Você está na página 1de 10

AKTIVITAS ANTIBAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS

DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP Streptococcus


mutans DAN Klebsiella pneumoniae

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF HYDROLYSIS ENZYMATIC LEAF NONI


(Morinda citrifolia L.) AGAINSTStreptococcus mutans AND Klebsiella pneumoniae

M. Anton Dwi Aji Wibowo*dan Rima Munawaroh*


3 *Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
4 Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102
Email : adji.anton@gmail.com
ABSTRAK

Mengkudu (Morinda citrifolia L.)merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat


obat. Mengkudu mempunyai aktivitas antibakteri, antivirus, dan antituberkulosis. Daun
mengkudu mengandung beberapa komponen meliputi air, protein, lemak, karbohidrat,
serat, abu, kalsium, fosfor, besi, -Carotene, riboflavin, niacin, dan asam askorbat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antibakteri hasil hidrolisis daun
mengkudu terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Klebsiella pneumoniae. Daun
didelignifikasi, kemudian dihidrolisis dengan enzim selulase. Campuran enzim selulase
diisolasi dari jamur Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan perbandingan 3:1.
Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode dilusi cair /broth dilution test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hasil hidrolisis enzimatis daun mengkudu tidak
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan Klebsiella pneumoniae.
Kata Kunci: antibakteri, daun mengkudu, hidrolisis enzimatis, Trichoderma reesei,
Aspergillus niger, Streptococcus mutans, Klebsiella pneumoniae.
ABSTRACT
Noni (Morinda citrifolia L)is one of the medicinal plants. Noni has antibacterial
activity, antiviral, and anti-tuberculosis activities. The leaves contain several constituents
including water, protein, fat, carbohydrates, fiber, ash, calcium, phosphorus, iron, -
carotene, riboflavin, niacin, and ascorbic acid. The aim of this study was to determine the
antibacterial activity of hydrolyzed nonileaves against Streptococcus mutans and
Klebsiella pneumoniae. The leave was subject to delignification, then hydrolyzed with
cellulase enzymes. Cellulase enzyme mixture was isolated from the fungus Trichoderma
reesei and Aspergillus niger with a ratio of 3:1. The method used as antibacterial activity
is broth dilution test. The results showed that the enzymatic hydrolysis of noni leaves is not
able to inhibit the growth of Streptococcus mutans and Klebsiellapneumoniae.

Keywords: antibacterial, noni leaves,enzymatic hydrolysis, Trichodermareesei,


Aspergillusniger, Streptococcusmutans, Klebsiellapneumoniae.

696
PENDAHULUAN Polisakarida (karbohidrat) yang
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) diekstraksi dari labu (Curcubita
merupakan salah satu tanaman yang muschata) dengan hidrolisis enzimatis
berkhasiat obat. Mengkudu mempunyai menggunakan enzim selulase
aktivitas antibakteri, antivirus, menunjukkan aktivitas antibakteri
antituberkulosis, antitumor, analgesik, terhadap bakteri B. subtilis, S. aureus dan
hipotensif, imunologi (Wang et al., 2002; E. coli dengan diameter zona hambat 9,78
Usha et al., 2010), antikanker, mm, 13,21 mm, dan 11,36 mm pada
antioksidan, antiinflamasi, dan aktivitas konsentrasi 100 mg/mL. Hidrolisis
kardiovaskular (Chan-Blanco et al., enzimatis merupakan teknologi yang
2006). Ekstrak petroleum eter dan ekstrak aman lingkungan dan lebih efektif
air daun mengkudu telah terbukti dibandingkan hidrolisis asam (Qian,
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap 2013). Enzim selulase dapat dihasilkan
bakteri E. coli dan S. aureus (Usha et al., dari jamur Trichoderma reesei dan
2010). Aspergillus niger (Usama et al., 2008;
Air dapat menyari senyawa yang Moosavi-Naab & Majdi-Nasab, 2007).
bersifat polar dari daun mengkudu, Berdasarkan uraian di atas, maka
seperti glikosida, karbohidrat, protein, penelitian ini dilakukan untuk
vitamin, dan mineral. Daun mengkudu menentukan aktivitas antibakteri hasil
mengandung protein 1 g; lemak 0,2 g; hidrolisis enzimatis daun mengkudu
karbohidrat 4,4 g; serat 1,1 g; kalsium 58 terhadap bakteri Streptococcus mutans
mg; fosfor 93 mg; besi 4,4 mg; - dan Klebsiella pneumoniae.
Carotene 0,3 mg; riboflavin 0,07 mg; Streptococcus mutans merupakan bakteri
niacin 5,6 mg dan asam askorbat 50 mg gram positif yang dapat menyebabkan
per 100 g daun (EFSA, 2008). Mengkudu karies gigi (Nugraha, 2008). Klebsiella
juga mengandung saponin, skopoletin pneumoniae merupakan bakteri gram
(Satwadhar et al., 2010), acubin, negatif yang dapat menimbulkan
asperuloside, alizarin, dan antrakuinon konsolidasi hemorrhagic intensif pada
(Peter, 2005). Aktivitas antibakteri paru-paru dan kadang-kadang
senyawa metabolit sekunder seperti menyebabkan infeksi saluran kencing
glikosida sudah sering dilaporkan, serta bakteremia dengan luka yang
sedangkan aktivitas antibakteri senyawa melemahkan pasien (Brooks et al., 2005).
metabolit primer seperti karbohidrat
METODE PENELITIAN
jarang dilaporkan.

