Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Fakultas Kedokteran
2014
Anatomi dan Fisiologi Sel
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel.
Kata sel itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti kotak-kotak
kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan
Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje;
menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu
Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang
memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu
berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
1. Membrane Plasma
Membran plasma yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar
yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak
atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam
urutannya adalah:
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat
Hidrofilik (larut dalam air), oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif
Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang
berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma, sedang bagian yang padat dan
memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut
zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan
bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan). Organel Sel tersebut
antara lain :
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu
sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada
yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom
merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari
ribosom adalah tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat
dengan mikroskop elektron.
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim
pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak
dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya
ginjal.
f. J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis
maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam
mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida
yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)
B. Reproduksi Sel
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis
(pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri
secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini
banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri,
ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-
tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap
telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan
Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase
inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah
sebagai berikut:
1. Profase :
2. Metafase:
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan
(bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom/kromatid mudah
diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke
kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti menjadi dua
bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
Sifat mempertahan-kan
Tujuan Untuk pertumbuhan
diploid
A. Definisi
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap
encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah
tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan
sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-
tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau
pembuluh darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila
kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan
dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang
sebagai air seni.
B. Komponen darah
Air : 91%
C. Fungsi Darah
D. Bagian-bagian Darah
a. Sel-Sel Darah
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat
bergerak. Banyaknya kirakira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning
kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut
hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung oksigen. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan
permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan flexible, sehingga memungkinkan
eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit
mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pernafasan yang
mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel.
Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah.
Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen non-
protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida
yang mengandung besi (Fe2+). Funsi utama hemoglobin adalah mengangkut
oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paruparu untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan
tubuh untuk dikeluarkan melalui paruparu. Pengikatan oksigen dan karbon
dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen
yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut
dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di
jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi
akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida
hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon
dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa
dan hati. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di
sumsum tulang. Pembentukannya diatur oleh suatu hormon glikoprotein yang
disebut dengan eritropoietin. Sel pertama yang diketahui sebagai rangkaian
pembentukan eritrosit disebut Proeritroblas. Dengan rangsangan yang sesuai
maka dari sel-sel tunas (stem cell) ini dapat dibentuk banyak sekali sel.
Proeritoblas kemudian akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi
pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat di cat dengan zat
warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap
berikutnya akan terbentuk cukup hemoglobin yang disebut Polikromatofil
eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya maka akan terbentuk lebih
banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebutOrtokromatik eritroblas dimana
warnanya menjadi merah. Akhirnya bila sitplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi
oleh hemoglobin hingga mencapai konsentrasi kurang lebih 34%, nukleus akan
memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini di
sebut retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai
dua hari setelah di lepaskan dari sumsum tulang dan siap diedarkan dalam
sirkulasi darah, yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih
kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari
eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang
mengandung zat besi (Fe) yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan
hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk
mengikat oksigen dan karbon dioksida. Eritrosit yang telah tua akan dimakan
oleh sel-sel fagosit yang ada di dalam hati dan limpa. Di dalam hati hemoglobin
akan di ubah menjadi pigmen empedu (Bilirubin) yang berwarna kehijauan.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 15 gram dalam 100 cc
darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan
pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang
maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan
yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit
terganggu.
2. Sel darah putih (Leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di
bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan
dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai
bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya,
warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira
6000-9000. Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwarna dan menunukkan
gerakan amuboid. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan
antigen. Proses keluarnya leukosit disebut dengan Diapedesis. Rentang
kehidupan Leukosit, setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit bertahan
kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap
dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan,
tergantung jenis leukositnya.
A. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
Limfosit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar
limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak
terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan
fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam
jarigan tubuh. Rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun.
Asal dan fungsi : limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang
merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan poliferasinya dalam organ
lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.
Monosit,Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit,
mencapai 3-8% jumlah total. Struktur: merupakan sel darah terbesar. Di
bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-
abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan
panjang, warnanya lembayung muda.
Fungsi : sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui
pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel
ini menjadi histiositjaringan (makrofag tetap)
B. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
b. Plasma Darah
Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher
Boston, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
Verralis, Sylvia, 1997, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, Jakarta,
EGC
Landan, 1980, Essential Human Anatomy and Physiology, Scott Foresman and
Company Gienview
Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta
Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta
Lutjen, et all, 2001, Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh manusia, edisi
2, EGC, Jakarta