Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH :
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah tentang asuhan keperawatan angina pectoris untuk mata kuliah sistem
kardiovaskular dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada kami sebagai
mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasnuddin.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi
dari makalah ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen
pembimbing dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.
Penyusun,
Kelompok 5
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Arteri coroner.........................................................................................................
B. Pengertian angina pectoris.....................................................................................
C. Tipe angina pectoris...............................................................................................
D. Etiologi...................................................................................................................
E. Manifestasi klinis...................................................................................................
F. Patofisiologi.........................................................................................................11
G. Pemeriksaan penunjang........................................................................................14
H. Asuhan keperawatan............................................................................................14
I. contoh kasus angina pectoris...................................................................................27
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................36
B. Saran.....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................38
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasanya suatu pola hidup yang tidak sehat tentunya akan menimbulkan berbagai
macam permasalahan kesehatan. Utamanya bagi sistem kardiovaskuler. Keluhan utama yang
sering terjadi pada gangguan sistem kardiovaskuler ialah nyeri dada, berdebar-debar dan
sesak napas. Keluhan tambahan lainnya yang mungkin menyertai keluhan utama, ialah
poerasaan cepat lelah, kemampuan fisik menurun dan badan sering terasa lemas, perasaan
seperti mau pingsan (fainting) atau sinkope, kaki rasa berat atau membengkak, perut
kembung atau membuncit disertai kencing yang berkurang, kadang-kadang terlihat kebiruan
( cyanotic spells ), batuk atau hemoptisis dengan dahak yang kemerahan, sering berkeringat
dingin dan lemas dengan perasaan tidak enak pada perut bagian atas.
Salah satu jenis gangguan pada sistem kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah
ini yakni angina pectoris. Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan
berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat,
atau dengan katalain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Agina biasanya diakibatkan oleh
penyakit aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner
utama.
1
Oleh karena itu sebagai calon seorang perawat professional diharapkan mampu
mengerti serta melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan
etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep
yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arteri coroner
Pembuluh Arteri Koroner adalah pembuluh darah yang bertanggung jawab penuh
didalam memenuhi semua kebutuhan nutrisi dan oksigen jantung. Sehat dan normalnya
arteri koroner ini sangat berpengaruh terhadap sehat dan normalnya kerja jantung.
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk memberi
makan miokardium atau otot jantung dan merupakan cabang pembuluh darah yang pertama
Ditinjuau dari letaknya, arteri koroner bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
sirkumflek. Kedua arteri jantung ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis
3
eksterna, yaitu sulcus coconary atausulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung
diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang
memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior
jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung.
Nodus AV node berada pada titik ini. LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai
darah untuk otot ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.
Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri dan
ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node (Drs. Syaifuddin, 2009).
b. Pembuluh arteri koroner Kanan
Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel
kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55%
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina
dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Corwin,
2009).
Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan nyeri
dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya (Arif, 2002).
4
Gambar : Angina pectoris
Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma
nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran
darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat, atau dengan katalain,
aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama
(Smelzer, 2002).
5
a. Angina perctoris stabil
Juga disebut angina klasik. Terjadi sewaktu arteri koroner yang aterosklerotik tidak
dapat berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhan
oksigen. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktifitas fisik seperti berolah raga,
naiktangga, atau bekerja keras. Pajanan dingin, terutama bila disertai bekerja seperti
menyekop salju. Stres mental termasuk stress yang terjadi akibat rasa marah serta tugas
mental seperti berhitung, dapat mencetuskan angina klasik. Nyeri pada angina jenis ini,
(Sjaifoellah, 1998).
b. Angina Variant (Prinzmetal)
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada kenyataannya sering
terjadi pada saat istirahat. Pada angina ini, suatu arteri koroner mengalami spasme yang
aterosklerosis. Ada kemungkinan bahwa walaupun tiak jelas tampak lesi pada arteri,
dapat terjadi kerusakan lapisan endotel yang samar. Hal ini menyebabkan peptide
vasoaktif memiliki akses langsung ke lapisan otot polos dan menyebabkan kontraksi
arteri koroner. Disritmia sering terjadi pada angina variant (Sjaifoellah, 1998).
c. Angina Pektoris Tidak Stabil
Merupakan jenis angina yang sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan segera.