697
Alat dan Bahan dan diayak dengan ukuran 80 mesh agar
a. Alat
didapatkan ukuran sampel yang optimum
Alat yang digunakan adalah
sebagai substrat untuk dihidrolisis.
seperangkat alat hidrolisis, oven, ayakan,
c. Delignifikasi
spektrofotometer UV, LAF, incubator
Sebanyak 100 g tepung daun
(Memmert), timbangan analitik (Ohaus),
mengkudu dilarutkan dalam 1500 mL
autoklaf, mikropipet, blue tip dan alat-
larutan NaOH 1% dan dipanaskan selama
alat gelas (Pyrex).
8 jam pada suhu 800C, kemudian disaring
b. Bahan
dan dinetralkan dengan HCL 2N sampai
Bahan yang digunakan adalah
pH 7. Selanjutnya larutan disaring dan
daun mengkudu, jamur Aspergilus niger
diteruskan ke proses pengeringan dengan
dan jamur Tricoderma reesei, akuades,
oven selama 24 jam pada suhu 60C.
larutan nutrisi (5 mL larutan CMC 1%,
2. Persiapan Enzim Selulosa
0,005 g FeSO47H2O, 1,4 g (NH4)2SO4,
Trichoderma reeseidan
2,0 g KH2PO4, 1,5 g bacterioogical
Aspergillus niger dikembangbiakkan
peptone, 1,0 g ekstrak ragi) enzim
selama tujuh hari pada media Potato
selulase, larutan buffer asetat, larutan 1%
Dextrose Agar (PDA) miring. Enzim
Tween 80, HCl 2N, NaOH 1 %, media
dipersiapkan dengan cara menginkubasi
MH.
T. Reesei maupun A. niger dalam media
Jalannya Penelitian
padat daun mengkudu pada 80 mesh
1. Pretreatment
dengan larutan nutrisi yang digunakan
a. Pengambilan dan pengeringan
mengandung 1,5 g bacterioogical peptone
sampel
(Oxoid-England), 1,4 g (NH4)2SO4; 2,0 g
Daun mengkudu yang digunakan
KH2PO4, 0,005 g FeSO47H2O, 1,0 g
adalah daun mengkudu yang terdapat di
ekstrak ragi (Oxoid-England), 5 mL
daerah sekitar kampus UMS, 3,5 kg daun
larutan CMC 1% dalam tiap liter larutan
dibersihkan kemudian dijemur selama
buffer asetat 0,1 M dengan pH 5,0.
enam minggu dibawah sinar matahari
Sebanyak 5 gram serbuk daun
sampai kering. Pengeringan ini bertujuan
mengkudu dimasukkan ke dalam labu
untuk memudahkan dalam proses
Erlenmeyer 250 mL, dicampur dengan 25
penyerbukan.
mL larutan nutrisi kemudian ditutup
b. Proses penyerbukan
dengan kapas yang dibalut kain kasa.
Daun yang sudah kering
Sterilisasikan campuran tersebut selama
dihaluskan dengan menggunakan blender
15 menit pada suhu 121C. Bibit A. niger

