Você está na página 1de 9

PAI

KHUBAH DAN CERAMAH


NAMA: ismar nugraha
XI IPA 2





.








.

.

.



Hadirin sidang jum'at rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada
Allah dalam arti yang sebenar-benarnya,
yakni menjalankan semua perintah Allah
dan menjauhi semua larangan-Nya.

ISI KHUTBAHH
Di bulan Rabiul Awal ini, lahirlah anak manusia yang akan
mengubah dunia. Lahir di tahun gajah, anak manusia ini diberi
nama Muhammad oleh kakeknya, Abdul Muththalib, yang
diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.
- Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia. (HR. Al Bazzaar)
- Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al Anbiya(21):107)
Bagi banyak kaum muslim, maulid Nabi merupakan salah satu
cara untuk mengekspresikan kecintaan pada Nabi Muhammad
SAW. Beberapa hikmah diselenggarakannya maulid:
1. Semakin tumbuh rasa cinta pada Rasululloh SAW. Sebagai
umat Islam, kita diminta untuk mencintai beliau lebih dari
apapun di dunia ini.
- Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda, Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya,
tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian sampai ia
mencintai aku melebihi kedua orang tuanya dan anaknya. (HR
Bukhari)
- Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Nabi saw.
bersabda: Seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang
laki-laki) tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari
keluarganya, hartanya dan semua orang. (Shahih
Muslim No.62)
2. Meniru gerak dan tingkah laku Rasululloh SAW (sunnah
beliau).
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (Al Ahzab (33):21)
Umat Islam hendaknya menjadikan Rasululloh SAW sebagai
idola, bukan tokoh lain, apalagi yg non muslim.
3. Melestarikan perjuangan Rasululloh SAW.
Sesungguhnya Rasululloh SAW sudah mewariskan Kitabullah
dan sunnah untuk menjadi pegangan kita. Rasululloh
Muhammad SAW bersabda, Aku tinggalkan untuk kalian dua
perkara [pusaka]. Kalian tidak akan tersesat selama-lamanya
selagi kalian berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitab Allah
(Alquran) dan sunah Rasul. (HR Malik, Muslim dan Ash-hab al-
Sunan)
Ulama adalah pewaris Nabi. Ulama adalah pewaris para
nabi. (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda radhiallahu anhu)
Sebagai bagian dari umat Rasul, maka sudah sewajarnya kita
mengikuti dan mempelajari ilmu2 dari Rasululloh SAW melalui
para ulama. Sayangnya kini para ulama bisa dibeli oleh para
penguasa. Dan tidak sedikit ulama yg ternyata tidak amanah,
dalam artian tidak mewarisi sifat dan perilaku para Nabi.
Mereka terlena dengan kehidupan dunia. Tidak heran umat
muslim sekarang enggan untuk dekat dengan ulama.
Beberapa kekacauan yg akan dialami kaum muslim, apabila
mereka jauh dari ulama (yang benar) antara lain:
1. Hilangnya berkah dari penghasilan/gaji yang didapat kaum
muslim
2. Akan dipimpin oleh pemimpin yang zalim
3. Keluar dari dunia (mati) tanpa membawa iman.
ALLOH SWT akan mencabut ilmu (kebaikan) dari dunia dengan
cara membuat ulama-ulama meninggal.

doa penutup isi khutbah


.







,

.
KHUTBAH KEDUA
,





.






.

.


.






.




.





.

. .

.

.

CERAMAH
Al-Faqih berkata : Muhammad bin Fadl menceritakan kepada kami, dimana ia berkata :
Muhammad bin Jafar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan
kepada kami, Al-Khalil bin Ahmad menceritakan kepada kami, Al-Husain Al-Marwazi
menceritakan kepada kami, Ibnu Abi Adi menceritakan kepada kami dari Humaid dari
Anas bin Malik, dimana ia berkata, Rasulullah saw. bersabda :

"Barang siapa yang senang untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah akan senang
berjumpa dengannya, dan barang siapa yang enggan untuk berjumpa dengan Allah,
"maka Allah akan enggan berjumpa dengannya

