dian husada mojokerto untuk melakukan

studi pendahuluan bersama dengan diberikannya surat pengantar yang ditunjukkan

kepada bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban. Dengan surat

tersebut peneliti meminta izin kepada bidan desa penidon kecamatan plumpang

kabupaten tuban dan melakukan studi pendahuluan sebagai langkah awal dari

penelitian. Kemudian peneliti mengadakan pendekatan kepada ibu hamil untuk

mendapatkan persetujuan sebagai responden. Data dikumpulkan dengan cara

melakukan observasi kepada responden untuk mendapatkan data umum meliputi

nama, jenis kelamin, pendidikan, agama, serta perasaan cemas yang dirasakan. Hal

tersebut dilakukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut memenuhi kriteria atau

tidak.
Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data atau prosedur penelitian adalah

sebagai berikut:
a. Pre-test
Pengambilan data pre-test dilakukan dengan mengobservasi tingkat kecemasan

pada ibu hamil primigravida trimester III di bidan desa penidon kecamatan

plumpang kabupaten tuban yang terpilih menjadi sampel. Pengambilan data pre-test

dilakukan pada ibu hamil yang memenuhi kriteria dan mau menjadi responden yang
ada di bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban. Pemberian

kuesioner untuk pre-test saat responden masuk dalam kala I fase aktif.
b. Intervensi Dzikir
Setelah dilakukan pre-test selanjutnya diberikan dzikir dengan membaca

Basmalah 1 kali, Tasbih 33 kali, Tahmid 33 kali, Takbir 33 kali, Surat al-Ikhlas 1

kali, Surat al-Falaq 1 kali, dan Surat an-Nas 1 kali. dzikir dilakukan selama 5 menit

dan boleh diulang sampai 8 kali pada ibu hamil primigravida trimester III yang

menghadapi persalinan kala I di bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten

tuban.
c. Post-test
Setelah diberikan dzikir maka selanjutnya dilakukan post-test yaitu menilai

tingkat kecemasan. Post-test dilaksanakan saat fase aktif pada pembukaan 8 cm yaitu

setelah diberikan dzikir pada ibu hamil primigravida trimester III yang menghadapi

persalinan kala I dibidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban.


2. Instrument pengumpulan data
Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data untuk pengaruh dzikir

terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam

menghadapi persalinan kala I di Bidan Desa Penidon Kecamatan Plumpang

Kabupaten Tuban berupa kuesioner. Instrument yang digunakan untuk mengukur

kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang terdiri dari 14 soal

yang sudah baku.

3. Waktu dan tempat penelitian


Penelitian ini dilakukan di bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten

tuban, penyusunan proposal dimulai tanggal 16 november 2016 sampai 10 januari

2017, dan penelitian dilakukan mulai tanggal 5 februari 2017 sampai 25 maret 2017.
3.6.2 Analisa Data
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dzikir dalam penurunan

tingkat kecemasan, peneliti memberikan kuesioner penilaian tingkat kecemasan yang

diberikan sebanyak 2 kali yaitu penilaian kecemasan sebelum dan sesudah pemberian

dzikir kepada responden.


1) Coding
Coding dilakukan berdasarkan pedoman yang ada atau mengklasifikasikan

untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberikan symbol angka pada masing-

masing kategori jawaban dari seluruh responden. Pada penelitian ini pemberian

kodenya sebagai berikut:


1. Jenis kelamin
Diberi kode 1: Laki-laki
2: Perempuan
2. Umur
Diberi kode 1: 17-25 tahun
2: 26-55 tahun
3: 56-60 tahun

3. Pendidikan
Diberi kode 1: Tidak sekolah
2: SD
3: SMP
4: SMA
5: Perguruan tinggi
4. Riwayat persalinan
Diberi kode 1: Pertama kali
2: > 1 kali
2) Scoring
Scoring yaitu setelah data dikumpulkan dan kelengkapan diperiksa, kemudian

diberi skor dan dilakukan tabulasi data. Pemberian skor pada penelitian ini hanya

pada data perubahan tingkat kecemasan yaitu berupa data observasi perubahan

penurunan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan bimbingan spiritual

(dzikir).
Gejala diberi penilaian antara 0-4 sebagai berikut:
Nilai 0 = Tidak ada gejala
Nilai 1 = Gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)
Nilai 2 = Gejala sedang (separuh dari gejala yang ada)
Nilai 3 = Gejala berat (lebih separuh dari gejala yang ada)
Nilai 4 = Gejala sangat berat (semua gejala yang ada)
Skor untuk tingkat kecemasan
Skor < 14 : tidak ada kecemasan
Skor 14-20 : kecemasan ringan
Skor 21-27 : kecemasan sedang
Skor 28-41 : kecemasan berat
Skor 42-56 : kecemasan berat sekali
3) Tabulating
Pada tabulasi ini data disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa

baris dan beberapa kolom, yang disajikan untuk memaparkan sehingga mudah dibaca

dan dimengerti.
Setelah data terkumpul melalui kuesioner, kemudian data ditabulasi dan

dianalisis dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Penelitian ini

menggunakan program SPSS dengan dasar pengambilan kesimpulan sebagai berikut:


Apabila p value <0,05 maka H ditolak yang artinya ada pengaruh dzikir
0

dalam penurunan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III dalam

menghadapi persalinan kala I.


3.7 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subyek penelitian ibu hamil

primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan kala I di bidan desa penidon

kecamatan plumpang kabupaten tuban. Untuk itu perlu mengajukan permohonan izin

kepada bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban. Setelah itu peneliti

menemui subyek yang akan dijadikan responden untuk menekankan masalah etik

yang meliputi:

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent)


Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang menjadi subyek

penelitian dan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian
untuk mengadakan penelitian yang akan dilakukan, serta menjelaskan akibat-akibat

yang akan terjadi bila responden bersedia menjadi subyek penelitian. Jika responden

bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan sebagai tanda bersedia.

Apabila responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti akan tetap

menghormati hak-hak responden.


2. Tanpa nama (Anonimity)
Nama subyek tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data, dan untuk

mengetahui keikutsertaannya peneliti hanya menggunakan kode dalam bentuk nomor

pada masing-masing lembar pengumpulan data.


3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah didapat oleh peneliti dari responden akan

dijamin kerahasiaannya. Hanya pada kelompok tertentu saja yang akan peneliti

sajikan utamanya dilaporkan pada hasil riset.

Você também pode gostar