Você está na página 1de 33

Makalah Sistem Kardiovaskular

Asuhan Keperawatan Angina Pectoris

OLEH :

Fifi Riskayani C12114005


Irfani Syafri C12114015
Rismawati Samad C12114037
Siti Hadrianti C12114303
Novita Nipa C12114316
Sri Mauliyah C12114327
Yunisa C12114025

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah tentang asuhan keperawatan angina pectoris untuk mata kuliah sistem
kardiovaskular dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada kami sebagai
mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasnuddin.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi
dari makalah ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen
pembimbing dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.

Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.

Penyusun,

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Arteri coroner.........................................................................................................
B. Pengertian angina pectoris.....................................................................................
C. Tipe angina pectoris...............................................................................................
D. Etiologi...................................................................................................................
E. Manifestasi klinis...................................................................................................
F. Patofisiologi.........................................................................................................11
G. Pemeriksaan penunjang........................................................................................14
H. Asuhan keperawatan............................................................................................14
I. contoh kasus angina pectoris...................................................................................27
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................36
B. Saran.....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................38

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dewasanya suatu pola hidup yang tidak sehat tentunya akan menimbulkan berbagai

macam permasalahan kesehatan. Utamanya bagi sistem kardiovaskuler. Keluhan utama yang

sering terjadi pada gangguan sistem kardiovaskuler ialah nyeri dada, berdebar-debar dan

sesak napas. Keluhan tambahan lainnya yang mungkin menyertai keluhan utama, ialah

poerasaan cepat lelah, kemampuan fisik menurun dan badan sering terasa lemas, perasaan

seperti mau pingsan (fainting) atau sinkope, kaki rasa berat atau membengkak, perut

kembung atau membuncit disertai kencing yang berkurang, kadang-kadang terlihat kebiruan

( cyanotic spells ), batuk atau hemoptisis dengan dahak yang kemerahan, sering berkeringat

dingin dan lemas dengan perasaan tidak enak pada perut bagian atas.

Salah satu jenis gangguan pada sistem kardiovaskuler yang dibahas dalam makalah

ini yakni angina pectoris. Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan

episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan

berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat,

atau dengan katalain, suplai kebutuhan jantung meningkat. Agina biasanya diakibatkan oleh

penyakit aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner

utama.

1
Oleh karena itu sebagai calon seorang perawat professional diharapkan mampu

mengerti serta melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan

etiologi atau faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep

yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. Rumusan masalah

a. Apakah pengertian dari Angina Pektoris ?


b. Ada berapakah jenis Angina Pektoris?
c. Apa etiologi dari Angina Pektoris?
d. Bagaimanakah manifestasi klinis dari Angina Pektoris ?
e. Bagaimanakah Patofisiologi dari Angina Pektoris?
f. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Angina Pektoris ?
g. Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Angina Pektoris ?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari Angina Pektoris ?


b. Untuk mengetahui jenis Angina Pektoris?
c. Untuk mengetahui etiologi dari Angina Pektoris?
d. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari Angina Pektoris ?
e. Untuk mengetahui bagaimana Patofisiologi dari Angina Pektoris?
f. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari Angina Pektoris ?
g. Untuk mengetahui bagaimanakah asuhan keperawatan dari Angina Pektoris ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arteri coroner

Pembuluh Arteri Koroner adalah pembuluh darah yang bertanggung jawab penuh

didalam memenuhi semua kebutuhan nutrisi dan oksigen jantung. Sehat dan normalnya

arteri koroner ini sangat berpengaruh terhadap sehat dan normalnya kerja jantung.

Kekurangan suplai nutrisi dan oksigen ke jantung (ischemia) akan menyebabkan

terganggunya fungsi dan kerja jantung (Drs. Syaifuddin, 2009).

Arteri koroner adalah pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk memberi

makan miokardium atau otot jantung dan merupakan cabang pembuluh darah yang pertama

keluar dari aorta (Drs. Syaifuddin, 2009).

