Você está na página 1de 19

ANALISIS NOVEL

SANG PEMIMPI
KARYA ANDREA HIRATA

SITI MASRIATUR ROCHMA

XII-IPA 5/23

SMA NEGERI 2 MALANG


Jl. Laks. Martadinata No. 84
MALANG

November 2016
Identitas Novel

Judul : Sang Pemimpi

Karya : Andrea Hirata

Halaman : x + 292 halaman; 20,5 cm

Penerbit : PT Bentang Pustaka Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta 55284

Tahun terbit : 2008

Cetakan : ke-16, Februari 2008


Ringkasan Cerita

Arai adalah saudara jauh Ikal yang telah menjadi yatim piatu sejak kelas 3
SD, ia adalah anak yang sangat tabah menjalani hidupnya. Bayangkan saja,
ketika Ikal dan Ayahnya menjemput Arai, mereka sedih melihat keadaan Arai,
namun Arai menghibur Ikal dengan mainan buatannya. Sedangkan Jimbron
adalah sahabat setia mereka yang juga yatim piatu. Ia menjadi gagap sejak
ayahnya meninggal dan ia pun diangkat menjadi anak asuhnya Pendeta
Geovanny. Ia sangat fanatik kepada kuda yang dianggap hewan asing di
lingkungannya, bahkan ia mengerti seluk beluk setiap kuda. Tiga orang
bersahabat itu tinggal di satu kamar kontrakan di pinggir Dermaga Magai.
Setiap pukul 2 pagi mereka harus bangun untuk bekerja sebagai kuli ikan di
Dermaga Magai.
Mereka sering dimarahi Pak Mustar karena ulah mereka. Pak mustar
adalah sosok orang yang sangat bersahaja, tegas, dan disiplin. Ia adalah
pahlawan bagi anak-anak di Belitong, karena berkatnya Ikal dan teman-
temannya tidak perlu menempuh jalan sejauh ratusan kilometer untuk pergi
ke sebuah sekolah negeri. Pak Mustar menjadi galak karena anaknya tidak
dapat masuk ke SMA yang sudah dibangunnya karena nemnya kurang 0.25
dari batas minimal.


Sore itu, Mak Cik Maryamah bersama anaknya datang untuk meminjam
beras. Sebenarnya mereka sudah datang tiga kali minggu ini. Mata Arai
berkaca-kaca melihatnya. Arai seketika menyeret Ikal ke dalam mengambil
tabungan mereka. Ikal bingung melihat tingkah Arai. Mereka mengambil uang
tabungan mereka lalu melesat ke toko untuk membeli tepung, gula, gandum,
dan minyak. Yang benar saja, Arai memberikan itu semua kepada Mak Cik
Maryamah supaya dapat membuat roti untuk dijual sebagai penghasilan.


Pak Balia adalah kepala sekolah sekaligus guru sastra mereka, ia selalu
mempunyai kata-kata yang membuat muridnya takjub. Tiba-tiba tanpa
diminta Pak Balia, Arai melompat, melolong keras sekali "Tak semua yang
dapat dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan dapat
dihitung! Albert Einstein, fisikawan nomor wahid!" Ikal mengerti taktik tengik
Arai untuk membuat Nurmala berkesan.


Setiap Minggu Pagi, Jimbron melesat ke Pabrik Cincau. Dengan senang
hati Jimbron membantu Laksmi. Sorang anak yang tidak pernah tersenyum
sejak keluarganya meninggal di sebuah muara yang sejak kejadian tersebut
tempat itu diberi nama Semenanjung Ayah. Laksmi diselamatkan oleh
seorang Tionghoa Thong San dan kemudian diangkatlah Laksmi menjadi
anak angkatnya. Seperti Jimbron dengan Pendeta Geovanny, bapak asuh
Laksmi justru menumbuhkan Laksmi menjadi muslimah yang taat.

Dua hari sebelum penerimaan rapor, ayah dan ibu Ikal mempersiapkan
segala perlengkapan dengan sangat baik. Ayah Ikal juga harus bersepeda
sejauh 30 kilometer untuk mengambil rapor anak kesayangannya itu. Orang
tua murid duduk berkumpul di aula dan di kursi yang sudah diberi nomor
besar-besar sesuai urutan rangking anaknya. Pak Mustar juga sudah
menyiapkan sepuluh kursi didepan yang sedikit dipisahkan untuk orang tua
murid yang anaknya mendapat nilai lebih baik dari teman-temannya yang
lain. Beruntung kali ini Ikal dan Arai dapat mempersembahkan kursi nomor
tiga dan lima untuk ayah mereka.

Kini Ikal telah menjadi seorang yang pesimis, malas belajar, dan tak
bersemangat untuk berlari. Hawa positif di dalam diri Ikal telah menguap
dibawa hasutan-hasutan yang melemahkannya. Bahkan yang kemarin
ayahnya duduk di barisan garda depan, kini ia harus duduk dikursi nomor 75.
Ikal dimarahi habis-habisan oleh Arai dan Pak Mustar.
Berbeda dengan Jimbron yang sangat optimis dan satu minggu yang lalu
ia memesan 2 celengan kuda dari Jakarta. Dan hari ini dua celengan itu
datang, Jimbron senang bukan main, sejak saat itu Jimbron menjadi
semangat bekerja dan upah yang diterimanya dibagi rata untuk dua celengan
kudanya.

