Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan ternyata diikuti pula dengan pergeseran pola penyakit yang ada di
masyarakat. Pola penyakit yang semula didominasi penyakit-penyakit menular dan infeksi mulai
Jantung merupakan organ yang berfungsi dalam sistem sirkulasi darah, pekerjaan jantung
adalah memompa darah keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme pada setiap saat
baik istirahat, bekerja maupun menghadapi beban. Hal ini dilakukan dengan baik bila kemampuan
otot jantung untuk memompa baik, sistem katub serta pemompaan baik. Bila ditemukan
ketidaknormalan pada salah satu di atas maka mempengaruhi efisiensi pemompaan dan kemungkinan
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung memiliki persentasi
mencapai 29% dalam kasus kematian di dunia 5 . Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat
setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju 1 Berdasarkan data Global
Burden of Disease tahun 2000, 50% dari penyakit kardiovaskular disebabkan oleh hipertensi. Aritmia
adalah kelainan pada jantung yang berupa gangguan pada frekuensi, ketidakteraturan, tempat asal
denyut atau konduksi impuls listrik pada jantung 2. Aritmia merupakan penyakit yang berbahaya,
sehingga memerlukan pengobatan yang segera dan terapi yang teratur untuk mencegah kondisi yang
lebih buruk. Salah satu diagnosis aritmia yang paling popular digunakan adalah dengan
Electrocardiograph (ECG)1.
Perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan,
yaitu fase praoperatif, fase intraoperatif dan fase post operatif 2. Masing- masing fase dimulai pada
waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang membentuk
pengalaman bedah. Aritmia perioperatif merupakan salah satu dari komplikasi perioperatif yang
seringkali terjadi pada pasien yang sedang menjalani baik pembedahan non kardiak ataupun
1
3.
pembedahan kardiak dan membutuhkan penanganan yang segera pada kebanyakan kasus
Kemunculan aritmia telah dilaporkan muncul pada 70,2 % pasien yang menjalani anaesthesia
4
umum untuk berbagai prosedur operasi . Insiden aritmia bervariasi pada pasien yang
menjalani operasi kardiak maupun yang non kardiak berdasarkan modalitas monitoringnya.
Angka insidennya berfluktuasi dari 16,3 % hingga 61,7 % dengan monitoring EKG
intermiten dan 89 % dengan monitoring holter kontinyu. Pada pasien yang menjalani
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-
organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.
Ukuran jantung panjangnya kira- kira12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat
jantung sekitar 7- 15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan
tangan 5
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada
diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas prosesus xiphoideus. Pada tepi kanan
cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral
sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1
cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudalpars cartilaginis
costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-
perikardium dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi
50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara perikardium dan
epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah
lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah
ventrikel. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya
tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang
tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel
kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum), sementara
3
kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter- ventrikulorum). Atrium
dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu
penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup
oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid
(katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid 5,6
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh
aktifitas listrik 6 . Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak
pada celah antara vena cava superior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali
gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang
disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole)
jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan
perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur
pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan
1. Selama masa diastole (relaksasi), tekanan dalam atrium dan ventrikelsama-sama rendah,
4
Atrium secara pasif terus menerus menerima darah dari vena (vena cava superior dan
Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup A-V yang terbuka.
Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima darah
yang masuk.
Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh
2. Akhir diastole ventrikular, nodus S-A melepas impuls, atrium berkontraksi dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak 30% ke dalam
ventrikel.5
3. Sistole ventrikular. Aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan
dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup A-V untuk segera menutup.
Tidak semua darah ventrikular dikeluarkan saat kontraksi. Volume sistolik akhir darah yang
Isi sekuncup (70 ml) adalah perbedaan volume diastole akhir (120 ml) dan volume sistole
5. Diastole ventricular
5
Ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-
tiba sampai di bawah tekanan aorta dan trunkus pulmonary, sehingga katup semilunar
Adanya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup semilunar aorta.
Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena
katup masuk dan katup keluar menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun tajam dari 100
mmHg sampai mendekati nol, jauh di bawah tekanan atrium, katup A-V membuka dan siklus
2.4. Aritmia
Aritmia merupakan suatu keadaan abnormalitas dari kecepatan denyut jantung (rate), irama
(rhythm) atau konduksi (conduction) yang dapat berakibat lethal (sudden cardiac death) atau
simptomatik2,10 .
infeksi).
Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner) misalnya
Intoksikasi obat antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti aritmia lainnya.
Gagal jantung.
6
Kardiomiopati atau tumor jantung.
Irama: reguler
Semua karakteristik bradikardi sinus sama dengan irama sinus normal, kecuali frekuensinya.
bermakna, sehingga menimbulkan sinkop (pingsan), angina, atau disritmia ektopik, maka
jantung diakibatkan oleh stimulasi vagal (stimulasi saraf vagul) seperti jongkok saat buang air
besar atau buang air kecil, penatalaksanaan harus diusahakan untuk mencegah stimulasi vagal
Penyekat AV derajat satu biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau
mungkin disebabkan oleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pada pasien dengan infark
Karakteristik :
7
Gelombang P : Mendahului setiap kompleks QRS. Interval PR berdurasi lebih besar dari 0,
20 detik.
Hantaran : Hantaran menjadi lambat, biasanya di setiap tempat antara jaringan penyambung
dan jaringan purkinje, menghasilkan interval PR yang panjang. Hantaran ventrikel biasanya
normal.
Disritmia ini penting karena dapat mengakibatkan hambatan jantung yang lebih serius.
Merupakan tanda bahaya. Maka pasien harus dipantau ketat untuk setiap tahap lanjut
penyekat jantung.
Penyekat AV derajat dua juga disebabkan oleh penyakit jantung organic, infark miokard atau
intoksikasi digitalis. Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan frekwensi jantung dan
Karakteristik :
Frekwensi : 30 sampai 55 denyut per menit. Frekwensi atrium dapat lebih cepat dua , tiga
Gelombang P : Terdapat dua, tiga atau empat gelombang untuk setiap kompleks QRS.
8
2.5.4 Blok AV Derajat Tiga
Blok AV derajat tiga (penyekat jantung lengkap) juga berhubungan dengan penyakit jantung
organic, intoksikasi digitalis dan MI. frekwensi jantung berkurang drastic, mengakibatkan
penurunan perfusi ke organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, paru dan kulit.
Karakteristik :
Asal : Impuls berasal dari nodus SA, tetapi tidak dihantarkan ke serat purkinje. Mereka
disekat secara lengkap. Maka setiap irama yang lolos dari daerah penyambung atau ventrikel
Frekwensi : frekwensi atrium 60 sampai 100 denyut per menit, frekwensi ventrikel 40
sampai 60 denyut per menit bila irama yang lolos berasal dari daerah penyambung, 20 sampai
Gelombang P : Gelombang P yang berasal dari nodus SA terlihat regular sepanjang irama,
Kompleks QRS : Bila lolosnya irama berasal dari daerah penyambung , maka kompleks
QRS mempunyai konfigurasi supraventrikuler yang normal, tetapi tidak berhubungan dengan
gelombang P. Kompleks QRS terjadi secara regular. Bila irama yang lolos berasal dari
ventrikel, kompleks QRS berdurasi 0, 10 detik lebih lama dan baisanya lebar dan landai.
Kompleks QRS tersebut mempunyai konfigurasi seperti kompleks QRS pada PVC.
Namun mereka disekat dan tidak dihantarkan ke ventrikel. Irama yang lolos dari daerah
penyambung biasnaya dihantarkan secara normal ke ventrikel. Irama yang lolos dari ventrikel
9
Penanganan diarahkan untuk meningkatkan perfusi ke organ vital. Penggunaan pace maker
temporer sangat dianjurkan. Mungkin perlu dipasang pace maker permanent bila blok bersifat
menetap.
- Irama : Reguler.