698
dan T. reesei yang terdapat dalam agar dianalisis menggunakan metode gula
miring disuspensikan dalam larutan salin reduksi nelson-somogy dan diukur
0,85% yang mengandung 0,1% Tween absorbansi-nya menggunakan
80. Suspensi spora A. niger maupun T. spektrofotometer UV Vis 761 nm.
reesei yang mengandung 1,8 108/mL, Analisis dilakukan dua kali (Alharis et
diinokulasikan secara aseptik ke medium al., 2011).
dalam labu Erlenmeyer. A. niger 4. Identifikasi Bakteri
a. Pembuatan Preparat
diinkubasi selama 8 hari sedangkan T.
Langkah pertama pembuatan
reesei diinkubasi selama 6 hari. Enzim
preparat adalah dengan mengambil koloni
dipanen menggunakan 100 mL larutan
bakteri dengan ose steril kemudian
1% Tween 80 dalam buffer asetat 0,1 M
digoreskan setipis mungkin pada obyek
dengan pH 5,5 dan diaduk pada 175 rpm
gelas. Obyek gelas tersebut dipanaskan
selama 135 menit. Campuran enzim
dengan nyala api spiritus (jarak 20 cm)
kemudian disentrifugasi pada 5.000 rpm
sampai preparat kering. Setelah kering,
selama 1 jam dan disaring untuk
preparat ditetesi dengan formalin 1%,
mendapatkan enzim kasar (supernatan).
tunggu selama 5 menit dan dikeringkan
3. Hidrolisis Enzimatis
lagi. Preparat siap untuk dicat.
Hidrolisis dilakukan dalam gelas
b. Pengecatan Gram
beaker 300 mL yang dilengkapi dengan
Preparat yang sudah siap dicat
pemanas berpengendali dan pengaduk
digenangi dengan cat Gram A selama 1-3
bermotor. Daun mengkudu yang telah
menit, cat dibuang tanpa dicuci dengan
didelignifikasi dan enzim dengan
air. Kemudian preparat digenangi dengan
aktivitas tertentu masing-masing
cat Gram B selama 0,5-1 menit, cat
dipanaskan perlahan sampai 45C
dibuang dan preparat dicuci dengan air.
kemudian dicampur dan diaduk dengan
Preparat ditetesi dengan cat Gram C
waktu optimum 4 jam. Hidrolisis
sampai warna cat tepat dilunturkan.
dilakukan dengan kondisi tetap sebagai
Preparat digenangi dengan cat Gram D
berikut: berat daun mengkudu 5 g,
selama 1-2 menit, kemudian preparat
dengan ukuran partikel daun mengkudu
dicuci dan dikeringkan dalam udara
80 mesh, volume liquid 150 mL,
kamar dengan posisi miring. Preparat
temperatur 45C, kombinasi enzim T.
diperiksa dibawah mikroskop dengan
reesei dan A. niger dengan perbandingan
perbesaran 1000 kali.
3:1, putaran pengaduk 160 rpm dan pH 5.
kemudian kandungan glukosanya

