Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelinan badaniah dan
rokhaniah pada manusia atau hewan memperelok badan atau bagian badan
manusia.
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman,
Nyeri merupakan suau perasaan subjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri
dirasakan unuk pertama kalinya. Dengan kata lain, intensitas rangsangan yang
terendah saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya
adalah konstan.
Obat yang dapat menurunkan dan mengilangkan rasa nyeri disebut
golongan obat analgesik. Analgesik narkotik adalah analgesik yang berasal dari
opium yang menunjukkan efek analgesik serupa morfin, dengan dosis terapi
analgesik narkotik dapat mengatasi rasa sakit yang parah tanpa depresi
percobaan ini menggunakan metode rangsang kimia dan metode hot plate.
B. RUMUSAN MASALAH
asam asetat 1 % ?
2. Bagaimana membandingkan daya analgesik pada mencit (Mus musculus)
ibuprofen dan paracetamol dengan menggunakan hot plate pada suhu 50C ?
C. TUJUAN
%.
2. Untuk membandingkan daya analgesik pada mencit (Mus musculus) dengan
asam asetat 1 %.
2. Mampu membandingkan daya analgesik pada mencit (Mus musculus)
ibuprofen dan paracetamol dengan menggunakan hot plate pada suhu 50C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DASAR TEORI
gejala yang terjadi dalam berbagai derajat keparahan akibat cedera, penyakit
terhadap rasa nyeri diakibatkan karena dari faktor bilogis, fisiologis dan
kultural, dan tindakan sebelumnya terhadap cedera atau penyakit yang sangat
rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Unutk tiap orang
ambang nyerinya adalah konstan. Rasa nyeri yang berfngsi sebagai isyarat
Ada dua jenis nyeri dasar yakni akut dan kronik. Nyeri akut seringkali
dipacu oleh adanya kerusakan jaringan tubuh, seperti pada penyakit, cedera
ata pembedahan. Nyeri akut bersifat ringan dan berlangsung sementara atau
sesudah cedera penyebabnya sudah teratasi. Nyeri sering kali disebut sebagai
kronik jika berlangsung selama lebih dari 6 bulan (Ping Hui, 2013).
dan rohaniah pada manusia atau hewan memperelok badan atau bagian badan
seperti itu. Inflamation adalah respon jaringan protektif terhadap cedera atau
1998).
2006).
menghasilkanantinyeriyangsangatpoten.Demikian jugastimulasi
narkotik dapat mengatasi rasa sakit yang parah tanpa depresi menyeluruh
dalam terapi untuk mengatasi rasa nyeri ringan hingga sedang, demam dan
nyeri diduga bersifat efek perifer, pada peradangan juga bersifat efek perifer.
pusat pengatur suhu tubuh. Obat yang tergolong dalam analgesik non narkotik
merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan digunakan
tanpa resep dokter. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat heterogen,
bayak manfaat kliniknya karena ada obat AINS dari golongan yang sama
memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada obat AINS yang berbeda
pireksia.
- Diatas 12 tahun -1 g tiap 4 jam, maksimum 4 gram per
hari.
dalam waktu jam dan masa paruh plasma antar 1-3 jam.
Kegunaan : Kontrol
(95 %) P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : obat sampel
pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dan 7 bagian etanol
(95%) P, larut dalam larutan alkali hidroksida
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik (terlindung dari cahaya)
Kegunaan : obat sampel
mereka ke ujung tubuh mereka. Bulu mencit berkisar dalam warna dari
coklat muda sampai hitam dan pada umumnya memiliki warna putih.