Dijumpai pada individu dengan penyakit arteri koroner yang memburuk. Angina ini
biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat
spasme. Terjadi spasme sebagai respon terhadap peptida vasoaktif yang dikeluarkan
6
angina dapat juga dikarenakan kondisi kurang darah (anemia) khususnya jika anda telah
memiliki penyempitan arteri koroner sebelumnya Tidak seperti stable angina, angina
jenis ini tidak memiliki pola dan dapat timbul tanpa aktivitas fisik berat sebelumnya
serta tidak menurun dengan minum obat ataupun istirahat. Angina tidak stabil termasuk
D. Etiologi
a. Ateriosklerosis
Arteri-arteri koroner mensuplai darah yang beroksigen pada otot jantung.
menyebabkan pembentukan senyawa yang keras dan tebal yang disebut plak kolesterol.
Akumulasi dari plak kolesterol dari waktu ke waktu menyebabkan penyempitan dari
dipercepat dengan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol yang naik, dan diabetes.
Ketika arteri-arteri koroner menjadi sempit lebih dari 50% sampai 70%, mereka tidak
lagi memenuhi permintaan oksigen darah yang meningkat oleh otot jantung selama
latihan atau stres. Kekurangan oksigen pada otot jantung menyebabkan nyeri dada
yang cepat dari serat-serat otot ini menyebabkan penyempitan yang tiba-tiba dari arteri-
arteri. Spasme dari arteri-arteri koroner mengurangi darah ke otot jantung dan
menyebabkan angina. Angina sebagai akibat dari spasme (kekejangan) arteri koroner
disebut "variant" angina atau Prinzmetal angina. Prinzmetal angina secara khas terjadi
waktu istirahat, biasanya di jam-jam pagi dini. Spasme dapat terjadi pada arteri-arteri
7
koroner normal serta pada yang disempitkan oleh arteriosclerosis. Spasme arteri
koroner dapat juga disebabkan oleh penggunaan atau penyalahgunaan cocaine. Spasme
dari dinding arteri yang disebkan oleh cocaine dapat begitu signifikan sehingga ia
perlu dikemukakan hubungan timbal balik antara kedua hal tersebut. Sel darah merah
melibatkan jantung. Jadi jelas sudah hubungan antara cardiac output (curah jantung),
ventilasi paru, sel darah merah dan kapiler sangatlah memegang peranan penting.
Pada anemia ringan kompensasi biasanya hanya berupa pergeseran kurve
disosiasi oksigen ke kiri. Tetapi bila Hb jatuh dibawah 7-8 g% maka akan terjadi
kenaikan curah jantung baik dalam keadaan istirahat maupun dalam keadaan aktivitas.
Stroke volume rata-rata akan meningkat, terjadi sirkulasi hiperkinetik yang ditandai
dengan takikardia, pulsasi pada arteri dan kapiler, naiknya tekanan nadi dan timbul
murmur sistolik biasanya pada semua ostea. Masa sirkulasi memendek, left ventricular
stroke work meningkat, aliran sirkulasi koroner bertambah dengan kenaikan curah
Factor pencetus :
a. Emosi
Emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi jantung
8
Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan
oksigen jantung.
c. Makan makanan berat
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk
jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri
E. Manifestasi klinis
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari
rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan
menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum
Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke
leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.Pasien biasanya memperlihatkan rasa
sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas,
pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien
mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang
9
b. Biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul biasanya sama dengan rasa
terhadap angina
e. Rasa sakitnya dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lain
f. Dapat dipicu oleh tekanan mental atau stres
2. Angina pectoris tidak stabil.
a. Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat
F. Patofisiologi
Kebutuhan oksigen jantung ditentukan oleh beban kerjanya. Faktor penentu utama
pemakaian oksigen di miokardium adalah denyut jantung, kontraktilitas, dan tekanan dinding
dari jantung diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan selama kontraksi, yang
dipengaruhi terutama oleh perubahan tekanan dan volume ruang ventrikel. Pembesaran
ventrikel dan peningkatan tekanan dalam ventrikel sistolik meningkatkan kekuatan dinding
dan kebutuhan oksigen miokard. Peningkatan kontraktilitas dan denyut jantung juga
10
diarahkan terhadap penurunan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan denyut
jantung, kontraktilitas miokard, atau tekanan dan volume ventrikel (Price, 1995).