Gambar : Coronary artery

Ditinjuau dari letaknya, arteri koroner bisa dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pembuluh arteri koroner kiri


Arteri ini memiliki dua cabang, yaitu LAD (left Anterior Desenden) dan arteri

sirkumflek. Kedua arteri jantung ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis

3
eksterna, yaitu sulcus coconary atausulcus atrioventrikuler yang melingkari jantung

diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang

memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior

jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung.

Nodus AV node berada pada titik ini. LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai

darah untuk otot ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.

Sirkumflex arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri dan

ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node (Drs. Syaifuddin, 2009).
b. Pembuluh arteri koroner Kanan
Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel

kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55%

mensuplai SA Node (Drs. Syaifuddin, 2009).

B. Pengertian angina pectoris

Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai

respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. Nyeri angina

dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang, atau ke daerah abdomen (Corwin,

2009).

Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan nyeri

dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke

lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu

aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya (Arif, 2002).

4
Gambar : Angina pectoris

Angina pectoris adalah sutu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma

nyeri atau perasaan tertekan didada depan, penyebab diperkirakan berkurangnya aliran

darah koroner, menyebabkan suplai oksigen kejantung tidak adekuat, atau dengan katalain,

suplai kebutuhan jantung meningkat. Angina biasanya diakibatkan oleh penyakit

aterosklerotik dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner utama

(Smelzer, 2002).

C. Tipe angina pectoris

5
a. Angina perctoris stabil
Juga disebut angina klasik. Terjadi sewaktu arteri koroner yang aterosklerotik tidak

dapat berdilatasi untuk meningkatkan aliran darah saat terjadi peningkatan kebutuhan

oksigen. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktifitas fisik seperti berolah raga,

naiktangga, atau bekerja keras. Pajanan dingin, terutama bila disertai bekerja seperti

menyekop salju. Stres mental termasuk stress yang terjadi akibat rasa marah serta tugas

mental seperti berhitung, dapat mencetuskan angina klasik. Nyeri pada angina jenis ini,

biasanya menghilang, apabila individu yang bersangkutan menghentikan aktivitasnya

(Sjaifoellah, 1998).
b. Angina Variant (Prinzmetal)
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada kenyataannya sering

terjadi pada saat istirahat. Pada angina ini, suatu arteri koroner mengalami spasme yang

menyebabkan iskemik jantung. Kadang-kadang tempat spasme berkaitan dengan

aterosklerosis. Ada kemungkinan bahwa walaupun tiak jelas tampak lesi pada arteri,

dapat terjadi kerusakan lapisan endotel yang samar. Hal ini menyebabkan peptide

vasoaktif memiliki akses langsung ke lapisan otot polos dan menyebabkan kontraksi

arteri koroner. Disritmia sering terjadi pada angina variant (Sjaifoellah, 1998).
c. Angina Pektoris Tidak Stabil
Merupakan jenis angina yang sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan segera.

Dijumpai pada individu dengan penyakit arteri koroner yang memburuk. Angina ini

biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat

aterosklerosis koroner, yang ditandai perkembangan thrombus yang mudah mengalami

spasme. Terjadi spasme sebagai respon terhadap peptida vasoaktif yang dikeluarkan

trombosit yang tertarik ke area yang mengalami kerusakan. Seiring dengan

pertumbuhan thrombus, frekuensi dan keparahan serangan angina tidak stabil

meningkat dan individu beresiko mengalami kerusakan jantung irreversible. Unstable

6
angina dapat juga dikarenakan kondisi kurang darah (anemia) khususnya jika anda telah

memiliki penyempitan arteri koroner sebelumnya Tidak seperti stable angina, angina

jenis ini tidak memiliki pola dan dapat timbul tanpa aktivitas fisik berat sebelumnya

serta tidak menurun dengan minum obat ataupun istirahat. Angina tidak stabil termasuk

gejala infark miokard pada sindrom koroner akut (Sjaifoellah, 1998).

