Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998). Pada proses persalinan
terdapat perubahan fisiologis dan perubahan psikologis. Primigravida atau ibu pada
kehamilan pertama tidak jarang memiliki perasaan terganggu yang muncul akibat
kelancaran persalinan. Dari hasil wawancara dengan bidan desa penidon kecamatan
plumpang kabupaten tuban bahwasannya banyak ibu hamil primigravida trimester III
lebih lama.
Prevalensi tingkat kecemasan wanita hamil di Portugal (18,2%), Banglades
(29%), Hongkong(54%), dan Pakistan sebesar (70%). Kemudian hasil dari penelitian
di Indonesia pada tahun 2012 hampir 76,8% ibu mengalami kecemasan, pada akhir
Berdasarkan laporan tahunan diprovinsi Jawa Timur tahun 2012 hampir 73,5% ibu
mengalami kecemasan pada akhir kehamilan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Munir (2010) di BPS Kabupaten Tuban pada bulan MeiJuni 2011 dari 30 responden,
plumpang kabupaten tuban melalui wawancara menunjukkan dari 7 orang ibu hamil
Kecemasan pada ibu hamil primigravida akan muncul seperti mudah marah atau
atau ansietas ibu hamil yang akan menghadapi proses persalinan merupakan salah
satu masalah gangguan emosional yang sering ditemui dan menimbulkan dampak
psikologis cukup serius. Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit pada
persalinan yang berakibat timbulnya kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang tidak
baik, detak jantung ibu yang akan berdenyut lebih cepat dan bayi akan kekurangan
oksigen atau bayi lahir dengan sulit. Kegelisahan dan kecemasan menimbulkan
otot tubuh menegang, terutama otot-otot yang berada di jalan rahim ikut menjadi
kaku dan keras sehingga sulit mengembang. Tidak hanya itu, emosi yang tidak stabil
dapat membuat rasa sakit meningkat. Kecemasan ini jika tidak segera ditangani maka
kontraksi uterus, partus lama, fetal distres, naiknya tekanan darah ibu yang
persalinan maka persalinan akan berjalan semakin lancar. Upaya untuk menurunkan
tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida adalah dengan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terutama pemberian pelayanan pada aspek spiritual. Hal ini bisa
dilakukan dengan kerjasama antara tenaga pelayanan kesehatan, pasien, dan keluarga
dzikir tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui pengaruh
dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam
Kabupaten Tuban.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan masalah
Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 1998). Pada proses persalinan
satu penyebab terjadinya kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi
berakibat pembukaan kurang lancar. Seharusnya ibu hamil yang akan melakukan
persalinan.
1.2.2 Pertanyaan masalah
Apakah ada pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu
ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan kala I di Bidan Desa Penidon
responden.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan santapannya. Dzikir
menghadirkan hati untuk mengingat dan taat kepada Allah yang kemudian disusul
dengan ucapan atau perbuatan dalam berbagai keadaan seperti ketika melakukan
shalat, berpuasa, menunaikan zakat, mengerjakan haji, menghadapi yang halal dan
yang haram, berjual beli dan dalam berbagai hal yang lain.
2.1.2 Manfaat Dzikir
Menurut yazid bin abdul Qadir jawas (2016), manfaat dzikir antara lain:
1. Mendatangkan keridhaan Allah.
2. Menghilangkan kesedihan hati dan kemuramannya.
3. Menguatkan jasmani dan rohani.
4. Membuahkan ketundukan berupa kepasrahan diri kepada Allah dan niat kembali
kepada-nya.
5. Mendekatkan diri kepada Allah. Semakin banyak orang berdzikir maka semakin
dekatlah ia kepada-nya.
6. Berdzikir kepada allah dapat memudahkan kesulitan serta dapat meringankan
untuk kita amalkan dan yang pernah rasul ajarkan diantaranya seperti, bacaan atau
( artinya: maha suci allah dan segala puji bagi-nya, tiada tuhan selain Allah. Allah
maha besar. Tiada daya dan kekuatan selain dengan (izin) Allah yang maha tinggi dan
maha agung).