Bendera Kapal Bintang Laut Selatan telah tampak di horizon pukul 3 sore.
Dermaga itu telah dipadati orang-orang yang ingin melihat hewan yang hanya
pernah dilihatnya di gambar.
Seusai zuhur, Jimbron bolos sekolah, dia hilir mudik di dermaga. Dia
bersembunyi dibelakang tong-tong aspal. Dia seperti cemas dan malu.
Keinginannya selama belasan tahun sebentar lagi akan terwujud di depan
batang hidung.
Kapal itupun merapat, pintu utama dibuka. Tampaklah tujuh ekor kuda. Ya
tujuh ekor kuda yang dipesan Capo dari Tasmania, Australia. Yang paling
menakjubkan yaitu kuda yang ketujuh, ia memiliki rambut putih yang bersih
dan halus membuatnya tampak gagah berani "Subhanallah! Maha Besar
Allah." Kuda tersebut oleh Capo diberi nama Pangeran Mustika Raja Brana.

Kemerosotan mulai tampak pada diri Arai dan Jimbron. Keadaan semakin
parah sejak Arai memutuskan untuk berhenti sementara menjadi kuli
ngambat, ia lebih memilih menjadi kuli bangunan musiman di Gedong.
Arai kian tenggelam dalam pekerjaan bangunannya itu di Gedong. Ikal
juga sibuk mengejar ketinggalan pelajarannya karena ujian semakin dekat.
Jimbron semakin terabaikan.
Waktu itu hari Minggu, Ikal dan Jimbron kembali tidur setelah shalat
subuh. Baru beberapa menit terlelap, terdengar ketukan pelan di jendela. Di
luar masih gelap, suara itu semakin dekat, Ikal dan Jimbron semakin
ketakutan. Ikal memberanikan dirinya melihat di luar jendela, ia menjerit
sejadi-jadinya. Pangeran Mustika mendongakkan kepalanya memasuki
jendela kamar. Jimbron tak berkutik, matanya berkaca-kaca. Jimbron diberi
kesempatan menungganginya. Ia sangat senang, ia memacu kudanya keluar
dari batas pantai dan memasuki pasar. Ikal dan Arai panik, namun mereka
sadar dan mengerti tujuan Jimbron, mereka pun mengambil jalan pintas
tercepat ke Pabrik Cincau. Dan bertepatan dengan Jimbron, Ikal dan Arai
sampai di tempat itu. Jimbron memperlihatkan kemampuannya didepan
Laksmi. Setelah segala upaya dikerahkan kini berkat Jimbron ia dapat
kembali tersenyum.

Luas samudra dapat diukur, namun luasnya hati siapa sangka. Itulah Arai.
Dua bulan yang lalu, dia menyerahkan diri kepada penindasan yang
dilakukan Capo demi Jimbron. Waktu dia mengatakan ingin jadi kuli
bangunan di Gedong tempo hari, sebenarnya diam-diam dia melamar kerja
kepada Capo dengan satu tujuan, agar Jimbron dapat mendekati Pangeran.

Tibalah tanggal 14 September. Usai shalat isya, Arai sudah berdandan


rapi dan dia telah menyiapkan seikat bunga. Dengan bersepeda mereka
bertiga menuju rumah Nurmala. Suasana sepi dan sendu. Keringat Arai
bercucuran. Dia berusaha keras menenangkan dirinya. Nurmala yang tengah
hilir mudik terhenti langkahnya dan menoleh ke jendela. Arai mengeraskan
suaranya. Syair lagu When I Fall in Love mengalun.
Mereka bertiga pulang dengan tangan hampa. Mereka pulang melewati
kebun jagung yang daunnya basah menyayat lengan mereka, gatal dan
perih. Wanita Indifferent di dalam rumah victoria itu masih sama sekali tidak
dapat didekati.

Ikal, Arai, dan Jimbron telah menyelesaikan SMA. Hasil ujian akhir Ikal
sangat baik sehingga dapat mendudukkan kembali ayahnya di deretan garda
depan. Ikal dan Arai akan berangkat ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Mereka akan menumpang kapal Bintang Laut Selatan. Sebuah kapal ternak
yang kotor dan jorok. Hari keberangkatan mereka pun datang, Jimbron
menyerahkan dua celengan kudanya untuk Arai dan Ikal. Celengan itu telah
disiapkan dari dulu oleh Jimbron untuk mereka.
Setelah lima hari berada di laut, akhirnya Arai dan Ikal dapat
melangkahkan kakinya di tanah ibukota. Sampai di Jakarta mereka menaiki
bus. Mereka berhenti di Kota Bogor yang masih asing bagi mereka. MISI
PERTAMA menemukan Terminal Ciputat gagal.
Setelah berhari-hari mereka tidak menemukan pekerjaan yang
menerimanya, bekal mereka menipis. Pekerjaan door to door salesman pun
gagal dijalaninya. Akhirnya ada tetangga kos yang mengajak mereka untuk
bekerja di kios fotokopinya. Dari pekerjaan itu, Ikal menemukan pekerjaan
baru yang memberinya gaji tetap. Namun sebelum bekerja, calon pegawai
dilatih dahulu selama sebulan.
Satu bulan telah berlalu, Ikal kembali ke kamar kos mereka, namun ia
tidak menemui Arai. Terdapat surat yang tergeletak di depan pintu, surat itu
berisi bahwa Arai telah pergi merantau ke Kalimantan.