D. Etiologi

a. Ateriosklerosis
Arteri-arteri koroner mensuplai darah yang beroksigen pada otot jantung.

Penyakit arteri koroner berkembang ketika kolesterol mengendap di dinding arteri,

menyebabkan pembentukan senyawa yang keras dan tebal yang disebut plak kolesterol.

Akumulasi dari plak kolesterol dari waktu ke waktu menyebabkan penyempitan dari

arteri-arteri koroner, proses yang disebut arteriosclerosis. Arteriosclerosis dapat

dipercepat dengan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol yang naik, dan diabetes.

Ketika arteri-arteri koroner menjadi sempit lebih dari 50% sampai 70%, mereka tidak

lagi memenuhi permintaan oksigen darah yang meningkat oleh otot jantung selama

latihan atau stres. Kekurangan oksigen pada otot jantung menyebabkan nyeri dada

(angina) (Noor, 2001).


b. Spasme arteri coroner
Dinding-dinding dari arteri-arteri dikelilingi oleh serat-serat otot. Kontraksi

yang cepat dari serat-serat otot ini menyebabkan penyempitan yang tiba-tiba dari arteri-

arteri. Spasme dari arteri-arteri koroner mengurangi darah ke otot jantung dan

menyebabkan angina. Angina sebagai akibat dari spasme (kekejangan) arteri koroner

disebut "variant" angina atau Prinzmetal angina. Prinzmetal angina secara khas terjadi

waktu istirahat, biasanya di jam-jam pagi dini. Spasme dapat terjadi pada arteri-arteri

7
koroner normal serta pada yang disempitkan oleh arteriosclerosis. Spasme arteri

koroner dapat juga disebabkan oleh penggunaan atau penyalahgunaan cocaine. Spasme

dari dinding arteri yang disebkan oleh cocaine dapat begitu signifikan sehingga ia

sebenarnya dapat menyebabkan serangan jantung (Noor, 2001).


c. Anemia berat
Untuk mengetahui lebih jelas tentang hubungan anemia dengan penyakit jantung

perlu dikemukakan hubungan timbal balik antara kedua hal tersebut. Sel darah merah

berfungsi mengangkut Oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dengan

melibatkan jantung. Jadi jelas sudah hubungan antara cardiac output (curah jantung),

ventilasi paru, sel darah merah dan kapiler sangatlah memegang peranan penting.
Pada anemia ringan kompensasi biasanya hanya berupa pergeseran kurve

disosiasi oksigen ke kiri. Tetapi bila Hb jatuh dibawah 7-8 g% maka akan terjadi

kenaikan curah jantung baik dalam keadaan istirahat maupun dalam keadaan aktivitas.

Stroke volume rata-rata akan meningkat, terjadi sirkulasi hiperkinetik yang ditandai

dengan takikardia, pulsasi pada arteri dan kapiler, naiknya tekanan nadi dan timbul

murmur sistolik biasanya pada semua ostea. Masa sirkulasi memendek, left ventricular

stroke work meningkat, aliran sirkulasi koroner bertambah dengan kenaikan curah

jantung (Noor, 2001).

Factor pencetus :

a. Emosi
Emosi akibat situasi yang menegangkan, mengakibatkan frekuensi jantung

meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah, dengan

demikian beban kerja jantung juga meningkat.


b. Kerja fisik

8
Kerja fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan

oksigen jantung.
c. Makan makanan berat
Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk

pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah untuk suplai jantung. (pada

jantung yang sudah sangat parah, pintasan darah untuk pencernaan membuat nyeri

angina semakin buruk).


d. Cuaca dingin
Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan peningkatan tekanan

darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.


e. Merokok
Merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa

jantung bekerja keras (Long, 2006).