Dengan lebih terperinci bacaan atau lafal Al-Baqiyyatu Ash-Shalihah ini
terdiri dari lima bacaan dzikir yang sangat baik dan utama, yaitu:
1. Bacaan Tasbih
2. Bacaan Tahmid
3. Bacaan Takbir
4. Bacaan Tahlil
5. Bacaan Al-Hauqalah
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita bacaan selain Al-Baqiyyatu Ash-
Shalihah dan dianjurkan untuk kita amalkan sebagai media untuk mengingat dan
1. Bacaan istighfar
2. Bacaan Basmalah
3. Bacaan Istiadzah atau Taawwudz
4. Bacaan Hasbalah
5. Bacaan Asmaul Husna
6. Berdoa (memanjatkan permohonan) kepada Allah SWT.
2.1.4 Macam dan Bentuk Dzikir
Menurut ilham (2012) dzikir kepada Allah secara umum dapat
hanya kadang kita tahu seseorang sedang berdzikir kalau ia terkejut, reflex tanpa
direkayasa tanpa disengaja, ia akan menyebut nama Allah. Inilah yang disebut dengan
alamatu dzikrihi tajri fi qalbihi. Itu tanda bahwa dzikir seorang hamba sudah
tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan juga pada dirimu, diri kalian ikhwah, ada ayat-ayat
Allah. Coba kita lihat, mata, telinga, semua adalah ciptaan Allah yang sangat apik dan
rapi. Tentu setiap kita bercermin kita berdoa, sebagaimana engkau indahkan ciptaan
3. Dzikir lisan
Dzikir lisan dapat dimaknai dengan dzikir yang diucapkan dengan lisan dan
dapat didengar oleh telinga. Baik oleh orang yang bersangkutan maupun orang lain.
4. Dzikir amal
Dzikir amal yaitu akhlak yang mulia karena ia beriman kepada Allah, dengan
sifat-nya, Zat-nya yang mulia, nama-nya yang mulia, dan ia sebut asma-nya yang
indah, sifat-nya yang indah, akalnya pun membuat ia terkagum-kagum, lisannya
Allah, dan buahnya adalah akhlak yang indah dan rendah hati.
Ibnu Athaillah membagi bentuk zikir kepada tiga macam yaitu dzikir jalli, dzikir
mengandung arti pujian, pujaan dan syukur kepada nikmat Allah. Dzikir lisan ini
cukup dengan hanya mengucapkannya tanpa disertai dengan ingatan hati. Dzikir
yang seperti ini banyak disebutkan di dalam ayat-ayat al-Quran dan Sunnah
tentang kelebihannya, dan diantaranya ada yang terikat (muqayad) kepada waktu
atau tempat, dan adapula yang tidak terikat (mutlaq) dengan waktu dan tempat.
Zikir yang terikat seperti zikir di dalam sembahyang, sesudah sembahyang, pada
waktu mengerjakan haji, sebelum tidur dan sesudah bangun, sebelum makan,
sesudah makan, dikala naik ke atas kendaraan, pada waktu pagi dan petang. Dan
ada pula yang tidak terikat dengan waktu, tempat dan keadaan, seperti puji-pujian
Akbar, Lahaula wala Quata Illa Billah dan doa. Dan bentuk zikir lisan ini ada
berbentuk munajat dan adapula yang tidak, dan zikir yang berbentuk munajat
adalah zikir yang lebih besar pengaruhnya dalam memperbaiki jiwa orang yang
mubtadi, sehingga dalam munajat itu ia akan merasakan bagaimana dekat hatinya
Asep Ismail menyebutkan bahwa zikir kalbu disebut juga dzikir khafi, yaitu zikir
yang tersembunyi di dalam hati, tanpa suara tanpa kata-kata. Dzikir ini
memenuhi qalbu dengan kesadaran yang sangat dekat dengan Allah, seirama
dengan detak jantung serta mengikuti keluar masuknya nafas yang diikuti dengan
kesadaran akan kehadiran Allah dan ini menandakan kalbu itu hidup dan
Allah menunjukkan kalbunya mati, karena tidak ada komunikasi dengan Yang
Maha Hidup. Dzikir kalbu sering dilukiskan sebagai living presence hidup
anggotanya ialah dengan memelihara anggotanya dari yang dilarang Allah dan
tidak terlarang bagi kita untuk berdzikir mengingat Allah SWT, namun
sesungguhnya ada beberapa waktu dan tempat yang paling baik dan utama untuk
berdzikir kepada Allah. Dan diantara waktu yang paling baik untuk berdzikir
adalah setelah menjalankan ibadah sholat, baik sholat wajib maupun sholat
sunnah.
b. Dzikir ketika mendapat musibah
Mengingat Allah ketika sedang ditimpa musibah akan memberikan energy
lahir dan batin dalam jiwa yang dibutuhkan untuk menghadapi segala
kesulitan dan kesempitan yang terjadi. Dengan demikian, jiwa akan dapat
karena selain akan dapat menghindarkan dari perbuatan salah dan dosa, juga
Rasul-Nya.
d. Dzikir di sepertiga malam
Sepertiga malam yang terakhir adalah waktu yang sangat baik dan utama
untuk mengingat Allah, sebab pada saat itu Allah turun kelangitdunia, dengan
saja yang pada saat itu memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya.