Mencit memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki
B. PROSEDUR KERJA
1. Penyiapan hewan coba
a. Disiapkan 8 ekor mencit
b. Dimasukkan dalam gelas kimia
c. Ditimbang masing-masing mencit
d. Diberi tanda penomoran pada tubuh mencit
2. Penyiapan bahan
a. Dihitung berat rata-rata mencit
b. Dihitung dosis masing-masing mencit
c. Dihitung larutan stok 20 ml untuk rute PO dan IP
d. Dihitung volume pemberian untuk masing-masing mencit dengan rute
PO dan IP
3. Perlakuan hewan coba
a. Metode rangsang kimia
- Mencit 1
a. Ditimbang menggunakan timbangan analitik
b. Dihitung dosis mencit
c. Dihitung volume pemberian obat kontrol NaCMC yang akan
diberikan
d. Diberikan secara PO obat kontrol NaCMC sebanyak 1ml
e. Dibiarkan selama 5 menit
f. Diinduksikan secara IP asam asetat 1 %
g. Diamati refleks geliat mencit (kaki ditarik kebelakang, dan perut
diberikan
d. Diberikan secara PO obat asam mefenamat sebanyak 0,7 ml
e. Dibiarkan selama 5 menit
f. Diinduksikan secara IP asam asetat 1 %
g. Diamati refleks geliat mencit (kaki ditarik kebelakang, dan perut
0,7 ml
e. Dibiarkan selama 5 menit
f. Diinduksikan secara IP asam asetat 1 %
g. Diamati refleks geliat mencit (kaki ditarik kebelakang, dan perut
diberikan
d. Diberikan secara PO obat kontrol NaCMC sebanyak 0,7 ml
e. Dibiarkan selama 30 menit
f. Disiapkan Hot Plate dengan suhu 50oC
g. Dimasukkan mencit ke dalam gelas kimia yang berada diatas
Hot Plate
h. Diamati gerakan yang timbul (menjilat kaki dan loncat-loncat)
- Mencit 2
a. Ditimbang menggunakan timbangan analitik
b. Dihitung dosis mencit
c. Dihitung volume pemberian obat paracetamol
yangakandiberikan
d. Diberikan secara PO obat paracetamol sebanyak 0,7 ml
e. Dibiarkan selama 30 menit
f. Disiapkan Hot Plate dengan suhu 50oC
g. Dimasukkan mencit ke dalam gelas kimiayang berada diatas
Hot Plate
h. Diamati gerakan yang timbul (menjilat kaki dan loncat-loncat)
Hot Plate
h.Diamati gerakan yang timbul (menjilat kaki dan loncat-loncat)
akandiberikan
d. Diberikan secara PO obat asam mefenamat sebanyak 0,8 ml
e. Dibiarkan selama 30 menit
f. Disiapkan Hot Plate dengan suhu 50oC
g. Dimasukkan mencit ke dalam gelas kimia yang berada diatas
Hot Plate
h. Diamati gerakan yang timbul (menjilat kaki dan loncat-loncat)
2 Hot plate
DATA PERHITUNGAN
Perhitungan Obat
Dik : Berat mencit 1 = 20,46 gram
Berat mencit 2 = 22,35 gram
Berat mencit 3 = 20,09 gram
Berat mencit 4 = 20,01 gram
Berat mencit 5 = 26,41 gram
Berat mencit 6 = 20,05 gram
Berat mencit 7 = 20,05 gram
Berat mencit 8 = 20,03gram
Berat rata-rata mencit = 21,18 gram
Dit : Dosis mencit = ...?
Larutan stok = ...?
Volume pemberian = ... ?
Peny :
Paracetamol
Berat etiket : 500 mg
Berat rata-rata : 597 mg
Dosis mencit = dosis obat x bilangan konversi
= 500 mg x 0,0026
= 1,3 mg/20 g
berat mencit
x dosis
Untuk mencit rata-rata = berat mencit standar
21,18 gram
x 1,3
= 20 gram = 1,3767 mg.
Larutan stok 20 ml
20 m
x 1,3767
= 1 ml = 27, 534 mg
27,534
x 579
= 500 = 32,88 mg = 0,0032 gram
Ibuprofen
Berat etiket : 400 mg
Berat rata-rata : 610 mg
Dosis mencit = dosis obat x bilangan konversi
= 400 mg x 0,0026
= 1,04 mg/20 g
berat mencit
x dosis
Untuk mencit rata-rata = berat mencit standar
21,18 gr am
x 1,04
= 20 gram = 1,10136 mg.
