Você está na página 1de 5

ASI (MANAJEMEN LAKTASI)

Bayi baru lahir sebaiknya disusui secara ekslusif selama 6 bulan pertama
kehidupannya (hanya ASI tanpa makanan atau cairan lain) dilanjutkan sampai 2 tahun
atau lebih dengan disertai makanan pendamping.

Manfaat dari pemberian ASI untuk bayi adalah:

1. ASI merupakan nutrisi sempurna


2. ASI mudah dicerna dan efektif dipergunakan oleh sistem pencernaan bayi.
3. ASI mengandung bahan-bahan yang dapat mencegah infeksi pada bayi.

Keuntungan dari pemberian ASI yaitu:

1. Membantu melekatkan hubungan ibu dan bayi menjadikan ikatan batin ibu dan
bayi lebih dekat..
2. Dapat mempengaruhi perkembangan bayi
3. Membantu penundaan kehamilan baru, khususnya pada 6 bulan menyusui ekslusif
4. Menjaga kesehatan ibu: dapat membantu kontraksi uterus sehingga mencegah
perdarahan dan mengembalikan ukuran uterus menjadi seperti sebelum
kehamilan, dan menurunkan resiko kanker ovarium dan kanker payudara.
5. Lebih murah dibandingkan pemberian asupan artifisial.

Bayi yang tidak mendapatkan kolostrum (ASI yang keluar pada awal menyusui) akan
mudah mengalami:

1. Rawan terhadap diare dan infeksi saluran pernapasan


2. Diare yang menetap
3. Malnutrisi
4. Defisiensi vitamin A
5. Rawan alergi dan intoleransi susu
6. Pesiko terjangkit penyakit kronis meningkat
7. Kelebihan berat badan
8. Resiko tinggi terhadapt kanker payudara dan kanker ovarium.
Penyebab produksi ASI berkurang

1. Jarang menyusui, disebabkan oleh: ibu tidak memperhatikan tanda-tanda bayi


mau menyusu, bayi mengantuk atau tenang dan tidak mencari untuk menyusu, ibu
sibuk dan menunda menyusui, bayi tidur jauh dari ibu, diberikan makanan atau
minuman lain, bayi diberikan empeng, luka pada payudara atau putting sehingga
ibu tidak mau menyusui.
2. Waktu minum diatur
3. Menyusu tidak lama: bayi yang melekat dengan baik akan mengakhiri minumnya
bila sudah selesai, bila pada waktu tertentu sudah dihentikan menyusuinya, bayi
tidak akan mendapatkan ASI yang cukup.
4. Isapan yang buruk menyebabkan produksi ASI yang berkurang
5. Terlambat menyusui
6. Obat-obatan ibu
7. Alkohol dan merokok
8. Operasi payudara
9. Hamil lagi

POSISI MENYUSUI

Cara memposisikan ibu menyusui:

a. Posisi ibu:
Nyaman dengan punggung bersandar, kaki dan payudara disangga
b. Posisi bayi:
Wajah bayi mengarah ke payudara, hidung bayi berhadapan dengan
puting, dagu bayi menempel dengan payudara ibu (chin to breast)
Perut/dada bayi menempel di dada dan perut ibu (chest to chest)
Seluruh badan bayi menghadap ke ibu
Telinga bayi pada garis lurus dengan lengan bayi
Bahu dipegang bukan hanya kepala
Leher bayi lurus
Berbagai posisi menyusui:

