Você está na página 1de 3

Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah

sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal


batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan Pajang, Kota Solo dan
Desa Makam haji, Kartasura, Sukoharjo.

Asal-usul Kerajaan Pajang

Awal mula berdirinya Kerajaan Pajang, diawali oleh pertempuran antara


Aryo Panangsang dengan Joko Tingkir (Adipati Pajang). Pertempuran itu sendiri
dimenangkan oleh Joko Tingkir. Kemenangan ini membuat Joko Tingkir
memimpin Demak dengan gelar Sultan Hadiwijaya, Gelar tersebut diperoleh dari
Sunan Giri dan mendapat pengakuan dari kerajaan-kerajaan yang menjadi bawahan
Demak.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Pajang

1. Jaka Tingkir
Nama aslinya adalah Mas Karbt, putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo
Kenanga.
2. Arya Pangiri
Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak.
3. Pangeran Benawa
Memerintah tahun 1586-1587, bergelar Sultan Prabuwijaya. Pangeran
Benawa adalah putra Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, raja pertama
Pajang.

Masa Kejayaan Kerajaan Pajang

1. Kehidupan Politik
Setelah Sultan Trenggono meninggal, Demak dilanda perang saudara
antara Pangeran Prawoto (anak Trenggono) dengan Pangeran Sekar Sedo
Lepen (adik Trenggono) dan dimenangkan Prawoto. Aryo Penangsang, anak
Pangeran Sedo Lepen tidak dapat menerima kematian ayahnya. Kemudian
Aryo Penangsang membunuh Pangeran Prawoto dan keluarganya. Pangeran
Prawoto mempunyai putra bernama Arya Pangiri. Dengan bantuan Joko
Tingkir (adik ipar Trenggono), Arya Pangiri membalas kematian ayahnya.
Kemudian Joko Tingkir naik takhta dan memindahkan pusat pemerintahan
ke Pajang pada 1552. Joko Tingkir menjadi raja pertama Kerajaan Pajang
dan bergelar Sultan Adiwijaya. Joko Tingkir wafat pada 1582 dan digantikan
putranya, yaitu Pangeran Benowo. Beberapa lama kemudian Pangeran
Benowo disingkirkan Arya Pangiri (anak Prawoto dari Demak). Kerajaan
Pajang kemudian diperintah Arya Pangiri, namun ia tidak disukai rakyat
sehingga timbul perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Benowo dengan
dibantu Sutawijaya. Perlawanan itu berhasil, kemudian Sutawijaya naik
takhta dan memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. Maka,
Sutawijaya menjadi raja pertama di Kerajaan Mataram.
2. Kehidupan Ekonomi
Karena Kerajaan Pajang terletak di daerah pedalaman, Pajang
mengalami kemajuan di bidang pertanian sehingga menjadi lumbung beras
dalam abad ke-16 dan 17. Lokasi pusat kerajaaan Pajang ada di dataran
rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng dengan bengawan
sala. Irigasi berjalan lancar karena air tanah di sepanjan tahun cukup untuk
mengairi sehingga pertanian di Pajang maju.

3. Kehidupan Sosial
Kehidupan rakyat Pajang mendapat pengaruh Islamisasi yang cukup
kental sehingga masyarakat Pajang sangat mengamalkan syariat Islam
dengan sungguh-sungguh.

Kemunduran Kerajaan Pajang

Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya
Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus
berhasil naik takhta tahun 1583. Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan
dengan usaha balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang
terabaikan. Hal itu membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang,
merasa prihatin. Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya
menyerbu Pajang. Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir
dengan kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak.

Peninggalan Kerajaan Pajang

1. Masjid Laweyan
Masjid Laweyan terletak di Kampung Batik Laweyan Solo, di Dusun
Pajang, Laweyan, Solo. Masjid Laweyan dibangun sekitar tahun 1546 M
merupakan masjid yg didirikan pada masa Pemerintahan Jaka Tingkir di
Kerajaan Pajang. Di dekatnya terdapat makam raja-raja dan kerabat
Kasunanan
2. Makam Para Bangsawan
Di kompleks masjid, terdapat pemakaman untuk para bangsawan Keraton
Solo. Selain itu pada gerbang makam terdapat simbolisme perlindungan dari
Betari Durga.
3. Bandar Kabanaran
Untuk mendukung arus lalu lintas perdagangan yang semakin padat,
dibangun pelabuhan atau bandar di selatan Kampung Laweyan, di tepi
Sungai Kabangan dan ditimur Masjid Laweyan. Pelabuhan itu dikenal
dengan nama Bandar Kabanaran, yang menghubungkan Kerajaan Pajang,
Kampung Laweyan dan Bandar Besar Nusupan di tepi Sungai Bengawan
Solo.
4. Pasar Laweyan
Pasar Laweyan berada di timur kampung Setono, di selatan Kampung Lor
Pasar, di utara Kampung Kidul Pasar. Pasar Laweyan merupakan pusat
transaksi perdagangan bahan pakaian dan kain tenun.

Você também pode gostar