Larutan stok 20 ml
20 m
x 1,10136
= 1 ml = 22,02 mg
22,02
x 618
= 400 = 34,0209 mg = 0,034 gram
Asam Mefenamat
Berat etiket : 500 mg
Berat rata-rata : 667 mg
Dosis mencit = dosis obat x bilangan konversi
= 500 mg x 0,0026
= 1,3 mg/20 g
berat mencit
x dosis
Untuk mencit rata-rata = berat mencit standar
21,18 gram
x 1,3
= 20 gram = 1,3767 mg.
Larutan stok 20 ml
27,534
x 667
= 500 = 36,730356 mg = 0,0036 gram
Asetosal
Berat etiket : 80 mg
Berat rata-rata : 189 mg
Dosis mencit = dosis obat x bilangan konversi
= 80 mg x 0,0026
= 0,208 mg/20 g
berat mencit
x dosis
Untuk mencit rata-rata = berat mencit standar
21,18 gram
x 0,208
= 20 gram = 0,220272 mg.
Larutan stok 20 ml
20 m
x 0,220272
= 1 ml = 4,40544 mg
4,40544
x 189
= 80 = 10,407852 mg = 0,0104 gram
Volume pemberian
berat mencit
x volume pemberian
Mencit 1 = berat mencit terberat
26,41 gram
x 1 ml
= 26,41 gram
= 0,7 ml
berat mencit
x volume pemberian
Mencit 1 = berat mencit terb erat
20,05 gram
x 1 ml
= 26,41 gram
= 0,8 ml
Daya analgesik metode rangsang kimia
a Asetosal
Menit ke 5
Menit ke 10
Menit ke 15
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 77 x 100 )
persentase daya analgesik =100 100
persentase daya analgesik =0
Menit ke 20
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 82 x 100 )
persentase daya analgesik =100 400
persentase daya analgesik =300
Menit ke 25
persentase daya analges ik=100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 174 x 100 )
persentase daya analgesik =100 425
persentase daya analgesik =325
Menit ke 30
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 112 x 100 )
persentase daya analgesik =100 550
persentase daya analgesik =450
b Asam mefenamat
Menit ke 5
Menit ke 10
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 73 x 100 )
persentase daya analgesik =100 233,33
Menit ke 15
Menit ke 20
( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100
Menit ke 25
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 54 x 100 )
persentase daya analgesik =100 125
p ersentase daya analgesik =25
Menit ke 30
c PCT + Ibuprofen
Menit ke 5
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 66 x 100 )
persentase da ya analgesik =100 100
Menit ke 10
Menit ke 15
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 57 x 100 )
per sentase daya analgesik =100 71,42
persentase daya analgesik =28,58
Menit ke 20
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 42 x 100 )
persentase daya analgesik =100 200
persentase daya analgesik =100
Menit ke 25
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 14 x 100 )
persentase daya analgesik =100 25
persentase daya analgesik =75
Menit ke 30
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya anal gesik =100 ( 32 x 100 )
persentase daya analgesik =100 150
persentase daya analgesik =50
a Asetosal
Menit ke 3
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 100 x 100 )
persentase daya analgesik =100 0
Menit ke 6
Menit ke 9
persentase daya a nalgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 4079 x 100 )
persentase daya analgesik =100 50,63
persentase daya analgesik =49,37
Menit ke 12
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 8535 x 100 )
persentase daya analgesik =100 242,85
persentase daya analgesik =142,85
Menit ke 15
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 9542 x 100 )
persentase daya analgesik =100 226,19
persentase daya an algesik =126,19
b PCT
Menit ke 3
Menit ke 6
Menit ke 9
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 2079 x 100 )
persentase daya ana lgesik =100 25,31
persentase daya analgesik =74,69
Menit ke 12
Menit ke 15
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 7442 x 100 )
persentase daya analgesik =100 176,19
persentase daya analgesik =76,19
c Asam mefenamat
Menit ke 3
Menit ke 6
Menit ke 9
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 253
79
x 100 )
Menit ke 12
persentase daya analgesik =100 ( kp x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 2435 x 100 )
persentase daya analgesik =100 68,57
persentase daya analgesik =31,43
Menit ke 15
persentase day a analgesik =100 ( pk x 100 )
persentase daya analgesik =100 ( 2242 x 100 )
persentase daya analgesik =100 52,38
persentase daya analgesik =47,62
B. PEMBAHASAN
Nyeri adalah perasaaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman
nyeri. Nyeri merupakan suatu persaaan subjektif pribadi dan ambang toleransi
dipacu oleh adanya kerusakan jaringan tubuh seperti pada penyakit, cedera
atau pembedahan. Nyeri akut bersifat singan dan berlangsung sementara, atau
sesudah cedera penyebabnya sudaah teratasi. Nyeri sering kali disebut kronik
mengatasi rasa nyeri ringan hingga sedang, demam dan diantaranya juga
obat analgesik non-narkotik yakni obat asam mefenamat, asetosal, ibu profen
serta paracetamol.