2. Adab Berdzikir
Menurut putusan Tarjih Muhammadiyah (2016), adab berdzikir terbagi menjadi dua
yaitu:
a. Berdzikir dalam hati (dengan suara perlahan) dan merendahkan diri,
rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang
rasul dengan takbir Allahu Akbar Allahu Akbar laa ilaaha illallah. Maka
menyeru tuhan yang tuli dan yang gaib, tetapi kamu menyeru tuhan yang
maha mendengar Mendengar lagi maha dekat dan dia selalu bersamamu.
mendengarkan aku mengucapkan laa haula wa laa quwwata illa billah, maka
beliau bersabda kepadaku: wahai Abdullah bin Qains! Aku menjawab:
sepatah kata yang merupakan harta terpendam dari harta-harta surga? Saya
ataupun diatas kursi. Namun jika sedang sakit, bisa dengan posisi tiduran,
wal muminiina wal muminaati al-ahyaa-I minhum wal amwaati, artinya aku
memohon ampun kepada Allah yang maha agung untuk diriku, kedua orang
seluruh mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, yang (masih) hidup
atuubu ilaiih, artinya aku memohon ampun kepada Allah yang maha agung,
yang tiada tuhan kecuali Dia, yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus
wa huwaalaa syaiin qadiir, artinya tiada tuhan selain Allah, Dzat yang
mahasuci, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya seluruh kerajaan dan segala puji,
segala keselamatan berasal dari Engkau dan akan kembali kepada Engkau, maka
yang Maha pemurah lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam. Maha pemurah lagi Maha penyayang. Yang menguasai dihari
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
dan kekuatan kecuali dengan izin Allah, Dzat mahaluhur dan Agung. Dibaca
sebanyak sekali.
13. Astaghfirullaahaladziim. Artinya aku memohon ampun kepada Allah, Dzat
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Ansietas berbeda dengan rasa takut,
perasaan gelisah ( penilaian atau opini ) dan aktivitas sistem syaraf autonomy dalam
tidak berani dan mampu untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan
yang kuat untuk pertumbuhan. Kecemasan adalah akibat dari kesadaran atas tanggung
akan suatu hal dalam hidupnya, salah satunya adalah perasaan cemas.
Ada beberapa gejala tentang kecemasan, yaitu:
1. Gejala fisiologis: gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, kelopak
mata bergetar, kening berkerut, muka tegang, tak dapat diam, mudah kaget,
berkeringay, jantung berdebar cepat, rasa dingin, telapak tangan lembab, mulut
kering, pusing, kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas
dingin, sering kencing, diare, rasa tak enak diulu hati, kerongkongan tersumbat,
muka merah dan pucat, denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat.
2. Gejala psikologis: rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan
hidup dan kematian, kecemasan yang muncul pada intinya adalah disebabkan karena
hati dan hidup tidak ada ketentraman, orang yang cemas adalah karena dirinya tidak
mengenal takdir nasib dari tuhan. Ketakutan terhadap kematian biasanya muncul pada
orang yang tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap tuhan. Ketidaksiapan
ibunya, ketakutan berpisah ada kalanya menghadapi seorang ibu yang merasa amat
takut kalau bayinya akan terpisah dari dirinya, seolah-olah ibu tersebut menjadi tidak
beranjak dewasa tentu kita ingin membalas budi orang tua, masalah terjadi manakala
kita tidak dapat membalas budi orang tua dan apa yang terjadi pada kita saat ini
dengan ibu, kejadian melahirkan merupakan peristiwa besar yang membawa ibu
berada antara hidup dan mati, menyebabkan ibu merasa cemas akan keadaannya,
dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting bagi seorang ibu bersalin
terutama dukungan suami sehingga memberikan support moril terhadap ibu (Stuart &
Sudden, 2000).