Yang dimaksud dengan "senang" di sini yaitu manakala orang mukmin akan dicabut
nyawanya, maka ia mendapatkan berita gembira dengan keridhoan Allah, sehingga ia
lebih senang mati dari pada tetap hidup di dunia. Dalam situasi yang demikian, Allah
pun dengan senang akan menjumpainya yakni dengan melimpahkan anugrah dan
karunia kepadanya. Demikianlah pengertian kata "senang" bagi Allah, dan tidak boleh
diinterprestasingan dengan "senang" secara harfiah karena "senang" itu merupakan
kecenderungan jiwa, sedangkan hal itu tidaklah pantas dikaitkan dengan Allah.
Sedangkan yang dimaksud dengan "enggan" dalam hadits di atas, yaitu manakal orang
kafir akan dicabut nyawanya, maka akan diperlihatkan kepadanya ancaman siksaan
yang akan ditimpakan kepadanya. Ia menangis, menyesali kesesatanya dan enggan
untuk mati, maka Allah pun "enggan" untuk berjumpa dengannya. Arti "enggan" disini,
yaitu bahwa Allah menjauhkan dari Rahmad-Nya dan hendak untuk menyiksanya,
bukan "enggan" secara harfiah yang tidak pantas dikaitkan dengan Allah.

Ats-Tsauri berkata : "Bukanlah maksud dari hadist di atas bahwa rasa senang mereka
untuk berjumpa dengan Allah merupakan sebab bagi "senang"nya Allah kepada mereka,
dan bukan pula bahwa keengganan mereka merupakan sebab bagi "enggan" nya Allah.
Akan tetapi tujuan dari hadist itu adalah memberikan penjelasan atas keadaan
mereka, di mana mereka senang berjumpa dengan Allah, ketika Allah "senang"
berjumpa dengan mereka." Semoga Allah mengaruniakan kepada kita rasa senang
untuk berjumpa dengan-Nya.

Dalam salah satu hadits disebutkan sebagai berikutnya :


"Para sahabat berkata : "Wahai Rasulullah, kami semua merasa enggan untuk mati",
kemudian beliau bersabda : "Tidaklah demikian yang dimaksud dengan enggan, akan
tetapi (bagi) orang mukmin manakala berada dalam sakaratul maut, malaikat
pembawa berita gembira dari Allah SWT datang kepadanya dengan menunjukkan
kebaikan dan kesenangan kepadanya, maka tidak ada sesuatu pun yang lebih ia sukai
melebihi perjumpaan dengan Allah Ta'ala sehingga Allah pun suka untuk berjumpa
dengannya. Sedangkan orang yang jahat atau orang kafir manakala berada dalam
keadaan sakaratul maut, malaikat pembawa berita yang menakutkan datang dengan
menunjukkan kejelekan (siksaan) yang akan ditimpakan kepadanya, sehingga ia
merasa enggan untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah pun enggan untuk berjumpa
dengannya ". "

Al-Faqih berkata : Muhammad bin Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin
Jafar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, Waki'
menceritakan kepada kami dari Ar-Rabi' bin Said dari Muhammad bin Sabith dari Said
bin Dlabith dari Jabir bin Abdullah dari Nabi saw dimana beliau bersabda :

"Mereka bercerita tentang Bani Israil dan itu tidak apa-apa karena mereka suatu kaum
yang padanya terdapat hal-hal yang mengherankan". Kemudian beliau mulai bercerita,
dimana beliau bersabda : "Sekelompok bani Israil keluar hingga mereka sampai ke
suatu kubur, lantas mereka berkata : "Bagaimana kalau kita mengerjakan shalat
kemudian berdoa kepada Tuhan kita (minta) agar Ia mengeluarkan sebagian orang yang
mati kepada kita, lantas memberitahukan masalah kematian kepada kita". Maka
mereka pun mengerjakan shalat dan berdoa kepada Tuhan, maka terkabullah apa yang
mereka minta, di mana tiba-tiba ada seorang menampakkan kepalanya dari suatu
kubur yang hitam dan sunyi, di mana ia lantas berkata : 'Inilah apa yang kamu inginkan
(untuk diketahui). Demi Allah, saya telah mati 90 tahun (yang lalu), namun sakitnya
mati tidaklah lenyap dari diriku, sehingga saat ini seakan-akan masih berada dalam
keaadan mati. Maka doakanlah kepada Allah Ta'ala untuk mengembalikan diriku
sebagaimana keadaanku dahulu, sedangkan diantara kedua matanya terdapat bekas
sujud'."

