Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
I. 1. LATAR BELAKANG
melalui hubungan seksual. Sejak tahun 1998 istilah STD mulai berubah menjadi STI
Menurut WHO, terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba yang dapat ditularkan melalui
oleh berbagai factor antara lain perubahan demografi, fasilitas kesehatan yang
tersedia kurang mema dai, pendidikan kesehatan dan pendidikan seksual kurang
tersebar luas, kontrol IMS belum dapat berjalan baik serta adanya perubahan sikap
dan perilaku masyarakat terutama dalam bidang agama dan moral. Peningkatan kasus
IMS dari waktu ke waktu akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang sangat
serius dan berdampak besar pada masa yang akan datang, apabila tidak mendapatkan
resiko penularan HIV melalui hubungan seksual, yang sekarang menjadi perhatian
pada laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun. Secara epidemiologi penyakit ini
tersebar di seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan
Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin, dan Karibean. Tahun
2013 terdapat 35 juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia yang meliputi 16 juta
perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV tahun 2013
sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia <15 tahun.
Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan
190.000 anak <15 tahun. Di Indonesia HIV AIDS pertama kali ditemukan di Bali
pada tahun 1987. Hingga saat ini HIV/AIDS sudah menyebar di 386 kabupaten/ kota
paling banyak berasal dari kelompok ibu rumah tangga. Jumlah kumulatif penderita
HIV di Indonesia sejak 1987 hingga September 2014 sebanyak 150.296 orang, hal
initerus mengalami peningkatan bila dilihat sejak tahun 1987. Sedangkan untuk kasus
jumlah kasus AIDS mulai turun, dengan total penderita sebanyak 55.799 orang sejak
1987. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan penderita HIV terbanyak yaitu 32.782
orang sejak 1987 hingga September 2014. Jawa Tengah sendiri menduduki peringkat
ke tujuh dengan total kasus infeksi HIV sebanyak 9.032 kasus dengan HIV dan 3.767
Keluarga Berencana Indonesia) Kota Semarang yang telah dilakukan sejak tahun
2002 dalam rangka mengatasi permasalahan IMS bersama dengan HIV / A
IDS adalah melalui Griya ASA. Salah satu kegiatan Griya ASA adalah
Sunan Kuning, dan klinik satelit di Kedung Mundu. Dalam pelayanannya, klinik IMS
mewajibkan wanita pekerja seks (WPS) yang bekerja di resosialisasi Sunan Kuning
melakukan skrining IMS setiap 2 minggu sekali, yang disertai dengan pengobatan
dan edukasi mengenai IMS. Melalui deteksi dini, penatalaksanaan, dan usaha
pencegahan IMS yang efektif diharapkan penyebaran penyakit IMS dapat ditekan
I.2. TUJUAN
I. 2.2.Tujuan Khusus
Gang4-6.
1.3. SASARAN
Sasaran kegiatan kali ini adalah petugas Klinik IMS Griya ASA serta WPS,
mucikari, dan pengurus resosialisasi yang berada di Resosialisasi Sunan Kuning Gang
4-6.