Sudah empat tahun berlalu, Ikal dapat mendapatkan gelar sarjana di
Universitas Indonesia. Akhirnya, Arai dan Ikal dipertemukan saat tes
wawancara beasiswa ke Eropa. Laporan mereka diterima dengan baik oleh
juri, dan mereka akan kuliah di universitas yang sama di Eropa.

Analisis Umum Intrinsik

A. Tema
Tema dalam novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata adalah
menceritakan tentang persahabatan dan perjuangan meraih mimpi
meskipun keadaan ekonomi mereka tidak memungkinkan untuk
menggapai cita-citanya, tetapi semuanya dapat dihadapi dengan rasa
percaya diri dan mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar dan
bekerja keras dalam meraih semua mimpi.
Ikal juga termasuk dari keluarga yang tidak mampu, ayahnya bekerja
sebagai penyekop timah di Belitong dan ibunya hanya seorang ibu rumah
tangga. Ikal dan Arai pun membantu orang tuanya dalam kehidupan
mereka. Di dalam kehidupannya mereka tidak kenal lelah. Berikut
kutipannya

Anak-anak yang kuat tenaganya menjadi pendulang timah. Mereka


seharian berendam di dalam lumpur, mengaduk-aduk aluvial, meraba-
raba urat timah di bawah tanah, mempertaruhkan kelangsungan hidup
pada kemampuan menduga-duga. Mereka yang kuat nyalinya bekerja di
bagan tengah laut. Pekerjaan berbahaya yang berbulan-bulan baru bisa
bertemu keluarga. Mereka yang kuat tenaga dan kuat nyalinya siang
malam mencedok pasir gelas untuk mengisi tongkang, makan seperti
jembel dan tidur di bawah gardan truk, melingkar seperti biawak.
(Hirata:2008:67-68)

Jimbron sendiri merupakan anak asuh dari Pendeta Geovanny yang


sejak kecil ditinggal oleh orang tuanya. Namun kekurangan ekonomi tidak
menghambat pendidikan tetapi mereka sendiri mempunyai cita-cita yang
luar biasa dari pendidikan, dengan kerja keras semangat dan memotivasi
mereka juga berusaha membiayai sekolahnya sendiri dengan bekerja.
Hal tersebut memotivasi Ikal, Arai, dan Jimbron untuk mencari ilmu
sampai ke luar negeri. Kutipannya sebagai berikut :
Jelajahi kemegahan Eropa sampai Afrika yang eksotis. Temukan
berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar
suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre,
Louis Pasteur, Montisquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science,
sastra, dan seni hingga mengubah peradaban. (Hirata:2008:73)

Keberhasilan Ikal untuk berpendidikan tinggi S-2 di University De Paris,


Sorbonne Prancis mampu membahagiakan orang tuanya. Berikut
kutipannya :

Tak terasa aku telah menyelesaikan kuliahku. Sekarang aku merasa


memiliki tenaga baru untuk menemukan potongan-potongan mozaik
nasibku. Pekerjaan sortir dan hidupku secara keseluruhan mulai
kurasakan sepi tantangannya. Aku ingin menghadapi suatu
kesulitan yang membuatku terus berkambang, aku ingin menjadi
bagian dari sesuatu yang penting dan besar. Aku berpikir untuk
meninggalkan pekerjaan sortir dan kembali mengekstrapolasikan kurva
semangatku yang terus menanjak. (Hirata:2008:250)

B. Alur / Plot
Susunan alur / plot dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
adalah sebagai berikut :

1. Pengarang mulai melukiskan keadaan


Karena Arai sejak kecil ditinggal kedua orang tuanya. Pada akhirnya ayah
Ikal mengangkat Arai menjadi anak asuhannya. Dia dibesarkan dari
keluarga yang serba kekurangan. Berikut kutipannya :

Namun sungguh malang nasibnya, waktu ia kelas satu SD, ibunya wafat
saat melahirkan adiknya. Arai, baru enam tahun ketika itu, dan ayahnya,
gemetar di samping jasad beku sang ibu yang memeluk erat bayi merah
bersimbah darah. Anak beranak itu meninggal bersamaan. Lalu Arai
tinggal berdua dengan ayahnya. Kepedihan belum mau menjauhi Arai.
Menginjak kelas tiga SD, ayahnya juga wafat. Arai menjadi yatim piatu,
sebatang kara. Ia kemudian dipungut keluarga kami. (Hirata:2008:24)

2. Peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak


Seringkali Arai juga iri melihat seorang anak bersama orang tuanya. Arai
ikut terharu ketika melihatnya, Arai sejak kecil ditinggal kedua orang
tuanya dan dia sangat menginginkan orang tua yang selalu disampingnya
ketika dia kesepian. Permasalahan yang terjadi dalam diri Arai adalah
ketidakmampuan Arai dalam mengendalikan emosinya untuk tidak
cemburu pada teman yang masih mempunyai orang tua. Berikut
kutipannya :
Ibuku memberi isyarat dan Arai melesat ke gudang peregasan. Ia
memasukkan beberapa takar beras ke dalam karung, kembali ke
pekarangan, memberikan karung beras itu kepada ibuku yang
kemudian melungsurkannya kepada Mak Cik.
Ambillah..
Mak Cik menerimanya dengan canggung dan berat hati. Aku tak sampai
hati melihatnya. Ia berkata terbata-bata, Tak kan mampu kami
menggantikannya, Kak. (Hirata:2008:39).