Semua aspek takikardia sinus sama dengan irama sinus normal kecuali frekeunsinya. Tekanan
sinus karotis, yang dilakukan pada salah satu sisi leher, mungkin efektif memperlambat
mengakibatkan penurunan curah jantung dan kemudian timbul gejala sinkop dan tekanan
darah rendah. Bila frekwensi tetap tinggi dan jantung tidak mampu mengkompensasi dengan
10
2.5. 6 Kontraksi prematur atrium
Karakteristik :
Irama : Gelombang P akan terjadi lebih awal dalam siklus dan biasanya tidak akan
Kontraksi atrium prematur sering terlihat pada jantung normal. Pasien biasanya mengatakan
berdebar-debar. Berkurangnya denyut nadi (perbedaan antara frekwensi denyut nadi dan
denyut apeksi) bisa terjadi. Bila terjadi PAC sering (lebih dari 6 per menit) atau terjadi selama
Adalah takikardia atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian mendadak.
Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik atau
alcohol. Takikardia atrium paroksimal biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung
organic Frekwensi yang sangat tinggi dapat menyebabkan angina akibat penurunan pengisian
arteri koroner. Curah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.
Karakteristik :
11
Kompleks QR : Biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila terjadi
penyimpangan hantaran.
Irama : Reguler
Terjadi bila ada titik focus di atrium yang menangkap irama jantung dan membuat impuls
antara 250 sampai 400 kali permenit. Karakter penting pada disritmia ini adalah terjadinya
penyekat tetapi terhadap nodus AV, yang mencegah penghantaran beberapa impuls.
Penghantaran impuls melalui jantung sebenarnya masih normal, sehingga kompleks QRS tak
terpengaruh. Tanda penting dari disritmia tipe ini adalah adanya hantaran 1:1 impuls atrium
yang dilepaskan 250 400 kali permenit yang akan mengakibatkan fibrilasi ventrikel, suatu
Karakteristik :
Frekwensi : frekwensi atrium antara 250 sampai 400 kali denyut per menit.
Irama : Reguler atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (misalnya 2:1, 3:1 atau
kombinasinya).
Gelombang P : Tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang dihasilkan oleh
focus di atrium yang melepaskan impuls dengan cepat. Gelombang ini disebut sebagai
gelombang F.
Penanganan yang sesuai sampai saat ini untuk flutter atrium adalah sediaan digitalis. Obat ini
akan menguatkan penyekat nodus AV, sehingga memperlambat frekwensinya. Quinidin juga
dapat diberikan untuk menekan tempat atrium ektopik.penggunaan digitalis bersama dengan
12
quinidin biasanya bisa merubah disritmia ini menjadi irama sinus. Terapi medis lain yang
Bila terapi medis tidak berhasil, fluter atrium sering berespons terhadap kardioversi listrik.
Karakteristik :
Frekwensi : frekwensi atrium antara 350 sampai 600 denyut permenit; respons ventrikuler
Gelombang P : tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak indulasi yang ireguler,
Hantaran : Biasanya normal melalui ventrikel. Ditandai oleh respons ventrikuler ireguler,
karena nodus AV tidak berespon terhadap frekwensi atrium yang cepat, maka impuls yang
Irama : ireguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Ireguleritas irama diakibatkan
Obat pilihan untuk menangani fibrilasi atrium sama dengan yang digunakan
jantung dan antidisritmia seperti quinidin digunakan untuk menekan disritmia tersebut.
Kontraksi ventrikel premature (PVC) terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel.
PVC bisa disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis,
latihan, atau peningkatan sirkulasi katekolamin. PVC jarang terjadi dan tidak serius. Biasanya
pasien merasa berdebar-debar teapi tidak ada keluhan lain. Namun, demikian perhatian
terletak pada kenyataan bahwa kontraksi premature ini dapat menyebabkan disritmia
13
ventrikel yang lebih serius. Gelombang T memperlihatkan periode di mana jantung lebih
Karakteristik :
Kompleks QRS : Biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0, 10 detik. Mungkin berasal
dari satu focus yang sama dalam ventrikel; atau mungkin memiliki berbagai bentuk
Untuk mengurangi iritabilitas ventrikel, harus ditentukan penyebabnya dan bila mungkin,
dikoreksi. Obat anti disritmia dapat dipergunakan untuk pengobatan segera atau jangka
panjang. Obat yang biasanya dipakai pada penatalaksanaan akut adalah lidokain,
Bigemini ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit artei koroner, MI
akut, dan CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi dimana setiap denyut adalah prematur.