Dari banyak faktor yang mempengaruhi suplai oksigen ke jantung, aliran darah
koroner dan pengeluaran oksigen adalah yang paling penting. Pengeluaran oksigen oleh sel-
sel jantung cukup tinggi (~70%-75%) bahkan pada saat istirahat. Karena pengeluaran
oksigen meningkat hanya sedikit ketika jantung bekerja sangat berat, kebutuhan oksigen
yang tinggi harus dipenuhi oleh peningkatan aliran darah koroner. Peningkatan mendadak
kebutuhan oksigen menyebabkan penurunan cepat dalam resistensi pembuluh darah koroner
dan peningkatan aliran darah koroner. Mekanisme dimana resistensi arteri koroner menurun
selama peningkatan kebutuhan tidak sepenuhnya jelas, tetapi mungkin melibatkan berbagai
mediator, seperti adenosin dan nitrat oksida (NO) dilepaskan dari miosit dan endothelium.
Kandungan oksigen dari darah arteri juga penting. Oleh karena itu, hematokrit (Hct),
hemoglobin (Hb), dan gas darah arteri (ABG) harus dipantau. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen miokard, kontrol farmakologis angina diarahkan dengan cara meningkatkan suplai
oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas
Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-
sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran
11
darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah
yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen
menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan
berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.
Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan
mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner
mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan
metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat
berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme
anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan
Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis
menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
12
berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal;
bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi (Price, 1995).
yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom.
Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi
volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)
(Tambayong, 2002).
yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom.
Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi
volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)
(Tambayong, 2002)
13
Pathway :
Etiologi Terbentuk atheroma
(aterosklerosis) atau plak pada arteri
G. Pemeriksaan penunjang
14
a. Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan
miokard.
b. EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST
diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia
dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan EKG
istirahat abnormal.
(Smeltzer & Bare, 2002)
H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Data / identitas klien
Data identitas diri dari nama, umur, suku, bangsa, alamat.
1. Keluhan utama.
5. Pengkajian fisik.
15
c. sirkulasi
Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu
dan ekstremitas atas kiri. Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat,
tertekan, terjepit, terbakar.
tekanan darah.
g. Pernapasan
transien/memanjang)
16
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung,
17
3. Rencana keperawatan
N Diagnosa
o keperawatan NOC NIC Rasional
1 Nyeri akut Tujuan : Anjurkan pasien untuk penurunan curah jantung
Setelah dilakukan intervensi
berhubungan dengan memberitahu perawat dengan yang merangsang system
keperawatan diharapkan nyeri
iskemik cepat bila terjadi nyeri dada. saraf simpatis untuk
menurun/terkontrol.
miokardium. mengeluarkan sejumah
Kriteria hasil : besar norefinefrin, yang
Pasien menyatakan/
menunjukan nyeri hilang, meningkatkan egregasi
18
biasanya berakhir 3 sampai
5 menit sementara angina
tidak stabil lebih lama dan
dapat berakhir lebih dari 45
menit.
Menurunka kebutuhan
oksigen miokard untuk
Anjurkan pasien untuk
meminimalkan resiko cidera
istirahat total selama episode
jaringan atau nekrosis.
angina.
Memudahkan pertukaran
Tinggikan kepala tempat
gas untuk menurunkan
tidur bila pasien napas
hipoksia dan napas pendek
pendek.
berulang
19
hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap
iskemia dan atau stress
Nitrigliserin mempunyai
standar untuk pengobatan
dan mencegah nyeri angina
Kolaborasi:
Berikan antiangina sesuai
20
indikasi: nitrogliserin:
sublingual.
2 Penurunan curah Tujuan: Pantau tanda vital, contoh Takikardi dapat terjadi
Setelah diberikan tindakan
jantung frekuensi jantung, tekanan karena nyeri, cemas,
keperawatan diharapkan terjadi
darah. hipoksemia, dan
berhubungan dgn peningkatan curah jantung.
menurunnya curah jantung.
perubahan inotropik Perubahan juga terjadi pada
Kriteria hasil:
Pasien melaporkan penurunan TD (hipertensi atau
(iskemia miokard
episode dipsnea, angina dan hipotensi) karena respon
transien/memanjang
disritmia menunjukkan jantung.