E. Manifestasi klinis

Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari

rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan

menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum

ketiga tengah (retrosentral) (Brunner & Suddarth, 2002).

Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke

leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.Pasien biasanya memperlihatkan rasa

sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas,

pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien

mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut akan berkurang

apabila faktor presipitasinya dihilangkan (Udjianti, 2010).

1. Angina pectoris stabil.


a. Muncul ketika melakukan aktifitas berat

9
b. Biasanya dapat diperkirakan dan rasa nyeri yang muncul biasanya sama dengan rasa

nyeri yang datang sebelumnya


c. Hilang dalam waktu yang pendek sekitar 5 menit atau kurang
d. Hilang dengan segera ketika anda beristirahat atau menggunakan pengobatan

terhadap angina
e. Rasa sakitnya dapat menyebar ke lengan, punggung atau area lain
f. Dapat dipicu oleh tekanan mental atau stres
2. Angina pectoris tidak stabil.
a. Angina yang baru pertama kali atau angina stabil dengan karakteristik frekuensi berat

dan lamanya meningkat


b. Timbul waktu istirahat/kerja ringan
c. Tidak dapat diperkirakan
d. Biasanya lebih parah dan hilang dalam waktu yang lebih lama
e. Dapat tidak akan hilang saat beristirahat ataupun pengobatan angina
f. EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
3. Angina variant.
a. Angina yang terjadi spontan umumnya waktu istirahat dan pada waktu aktifitas

ringan. Biasanya terjadi karena spasme arteri koroner


b. EKG deviasi segment ST depresi atau elevasi yang timbul pada waktu serangan yang

kemudian normal setelah serangan selesai.

F. Patofisiologi

Kebutuhan dan Suplai Oksigen Miokard

Kebutuhan oksigen jantung ditentukan oleh beban kerjanya. Faktor penentu utama

pemakaian oksigen di miokardium adalah denyut jantung, kontraktilitas, dan tekanan dinding

intramyocardial selama sistol. Tekanan dinding intramyocardial , yang merupakan kekuatan

dari jantung diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan selama kontraksi, yang

dipengaruhi terutama oleh perubahan tekanan dan volume ruang ventrikel. Pembesaran

ventrikel dan peningkatan tekanan dalam ventrikel sistolik meningkatkan kekuatan dinding

dan kebutuhan oksigen miokard. Peningkatan kontraktilitas dan denyut jantung juga

menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat. Kontrol farmakologis dari angina sebagian

10
diarahkan terhadap penurunan kebutuhan oksigen miokard dengan menurunkan denyut

jantung, kontraktilitas miokard, atau tekanan dan volume ventrikel (Price, 1995).

Dari banyak faktor yang mempengaruhi suplai oksigen ke jantung, aliran darah

koroner dan pengeluaran oksigen adalah yang paling penting. Pengeluaran oksigen oleh sel-

sel jantung cukup tinggi (~70%-75%) bahkan pada saat istirahat. Karena pengeluaran

oksigen meningkat hanya sedikit ketika jantung bekerja sangat berat, kebutuhan oksigen

yang tinggi harus dipenuhi oleh peningkatan aliran darah koroner. Peningkatan mendadak

kebutuhan oksigen menyebabkan penurunan cepat dalam resistensi pembuluh darah koroner

dan peningkatan aliran darah koroner. Mekanisme dimana resistensi arteri koroner menurun

selama peningkatan kebutuhan tidak sepenuhnya jelas, tetapi mungkin melibatkan berbagai

mediator, seperti adenosin dan nitrat oksida (NO) dilepaskan dari miosit dan endothelium.

Kandungan oksigen dari darah arteri juga penting. Oleh karena itu, hematokrit (Hct),

hemoglobin (Hb), dan gas darah arteri (ABG) harus dipantau. Untuk memenuhi kebutuhan

oksigen miokard, kontrol farmakologis angina diarahkan dengan cara meningkatkan suplai

oksigen melalui vasodilatasi pembuluh darah koroner epicardial (Price, 1995).