3. Keadaan mulai memuncak


Ikal yang memiliki hutang kepada Arai yang telah berjasa karena atas
dukungannya dan memberikan motivasi. Ikal membantu Arai untuk
menggapai cintanya yang tumbuh sejak SMA, wanita yang
diidamkan Arai adalah Nurmala, gadis cantik yang pintar. Arai sering
ditolak oleh Nurmala, dia diacuhkan dan beratus-ratus puisi dan bunga
yang Arai berikan tidak bisa meluluhkan hatinya. Ikal membawa Arai ke
seseorang yang ahli mengenai percintaan yaitu Bang Zaitun. Bang Zaitun
mengajarkan Arai memainkan gitar untuk lebih menarik perhatian
Nurmala. Berikut kutipannya :

Kau kenal Bang Zaitun kan, Rai??tanyaku.


Arai menjawab heran, Pimpinan Orkes Melayu Pasar ikan belok kiri
itu...?
Ke sanalah kau harus berguru soal cinta...
Arai tersenyum. Siapa tak kenal Bang Zaitu , pria flamboyan yang
kondang dalam dunia persilatan cinta. Di Belitong ada empat kampung
besar, di setiap kampung itu ia punya istri. Laki-laki positif mencerna
setiap usulan, memikirkannya dengan lapang dada. Arai menatapku
cerah.
Kau yakin Bang Zaitun punya cukup wewenang ilmiah untuk
memecahkan masalahku ini, Kal?
Tak ada salahnya mencoba, Kawan, jauh lebih terhormat daripada ke
dukun!!
Ah, Keriting, baru ku tahu, kau cerdas sekali!! (Hirata:2008:189)

4. Peristiwa mulai memuncak


Ketika Arai, Ikal, dan Jimbron lulus sebagai pelajar SMA, Arai dan Ikal
mempunyai keinginan untuk pergi ke Jakarata. Arai mendapat tantangan
dari salah seorang guru SD yaitu ibu Muslimah. Berikut kutipannya :

Jangan pernah pulang sebelum jadi sarjana.. pesan Ibu Muslimah, guru
SD-ku. Di samping beliau Pak Mustar mengangguk-angguk. Mereka
tersenyum ketika kami menyalami mereka erat-erat karena mereka tahu
itu pertanda kami menerima tantangan itu: tak kan pernah pulang ke
pulau Belitong sebelum jadi sarjana. (Hirata:2008:219)

Dan setelah mereka sampai di Jakarta, beberapa bulan kemudian Ikal


diterima bekerja sebagai penyortir surat, namun Arai tidak diterima
bekerja disitu. Akhirnya dia pergi keluar pulau untuk bekerja. Ikal tidak
tahu kemana Arai pergi dan dia merasa kehilangan. Beberapa bulan
kemudian Ikal melanjutkan studinya di UI dan disibukkan dengan
aktifitasnya. Berikut kutipannya :

Tahun berikutnya aku diterima di UI. Aku mengatur jadwal shift menyortir
surat sesuai dengan kesibukan kuliah. Aku merindukan Arai setiap hari
dan ingin kukirimkan kabar padanya bahwa jika ia kembali ke Bogor ia
dapat kuliah karena aku telah berpenghasilan tetap. Walaupun sangat
pas-pasan tapi jika ia juga bekerja part time, aku yakin kami dapat sama-
sama membiayai kuliah kami. (Hirata:2008:246)

5. Pengarang memberikan pemecahan masalah soal dari semua


peristiwa
Ikal mendaftarkan diri agar mendapat beasiswa ke luar negeri. Dia
mendapatkan panggilan tes disana, dan Ikal bertemu dengan sahabatnya
yang telah lama tidak jumpa. Pada tahap penyelesaian diceritakan pada
akhirnya Ikal dan Arai diterima di Universitas yang selama ini menjadi
harapan, cita-cita dan mimpinya. Berikut kutipannya :

Aku mengambil surat kelulusan Arai dan membaca kalimat demi kalimat
dalam surat keputusan yang dipegangnya dan jiwaku seakan terbang.
Hari ini seluruh ilmu umat manusia menjadi setitik air di atas samudra
pengetahuan Allah. Hari ini Nabi Musa membelah Laut Merah dengan
tongkatnya, dan miliaran bintang-gemintang yang berputar dengan
eksentrik yang bersilangan, membentuk lingkaran episiklus yang
mengelilingi miliaran siklus yang lebih besar, berlapis-lapis tak terhingga
di luar jangkauan akal manusia. Semuanya tertata rapi dalam protokol
jagat raya yang diatur tangan Allah. Sedikit saja satu dari miliaran
episiklus itu keluar dari orbitnya, maka dalam hitungan detik semesta
alam akan meledak menjadi remah-remah. Hanya itu kalimat yang dapat
menggambarkan bagaimana sempurnanya Tuhan telah mengatur
potongan-potongan mozaik hidupku dan Arai, demikian indahnya Tuhan
bertahun-tahun telah memeluk mimpi-mimpi kami, karena di kertas itu
tertulis nama universitas yang menerimanya, sama dengan universitas
yang menerimaku, di sana jelas tertulis: Universite de Paris, Sorbonne,
Prancis. (Hirata:2008:272)

C. Tokoh dan Penokohan

1) Ikal
Baik Hati, Aku dan Jimbron berusaha menahan diri tak tertawa untuk
menjaga perasaan Arai. Sang Pemimpi halaman 199.