Karakteristik :
Frekwensi : Dapat terjadi pada semua frekwensi jantung, tetapi biasanya kurang dari 90
Gelombang P : Seperti yang diterangkan pada PVC; dapat tersembunyi dalam kompleks
QRS.
Kompleks QRS : Setiap denyut adalah PVC dengan kompleks QRS yang lebar dan aneh dan
14
Hantaran : Denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal, namun PVC yang
mulai berselang seling pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran retrograde ke jaringan
Irama : Ireguler.
Bila terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ketiga maka disebut trigemini, tiap denyut
keempat, quadrigemini. Penanganan bigemini ventrikel adalah sama dengan PVC karena
penyebab yang sering mendasari adalah intoksikasi digitalis, sehingga penyebab ini harus
disingkirkan atau diobati bila ada. Bigemini ventrikel akibat intoksikasi digitalis diobati
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti PVC. Penyakit ini
biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel.
Takikardia ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai keadaan gawat darurat.
Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat cemas. Irama ventrikuler yang
Gelombang P : Biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak selalu
mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak berhubungan dengan
kontraksi atrium.
Kompleks QRS : Mempunyai konfigurasi yang sama dengan PVC, dengan gelombang T
terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan QRS normal, menghasilkan denyut
gabungan.
15
Irama : Biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takiakrdia ventrikel ireguler.
Terapi yang akan diberikan dtentukan oleh dapat atau tidaknya pasien bertoleransi terhadap
irama yang cepat ini. Penyebab iritabilitas miokard harus dicari dan dikoreksi segera. Obat
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada disritmia ini
denyut jatung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. Polanya sangat
ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi
antivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel tidak
segera dikoreksi.
Karakteristik :
Kompleks QRS : Cepat, undulasi ireguler tanpa pola yang khas (multifokal). Ventrikel
Hantaran : Banyak focus di ventrikel yang melepaskan impuls pada saat yang sama
Irama : Sangat ireguler dan tidak terkordinasi, tanpa pola yang khusus.
Pada EKG, tampilan torsades de pointes memiliki karakteristik berupa kompleks iregular
yang tajam dan cepat yang secara berkelanjutan berubah dari kenaikan ke kanan ke posisi
16
yang berkebalikan. Antara setiap takhikardia, EKG menunjukkan QT interval yang
memanjang
Disamping tipe tipe aritmia diatas, aritmia juga meliputi tipe henti jantung
lain seperti :
Pada asistole ventrikel tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut
nadi dan pernapasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat fatal.
Karakteristik :
Gelombang P : Mungkin ada, tetapi tidak dapat dihantarkan ke nodus AV dan ventrikel.
Resusitasi jantung paru (CPR) perlu dilakukan agar pasien tetap hidup. Untuk menurunkan
stimulasi vagal, berikan atropine secara intravena. Efinefrin (intrakardiak) harus diberikan
secara berulang dengan interval setiap lima menit. Natrium bikarbonat diberikan secara
intravena.