1. Posisi berbaring
Berbaring dengan posisi di samping
Jaga agar hidung bayi tetap di depan putting ibu, dan bayi tidak perlu
menolehkan lehernya untuk mencapai payudara
Dilakukan pada ibu setelah operasi caesar
2. Posisi cradle
Lengan bawah bayi berada di samping ibu, tidak di antara dada bayi dan
ibu
Jaga agar kepala bayi tidak terlalu jauh masuk ke dalam siku ibu, sehingga
payudara tertarik ke satu arah yang akan mengakibatkan sulit untuk tetap
melekat.
Tangan kanan ibu memegang bokong bayi
3. Posisi lengan silang (cross arm position/cross cradle)
Berguna untuk bayi kecil atau sakit
Ibu dapat mengontrol kepala dan tubuh bayi
Jaga agar kepala bayi tidak dipegang terlalu kuat sehingga bayi sulit
bergerak
Tangan kiri ibu pegang bokong bayi, tangan kanan pegang kepala
bayi
4. Posisi di bawah lengan (underarm position/ football)
Berguna bagi bayi kembar
Memungkinkan ibu untuk melihat perlekatan dengan baik
Jaga agar leher bayi tidak tertekuk memaksa dagunya ke payudara

Cara menyangga payudara:

Dengan jari-jari rata menekan dada di bawah payudara


Dengan jari pertama menyangga payudara
Ibu jari di atas
Jari-jari sebaiknya tidak terlalu dekat dengan putting

Cara bayi melekat:


Bayi datang dari arah bawah
Hidung bayi berhadapan dengan putting susu
Dagu bayi yang pertama kali melekat pada payudara
Putting diarahkan ke atas ke langit-langit bayi
Telusuri langit-langit bayi dengan putting sampai ada di antara uvula dan pangkal
lidah

Tanda-tanda menyusu yang benar

1. Ibu: terlihat sehat, santai nyaman dan terdpat kontak mata antara ibu dan bayi
Bayi: terlihat sehat, tenang santai dan bayi mencapai atau mencari payudara bila
lapar.
2. Payudara ibu: terlihat sehat, tidak ada nyeri, disangga dengan bayi
3. Posisi bayi:
kepala dan tubuh bayi dalam garis lurus
bayi dipegang dekat dengan badan ibunya
seluruh badan bayi disangga leher
bayi mendekati payudara, hidung ke putting
4. perlekatan selama menyusui:
lebih banyak areola terlihat di atas bibir atas bayi
mulut bayi terbuka lebar
bibir bawah terpuntir keluar
dagu bayi menyentuh payudara
5. Isapan bayi:
Menghisap pelan dan dalam dengan jeda
Pipi bulat bila menghisap
Bayi melepas payudara bila selesai
Ibu merasakan nyaman

Tanda-tanda menyusu yang salah:

1. Ibu: terlihat sakit, tertekan, tegang, tidak nyaman


Bayi: terlihat mengantuk, sakit, gelisah, menangis
2. Payudara merah, bengkak, atau luka, nyeri, payudara dipegang pada areola.
3. Posisi bayi: leher dan kepala bayi terputar, bayi dipegang tidak dekat, bayi
disangga hanya pada kepala, bayi mendekati payudara dengan bibir bawah atau
dagu ke putting
4. Perlekatan:
Lebih banyak areola terlihat di bawah bibir bawah bayi
Mulut bayi tidak terbuka lebar
Bibir mencucu atau terpuntir ke dalam
Dagu bayi tidak menyentuh payudara
Hanya putting susu yang berada di dalam mulut
5. Isapan bayi:
Mengisap cepat dan dangkal
Pipi tertarik ke dalam bila mengisap
Ibu melepas bayi dari payudara

PERMASALAHAN PADA PAYUDARA SELAMA MENYUSUI:

1. Engorgement (payudara penuh)


Keluarkan ASI dan usahakan menyusui secara kontinu
Perbaiki segala permasalahan pada perlekatan
Perah sedikit ASI dengan perlahan
Menyusui lebih sering
Kompres hangat payudara sebelum menyusui dan kompres dingin
sesudahnya
2. Saluran ASI buntu dan mastitis
Menyusui sesering mungkin, bilaperlu diperah
Pijat perlahan kearah putting
Pakai handuk lembab dan hangat pada daerah tersebut sebelum menyusui
Terapi antiinflamasi dan analgetik bila nyeri

Você também pode gostar