699
5. Uji aktivitas antibakteri HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas antibakteri hasil A. Hasil Uji Determinasi
hidrolisis enzimatis diuji dengan metode Uji determinasi bertujuan untuk
dilusi cair/broth dilution test (serial mengklasifikasikan tanaman yang dipakai
dilution): sebagai bahan penelitian. Selain itu, uji
Sebanyak 9 tabung steril determinasi juga bertujuan untuk
disiapkan dan diberi nomor 1-9, lalu mengidentifikasi dan memastikan bahwa
tabung no. 2-9 masing-masing diisi 0,5 spesies sesuai yang dimaksud. Hasil dari
mL akuades steril dan tabung no. 1 diisi 1 uji determinasi adalah sebagai berikut :
mL larutan hasil hidrolisis, selanjutnya Divisio : Spermatophyta
tabung no. 2 ditambah 0,5 mL larutan Sub Divisio : Angiospermae
hasil hidrolisis dari tabung no. 1, campur Classis : Dicotyledoneae
homogeny sebanyak 0,5 mL larutan Sub Classis : Sympetalae
diambil dari tabung no. 2 lalu masukkan Ordo : Rubiales
ke dalam tabung no. 3, campur homogeny Familia : Rubiaceae
sebanyak 0,5 mL larutan diambil dari Genus : Morinda
tabung no. 3 lalu masukkan ke dalam Species : Morinda citrifolia
tabung no. 4, lalu campur homogeny L(Tjitrosoepomo, 2002).
selanjutnya dilakukan seperti diatas
B. Delignifikasi sampel
sampai tabung no. 7, campur homogen,
Delignifikasi merupakan proses
ambil 0,5 mL dan buang sebanyak 0,5
penghilangan lignin. Lignin merupakan
mL suspensi bakteri ditambahkan ke
polimer fenol yang terdapat dalam
dalam tabung no. 1-8 yang berisi media
dinding sel tumbuhan. Lignin dapat
akuades
dihilangkan atau dikurangi salah satunya
Tabung control :
dengan perlakuan alkali menggunakan
Tabung no. 8 (K1) : berisi 0,5 mL media
NaOH.
akuades + 0,5 mL suspensi bakteri
Larutan NaOH dapat menyerang
Tabung no. 9 (K2) : berisi 0,5 mL media
dan merusak struktur lignin pada bagian
akuades
kristalin dan amorf serta memisahkan
Dilakukan pengulangan sebanyak 3
sebagian hemiselulosa (Gunam & Antara,
kali. Selanjutnya diinkubasi selama 24
1999 cit Safaria et al, 2013). Menurut
jam pada suhu 370 C, kemudian diamati
Hespell (1998) ekstraksi hemiselulosa
dan dibandingkan dengan kontrol negatif
dapat menggunakan pelarut seperti
secara visual (Qayumi, 2007).

700
NaOH, NH4OH dan KOH. Diantara Salah satu enzim yang diisolasi dari
ketiga pelarut tersebut yang paling baik mikroorganisme adalah enzim selulase.
digunakan adalah NaOH. Hemiselulosa Tahap produksi enzim merupakan
memiliki struktur amorf sehingga tahap yang mana enzim selulase
penggunaan NaOH dapat menghilangkan dihasilkan melalui proses fermentasi daun
lignin sekaligus mengekstraksi mengkudu sebagai akibat dari
hemiselulosa. Ion OH- dari NaOH akan metabolisme jamur A.niger dan T.reesei.
memutuskan ikatan-ikatan dari struktur Pada proses fermentasi dilakukan
dasar lignin sedangkan ion Na+ akan pemberian larutan nutrisi untuk
berikatan dengan lignin membentuk melengkapi nutrisi yang dapat
natrium fenolat. Garam fenolat ini merangsang pertumbuhan jamur. Nutrisi
bersifat polar sehingga mudah larut ini berupa karbon, nitrogen, hidrogen dan
dalam pelarut polar. Pada proses mineral seperti fosfor, sulfur, kalsium,
delignifikasi ini didapatkan hasil larutan kalium dan magnesium. Sumber karbon
berwarna hitam yang disebabkan karena yang digunakan berupa selulosa yang
adanya lignin yang terlarut dan berasal dari daun mengkudu. Karbon
menunjukkan lapisan lignin telah berfungsi sebagai unsur utama dalam
terpisah. Proses delignifikasi ini juga pembentukan sel. Nitrogen berfungsi
menggunakan pemanasan dengan suhu dalam pembentukan asam amino, DNA,
800C, pemanasan ini bertujuan untuk RNA dan ATP. Hidrogen dan oksigen
mempercepat reaksi pemutusan lignin berfungsi dalam proses pembentukan sel.
oleh NaOH (Nasruddin et al, 2005). Fosfor berfungsi sebagai kofaktor enzim
dan pembentukan asam nukleat. Sulfur,
C. Produksi Enzim Selulase kalium, dan kalsium berfungsi sebagai
Enzim adalah senyawa yang kofaktor enzim. Magnesium berfungsi
umum digunakan dalam proses untuk menjaga kestabilan ribosom,
produksi, salah satunya adalah produk membran sel dan asam nukleat, sebagai
hidrolisis. Enzim yang digunakan pada kofaktor enzim, dan sebagai komponen
umumnya berasal dari enzim yang dari klorofil (Gandjar, 2006).
diisolasi dari bakteri. Penggunaan enzim
dalam proses produksi dapat D. Hidrolisis Enzimatis
meningkatkan efisiensi yang kemudian
Dari hasil delignifikasi diambil
akan meningkatkan jumlah produksi.
sebanyak 5 g serbuk daun kemudian

