Você está na página 1de 2

ALEPPO

Bismillah.

Aleppo. Aleppo-ku sayang


Bagaimana kabarmu sekarang?
Masihkah engkau kuat hadapi serangan rezim yang menerjang?
Sedihkah dirimu satu per satu mujahid menghilang?
Muakkah dikau diinjaki oleh Assad bermata nyalang?
Tak lelahkah diri terus berjuang?
.
Oh Aleppo..
Kudengar lagi berita duka menyelimutimu
Serangan udara terus sja menghujam tubuhmu
Hingga keluarga yang dulu utuh, Ayah Ibu syahid di tanahmu
Kini tinggallah adik menanggung pilu
Selamat dalam dekapan Ibu
Menangis tersedu-sedu
Melihat Ayah tertumpuk batu
Penuh darah yg terus mengucur bercampur peluh
.
Aleppo-ku yang malang
Mengapa saudariku yang beriman dianggap jalang?
Dinikmati, ternodai, dibunuh lantas dibuang
Mengapa?
Tak adakah tempat baginya tuk sekadar bertapa?
Walau hanya untuk berdoa, memohon kepada Sang Pencipta
Tuk diberi perlindungan dari nafsu bejat nan hina
.
Aleppo tercinta
Begitu banyak luka yang tercipta
Sanggupkah kaujalani hari dengan penuh air mata?
Hari ini ada lagi kisah tentangmu yg bertengger di beranda
Seorang anak lelaki tengah memasak dengan wajah berseri-seri
Menatap lapar si panci
Dan tak lupa bersyukur dalam hati
Entah kapan lagi ada hidangan tuk dinikmati
Namun harapannya tak pernah putus pada Sang Ilahi Rabbi
.
Oh Aleppo..
Beritahu kami bagaimana cara tuk bertahan,
Bagaimana bersyukur pada nikmat Tuhan,
Dan bagaimana bersabar dengan segala ujian
.
Ajarkan kami tuk tersenyum meski terluka
Sebab kami terkadang lupa
Lupa bahwa napas masih berhembus di zona aman
Sedang dikau sesak akan kepulan asap hitam mengawan
.
Oh Aleppo..
Kamilah anak Indonesia
Sebagian menutup mata dan telinga
Berlagak buta pun tuli
Hingga engkau dirundung luka banyak yang tak peduli
Tapi ada pula dari kami
Mendoakanmu tiada henti
Bahkan dalam sujud terakhir
Tak jarang air mata mengalir
.
Aleppo..
Maaf jikalau doa dan sajak yang terkirim
Sebab nyali negeriku menciut melihat perbuatan mereka yang zalim
Oh. Sabarlah tanah muslim
Doa kami tak pernah putus menyertai
Pun Allah tak pernah ingkar janji
Kelak derita itu kan terganti
Sebab surgaNya telah menanti hadirmu di sisi.
.
.
.
Fajriani Annisa Eka Trisna
Gowa, 17 Desember 2016 13:04

Você também pode gostar