Optimis, Sejak kejadian pembagian rapor kemarin, aku berjanji kepada


Ayah untuk mendudukkannya lagi di bangku garda depan. Sang Pemimpi
halaman 169.

Peduli, Aku cemas akan keadaan Jimbron yang untuk pertama kalinya...
Sang Pemimpi halaman 168.

Pantang menyerah, Aku dan Arai berlari terbirit-birit menuju sekolah.


Sang Pemimpi halaman 59.

Pintar, Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan. Aku di
urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima. Sang Pemimpi halaman 81.

2) Arai :

Perhatian, Sering ketika bangun tidur, aku menemukan kuaci, permen


gula merah, dan mainan kecil dari tanah liat sudah ada di saku bajuku. Arai diam-
diam membuatnya untukku. Sang Pemimpi halaman 26.

Kreatif dan Penuh inspirasi, Aku melirik benda itu dan aku makin pedih
membayangkan dia membuat mainan itu sendiri, memainkannya juga sendiri...
Sang Pemimpi halaman 21.

Gigih, Dua bulan terakhir, dia menyerahkan diri pada penindasan Capo
yang terkenal keras, semuanya demi Jimbron. Sang Pemimpi halaman 193.

Rajin, Sstiap habis maghrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di


bawah temaram lampu minyak. Sang Pemimpi halaman 27.

Pintar, Beruntungnya, aku dan Arai selalu berada di garda depan. Aku di
urutan ketiga, sedangkan Arai di urutan kelima. Sang Pemimpi halaman 81.

Pantang menyerah, Arai terus melolong gagah berani. Dia bersahut-


sahutan dengan Nat King Cole. Sang Pemimpi halaman 199

Tulus, Arai menyerahkan karung-karung tadi kepada Mak Cik. Sang


Pemimpi halaman 43.

3) Jimbron :

Tabah, Suatu hari, belum empat puluh hari ibunya wafat, Jimbron
bepergian naik sepeda dibonceng ayahnya. Masih berkendara, ayahnya terkena
serangan jantung. Sang Pemimpi halaman 49.

Pekerja keras, setiap hari dia bekerja part time di kapal milik salah satu
nahkoda.
Polos, Jimbron berdiri mematung. Dia seakan tak percaya kalau aku tega
membentakknya sekeras itu. Sang Pemimpi halaman 123.

Tulus, dia memberikan kedua celengan kudanya yang selama ini telah ia
persiapkan untuk Ikal dan Arai. Sang Pemimpi halaman 204.

Baik hati, Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur ke pabrik cincau.


Dengan senang hati, dia menjadi relawan membantu Laksmi. Sang Pemimpi
halaman 69.

4) Pak Mustar :

Disiplin, Setengah jam sebelum masuk, Pak Mustar mengunci pagar


sekolah. Sang Pemimpi halaman5.

Tegas, Pak Mustar mengancam tak main-main. Sang Pemimpi halaman


86.

Peduli, Beliau tidak mau murid-muridnya terjerumus ke masa depan yang


suram.

5) Bapak Saman Said Harun (Bapaknya Ikal) :

Pendiam, Ayah turun dari sepeda, seperti biasa, hanya satu ucapan pelan
Assalamualaikum, tak ada kata lain Sang Pemimpi halaman 82

Sabar dan Baik hati, Lalu, Ayah bersepeda ke Magai, ke SMA negeri, 30
kilometer jauhnya untuk mengambil rapor anak-anaknya. Sang Pemimpi
halaman 79.

Bijaksana, Ayah senantiasa menerima bagaimanapun keadaan kami.


Sang Pemimpi halaman 142.

6) Ibunya Ikal :

Perhatian, Saat pembagian rapor, Ibu pun tak kalah repot. Sehari
semalam, dia merendam daun pandan dan bunga kenanga untuk dipercikkan di
baju safari empat saku Ayah itu ketika menyetrikanya. Sang Pemimpi halaman
77.

Baik hati, Ibuku tersenyum memandangi Nurmi. Jangan sekali-kali


kaupisahkan Nurmi dari biolanya, Maryamah. Kalau berasmu habis, datang lagi
ke sini. Sang Pemimpi halaman 33.

7) Bapak Drs. Julia Ichsan Balia :

Kreatif, Kreatif merupakan daya tarik utama kelasnya. Sang Pemimpi


halaman 60.

Bijaksana, Pak Balia terpana dan berkerut keningnya,tapi memang sudah


alamiahnya, beliau menghargai siswanya. Sang Pemimpi halaman 64.
Pintar, Mulut murid-muridnya ternganga mendengar kalimat yang agung
itu. Sang Pemimpi halaman 60.