2.2.4 Alat Ukur Kecemasan
Skala ukur kecemasan menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)
Jumlah skor:
pengaruh positif antara terapi dzikir dengan penurunan tingkat kecemasan pada ibu
hamil dilapas, semakin tinggi terapi dzikir yang diberikan maka semakin rendah
tingkat kecemasan yang dialami. Subjek penelitian adalah ibu hamil di Lembaga
eksperimen dengan desain one group pre-test- post-test design. Dari uji statistik
wilcoxon signed ranks test dengan taraf nyata 20% ( = 0.20) diperoleh asumsi
pengaruh terapi warna hijau terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida trimester
Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan pendekatan one
kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan di R.S IPHI Batu.
Populasi penelitian ini adalah pasien ibu hamil primigravida yang memeriksakan
kandunganya di R.S IPHI Batu yang usia kandunganya berada pada tingkat
transmitter ke tiga (79 bulan). Sampel yang digunakan 24 responden, yang terdiri
dari 12 reaponden kelompok eksperimen yang diberi terapi musik klasik dan 12
responden kelompok kontrol yang diberi terapi SEFT. Desaint eksperimen pada
penelitian ini menggunakan random pre tes dan pos tes kontrol group desain, dari
hasil uji t yang menunjukkan skor mean pada kelompok eksperimen sebesar 88,75
lebih rendah tingkat kecemasan dari kelompok kontrol yang hasil nilai mean
dapat disimpulkan bahwa metode yang hasilnya lebih bisa menurunkan tingkat
kecemasan adalah dengan menggunakan terapi warna hijau karena dari 15 responden
yang tidak cemas sebanyak 7 orang setelah diberikan terapi warna hijau dengan nilai
p value = 0,001. Alasan peneliti menggunakan terapi dzikir adalah untuk mengetahui
apakah dengan dzikir yang lebih lama dapat menurunkan tingkat kecemasan menjadi
tidak ada kecemasan dari penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh tulus yaitu
dengan hasil semakin tinggi terapi dzikir yang diberikan maka semakin rendah
(Notoatmodjo, 2005).
1. Patofisiologi
2. Situasional
3. Kehilangan
4. Integritas biologi
Bimbingan dzikir 5. Perubahan lingkungan
Lafadh-lafadh yang 6. Perubahan status social
digunakan berdzikir: ekonomi
7. Kecemasan orang lain
1. Basmalah terhadap individu
2. Tasbih Kecemasan
3. Tahmid
4. Takbir
5. Surat al-Ikhlas
6. Surat al-Falaq Menurunkan tingkat
7. Surat an-Nas kecemasan
Keterangan:
: yang diteliti
: yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan
kala I di bidan desa penidon kecamatan plumping kabupaten tuban.
2.5 Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban sementara atau masalah dari sebuah penelitian (Nursalam,
2008:56).
H0: Ada Hubungan antara dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu
desain ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dengan keadaan sebelum diberi
Keterangan:
X : Subjek
Populasi
Semua ibu hamil primigravida trimester III yang menghadapi persalinan
kala I di bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban
Sampel
Semua ibu hamil primigravida trimester III yang sesuai dengan kriteria
inklusi
Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
Pengumpulan Data
Menggunakan kuesioner HARS
Bimbingan Dzikir
Analisa Data
Dengan menggunakan uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test
Penyajian Data
Disajikan dalam bentuk Tabel, Distribusi, Frekuensi
Kesimpulan
Gambar 3.1 kerangka kerja penelitian pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan
kala I di Bidan Desa Penidon Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban.
3.3 Sampling Desain
3.3.1 populasi
Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil primigravida trimester III yang
tuban.
3.3.2 sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi
1. Kriteria inklusi
a. Beragama islam
b. Ibu hamil primigravida trimester III yang mengalami kecemasan
c. Ibu hamil primigravida trimester III yang bersedia menjadi responden di bidan
GCS:4-5-6
2. Kriteria eksklusi
a. Ibu hamil primigravida trimester III yang keadaan umumnya jelek
b. Ibu hamil primigravida trimester III tidak kooperatif.
