Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Definisi
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai
bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa
anak-anak dan balita (Tatco, 2014).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-
bercak (patchy distribution). Pneumonia merupakan penyakit peradangan
akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian
kecil disebabkan oleh penyebab non-infeksi yang akan menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Bradley et
al., 2011).
B. Etiologi
Bronkopneumonia disebabkan oleh bermacam macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia
disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non
infeksi yang perlu dipertimbangkan
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah (Bradley et al.,
2011) :
1. Faktor Infeksi
a. Pada neonatus: Streptokokus group B, Respiratory Sincytial Virus
(RSV).
b. Pada bayi :
1) Virus: Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV,
Cytomegalovirus.
2) Organisme atipikal: Chlamidia trachomatis, Pneumocytis.
3) Bakteri: Streptokokus pneumoni, Haemofilus influenza,
Mycobacterium tuberculosa, Bordetella pertusis.
c. Pada anak-anak :
1) Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSV
2) Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia
3) Bakteri: Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosis
d. Pada anak besar dewasa muda :
1) Organisme atipikal: Mycoplasma pneumonia, C. trachomatis
2) Bakteri: Pneumokokus, Bordetella pertusis, M. tuberculosis
2. Faktor Non Infeksi.
Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi
a. Bronkopneumonia hidrokarbon
Terjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde
lambung (zat hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin).
b. Bronkopneumonia lipoid
Terjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara
intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap keadaan yang mengganggu
mekanisme menelan seperti palatoskizis, pemberian makanan dengan
posisi horizontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak
ikan pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung
pada jenis minyak yang terinhalasi. Jenis minyak binatang yang
mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya
seperti susu dan minyak ikan.
Selain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk
terjadinya bronkopneumonia. Menurut sistem imun pada penderita-penderita
penyakit yang berat seperti AIDS dan respon imunitas yang belum
berkembang pada bayi dan anak merupakan faktor predisposisi terjadinya
penyakit ini.
C. Klasifikasi
Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia
berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang lebih
relevan (Bradley et al., 2011).
1. Berdasarkan lokasi lesi di paru
a. Pneumonia lobaris
b. Pneumonia interstitialis
c. Bronkopneumonia
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
1) Foto Thoraks
Gambaran radiologi bronkopneumonia berhubungan dengan
inflamasi supuratif peribronkiolus dan konsolidasi menyebar pada
satu atau lebih lobulus sekunder paru sebagai respon pneumonia
bakterial.
Multipel nodul kecil-kecil atau opasitas retikulonodul yang
menyebar seperti anak sungai. (Lange, 2007). Gambaran
radiologis mempunyai bentuk difus bilateral asimetris dengan
peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus
yang tersebar di pinggir lapang paru. Bayangan bercak ini sering
terlihat pada lobus bawah (Bennete, 2013).
Tidak seperti pneumonia lobaris yang dimulai di alveolus,
bronkopneumonia dimulai dari saluran nafas sebagai bronkitis
akut. Hal ini akan menyebabkan multifokal densitas, kemudian
mengalami kemajuan dan akan menyebabkan konsolidasi difus.
Bronkopneumonia tidak melewati fisura-fisura, tapi biasanya
mulai di banyak segmen. Pada pneumonia lobaris gambaran
rontgen toraks berupa konsolidasi pada lobus disertai dengan air
bronkogram. Berikut merupakan penjelasan serta perbandingan
antara pneumonia dan bronkopneumonia:
a) Konsolidasi
Jika alveolus dan saluran nafas kecil terisi dengan
material padat, paru-paru dikatkan mengalami konsolidasi. Hal
ini penting untuk disadari bahwa konsolidasi tidak selalu
berarti infeksi, saluran nafas kecil dapat terisi dengan material
seperti pus (pneumonia), cairan (odema pulmo), darah
(hemorrhagik pulmo), atau sel (kanker). Mereka terlihat mirip
dan informasi klinis membantu untuk menegakkan diagnosis.
b) Air bronchogram
Jika area paru mengalami konsolidasi maka akan
menjadi padat dan putih. Jika saluran nafas besar bertahan
(tidak terinfeksi), maka akan relatif lebih rendah densitasnya
(lebih hitam). Fenomena ini dikenal sebagai air bronchogram
dan merupakan karakteristik dari tanda konsolidasi.
2) CT Scan Thoraks
Multipel fokal opasitas dapat dilihat di dalam pola lobular,
memusat pada bronkiolus sentrilobular sehingga menghasilkan
tree-in-bud appearance. Konsolidasi fokal ini dapat tumpang
tindih untuk membuat area konfluen heterogen yang lebih luas
atau patchwork quilt appearance (Elicker, 2013).
Bradley J.S., Byington C.L., Shah S.S, Alverson B., Carter E.R., Harrison C.,
Kaplan S.L., Mace S.E., McCracken Jr G.H., Moore M.R., St Peter S.D.,
Stockwell J.A., and Swanson J.T. 2011. The Management of Community-
Acquired Pneumonia in Infants and Children Older than 3 Months of Age :
Clinical Practice Guidelines by the Pediatric Infectious Diseases Society
and the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 53 (7):
617-630
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Panduan Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Penerbit IDAI