Tokoh pendukung :

Zakia Nurmala
Laksmi
Bang Zaitun
Mak Cik Maryamah
Nurmi
A Kiun
Capo
Taikong Hamim
Pak Cik Basman
Nyonya Deborah
Mei Mei
Makruf
Mahader.

D. Latar / Setting
a) Latar tempat :
Kamar Kontrakan di Belitong, Aku, Jimbron, dan Arai baru pulang
sekolah dan sedang duduk santai berada di beranda los kontrakan
kami... Sang Pemimpi halaman87.
SMA Bukan Main, di tengah lapangan sekolah, Pak Mustar dan
para penjaga sekolah telah menyiapkan lokasi shooting.Sang
Pemimpi halaman 111.
Bioskop, Kami mengambil tempat duduk di tengah. Bau pesing
tercium dari sudut-sudut bioskop. Sang Pemimpi halaman96.
Gudang, Kami memasuki labirin gang yang membingungkan.
Akhirnya, di gudang peti es itulah kami terperangkap Sang
Pemimpi halaman 10.
Dermaga Magai, Namun, sejak pukul dua, dermaga telah dipadati
orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan yang hanya
pernah mereka lihat dalam gambar. Sang Pemimpi halaman 153.
Pasar Magai, Lewat tengah malam, aku berjalan sendiri
menelusuri gang-gang sempit Pasar Magai. Sang Pemimpi
halaman242.
Rumah Mak Cik Maryamah, Kami masuk ke dalam rumah yang
senyap. Dari dalam kamar, sayup terdengar Nurmi sedang
menggesek biola. Sang Pemimpi halaman 43,
Tanjung Priok, Jakarta. Aku dan Arai gemetar melihat demikian
banyak manusia di Tanjung Priok. Sang Pemimpi halaman 213.
Terminal Bogor, Dua lampu neon panjang menyinari tuisan nama
terminal di gerbang itu: Terminal Bus Bogor. Sang Pemimpi
halaman 217.
Pabrik Cincau, Setiap Minggu pagi, Jimbron menghambur ke
pabrik cincau. Dengan senang hati, dia menjadi relawan
membantu Laksmi. Sang Pemimpi halaman 69.
Rumah Bang Zaitun, Kami memasuki ruang tamu Bang Zaitun
yang dipenuhi beragam pernak-pernik... Sang Pemimpi halaman
171.
Kamar Kos di Bogor, Kamar kos kami berdinding gedek bambu
dan berlantai semen yang sebagian berlantai tanah. Sang
Pemimpi halaman 223.
Kios Fotokopi, kami berdiri dari pagi sampai malam di depan
mesin fotokopi yang panas. Sang Pemimpi halaman 226.
Kantor pos, Berbulan-bulan aku menyortir. Ribuan surat
bertumpuk setiap hari. Setiap kali kantong pos dicurahkan, aku
selalu berdoa dengan pedih, semoga ada surat dari Arai untukku.
Sang Pemimpi halaman 230.

b) Latar waktu :
Pagi, Senin pagi itu tidak ada siswa yang terlambat apel karena
semuanya ingin menyaksikan tiga pesakitan dieksekusi. Sang
Pemimpi halaman 109
Siang, aku selalu berlari sepulang sekolah, tapi siang ini, di
depan restoran Tionghoa, langkahku terhenti. Sang Pemimpi
halaman 131.
Sore, Sore itu, aku dan Arai sedang bermain di pekarangan waktu
seorang yang biasa kami Mak Cik Maryamah datang. Sang
Pemimpi halaman 31.
Malam, Setiap malam, dari los kontrakan, kami benci melihat
orang-orang berkerudung mengantre tiket. Sang Pemimpi
halaman 93.

c) Latar Suasana:
Bahagia, Kesempatan baik, Bron!! aku girang, celingukan kiri
kanan.
Tak ada kompetisi!!Wajah Jimbron yang bulat jenaka merona-
rona seperti buah mentega.Mmhhh ... mmhhaa ... mainkan, Kal!!
(Hirata:2008:11)
Sedih, Di perjalanan aku tak banyak bicara karena hatiku ngilu
mengenangkan nasib malang yang menimpa sepupu jauhku ini.
(Hirata:2008:26)
Gelisah, Sekarang delapan orang memikul peti dan peti menuju
pasar pagi yang ramai. Di sekitar peti tukang parkir berteriak-
teriak menimpali obralan pedagang Minang yang menjual baju di
kaki lima. Klakson sepeda motor dan kliningan sepeda sahut
menyahut dengan jeritan mesin parut dan ketukan palu para
tukang sol. Lenguh sapi yang digelandang ke pejagalan beradu
nyaring dengan suara bising dari balon kecil yang dipencet
penjual mainan anak-anak. Di punggungku kurasakan satu
persatu detakan jantung Jimbron, lambat namun keras, gelisah
dan mencekam. (Hirata:2008:20)