) peningkatan toleransi aktivitas,
klien berpartisipasi pada Sirkulasi perifer menurun
Catat warna kulit dan adanya
perilaku atau aktivitas yang bila curah jantung turun,
kualitas nadi
menurunkan kerja jantung. membuat kulit pucat dan
warna abu-abu (tergantung
tingkat hipoksia) dan
menurunya kekuatan nadi
perifer.
21
Berikan periode istirahat Penghematan energy,
adekuat. Bantu dalam menurunkan kerja jantung.
melakukan aktivitas
perawatan diri, sesuai
indikasi.
22
miokard.penyakit yang
emepengaruhi fungsi
jantung emnjadi
dekompensasi.
Kolaborasi :
Meskipun berbeda pada
Berikan obat sesuai indikasi :
bentuk kerjanya, penyekat
penyekat saluran kalsium,
saluran kalsium berperan
contoh ditiazem (cardizem);
penting dalam mencegah
nifedipin (procardia);
dan menghilangkan iskemia
verapamil(calan).
pencetus spasme arteri
koroner dan menurunkan
tahanan vaskuler, sehingga
menurunkan TD dan kerja
jantung.
23
serangan iskemia keperawatan diharapkan pasien frekuensi nadi lebih dari 20 respons fisiologi terhadap
dapat berpartisipasi dalam kali per menit di atas stress aktivitas dan, bila ada
otot jantung,
aktivitas yang frekuensi istirahat; merupakan indikator dari
berkurangnya curah
diinginkan/diperlukan. peningkatan TD yang nyata kelebihan kerja yang
jantung. selama/sesudah aktivitas; berkaitan dengan tingkat
Kriteria hasil :
dispnea atau nyeri dada; aktivitas.
Pasien melaporkan
keletihan dan kelemahan
peningkatan dalam toleransi
yang berlebihan; diaphoresis;
aktivitas yang dapat diukur,
pusing atau pingsan.
pasien menunjukan penurunan
dalam tanda-tanda intoleransi Berikan dorongan untuk
fisiologis. Kemajuan aktivitas
melakukan aktivitas /
bertahap mencegah
perawatan diri bertahap jika
peningkatan kerja jantung
dapat ditoleransi. Berikan
tiba-tiba. Memberikan
bantuan sesuai kebutuhan.
bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan aktivitas.
Berikan priode istirahat
Mencegah kelelahan
setelah beraktivitas.
berkepanjangan.
24
4 Kurang pengetahuan Tujuan : Kaji ulang patofisiologi Pasien dengan angina
Setelah diberikan tindakan
(kebutuhan belajar) kondisi. Tekankan perlyunya membutuhkan belajar
keperawatan diharapkan
mencegah serangan angina. mengapa hal itu terjadi dan
mengenai kodisi, ansietas pasien turun sampai
apakah dapat dikontrol. Ini
tingkat yang dapat diatasi.
kebutuhan adalah focus manajemen
25
untuk memantau nadi sendiri Membiarkan pasien untuk
selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas
jadwal/aktivitas sederhana, yang dapat dimodifikasi
hindari regangan. untuk menghindari stress
jantung dan tetap dibawah
ambang angina.
Diskusikan langkah yang
Menyiapkan pasien pada
diambil bila terjadi serangan
angina, contoh menghentikan kejadian untuk
26
kapan menggunakan obat- mempunyai potensi
obat yang dijual bebas. penyimpangan.
(Doenges, 2000).
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit
dadadi dearah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas,
yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri,
kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada
tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila
oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan
lumen arteri koroner. Tidak diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis, namun jelas
bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas ateriosklerosis. Ateriosklerosis
merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon
peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah
atau Nitrat Oksid yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang relative.
Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri dengan derajat yang berfariasi,
mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut
28
atau akna menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atau
sternum atas atau sternum ketiga tengahan meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi,
namun nyeri tersebut dapat menyebar keleher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas
atas.
B. Saran
dengan asuhan keperawatan angina pectoris dapat menerapkan dan menjalankan asuhan
29
DAFTAR PUSTAKA
30