Você está na página 1de 5

Nama : Restina Septiani

NIM : 142310101118

OMEPRAZOLE SODIUM

FARMASETIK

Farmasetik adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan


menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.

Bentuk sediaan obat: tiap vial mengandung omeprazole sodium (lyophilized) yang
setara dengan 40mg omeprazole. Dilarutkan dengan pelarut
injeksi 10mL tiap ampul

Rute pemberian: melalui injeksi IV


Berikut adalah dosis omeprazole secara umum menurut kondisi yang diobati.

Kondisi Dosis per hari (sebelum makan)


Gangguan pencernaan/nyeri ulu hati 20mg
Tukak lambung 40 mg
Tukak usus halus 20 mg
Penyakit asam lambung atau GERD 10-40 mg
Infeksi H. Pylori 20-40 mg
Sindrom Zollinger Ellison 60-120 mg
Esofagitis atau radang kerongkongan 20 mg

FARMAKOKINETIK

Absorpsi dan Distribusi

Absorpsi omeprazole tidak dipengaruhi oleh alkohol atau makanan. Berikatan


dengan protein plasma sekitar 95% dan volume distribusinya 0,3L/kg

Metabolisme

Omeprazole dimatabolisme seluruhnya, terutama pada hati. Utamanya pada enzim


CYP2C19 dan CYP3A4 yang mengkatalis metabolisme tersebut. Metabolit yang
teridentifikasi adalah sulfon, sulfide dan hidroksi-omeprazole, yang tidak
memberikan efek signifikan pada sekresi asam. Total plasma clearence 0,3 0,6
L/menit

Eliminasi

Waktu paruh (t1/2) plasma dalam fase eliminasi adalah sekitar 40 menit (30 90
menit) setelah kelipatan dosis. Sekitar 80% dari metabolit diekskresikan melalui
urin dan sisanya melalui feses

FARMAKODINAMIK

Agen penghambat asam penghambat pompa proton


Omeprazole adalah substituen benzimidazole. Omeprazole adalah sebuah rasemat
dari dua enantiomer aktif. Sekresi HCl pada lambung dihambat oleh omeprazole
melalui efek spesifik pada pompa proton dalam sel parietal. Efek pada sekresi
asam bersifat reversible. Omeprazole merupakan basa lemah, yang
dikonsentrasikan dan dikonversi menjadi bentuk aktif dalam lingkungan asam
dalam sel parietal, yang menghambat H+, K+ -ATPase, contohnya pada tahap akhir
dari produksi asam lambung. Penghambatannya benrdasarkan dosis, dan
mempengaruhi keduanya, basal dan stimulasi sekresi asam, terlepas dari jenis
stimulasinya. Omeprazole tidak mempengaruhi reseptor kolinergik dan
histaminergik. Seperti halnya pengobatan dengan pengobatan penghambat
reseptor H2, pengobatan dengan omeprazole mengurangi keasaman pada lambung
dan menyebabkan peningkatan gastrin sebagai perbandingan dalam menurunkan
keasaman. Peningkatan gastrin bersifat reversible. Pada pengobatan jangka
panjang, frekuensi terjadinya kelenjar kista pada lambung dapat meningkat.
Perubahan ini bersifat psikologikal dan merupakan akibat dari penghambatan
sekresi asam. Kelenjar kista tersebut bersifat jinak dan reversible.

Penurunan keasaman lambung dengan penghambat pompa proton atau


penghambat keasaman yang lain, akan meningkatkan jumlah bakteri yang
normalnya ada pada saluran cerna, karena itu pengobatan ini dapat menyebabkan
sedikit peningkatan resiko infeksi saluran cerna contohnya Salmonella dan
Campylobacter.

Pemberian intravena dari omeprazole sodium 40mg menghasilkan efek reduksi


sekresi HCl yang cepat. Pada dosis tunggal 40mg secara intravena kurang lebih
menghasilkan efek yang sama pada keasaman cairan lambung selama 24 jam pada
dosis tunggal oral 80mg atau pada pemberian oral berulang 20mg sekali sehari.

IMPLIKASI KEPERAWATAN

6 Benar:
1. Benar pasien

Memastikan pasien yang akan diberikan obat benar dengan memeriksa gelang
indentifikasi, membedakan dua pasien yang mempunyai nama yang sama.
2. Benar obat
Memastikan perintah dalam pemberian pengobatan benar, lengkap dan tepat.
Perawat wajib mengetahui alasan mengapa pasien menerima obat tersebut.
Selalu memeriksa label obat kurang lebih sebanyak 3 kali sebelum
memberikan ke pasien.
3. Benar dosis
Menghitung dosis obat dengan benar, jika ragu-ragu dengan penghitungan
dosis obat maka minta bantuan perawat lain untuk dihitung dan diperiksa
kembali. Melihat batas rekomendasi bagi dosis obat tertentu.
4. Benar waktu
Obat bisa diberikan sesuai dengan waktu yang telah diresepkan. Memastikan
ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
5. Benar rute pemberian
Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai.
6. Benar dokumentasi

Catat informasi yang sesuai mengenai obat yang sudah diberikan, mencatat
respon pasien terhadap pengobatan yang telah diberikan.

DOSIS TOKSIK

Omeprazol umumnya dapat ditoleransi dengan baik, peningkatan dosis intravena


menjadi 270mg dalam sehari dan meningkat menjadi 650mg dalam periode lebih
dari 3 hari menunjukkan tidak ada efek samping yang berhubungan dengan dosis.

Gejala: pusing, apathy, sakit kepala, takikardi, mual, muntah, kembung dan diare.

DOSIS LETAL

Sampai saat ini belum ada pengalaman overdosis yang disengaja dan tidak terlihat
adanya indikasi bahwa omeprazole menimbulkan efek toksik yang akut pada
manusia. Meskipun demikian, penggunaan omeprazole tetap menimbukan efek
samping, maka dari itu, segera temui dokter jika efek samping yang anda alami
tidak kunjung hilang atau bahkan makin parah.

PENATALAKSANAAN KERACUNAN PADA OBAT

Untuk menangani efek toksik yang ditimbulkan dari penggunaan omeprazole


sodium, diperlukan antidotum yang sesuai untuk menghentikan atau mencegah
agar efek tidak menjadi lebih parah.

Você também pode gostar