Pada percobaan ini, pengujian efek analgesik beberapa obat dilakukan
dengan dua metode, yakni metode rangsang kimia dan metode hot plate.
Perlakuan ini di bagi menjadi empat kelompok, kelompok pertama dan dua
melakukan metode hot plate sedang kelompok tiga dan empat menggunakan
menggunakan obat asetosal dan asam mefenamat. Disini ingin dilihat berapa
kali mencit melompat dan menjilat kaki ketika diletakkan diatas hot
plate.Dilihat pada waktu pemanasan 1-3, 3-6, 6-9, 9-12 dan 12-15 menit.
berturut-turut adalah 10, 34, 79, 35 dan 42 kali. Ketika dipanaskan, kontol
paracetamol, didapat hasil yakni 70, 44, 20, 40 dan 74 kali. Hasil ini tidak
mencit pada permukaan telapak kaki yang berkontak langsung dengan panas
menit.
Digunakan pula obat asam mefenamat, didapat hasil gerakan
melompat dan menjilat kaki pada mencit yakni 5, 10, 25, 24 dan 22 kali. Bila
mencit. Hal ini dapat terjadi karena pemberian bat asam mefenamat sebagai
analgesik (penurun panas) dengan mekanisme kerja golongan obat ini yakni
prostaglandin dan menimbulkan rasa nyeri pada mencit. Metode ini cukup
peka pada pengujian obat analgesik, obat yang mempunyai efek analgesik
lemahpun dapat memberikan efek pada mencit. Obat yang telah diberikan
secara peroral diidikasikan dengan asam asetat 1%. Pemberian asam asetat
pada hewan coba, hal ini ditandai dengan adanya geliat pada mencit.
Salah satu pembanding yang digunakan untuk mengetahui efek dari
obat analgesik adalah asam mefenamat. Obat ini digunakan karena memiliki
seharusnya geliat yang dilakukan hewan coba hanya 50% dari jumalah geliat
jumlah geliat mencit yang diberikan asam mefenamat adalh 35 kali dalam 15
menit sedangkan pada mencit yang diberikan kontrol hanya 24 kali dalam 15
menit. Hal ini menandakan bahwa telah terjadi kesalahan dalam percobaan
diberikan asam mefenamat hanya 50% dari kontrol atau hanya 12 kali dalam
15 menit.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam data
yang diperoleh adalah faktor penyuntikan yang mungkin kurang tepat, dapat
juga dikarenakan faktor fisiologis dari mencit yang stress dengan lingkunagn
yang baru. Selain itu juga mungki karena kesalahan praktikan dalam
A. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
1 Daya analgesik padametode rangsang kimialemah dan kurang sensitive.
profen.
2 Daya analgesik pada metode hot plate lebih kuat, dikarenakan Adanya
perbedaan reseptor nyeri inilah yang menyebabkan metode hot plate lebih
nyeri. Pada hot plate daya anlgesik terbesar yatiu 100% pada asetosal .
B. SARAN
Sebaiknya dalam pemberian obat dilakukan dengan berhati-hati, dan
Anief, M., 2006,Ilmu Meracik Obat, Gadjah Madah Universitas Press, Yogykarta.
Ping Hui, N., 2013,MIMS Petunjuk Konsultas Indonesia Edisi 13, PT Bhuana
Ilmu Populer (Kelompok Gramedia), Jakarta.
Poppy, K., 1998,Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28, EGC, Jakarta.