Al-Faqih berkata : Muhammad bin Fadl menceritakan kepada kami, Muhammad bin
Jafar menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Yusuf menceritakan kepada kami, An-
Nadhir bin Al-Harts menceritakan kepada kami dari Al-Hasan dari Nabi saw dimana
beliau bersabda :

"Perkiraan berat dan penderitaan mati bagi orang mukmin itu adalah seperti perkiraan
300 pukulan dengan pedang."

Al-Faqih berkata : "Barang siapa yang merasa yakin dan mengetahui bahwa kematian
pasti akan datang kepadanya, maka ia harus mempersiapkan diri dengan sebaik-
baiknya dengan senantiasa mengerjakan amal-amal perbuatan yang baik dan
menjauhkan amal-amal yang buruk, karena sesorang tidak tahu kapan mati itu akan
datang". Nabi saw menjelaskan penderitaan dan susahnya saat kematian sebagai
nasihat kepada umatnya agar mempersiapkan diri untuk mati dan sabar dengan
penderitaan dunia, karena sabar atas penderitaan dunia itu lebih ringan dari pada
mati, karena penderitaan mati itu termasuk siksa akhirat, dan siksa akhirat itu lebih
berat dari pada siksa dunia.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Miswar Al-Hasyimi, di mana ia berkata :


"Ada seseorang datang kepada Nabi saw dan berkata : "Saya datang kepadamu agar
kamu mangajari saya ilmu yang pelik-pelik". Beliau bertanya : "Apa yang telah kamu
perbuat dengan pokoknya ilmu?" Ia bertanya : "Apakah pokoknya ilmu itu?" Beliau balik
bertanya : "Apakah kamu mengerti Tuhan yang Maha Tinggi lagi Maha Agung?" Ia
menjawab "Ya" . Beliau bertanya : "Apa yang dikehendaki olah Allah". Baliau bertany :
"Apakah kamu mengerti maut?" Ia menjawab "Ya". Beliau bertanya : "Pergilah, lalu
kerjakanlah dengan baik persiapan maut itu, kemudian (nanti) datanglah ke sini, dan
aku akan mengajarkan kepadamu ilmu yang pelik-pelik itu". Beberapa tahun setelah
itu, ia datang lagi kepada beliau, lantas Nabi saw bersabda kepadanya : "Letakkan
tanganmu atas hatimu, apa yang tidak kamu senangi untuk dirimusendiri, maka itu
juga tidak disenangi oleh saudaramu yang muslim, dan apa yang kamu senangi untuk
dirimu sendiri, maka itu juga disenangi oleh saudaramu yang muslim, dan apa yang
kamu senangi untuk dirimusendiri, maka (lakukanlah) untuk menjadikan saudaramu
yang muslim itu juga merasa senang. Itulah diantara ilmu yang pelik-pelik". Kemudian
Nabi saw menjelaskan bahwa persiapan mati itu termasuk pokoknya ilmu, maka akan
sangat baik bila hal itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh."

Diriwayatkan dari Abdullah bin Al-Miswar Al-Hasyimi, dimana ia berkata :


"Rasulullah saw membaca ayat : "barang siapa dikehendaki Allah akan mendapatkan
hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan
barang siapa dikehendaki-Nya untuk sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak "
(QS. Al-An'am, 6 : 125) Kemudian beliau bersabda : "Apabila cahaya Islam itu masuk ke
dalam hatinya, maka hati itu menjadi lapang dan terbuka". Kemudian ada seseorang
yang menanyakan : "Apakah ada tanda untuk itu?". Beliau bersabda : 'ya, yaitu
menjauhkan diri dari dunia (yang penuh) tipuan menuju ke dunia yang kekal (akhirat)
dan mempersiapkan diri untuk maut sebelum maut itu datang'."
Jafar bin Burqan meriwayatkan dari Maimun bin Mahran sebagai berikut :
"Bawasannya Nabi saw bersabda kepada seorang sewaktu beliau memberi nasihat
kepadanya : "Pergunakanlah dengan baik lima sebelum (datangnya) lima, yaitu : 1.
Masa mudamu sebelum masa tuamu. 2. Sehatmu sebelum sakitmu. 3. Waktu luangmu
sebelum waktu sibukmu. 4. Kayamu sebelum miskinmu. 5. Hidupmu sebelum matimu"."

