Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak), terdiri atas semua bagian
Sistem Saraf Pusat (SSP) diatas korda spinalis. Secara anatomis terdiri dari
cerebrum (otak besar), cerebellum (otak kecil), brainstem ( batang otak) dan
Cerebrum merupakan bagian terbesar dan teratas dari otak yang terdiri dari
dua bagian, yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Otak besar terdiri atas corteks
(permukaan otak), ganglia basalis, dan sistem limbik. Kedua hemisfer kiri dan
kanan dihubungkan oleh serabut padat yang disebut dengan corpus calosum.
Setiap hemisfer dibagi atas 4 lobus, yaitu lobus frontalis (daerah dahi), lobus
Cerebellum berada pada bagian bawah dan belakang tengkorak dan melekat
pada otak tengah. Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuklei) dan Thalamus
banyak dengan korda spinalis. Batang otak terdiri atas diensefalon ( bagian batang
otak tengah dan medulla oblongata), dan medulla oblongata (bagian dari batang
spinalis.16,18
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak yang bekerja dalam kaitan
ekspresi perilaku instinktif, emosi dan hasrat-hasrat dan merupakan bagian otak
alba dan substansia grisea. Otak merupakan organ yang sangat kompleks dan
gerakan motorik, sensasi, berpikir, dan emosi. Sel-sel otak bekerja bersama- sama
cetusan listrik yang berlebihan dan tidak teratur dari sekelompok sel yang
menghasilkan serangan.19
yang sangat diperlukan untuk mempertahankan fungsi penting jaringan otak dan
berhenti 10 detik atau kurang. Kerusakan jaringan otak yang permanen terjadi bila
2.2. Epilepsi
kronik otak yang menunjukkan gejala berupa serangan yang berulang - ulang yang
Epilepsi dikenal sebagai salah satu penyakit tertua di dunia (2000 tahun SM)
dan menempati urutan kedua dari penyakit syaraf setelah gangguan peredaran
darah otak.20 Epilepsi ditandai dengan perubahan mendadak dan selintas dalam
fungsi otak, biasanya dengan gejala motorik, sensorik, otonom atau psikis.
Aura adalah perasaan- perasaan yang dialami penderita epilepsi yang tidak
adanya aura perlu diketahui secara sistematik. Bentuk- bentuk aura yang dapat
terjadi adalah seperti : sensasi aneh di dalam perut, dada atau kepala, perasaan
kerusakan sel-sel neuron yang meluas dan permanen sampai terjadi kematian
Kematian bisa terjadi karena serangan yang sering dan berulang berkisar 3-25%
Kematian mendadak yang tak terduga pada epilepsi atau sudden unexpected
terjadi pasca kejang pertama, aritma jantung yang tidak baik, dan serangan
Serangan epilepsi umum primer adalah kejang yang sejak awal seluruh otak
umum dibedakan oleh ada atau tidak adanya aktivitas motorik yang khas.19
a. Absence(Petit Mal)
atau abortif tanpa disertai dengan gerakan jatuh atau konvulsi pada tubuh.
hilangnya tonus otot. Kondisi ini umumnya dimulai pada masa kanak-kanak
(onset puncak pada usia 4-8 tahun, lebih sering pada anak perempuan).25 Serangan
ini hanya berlangsung 2-10 detik.26 Serangan ini bisa menghilang waktu remaja
tonic-klonik, tetapi pasien biasanya tidak mempunyai masalah kelainan syaraf dan
anticonvulsant.27
Istilah serangan tonik - klonik mengacu pada beberapa jenis gerakan tubuh,
yang secara tiba-tiba kejang. Tonik merupakan anggota badan dan klonik,
Suatu aura dapat menandai terjadinya serangan yang segera akan datang.