E. Sudut Pandang / Point of View


Sudut pandang yang dipakai Andrea Hirata pada novel ini adalah sudut
pandang orang pertama sentral (First Person Central) dimana semua kejadian
dan peristiwa yang terdapat didalam ceritanya berasal dari kacamata tokoh aku
sebagai tokoh utama disini (tipe pencerita intern). Seperti dalam pengertiaannya,
sudut pandang orang pertama sentral ini secara tidak langsung adalah
pengarang sendiri yang masuk ke dalam cerita dan menceritakan si tokoh utama
selayaknya itu adalah dirinya.
Pemakaian sudut pandang orang pertama sentral ini dipakai untuk
menguatkan karakter tokoh utama aku, sebagai seorang Ikal yang berusaha
merangkak menggapai mimpinya. Jadi, semua konflik yang ada, karakter-
karakter dari tokoh lain, dan jalannya cerita berada dalam pandangan tokoh aku.
Tekanan pada tokoh utama ini sengaja diberikan Andrea untuk mengungkapkan
bagaimana Ikal melihat kehidupan dengan caranya sendiri. Andrea memosisikan
dirinya sebagai Aku dalam sebagian besar karyanya, termasuk novel Sang
Pemimpi. Sudut pandang pribadi pengarang yang menggunakan sudut pandang
tokoh utama, mengesankan bahwa si Ikal maha tahu segalanya. Berikut
kutipannya :

Aku gugup. Jantungku berayun-ayun seumpama punchbag yang dihantam


beruntun seorang petinju. Berjingkat-jingkat di balik tumpukan peti es, kedua
kakiku tak teguh, gemetar. Bau ikan busuk yang merebak dari peti-peti amis, di
ruangan yang asing ini, sirna dikalahkan rasa takut. (Hirata:2008:2)

F. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang banyak dituangkan pengarang dalam memperkuat cerita
novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata adalah sebagai berikut :
Penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra khususnya novel berfungsi
untuk menimbulkan efek estetis, membangkitkan suasana, kesan, dan
tanggapan indra tertentu (menggambarkan atau memunculkan unsur intrinsik
seperti tokoh penokohan, amanat, setting). Novel Sang Pemimpi adalah sebuah
cerita kehidupan berdasarkan kisah nyata. Novel Sang Pemimpi ini adalah novel
kedua dari tetralogi karya Andrea Hirata yang menceritakan kisah persahabatan
pengarang dengan kedua temannya. Novel ini disajikan sangat menarik disertai
penggunaan gaya bahasa yang dominan. Penggunaan gaya bahasa (kiasan)
dalam novel ini dapat menggambarkan tokoh dan wataknya ; mendeskripsikan
latar/setting ;dan menampilkan amanat.

Berdasarkan analisis novel Sang Pemimpi ditemukan dua belas jenis


penggunaan gaya bahasa kiasan yaitu simile, metafora, personifikasi, alusio,
eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, ironi (meliputi sinisme dan
sarkasme), hipalase, dan satire. Dan gaya bahasa kiasan yang paling banyak
ditemukan adalah simile berjumlah 181, sedangkan lainnya metafora berjumlah
105, personifikasi 40 data, metonimia 23 data, epitet 25 data, ironi 11 data
,hipalase 6 data, eponim 4 data, antonomasia 10 data, alusi 13 data, sinekdoke
11 data, dan satire 4 data.

Gaya bahasa kiasan dalam novel ini menampilkan tokoh atau


penokohan, mendeskripsikan watak tokoh, menggambarkan/menampilkan latar,
dan menampilkan amanat. Gaya bahasa kiasan yang digunakan pengarang
dalam novel ini menunjukkan kekhasan pengarangnya. Kekhasan gaya bahasa
yang digunakan pengarang, yaitu Andrea Hirata adalah adanya penggunaan
kata-kata ilmiah dan kata khusus dalam gaya bahasanya, memadukan dua
kiasan dalam satu kalimat, dan memadukan unsur lingkungan dalam kiasannya.
Data mengenai kekhasan gaya bahasa kiasan Andrea Hirata berjumlah 61 data.

G. Amanat
Amanat Umum
Amanat umum yang dapat diambil dari novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata adalah sebagai berikut :
a. Jangan berusaha untuk berhenti mengejar mimpi-mimpi selama kita
masih mampu dan teruslah berusaha dalam mencapai segala sesuatu
yang kita inginkan.
b. Jangan pernah menyerah walaupun kita pernah mengalami
kegagalan, jadikanlah kegagalan tersebut sebagai pelajaran untuk
kita menjadi lebih baik lagi.
c. Pada zaman sekarang persaingan semakin berat jadi tidak ada waktu
untuk bersantai sebagaimanapun pekerjaan berat akan terasa ringan
jika kita tidak pernah mengeluh dan terus semangat untuk
menyelesaikannya.

Amanat Khusus
Amanat khusus yang tersebar dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea
Hirata adalah sebagai berikut :
1. Tentang Keagamaan
Berbicara tentang hubungan manusia dengan Tuhan tidak terlepas
dari pembahasan agama. Agama merupakan pegangan hidup bagi
manusia. Pada tokoh Jimbron mencerminkan tokoh yang taat
beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun dia hidup
dilingkungan agama yang berbeda yaitu agama katolik. Mereka
menjadi saling menghormati, dengan demikian manusia bisa hidup
harmonis dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia,
maupun makhluk lain. Pendeta Geovanny merupakan sosok yang
penyayang dan menghormati manusia lain yang berbeda agama,
terbukti bahwa Jimbron sebagai anak angkatnya justru malah setiap
hari diantar mengaji dan tidak sedikitpun bermaksud menyesatkan
keyakinan Jimbron dan malah tidak pernah telat jika mengantarkan
Jimbron ke masjid. Berikut kutipannya :

