Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH KELOMPOK I
Anggota :
1 Aep Saepudin
2 Dita Adriani
3 Hesti Purwantini
4 Fitri Anggraini
5 Erna Wulandari
6 Iva Christiana Dewi
Dosen Pembimbing
Ns. Zahrah Maulidia Septimaf,S.Kep,M.Kep
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas Askep Kardiovaskuler. Makalah ini berisi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinis, penatalaksanaan dan Asuhan Keperawatan Atrial Septal Defect. Makalah ini
diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa keperawatan. Kami sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata
kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna. Akhir kata kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Terima kasih
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................2
A. Pengertian........................................................................................................................2
B. Etiologi............................................................................................................................2
C. Patofisiologi....................................................................................................................3
D. Manifestasi Klinis...........................................................................................................3
E. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................3
F. Terapi Medis....................................................................................................................4
G. Komplikasi......................................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................5
ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................................................5
A. Pengkajian.......................................................................................................................5
C. Rencana Asuhan Keperawatan........................................................................................6
D. Evaluasi.........................................................................................................................10
BAB IV....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Atrial septal defect adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada
sekat yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Kelainan jantung
bawaan yang memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek
sekat atrium. Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara
serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan
pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venousus di
dekat muara vena kava suporior, foramen ovale terbuka pada
umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum
sekundum yaitu kegagalan penutupan septum primum yang letaknya
dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam
defek sekat ini harus di tutup dengan tindakan bedah sebelum
terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke
kiri sebagai tanda timbulnya sindrome eisenmenger. Bila sudah terjadi
pembalikan aliran darah, maka pembedahan dikontraindikasikan.
Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan
jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari ASD.
2. Untuk mengetahui etiologi dari ASD.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari ASD.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari ASD.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic spesifik dari ASD.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari ASD.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ASD.
C. Manfaat
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, baik penyusun maupun
pembaca dapat memahami dan memberikan asuhan keperawatan
pada pasien ASD dengan tepat dan bermutu. Selain itu diharapkan
1
makalah ini, kita dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya di
bidang keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Atrial septal defeck ( ASD ) adalah penyakit jantung bawaan lubang
(defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi
karena kegagalan fungsi interatrial semasa janin, atrial septal defect
adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung
bagian atas ( atrium kiri dan kanan )
Tiga macam variasi yang terdapat pada ASD,yaitu:
1. Ostium primum ( ASD I ), letak lubang dibagian bawah septum,
disertai kelainan katub mitral
2. Ostium secundum (ASD 2 ), letak lubang di tengah septum
3. Sinus venosus defek, lubang berada di antara vena kava superior
dan atrium kanan
B. Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD.
Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor prenatal
a. Ibu menderita penyakit infeksi rubella
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
a. Anak yang baru lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah atau ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindroma down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
3. Gangguan hemodinamik
2
Tekanan di atrium kiri lebih tinggi dari pada tekanan di atrium kanan sehingga
memungkinkan aliran darah dari atrium kiri ke atrium kanan
C. Patofisiologi
Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang mengandung
oksigen dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran yang
melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari atrium
tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih besar
daripada ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan berkurang.
Hal ini juga berakibatvolume serta ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan meningkat.
Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang terus meningkat shunt
dari kiri kekanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma Eisenmenger bisa terjadi
akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat. Arah shunt pun bisa berubah
menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah
yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi dan sianosis.
D. Manifestasi Klinis
1. bising sistolik tipe jeksi di sela iga ke dua/tiga pinggir sternum kiri
2. dispnea
3. aritmia
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Foto thorax
3. EKG ; deviasi ke kiri pada Asd primum dan deviasi aksis ke kanan pada ASD
secundum; RBBB, RVH
4. Kateterisasi jantung : prosedur diagnoatik dimana kateter ridhopaque dimasukan
kedalam serambi jantung melalui pembuluh darah perifer, di observasi dengan
fluoroskopi atau intensifikasi pencitraan, pengukuran tekanan darah dan sampla darah
memberikan sumber-sumber informasi tambahan.
5. TEE ( trans esophageal echocardiografi )
F. Terapi Medis
1. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.
Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, bila terjadi sindrome
eisenmenger, umumnya menujukan prognosis buruk.
2. Amplazer septal ocluder
3
3. Sadap jantung ( bila diperlukan )
G. Komplikasi
1. Gagal jantung
2. Penyakit pembuluh darah paru
3. Endokarditis
4. Aritmia
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail
terhadap jantung.
2. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital
3. Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi
4. Inspeksi
4
a. Status nutrisi : gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang
buruk berhubungan dengan penyakit jantung.
b. Warna : sianosis adalah gambaran umum dari penyakit jantung
kongenital, sedangkan pucat berhubungan dengan anemia yang
sering menyertai penyakit jantgung.
c. Deformitas dada : pembesaran jantung terkadang mengubah
konfigurasi dada
d. Pulasi tidak umum : terkadang terjadi pulasi yang dapat dilihat.
e. Ekskursi pernapasan : pernapasan mudah atau sulit ( misalnya :
takipnea, dispnea, adanya dengkur ekspirasi ).
f. Jari tabuh : berhubungan dengan beberapa tipe penyakit jantung
kongenital
g. Perilaku : memilih posisi lutut dada atau berjongkok merupakan ciri
khas dari beberapa jenis penyakit jantung.