Merupakan kondisi henti jantung dimana ritme jantung terlihat pada EKG tapi tidak
17
2.6 Penanganan Aritmia Perioperatif
Aritmia pada pasien selama proses perioperatif dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu :11,13
a. Pasien dengan gangguan jantung yang telah diketahui memiliki angka insiden aritmia
selama anestesia yang yang lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa gangguan jantung
sebelumnya. Aritmia umumnya lebih fatal pada pasien dengan gangguan jantung
b. Penyakit sistem saraf pusat. Pasien dengan penyakit intrakranial terutama pendarahan
c. Umur tua. Atrial fibrilasi post operatif merupakan komplikasi yang seringkali muncul pada
pasien lanjut usia yang menjalani pembedahan thorak. Penuaan menyebabkan perubahan
degeneratif pada anatomi atrial dan juga diikuti perubahan relatif pada fisiologis jantung
a. Intubasi trakea. Merupakan salah satu penyebab paling sering dari aritmia selama proses
c. Anesthesia lokal. Anesthesia regional yang diikuti dengan blok neuraxial sentral
mengubah fase depolarisasi dari fiber penghubung. Hipokalemia atau hiperkalemia juga
menyebabkan aritmia
18
e. Kanulasi vena sentral. Stimulasi dari refleks sinus karotis mungkin dapat disebabkan oleh
tekanan dari jari selama proses kanulasi vena jugularis sebagai akibat dari masuknya kateter
a. Operasi jantung. Aritmia bisa dilihat segera setelah proses pelepasan kross klem ketika
miokardia pulih dari gangguan iskemia dan memunculkan ritme sinus normal. Tindakan
bedah seperti retraksi jantung selama operasi dengan jantung berdetak, kanulasi vena atau
b. Operasi tanpa pembedahan jantung. Stimulasi vagal pada peritoneum atau penekanan
langsung pada nervus vagus selama pembedahan arteri karotis dapat menyebabkan bradikardia
atau blok AV
Ada tidaknya aritmia yang diderita dan jenis aritmia yang muncul
Pendekatan medikal yang digunakan untuk mengatasi aritmia yang timbul selama ini
Semua data-data di atas bisa didapat dengan melakukan anamnesis riwayat perjalanan
penyakitnya, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin dan prosedur.Penilaian status volume
cairan tubuh adalah menyangkut apakah status hidrasi yang dinilai merupakan yang
vasodilator).
Disamping itu penggunaan diuretika yang rutin, sering menyebabkan hipokalemia dan
hipomagnesemia yang dapat menyebabkan peningkatan resiko aritmia. EKG dan x-ray toraks
19
sangat diperlukan untuk mengevaluasi jantung.Untuk evaluasi ginjal, urinalisis, serum
kreatinin dan BUN sebaiknya diperiksa untuk memperkirakan seberapa tingkat kerusakan
parenkim ginjal. Jika ditemukan ternyata gagal ginjal kronis, maka adanya
- Pemantauan pembiusan
- Pengukuran PaO2, PaCO2, asam basa, elektrolit dan temperatur yang optimum
Pasien diharapkan sadar segera sesudah operasi dan dilakukan pemantauan tanda tanda vital
di ruang pemulihan. Obat obatan antiaritma dan defribilator hendaknya dipersiapkan juga.
20
BAB III
RINGKASAN
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung memiliki
5
persentasi mencapai 29% dalam kasus kematian di dunia . Prevalensi penyakit
kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang
dan negara maju. Aritmia merupakan suatu keadaan abnormalitas dari kecepatan denyut
jantung (rate), irama (rhythm) atau konduksi (conduction) yang dapat berakibat lethal
(sudden cardiac death) atau simptomatik. Aritmia perioperatif merupakan salah satu dari
komplikasi perioperatif yang seringkali terjadi pada pasien yang sedang menjalani baik
pembedahan non kardiak ataupun pembedahan kardiak dan membutuhkan penanganan yang
Secara umum aritmia dibagi menjadi dua garis besar yaitu bradiaritmia dan
takikaritmia. Bradiaritmia dibagi menjadi sinus bradikardia dan berbagai tipe blok jantung.
Sedangkan takiaritmia dibagi menjadi sinus takikardia, atrial prematur beat, atrial takikardia,
fibrilasi dan torsades de pointes. Selain itu juga terdapat henti jantung berupa ventrikular
asistole dan PEA. Penilaian preoperatif pasien dengan aritmia mencakup ada tidaknya aritmia
yang diderita dan jenis aritmia yang muncul, pendekatan medikal yang digunakan untuk
mengatasi aritmia yang timbul selama ini, penilaian status gizi dan status volume cairan
pemantauan pembiusan, pengukuran PaO2, PaCO2, asam basa,elektrolit dan temperatur yang
optimum, reevaluasi riwayat penyakit, persiapanobat obatan anti aritmia, persiapan obat
obatan anti iskemia dan persiapanpacing dan DC shock. Sedangkan penanganan intraoperatif
21
DAFTAR PUSTAKA
Ventrikel. 2010.
5. Trisnohadi dkk. Asuhan Keperawatan Pencabutan Sheath Pada Pasien Post Kateterisasi
6. UPT LIPI. Organ Sistem Peredaran Darah dan Organ Sistem Ekskresi. 2009.
Network. 2011
22
.
23