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suplai

oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan

lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab

aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas

perkembangan aterosklerosis (Tambayong, 2002).

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.

Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi nutrient oleh sel-

sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran

11
darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah

yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen

menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan

berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan

bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang

merupakan komplikasi tersering aterosklerosis (Tambayong, 2002).

Aterosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan.

Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.

Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan

mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri koroner

mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi

sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik

(kekurangan suplai darah) miokardium (Price, 1995).

Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme yang

bersifat aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme anaerobik dengan

perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien apabila dibandingkan dengan

metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat

berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme

anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan

menimbulkan nyeri (Price, 1995).

Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis

menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang

terserang berkurang; serabut-serabutnya memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya

12
berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal;

bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi (Price, 1995).

Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah

hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen

yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom.

Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi

volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)

(Tambayong, 2002).

Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah

hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan ukuran segmen

yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom.

Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi

volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut)

(Tambayong, 2002)

13
Pathway :
Etiologi Terbentuk atheroma
(aterosklerosis) atau plak pada arteri

Lumen menyempit, aliran Terbentuk bekuan


darah terhambat darah
predisposisi
makan makanan Arteri coroner tidak Tromboemboli
yang berat mampu untuk berdiltasi

Aliran O2 meningkat ke Penurunan suplaiy O2 ke


mesentrikus jantung
Jantung berusaha
menggunakan jalur
Iskemia jantung lain non oksigen
Intoleransi aktivitas
untuk tetap
b.d iskemia jantung,
mendapatkan energy
penurunan curah
(mekanisme anaerob)
jantung
Kontraksi otot
jantung menurun
Menghasilkan produk
sisa (asam laktat)
Curah jantung
menurun
Nyeri dada (angina
pectoris)

Nyeri b.d iskemia

G. Pemeriksaan penunjang

14
a. Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan

miokard.
b. EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada segmen ST

gelombang T menunjukkan iskemia.


c. Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan dekompensasi

jantung atau komplikasi paru.


d. PCO2 kalium dan laktatmiokard: mungkin meningkat selama serangan angina.
e. Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.
f. Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang

diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia

dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan EKG

istirahat abnormal.
(Smeltzer & Bare, 2002)

H. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian
a. Data / identitas klien
Data identitas diri dari nama, umur, suku, bangsa, alamat.

1. Keluhan utama.

2. Riwayat kesehatan sekarang.

3. Riwayat kesehatan dahulu.

4. Riwayat kesehatan sekarang.

5. Pengkajian fisik.

6. Pengkajian data dasar.


b. Aktifitas istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan , perasaan tidak berdaya setelah latihan, nyeri


dada bila bekerja menjadi terbangun bila nyeri dada.

Tanda : Dispenea saat bekerja.

15
c. sirkulasi

Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, obesitas.

Tanda : Takikarda, distritmia, tekanan darah normal, lambat atau


mumursistolik transient lambat difungsi otot papilaris mungkin ada
saat nyeri. Membrane mukosa lembab, dingin pucat pada adanya
vasokontriksi.
d. Makanan/cairan
Gejala : Mual ,nyeri,ulu ati, diet tinggi kolesterol, garam , kafien, minuman
keras.
Tanda : Distensi gester.
e. Integritas ego

Gejala : Stresor kerja, keluarga.

Tanda : Ketakutan, mudah marah.


f. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu
dan ekstremitas atas kiri. Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat,
tertekan, terjepit, terbakar.

Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan

tekanan darah.

g. Pernapasan

Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok.

Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.


h. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke.


Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat
yang dijual bebas.
(Doenges, 2000)
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard

transien/memanjang)

16
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung,

berkurangnya curah jantung.


d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi

17
3. Rencana keperawatan

N Diagnosa
o keperawatan NOC NIC Rasional
1 Nyeri akut Tujuan : Anjurkan pasien untuk penurunan curah jantung
Setelah dilakukan intervensi
berhubungan dengan memberitahu perawat dengan yang merangsang system
keperawatan diharapkan nyeri
iskemik cepat bila terjadi nyeri dada. saraf simpatis untuk
menurun/terkontrol.
miokardium. mengeluarkan sejumah
Kriteria hasil : besar norefinefrin, yang
Pasien menyatakan/
menunjukan nyeri hilang, meningkatkan egregasi

pasien melaporkan episode trombosit dan mengeluarkan

angina menurun dalam tromboxone potenpada

frekuensi durasi dan beratnya. yang menyebabkan spesme


arteri koroner yang dapat
mencetus, mengakplikasi
atau memperlama serangan
angina memanjang.

Identifikasi terjadinya faktor Membantu membedakan


pencetus, bila ada: frekuensi, nyeri dada dini dan alat
durasi, intensitas dan lokasi evaluasi kemungkinan
nyeri. kemajuan menjadi angina
tidak stabil (angina stabil

18
biasanya berakhir 3 sampai
5 menit sementara angina
tidak stabil lebih lama dan
dapat berakhir lebih dari 45
menit.

Nyeri jantung dapat


Evaluasi laporan nyeri pada
menyebar contoh nyeri
rahang, leher, bahu, tangan
sering lebih ke permukaan
atau lengan (khusunya pada
dipersarafi oleh tingkat
sisi kiri.
saraf spinal yang sama.

Menurunka kebutuhan
oksigen miokard untuk
Anjurkan pasien untuk
meminimalkan resiko cidera
istirahat total selama episode
jaringan atau nekrosis.
angina.
Memudahkan pertukaran
Tinggikan kepala tempat
gas untuk menurunkan
tidur bila pasien napas
hipoksia dan napas pendek
pendek.
berulang

Pantau kecepatan atau irama Pasien angina tidak stabil


jantung. mengalami peningkatan
disritmia yang mengancam

19
hidup secara akut, yang
terjadi pada respon terhadap
iskemia dan atau stress

TD dapat meningkat secara


dini sehubungan dengan
Panatau tanda vital tiap 5
rangsangan simpatis,
menit selama serangan
kemudian turun bila curah
angina.
jantung dipengaruhi.

Stres mental atau emosi


meningkatkan kerja
miokard.
Pertahankan ketenang
lingkungan nyaman, batasi
pengunjung bila perlu. Menurunkan kerja miokard
sehubungan dengan kerja
Berikan makanan lembut.
pencernaan, manurunkan
Biarkan pasien istirahat
risiko serangan angina.
selama 1 jam setelah makan.

Nitrigliserin mempunyai
standar untuk pengobatan
dan mencegah nyeri angina
Kolaborasi:
Berikan antiangina sesuai

20
indikasi: nitrogliserin:
sublingual.
2 Penurunan curah Tujuan: Pantau tanda vital, contoh Takikardi dapat terjadi
Setelah diberikan tindakan
jantung frekuensi jantung, tekanan karena nyeri, cemas,
keperawatan diharapkan terjadi
darah. hipoksemia, dan
berhubungan dgn peningkatan curah jantung.
menurunnya curah jantung.
perubahan inotropik Perubahan juga terjadi pada
Kriteria hasil:
Pasien melaporkan penurunan TD (hipertensi atau
(iskemia miokard
episode dipsnea, angina dan hipotensi) karena respon
transien/memanjang
disritmia menunjukkan jantung.
) peningkatan toleransi aktivitas,
klien berpartisipasi pada Sirkulasi perifer menurun
Catat warna kulit dan adanya
perilaku atau aktivitas yang bila curah jantung turun,
kualitas nadi
menurunkan kerja jantung. membuat kulit pucat dan
warna abu-abu (tergantung
tingkat hipoksia) dan
menurunya kekuatan nadi
perifer.