Aura biasanya khas bagi penderita per individu dan dapat terdiri dari rasa mual
atau baal, dan suatu kilatan dari daya ingat. Penderita mungkin menjerit dan
sering mengalami cedera tubuh. Tahap klonik menyusul dengan ditandai gerakan
konvulsi, dan ritmik pada tubuh.26 Serangan ini yang paling sering dijumpai pada
umur diatas balita. Kejang tonik ini berlangsung kurang lebih 1-2 menit.29
c. Serangan Mioklonik
kelompok otot tertentu.20 Serangan terjadi sekali atau berulang-ulang dan muncul
saat penderita jatuh tertidur.29 Penderita sendiri melaporkan bahwa mereka tidak
serangan umum dan penderitanya adalah remaja.22 Serangan ini juga dapat terjadi
syndrom.24
sehingga penderita terjatuh. Hal ini sangat berbahaya karena memiliki resiko
besar mengalami cedera kepala karena jatuhnya penderita. Kesadaran tetap dapat
baik atau menurun sebentar.22 Biasanya muncul pada umur 2-5 tahun, serangan
e. Serangan Tonik
pada tubuh, lengan, dan tungkai. Serangan berlangsung kurang dari 20 detik,
kemudian muncul lebih sering pada saat penderita tidur. Dijumpai terutama pada
defisit neurologis.19
yang lepas dari area motorik korteks serebri secara unilateral. Serangan ini
bersifat kejang ritmis (klonis) pada salah satu anggota tubuh, yang kemudian
berhubungan dengan area otak tertentu yang terlibat, yaitu manifestasi motorik,
kurang.19
kesadaran dan gejala psikis atau adanya gangguan fungsi luhur, contohnya seperti:
gerakan tertentu,), dan jamais-vu (tidak kenal dengan peristiwa yang pernah
dahulu mengalami aura. Aura yang paling sering muncul adalah rasa takut,
perasaan mual, perasaan aneh atau baal, gangguan visual dan kedutan pada wajah
atau jari-jari.30
Epilepsi kompleks parsial timbul dari lobus temporal sekitar 60%, sekitar
30% dari lobus frontal dan sekitar 10% dari daerah kortikal lainnya.24
beberapa tahapan refleksi dari penyebaran cetusan ke berbagai area otak yang
berbeda, seperti serangan parsial berlanjut menjadi serangan parsial kompleks dan
Tidak semua jenis kejang dapat diklasifikasikan seperti epilepsi parsial dan
epilepsi umum. Epilepsi tak tergolongkan khususnya terjadi pada masa neonatus
dan bayi.27
Penyebabnya tidak diketahui meliputi 50% dari penderita epilepsi anak, biasanya
rubela dan treponema. Biasanya terjadi pada kelompok usis 0-6 bulan.6
b.2. Infeksi
Risiko akibat serangan epilepsi bervariasi sesuai dengan tipe infeksi yang
terjadi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis, ensefalitis, dan terjadinya abses
Epilepsi dapat terjadi karena adanya infeksi virus, bakteri, parasit dan abses
otak yang frekuensinya sampai 32%. Sering terjadi pada kelompok anak-anak
sampai remaja.20
dapat timbul pada saat terjadi cedera kepala atau baru terjadi 2-3 tahun
kemudian.31
b.4. Tumor
Tumor otak adalah massa sel-sel tidak normal yang tersebar di dalam otak.
Tumor yang menyerang otak bisa berupa sel primer (berasal dari otak ), central
(penyebaran ke otak dari bagian tubuh lain). Tumor otak sering terjadi pada usia
muda. 32
b.5.Gangguan Vaskular
Penderita epilepsi oleh karena gangguan vaskular lebih sering diderita oleh
mengganggu pembuluh darah di otak atau peredaran darah di otak yang dapat
menimbulkan kejang. 31
piridoksin.20
a. Kurang tidur
Kurang tidur dapat mengganggu aktivitas dari sel-sel otak sehingga dapat
memperlama serangan.
b. Stres Emosional
Stres dapat meningkatkan frekuensi serangan. Stres fisik yang berat juga
terjadinya serangan. Penderita dapat lupa minum obat karena sedang dilanda stres.
c. Obat-obat tertentu
kejang.
d. Alkohol
serangan.
e.Perubahan hormonal
Pada masa haid dapat terjadi perubahan siklus hormon (peningkatan kadar
estrogen) dan stres, hal ini diduga merupakan pencetus terjadinya serangan.
serangan pada periode perimenstrual dan fase folikular. Hormon steroid dapat
f. Terlalu lelah
epilepsi.
g. Fotosensitif
kerlipan/kilatan sinar (flashing lights) pada kisaran antara 10-15 Hz. Cahaya yang
yang menyilaukan.
2.6. Diagnosis
Untuk diagnosis sindrom epilepsi diperlukan data tipe kejang, data EEG.
Sering penderita datang tidak dalam keadaan kejang, sehingga gambaran kejang
sebagian besar berdasarkan pada anamnesis. Pemeriksaan dengan EEG dapat menangkap
aktivitas yang abnormal. Kelainan EEG yang mempunyai korelasi yang tinggi
runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku lambat. Rekaman pertama kali dapat
normal pada 30-40% pada penderita dengan kejang epileptik, sehingga perlu diulang.
a. Sinkope
darah ke dalam otak dan anoksia. Penyebabnya ialah tekanan darah menurun
b. Gangguan Jantung
Gangguan fungsi dan irama jantung dapat timbul dalam serangan-serangan yang
lain-lain.