2.3.3 Teknik pengambilan sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability
akademik program studi ilmu keperawatan stikes dian husada yang kemudian
peneliti mendapatkan izin dari ketua stikes dian husada mojokerto untuk melakukan
kepada bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban. Dengan surat
tersebut peneliti meminta izin kepada bidan desa penidon kecamatan plumpang
kabupaten tuban dan melakukan studi pendahuluan sebagai langkah awal dari
nama, jenis kelamin, pendidikan, agama, serta perasaan cemas yang dirasakan. Hal
tersebut dilakukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut memenuhi kriteria atau
tidak.
Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data atau prosedur penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Pre-test
Pengambilan data pre-test dilakukan dengan mengobservasi tingkat kecemasan
pada ibu hamil primigravida trimester III di bidan desa penidon kecamatan
plumpang kabupaten tuban yang terpilih menjadi sampel. Pengambilan data pre-test
dilakukan pada ibu hamil yang memenuhi kriteria dan mau menjadi responden yang
ada di bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban. Pemberian
kuesioner untuk pre-test saat responden masuk dalam kala I fase aktif.
b. Intervensi Dzikir
Setelah dilakukan pre-test selanjutnya diberikan dzikir dengan membaca
Basmalah 1 kali, Tasbih 33 kali, Tahmid 33 kali, Takbir 33 kali, Surat al-Ikhlas 1
kali, Surat al-Falaq 1 kali, dan Surat an-Nas 1 kali. dzikir dilakukan selama 5 menit
dan boleh diulang sampai 8 kali pada ibu hamil primigravida trimester III yang
tuban.
c. Post-test
Setelah diberikan dzikir maka selanjutnya dilakukan post-test yaitu menilai
tingkat kecemasan. Post-test dilaksanakan saat fase aktif pada pembukaan 8 cm yaitu
setelah diberikan dzikir pada ibu hamil primigravida trimester III yang menghadapi
kecemasan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang terdiri dari 14 soal
2017, dan penelitian dilakukan mulai tanggal 5 februari 2017 sampai 25 maret 2017.
3.6.2 Analisa Data
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dzikir dalam penurunan
diberikan sebanyak 2 kali yaitu penilaian kecemasan sebelum dan sesudah pemberian
untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberikan symbol angka pada masing-
masing kategori jawaban dari seluruh responden. Pada penelitian ini pemberian
3. Pendidikan
Diberi kode 1: Tidak sekolah
2: SD
3: SMP
4: SMA
5: Perguruan tinggi
4. Riwayat persalinan
Diberi kode 1: Pertama kali
2: > 1 kali
2) Scoring
Scoring yaitu setelah data dikumpulkan dan kelengkapan diperiksa, kemudian
diberi skor dan dilakukan tabulasi data. Pemberian skor pada penelitian ini hanya
pada data perubahan tingkat kecemasan yaitu berupa data observasi perubahan
(dzikir).
Gejala diberi penilaian antara 0-4 sebagai berikut:
Nilai 0 = Tidak ada gejala
Nilai 1 = Gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)
Nilai 2 = Gejala sedang (separuh dari gejala yang ada)
Nilai 3 = Gejala berat (lebih separuh dari gejala yang ada)
Nilai 4 = Gejala sangat berat (semua gejala yang ada)
Skor untuk tingkat kecemasan
Skor < 14 : tidak ada kecemasan
Skor 14-20 : kecemasan ringan
Skor 21-27 : kecemasan sedang
Skor 28-41 : kecemasan berat
Skor 42-56 : kecemasan berat sekali
3) Tabulating
Pada tabulasi ini data disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa
baris dan beberapa kolom, yang disajikan untuk memaparkan sehingga mudah dibaca
dan dimengerti.
Setelah data terkumpul melalui kuesioner, kemudian data ditabulasi dan
dianalisis dengan menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Penelitian ini
dalam penurunan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III dalam
primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan kala I di bidan desa penidon
kecamatan plumpang kabupaten tuban. Untuk itu perlu mengajukan permohonan izin
kepada bidan desa penidon kecamatan plumpang kabupaten tuban. Setelah itu peneliti
menemui subyek yang akan dijadikan responden untuk menekankan masalah etik
yang meliputi:
penelitian dan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian
untuk mengadakan penelitian yang akan dilakukan, serta menjelaskan akibat-akibat
yang akan terjadi bila responden bersedia menjadi subyek penelitian. Jika responden
Apabila responden tidak bersedia menjadi responden maka peneliti akan tetap
dijamin kerahasiaannya. Hanya pada kelompok tertentu saja yang akan peneliti