Mempertahankan tirah Menurunkan konsumsi


baring pada posisi nyaman oksigen atau kebutuhan
selama episode akut. menurunkan kerja miokard
dan risiko dekompensasi.

21
Berikan periode istirahat Penghematan energy,
adekuat. Bantu dalam menurunkan kerja jantung.
melakukan aktivitas
perawatan diri, sesuai
indikasi.

Pantau dan catat efek atau


Efek yang diinginkan untuk
kerugian respon obat, catat
menurunkan kebutuhan
TD, frekuaensi jantung dan
oksigen miokard dengan
irama (khususnya bila
menurunkan stress
memberikan kombinasi
ventricular. Obat dengan
antagonis kalsium,
kandungan inotropik
betabloker, dan nitras).
negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik
miokardium. Kombinasi
nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek
terkumpul pada curah
jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-
Angina hanya gejalab
gejala GJK.
patologis yang disebabkan
oleh iskemia

22
miokard.penyakit yang
emepengaruhi fungsi
jantung emnjadi
dekompensasi.
Kolaborasi :
Meskipun berbeda pada
Berikan obat sesuai indikasi :
bentuk kerjanya, penyekat
penyekat saluran kalsium,
saluran kalsium berperan
contoh ditiazem (cardizem);
penting dalam mencegah
nifedipin (procardia);
dan menghilangkan iskemia
verapamil(calan).
pencetus spasme arteri
koroner dan menurunkan
tahanan vaskuler, sehingga
menurunkan TD dan kerja
jantung.

Penyakit beta, contoh


atenolol (tenormin); nadolol Obat ini menurunkan kerja
(corgard); propanolol
jantung dengan
(inderal); esmolal
menurunkan frekuensi
(brebivbloc).
jantung dan TD sistolik.

3 Intoleransi aktifitas Tujuan : Kaji respons klien terhadap Menyebutkan parameter


Setelah diberikan tindakan
berhubungan dengan aktivitas, perhatikan membantu dalam mengkaji

23
serangan iskemia keperawatan diharapkan pasien frekuensi nadi lebih dari 20 respons fisiologi terhadap
dapat berpartisipasi dalam kali per menit di atas stress aktivitas dan, bila ada
otot jantung,
aktivitas yang frekuensi istirahat; merupakan indikator dari
berkurangnya curah
diinginkan/diperlukan. peningkatan TD yang nyata kelebihan kerja yang
jantung. selama/sesudah aktivitas; berkaitan dengan tingkat
Kriteria hasil :
dispnea atau nyeri dada; aktivitas.
Pasien melaporkan
keletihan dan kelemahan
peningkatan dalam toleransi
yang berlebihan; diaphoresis;
aktivitas yang dapat diukur,
pusing atau pingsan.
pasien menunjukan penurunan
dalam tanda-tanda intoleransi Berikan dorongan untuk
fisiologis. Kemajuan aktivitas
melakukan aktivitas /
bertahap mencegah
perawatan diri bertahap jika
peningkatan kerja jantung
dapat ditoleransi. Berikan
tiba-tiba. Memberikan
bantuan sesuai kebutuhan.
bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan aktivitas.
Berikan priode istirahat
Mencegah kelelahan
setelah beraktivitas.
berkepanjangan.

24
4 Kurang pengetahuan Tujuan : Kaji ulang patofisiologi Pasien dengan angina
Setelah diberikan tindakan
(kebutuhan belajar) kondisi. Tekankan perlyunya membutuhkan belajar
keperawatan diharapkan
mencegah serangan angina. mengapa hal itu terjadi dan
mengenai kodisi, ansietas pasien turun sampai
apakah dapat dikontrol. Ini
tingkat yang dapat diatasi.
kebutuhan adalah focus manajemen

pengobatan Kriteria hasil : terapeutik supaya


Pasien menyatakan kesadaran menurunkan infark
berhubungan dengan
perasaan ansietas dan cara miokard.
kurangnya sehat sesuai, pasien Dapat menurunkan
Dorong untuk menghindari
menunjukkan strategi koping insiden /beratnya episode
informasi. faktor/situasi yang sebagai
efektif/keterampilan iskemik.
pencetus episode angina,
pemecahan masalah, pasien contoh: stress emosional,
melaporkan ansietas menurun kerja fisik, makan terlalu
sampai tingkat yang dapat banyak/berat, terpajan pada
diatasi. suhu lingkungan yang
ekstrem.