Jimbron adalah seseorang yang membuat kami takjub dengan tiga


macam keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia
selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang
pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya
Pendeta Geovanny. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia
menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu
tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau
malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid.
(Hirata:2008:60-61)

2. Tentang Moral
Moral merupakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang
dipandang dari nilai seseorang. Dengan demikian akan terwujud
perasaan saling menghormati. Nilai moral yang terkandung didalam
cerita bupati yang memimpin sekarang kelakuannya sudah tidak jujur
dan menghalalkan segala cara hanya demi merebut kursi
kepemimpinannya. Hal tersebut perlu diubah supaya moral manusia
yang lain tidak ikut tercemar.
Berikut kutipannya :

ITULAH KALAU KAU MAU TAHU TABIAT PEMIMPIN ZAMAN


SEKARANG, BOI!! BARU MENCALONKAN DIRI SUDAH JADI
PENIPU, BAGAIMANA KALAU BAJINGAN SEPERTI ITU JADI
KETUA!!??(Hirata:2008:168)

3. Tentang Sosial
Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama, seperti kasih
sayang, kepercayaan, dan penghargaan. Walaupun Ikal sangat benci
kepada Arai tapi jiwa penolongnya kepada Jimbron masih tetap ada
dalam dirinya karena dia merasa walau bagaimanapun juga mereka
adalah bersaudara. Walaupun kita pernah benci kepada orang tapi
kita harus mengingat apa yang telah dia perbuat kebaikan bagi orang
lain. Berikut kutipannya:
Aku ingin menyelamatkan Jimbron walaupun benci setengah mati
pada Arai. Aku dan Arai menopang Jimbron dan beruntung kami
berada dalam labirin gang yang membingungkan.(Hirata:2008:15)

Analisis Umum Ekstrinsik

A. Latar Belakang Kehidupan Pengarang

Nama Andrea Hirata Seman Said Harun melejit seiring kesuksesan novel
pertamanya, Laskar Pelangi. Pria yang berulang tahun setiap 24 Oktober ini
semakin terkenal kala novel pertamanya yang jadi best seller diangkat ke layar
lebar oleh duo sineas yaitu Riri Riza dan Mira Lesmana. Selain Laskar Pelangi,
lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia ini juga menulis Sang Pemimpi dan
Edensor, serta Maryamah Karpov. Keempat novel tersebut tergabung dalam
sebuah tetralogi tetralogi. Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini
masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini mendapat beasiswa Uni Eropa untuk
studi Master of Science di Universit de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield
Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi
telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia
lulus cumlaude.
Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori
ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu
telah beredar sebagai referensi ilmiah. Penulis Indonesia yang berasal dari Pulau
Belitong, Provinsi Bangka Belitung ini masih hidup melajang hingga sekarang..
Karena pada bulan November 2008, muncul pengakuan dari seorang
perempuan, Roxana yang mengaku sebagai mantan istrinya. Akhirnya terungkap
bahwa Andrea memang pernah menikah dengan Roxana pada 5 Juli 1998,
namun telah dibatalkan pada tahun 2000. Alasan Andrea melakukan pembatalan
ini karena Roxana menikah saat dirinya masih berstatus istri orang lain.
Sukses dengan novel tetralogi, Andrea merambah dunia film. Novelnya yang
pertama, telah diangkat ke layar lebar, dengan judul sama, Laskar Pelangi pada
2008. Dengan menggandeng Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmana
pada produser, film ini menjadi film yang paling fenomenal di 2008. Dan jelang
akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles Films dan Mizan Production kembali
merilis sekuelnya Sang Pemimpi.

B. Zaman Ketika Karya Diciptakan

Nama lengkapnya adalah Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau
Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari
pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah
desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau
Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup
mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak
mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak
memperlihatkan keperihatinan.
Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang
tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok
dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi,
ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti
namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.

...Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri bila penyanyi
pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya, ungkap Andrea.

Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang
Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli
Belitong ini mulai menyandang nama Andrea Hirata. Andrea tumbuh seperti
halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap
menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu
di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa
depannya.

Melalui berbagai karyanya, Andrea Hirata sebenarnya mengajak kita untuk


menjadi Sang Pemimpi yang berani bermimpi, meskipun harus Keluar dari
mainstream atau out of the box sekalipun. Selain itu ia juga mengajarkan akan
arti pentingnya pendidikan. Karena hanya dengan pendidikanlah segala mimpi itu
dapat terwujud.

Andrea hirata adalah sosok inspiratif bagi kehidupan . Dalam banyak sisi ada
kesamaan-kesamaan yang membuat masyarakat indonesia terinspirasi olehnya.
Dari kesamaan mengidolakan bang haji rhoma irama, berkecimpung dalam ilmu
yang sama-sama menggeluti ekonomi, berambut ikal-keriting, kesamaan senasib
dari orang orang yang hidup penuh mimpi, kecerian dan pahit getirnya hidup
dalam serba ketermarjinalan, serta yang tak kalah pentingnya sama-sama suka
menulis.

Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam pikiran
Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan
tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja
keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai penulis memoar kisah
masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan.

Você também pode gostar