d. Hipoglikemia
e. Histeria
Kejang fungsional atau psikologis sering terdapat pada wanita terutama antara 7-
f. Narkolepsi
g. Paralisis Tidur
Paralisis tidur biasanya terjadi menjelang tidur atau bangun dan sering didahului
2.7. Epidemiologi
a. Orang
Pada tahun 2009 jumlah kematian karena epilepsi di Inggris dan Wales lebih
banyak pada usia dibawah 25 tahun sekitar 11%, dan di Inggris Raya jumlah
kematian penderita epilepsi sebanyak 1.150 orang, laki-laki 56% dan perempuan
44%.6
Januari- Juni 2001, menunjukkan penderita epilepsi pada laki- laki sebesar 33,9%
dan perempuan sebesar 66,61% dengan kelompok umur paling banyak adalah 16
Dr.Moewardi Surakarta menunjukkan penderita epilepsi pada laki laki sebesar 45,3
% dan perempuan 54,7%, dengan kelompok umur yang paling banyak adalah 7- 14
Maret menunjukkan penderita epilepsi pada laki laki sebesar 42 % dan perempuan
32%.36
b. Tempat
2010 rata rata kematian pada penderita epilepsi di Amerika Latin dan Kariba
sebesar 38,9 % dan di Amerika Utara sebesar 11,1%.37 Pada tahun 2010 penderita
selama tahun 2004 April 2005, menunjukkan penderita epilepsi sebanyak 42 orang
dengan laki laki 52,4% dan perempuan 47,6%.38 Hasil penelitian Irawaty Hawani
sebanyak 145 orang.39 Hasil penelitian dari Tri Budi Raharjo di RSUP Dr. Kariadi
Pada tahun 2005 di Irlandia prevalensi penderita epilepsi pada wanita sekitar
8,6 per 1.000 dan pada laki-laki sekitar 9,5 per 1.000 penduduk.41 Berdasarkan
penelitian dari Husam pada tahun 2003 2007 penderita epilepsi di RSUP
tahun 2004 2008 diperoleh pada tahun 2004 penderita epilepsi sebesar 23,7 %,
pada tahun 2005 sebesar 23,6 %, pada tahun 2006 sebesar 13,4%, pada tahun 2007
a. Umur
Penyakit epilepsi dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi terdapat
penderita epilepsi mendapat serangan pertama pada usia kurang dari 4 tahun, 50-51%
terdapat pada kelompok umur kurang dari 10 tahun dan mencapai 75-83,4% pada
usia kurang dari 20 tahun, 15% penderita pada usia lebih dari 25 tahun dan kurang
b. Jenis Kelamin
Di Irlandia pada tahun 2005 prevalensi penderita epilepsi lebih banyak pada
laki-laki sekitar 9,5/1000 dan pada perempuan sekitar 8,6/1000.41 Menurut WHO
pada tahun 2012, tidak ada perbedaan yang signifikan penderita epilepsi antara laki-
laki dan perempuan. Penderita epilepsi pada umumnya sedikit lebih banyak
sosioekonomi yang tinggi dan rendah. Biasanya penderita epilepsi lebih banyak pada
d. Genetika
masa anak- anak. Bila salah satu orang tua menderita epilepsi kemungkinan anaknya
sebuah penelitian mengenai epilepsi didapatkan 1,7 kali orang dengan kulit hitam
f.Cedera Kepala
Cedera kepala dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Akibat cedera dapat
banyak terjadi karena cedera kepala. Menurut WHO pada tahun 2012 cedera kepala
mempunyai resiko besar dalam terjadinya penyakit epilepsi.9 Setiap tahun di Eropa
Gangguan ibu saat hamil yang dapat mempengaruhi kondisi otak anak
sehingga berisiko menderita epilepsi adalah infeksi viral, trauma abdominal, dan
h. Depresi
j. Stroke
kelompok lanjut usia. Pada saat onset, sekitar 2% penderita stroke mengalami
serangan. Selama 5 tahun pasca-stroke maka 11,5% dari penderita stroke mengalami
terhadap epilepsi dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko. Hal yang
mengenai sifat, penyebab, dan cara pencegahan. Upaya ini dimaksudkan dengan
perorangan.
tampak pada individu atau masyarakat. Pencegahan Primer penyebab epilepsi adalah
sebagai berikut:
mengurangi kasus baru epilepsi yang disebabkan oleh cedera saat lahir.
mengalami suatu penyakit agar tidak memperburuk kondis individu atau masyarakat.
a. Minum obat anti epilepsi (OAE) secara teratur dan taat sesuai dengan
dan lainnya.
Tujuan utama adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut dan mencegah
adalah :
penatalaksanaan medis.
1. Sosiodemografi
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tempat Tinggal
2. Riwayat Keluarga
5. Frekuensi Serangan
6. Aura