Kaji pentingnya control berat


badan, menghentikan Pengetahuan faktor resiko
merokok, perubahan diet dan
penting memberikan pasien
olahraga.
kesempatan untuk membuat
Tunjukan/dorong pasien perubahan kebutuhan.

25
untuk memantau nadi sendiri Membiarkan pasien untuk
selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas
jadwal/aktivitas sederhana, yang dapat dimodifikasi
hindari regangan. untuk menghindari stress
jantung dan tetap dibawah
ambang angina.
Diskusikan langkah yang
Menyiapkan pasien pada
diambil bila terjadi serangan
angina, contoh menghentikan kejadian untuk

aktivitas, pemberian obat bila menghilangkan takut yang

perlu, penggunaan teknik mungkin tidak tahu apa

relaksasi. yang harus dilakukan bila


Kaji ulang obat yang terjadi serangan.
diresepkan untuk
Angina adalah kondisi
mengontrol/mencegah
rumit yang sering
serangan angina.
memerlukan penggunaan
banyak obat untuk
menurunkan kerja jantung,
memperbaiki sirkulasi
koroner, dan mengontrol
terjadinya serangan.
Tekankan pentingnya
Obat yang dijual bebas
mengecek dengan dokter

26
kapan menggunakan obat- mempunyai potensi
obat yang dijual bebas. penyimpangan.
(Doenges, 2000).

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit

dadadi dearah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas,

yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri,

kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada

tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila

pasien menghentikan aktivitasnya.

Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak adekuatan suplai

oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan

lumen arteri koroner. Tidak diketahui secara pasti penyebab ateriosklerosis, namun jelas

bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas ateriosklerosis. Ateriosklerosis

merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Apabila kebutuhan

meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon

peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah

miokardium dan hanya endotel yang cedera mengakbatkan hilangnya produksi No

atau Nitrat Oksid yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang relative.

Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri dengan derajat yang berfariasi,

mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut

28
atau akna menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah belakang sternum atau

sternum atas atau sternum ketiga tengahan meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi,

namun nyeri tersebut dapat menyebar keleher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas

atas.

B. Saran

Bagi mahasiswa, diharapkan setelah mempelajari dan memahami materi terkait

dengan asuhan keperawatan angina pectoris dapat menerapkan dan menjalankan asuhan

keperawatan ini sesuai dengan aturan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. (2002). Kapita Selekta kedokteran. Jakarta: FKUI.


Brunner, & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah (8th ed., Vol. II). Jakarta: EGC.
Corwin, E. J. (2009). Buku saku patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.
Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Drs. Syaifuddin, A. (2009). Anatomi Tubuh untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba
medika.
Long, B. C. (2006). Perawatan Medikal Bedah (2nd ed.). Bandung: Yayasan ikatan alumni
pendidikan keperawatan.
Noor, S. (2001). Buku ajar penyakit dalam. Jakarta: Balai Pustaka.
Price, S. A. (1995). Patofisiologi : Konsep klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta: EGC.
Sjaifoellah. (1998). Ilmu penyakit dalam (3th ed.). Jakarta: Balai penerbit FK UI.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah (8th ed.).
Jakarta: EGC.
Smelzer, S. C. (2002). Keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC.
Tambayong, J. (2002). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Udjianti, J. W. (2010). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

30

Você também pode gostar