Rasulullah saw menghimpunkan pengetahuan yang banyak sekali dalam lima hal
tersebut karena seseorang itu mampu mengerjakan banyak amal perbuatan yang ia
tidak akan mampu mengerjakannya pada masa tuanya. Apabila seseorang diwaktu
mudanya terbiasa mengerjakan maksiat, maka akan sulit baginya untuk
menghentikannya dimasa tuanya. Maka sangatlah penting bagi seseorang diwaktu
mudanya untuk membiasakan diri mengerjakan perbuatan-perbuatan baik agar nanti di
masa tuanya akan mudah dan terbiasa.

Hal yang kedua (mempergunakan masa sehat sebelum sakit) karena orang yang sehat
itu dapat menguasai dirinya secara penuh baik dalam urusan harta maupun kekuatan
fisik. Maka sangatlah penting bagi seseorang yang sehatuntuk memanfaatkan
kesehatan itu dengan sebaik-baiknya dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
amal-amal shaleh baik berkaitan dengan harta maupun kekuatan fisik, karena apabila
ia sakit maka badannya akan lemah untuk beribadah kepada Allah dan kekuasaan
terhadap hartanya sangat terbatas, kecuali hanya dalam kira-kira sepertiga dari
kekayaannya.

hal yang ketiga (waktu luang sebelum sibuk), maksudnya dimalam hari banyak wajtu
luang dan di siang hari banyak kesibukan, maka sangatlah penting bagi seseorang
mengerjakan sholat di malam hari, saat ia mendapatkan waktu luang dan puasa
disiang hari saat dia berada dalam kesibukan, apalagi pada musim dingin, sebagaimana
diriwayatkan dari Nabi saw bawasannya beliau bersabda :

"Musim dingin itu adalah (bagaikan) barang jarahan bagi orang mukmin, dimana (pada
musim itu) malam harinya sangat panjang lantas ia shalat padanya'". Dalam riwayat
lain dikatakan :"Malam itu panjang maka janganlah kamu memendekkannya dengan
tidurmu, dan siang itu sangat terang maka janganlah kamu mengotorinya dengan
perbuatan-perbuatan dosamu"."

Hal yang keempat (kayamu sebelum miskinmu), maksudnya adalah hendaknya


seseorang merasa puas dengan rezeki yang dikaruniakan Allah kepadanya, maka
pergunakanlah rezeki itu dengan sebaik-baiknya dan janganlah ia rakus terhadap
rezeki yang dikaruniakan kepada orang lain.

Yang terakhir (hidupmu sebelum matimu), maksudnya adalah hendaknya seseorang


sewaktu hidup beramal sebanyak-banyaknya, karena apabila sudah mati semua amal
perbuatannya terputus. Maka sangat penting bagi seseorang untuk tidak menyia-
nyiakan hari-harinya, tetapi hendaknya memanfaatkan hari-harinya untuk
mengerjakan amal shalih. Al-Hakim berkata dalam bahasa Persia (yang artinya) :
"Ketika kecil kamu bermain-main dengan teman sebayamu, ketika muda kamu lupa
mengerjakan hal-hal yang tidak berguna, dan ketika tua kamu merasa lemah, maka
kapan kamu akan beramal shalih kepada Allah Ta'ala?" Maksudnya, kamu tidak akan
bisa beribadah kepada Allah setelah mati, dan kamu bisa bersungguh-sungguh untuk
beribadah hanya sewaktu berada di dunia saja. Setiap waktu hendaknya kamu
senantiasa mempersiapkan diri datangnya malakul maut (malaikat pencabut nyawa)
dan selalu mengingat-ingatnya, jangan sekali-kali lupa terhadapnya. "

PENUTUP
Khutbah dan ceramah adalah seseuatu yang sangat penting
terutama untuk memperbaiki ahklak umat muslim serta untuk
perkembangan islam di masa kini. yang sebagaimana telah di contohkan
oleh rusulallah SAW pada jaman dahulu . hingga nikmat nya terasa hingga
sekarang ,
Saya selaku penulis berpesan kepada pembaca agar dapat
mengamlkan isi khutbah dan pidato yang saya tulis hingga dapat
bermanfaat untuk di dunia dan di akhirat .akhir kata saya ucapkan terima
kasih
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh.

Penulis

FAHMI RIDHO

Você também pode gostar