Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Api kelas A
adalah api yang melibatkan benda padat organik seperti kertas, kayu dll.
Api kelas B
adalah api yang melibatkan benda cair mudah terbakar.
Api kelas C
adalah api yang melibatkan gas mudah terbakar,
api kelas D
adalah api yang melibatkan logam, dan api kelas E melibatkan peralatan elektronik
(listrik) di dalamnya.
The British Standards Institution semenjak tahun 2000 telah memasukkan kategori baru
dalam kasus kebakaran,
kelas F. Yang termasuk ke dalam api ini adalah api yang melibatkan minyak goreng dan
lemak.
Kalau ada nyala api, pasti disitu ada tiga unsur. Apa itu ? Unsur pertama adalah oksigen
atau sering juga disebut zat asam, kedua, bahan bakar, dan ketiga, panas. Oleh para ahil,
ketiga unsur pembentuk api itu dinamai segitiga api (Gambar 1). Pendek kata, untuk
menimbulkan api ketiga unsur itu harus ada dan berhubungan. Oleh sebab itu, apabila
ingin memadamkan api, maka paling sedikit satu diantara ketiga unsur itu harus
dihilangkan atau dipisahkan. Atau dengan kata lain, hubungan diantara ketiga unsur itu
harus diputuskan.
Unsur pertama oksigen. Udara di sekitar kita ini mengandung oksigen, yang sangat
dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Jadi, oksigen tidak mungkin dihilangkan.
Oksigen hanya bisa dipisahkan dari ketiga unsur api. Unsur kedua adalah bahan bakar.
Bahan bakar bisa dihilangkan. Demikian juga panas. Bagaimana caranya ? Salah satu
caranya, ya diguyur air (Gambar 2).
Jika kita mengguyur api dengan air, apa yang terjadi ? Pertama-tama suhu panas, salah
satu unsur segitiga api akan hilang dan menjadi dingin. Kemudian yang kedua, sebagian
air yang dipergunakan untuk mengguyur akan menguap menjadi uap air. Nah, uap air
inilah yang akan memisahkan api dari oksigen. Karena dua hal dari segitiga api, yaitu
panas dan oksigen, tidak ada, padamlah api. Satu unsur hilang saja padam. apalagi dua
(Gambar 3).
Namun, tidak semua api bisa dipadamkan dengan air. Cara memadamkan api dengan air
ini hanya bisa dilakukan apabila bahan bakarnya berupa kayu, kain, plastik, atau kertas.
Kalau api merupakan hasil percikan listrik atau ada unsur minyak tanah, atau bensin,
maka tidak bisa dipadamkan dengan air. Mengguyurkan air pada api akibat percikan
listrik sangat berbahaya, karena air adalah penghantar listrik. Si pengguyur bisa tersengat
aliran listrik. Jika terjadi kebakaran akibat listrik, hal pertama yang harus dilakukan
adalah memutuskan terlebih dahulu aliran listrik. Setelah yakin tidak aliran listrik baru
bisa dipadamkan dengan air.
Bagaimana dengan minyak, atau bensin ? Karena berat jenis minyak atau bensin lebih
kecil dibandingkan dengan air, maka ketika diguyur air, minyak atau bensin akan
mengambang di atas air. Karena itu, minyak atau bensin itu tetap berhubungan dengan
oksigen. Alhasil, api akan tetap menyala. Untuk memadamkan api jenis ini dibutuhkan
pemadam kimia, yang biasanya berbentuk busa, atau zat karbondioksida.
APAR yang berisi gas, dry chemical powder, halon dan sejenisnya,
berat hingga 6 kg Rp 5.000/unit/tahun, 6-20 kg Rp 10.000/unit/tahun,
20-150 kg Rp 20.000/unit/tahun, dan >150 kg Rp 40.000/unit/tahun.
Lalu, bantuan pemakaian atau sewa mobil unit PMK ditarik biaya
pemakaian. Bantuan penjagaan komersial (pertunjukan, kesenian,
hiburan, dll) minimal lima jam dengan biaya Rp 80.000/jam. Bantuan
penjagaan nonkomersial minimal lima jam dengan biaya Rp
60.000/jam. Bantuan pemompaan baik selama penjagaan maupun
khusus pemompaan tanpa penjagaan Rp 50.000/ tangki.
Retribusi yang ditetapkan itu, jelas dia, merupakan salah satu upaya
peningkatan pendapatan asli daerah. ''Namun, tujuan utama kita tentu
untuk keselamatan jiwa, harta, dan budaya.'' (G13)