5. Palpasi dan perkusi
a. Dada : membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan
karakteristik lain ( seperti thrill vibrilasi yang dirasakan pemeriksa
saat melakukan palpasi )
b. Abdomen : hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin terlihat.
c. Nadi perifer : frekuensi, keteraturan dan amplitudo ( kekuatan )
dapat menunjukan ketidaksesuaian.
6. Auskultasi
a. Jantung : mendeteksi adanya murmur jantung.
b. Frekuensi dan irama jantung : menunjukan deviasi bunyi dan
intensitas jantung yang membantu melolkalisasi defek jantung.
c. Paru-paru : menunjukan ronchi kering kasar, mengi.
d. Tekanan darah : penyimpangan terjadi di beberapa kondisi jantung
( mis ; ketidaksesuaian antara ektremitas atas dan bawah ).
e. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian : misalnya : ekg,
radiografi, ekokardiografi, fluroskopi, ultrasonografi, angiografi,
analisis darah ( jumlah darah, haemoglobin, volume sel darah, gas
darah ), kateterisasi jantung.
B. Dignosa Keperawatan
1) Resiko tinggi penurunan curah jantung b/d struktur jantung
2) Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transport oksigen
3) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakadekuatan
oksigen dan nutrien pada jaringan, isolasi sosial.
4) Resiko tinggi infeksi b/d status fisik yang lemah.
5
5) Resiko tinggi cedera ( komplikasi ) b/d kondisi jantung dan terapi
6) Perubahan proses keluarga b/d mempunyai anak dengan penyakit
jantug (ASD)
6
Anak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang sesuai
dengan usia
b. Kriteria hasil :
1) Anak mencapai pertumbuhan yang adekuat.
2) Anak melakukan aktivitas sesuai usia
3) Anak tidak mengalami isolasi social
c. Intervensi Keperawatan
1) Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang
adekuat.
2) Pantau tinggi dan berat badan; gambarkan pada grafik pertumbuhan
untuk menentukan kecenderungan pertumbuhan.
3) Dapat memberikan suplemen besi untuk mengatasi anemia, bila
dianjurkan.
4) Dorong aktivitas yang sesuai usia.
5) Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap
sosialisasi seperti anak yang lain.
6) Izinkan anak untuk menata ruangnya sendiri dan batasan aktivitas karena
anak akan beristirahat bila lelah.
4. Diagnosa keperawatan : Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan status fisik yang
lemah.
a. Tujuan:
Klien tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi
b. Kriteriahasil:
Anak bebas dari infeksi.
c. Intervensi Keperawatan
1) Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi
2) Beri istirahat yang adekuat
3) Beri nutrisi optimal untuk mendukung pertahanan tubuh alami.
7
Keringat banyak di kulit kepala, khususnya pada bayi.
Keletihan
Penambahan berat badan yang tiba-tiba.
Distress pernapasan
Toksisitas digoksin
Muntah (tanda paling dini)
Mual
Anoreksia
Bradikardi.
Disritmia
Peningkatan upaya pernapasan : retraksi, mengorok, batuk,
sianosis.
Hipoksemia : sianosis, gelisah.
Kolaps kardiovaskular : pucat, sianosis, hipotonia.
2) Ajari keluarga untuk melakukan intervensi selama serangan hipersianotik
3) Tempatkan anak pada posisi lutut-dada dengan kepala dan dada
ditinggikan.
4) Tetap tenang.
5) Beri oksigen 100% dengan masker wajah bila ada.
6) Hubungi praktisi
7) Jelaskan atau klarifikasi informasi yang diberikan oleh praktisi dan ahli
bedah pada keluarga.
8) Siapkan anak dan orang tua untuk prosedur.
9) Bantu membuat keputusan keluarga berkaitan dengan pembedahan.
10) Gali perasaan mengenai pilihan pembedahan.
8
4) Bantu keluarga dalam menentukan aktivitas fisik dan metode disiplin
yang tepat untuk anak.
D. Evaluasi
Proses : langsung setalah setiap tindakan
Hasil : tujuan yang diharapkan
1. Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia
2. Anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan usia
3. Anak bebas dari komplikasi pascabedah
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jantung
Jantung merupakan sebuah organ muskuler berongga yang terdiri dari otot-otot. Otot
jantung merupakan jaringan istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, dan cara kerjanya dipengaruhi oleh susunan saraf otonom
atau diluar kemauan kita.
1. Atrium Septal Defect (ASD)
Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang
(defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena
kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin. Atrial Septal Defect (ASD)
adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas
(atrium kiri dan atrium kanan).
2. Definisi
Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan
ventrikelkanan.
B. Saran
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan jantung ASD/
VSD Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menanganinya
secara efektif dan efisien .
1. Mahasiswa kesehatan sebaiknya memahami dan mnegetahui konsep. Atrium
septum defek/ ventrikel septum defek dan askep nya guna unttuk mengaplikasikan
dalam memberikan pelayanan kepada pasien
2. Perawat memiliki pengetahuan tentang ASD/ VSD untuk dapat mempengaruhi
orang tua dalam menjalani pengobatan untuk sehingga penyakit lebih berat dapat
dihindari .
Pelayanan keperawatan dapat memberikan anjuran kepada orang tua untuk melalukan
terapi agar ASD/ VSD dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
10
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 1996. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. 2001. Jakarta: Pusat Kesehatan Jantung dan
11