701
dilarutkan dalam 150 mL aquades dan positif, tidak bergerak aktif, tidak
ditambahkan dengan kombinasi enzim T. membentuk spora, dan mempunyai
reesei dan A. niger dengan perbandingan susunan rantai dua atau lebih. Berbentuk
3:1. Dari penelitian dihasilkan 150 mL bulat dengan diameter 0,5-0,7 mm
larutan hasil hidrolisis yang merupakan (Bidarisukma, 2012), Sementara
polisakarida dan zat-zat lain yang belum Klebsiella pneumoniae merupakan
diketahui. bakteri Gram negatif yang berbentuk
batang (basil) (Ayuningtyas, 2008)
E. Hasil Pengecatan Bakteri Berdasarkan hasil yang diperoleh
Pengecatan Gram bakteri pada pengamatan dibawah mikroskop
dilakukan agar bakteri dapat dengan jelas setelah dilakukannya pengecatan Gram,
diamati di bawah mikroskop, hal ini Streptococcus mutans mempunyai bentuk
dikarenakan terdapat perbedaan warna bulat berwarna ungu dan membentuk
antara sel bakteri dan latar belakangnya susunan rantai (Gambar 1), sedangkan
setelah dilakukan pengecatan Gram. Klebsiella pneumoniae berbentuk batang
Secara mikroskopis, dan berwarna merah(Gambar 2).
Streptococcus mutans merupakan Gram

S. mutans Klebsiella

Gambar 1. Pengecatan Gram positif bakteri Gambar 2. Pengecatan Gram negatif bakteri
Streptococcus mutans Klebsiella pneumonia

F. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri tersebut bertujuan untuk


G. Metode yang menentukan aktivitas antibakteri
digunakan sebagai uji aktivitas hasil hidrolisis enzmatis daun
antibakteri adalah metode dilusi mengkudu.
cair /broth dilution test. Metode
H.
I.

702
J. Tabel 1. Hasil replikasi uji aktivitas antibakteri glukosa hasil hidrolisis enzimatis daun
mengkudu terhadap bakteri Streptococcus mutans
K. Tabun L. Replikasi 1 M. Replikasi 2 N. Replikasi 3
g
O. I P. Keruh Q. Keruh R. Keruh
S. II T. Keruh U. Keruh V. Keruh
W. III X. Keruh Y. Keruh Z. Keruh
AA. IV AB. Keru AC. Keru AD. Keru
h h h
AE. V AF. Keruh AG. Keru AH. Keru
h h
AI. VI AJ. Keruh AK. Keru AL. Keru
h h
AM. VII AN. Keru AO. Keru AP. Keruh
h h
AQ.
AR. Tabel 2. Hasil replikasi uji aktivitas antibakteri glukosa hasil hidrolisis enzimatis daun
mengkudu terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae
AS. Tabung AT. Replikasi 1 AU. Replikasi 2 AV. Replikasi 3
AW. I AX. Keru AY. Keruh AZ. Keru
h h
BA. II BB. Keru BC. Keru BD. Keru
h h h
BE. III BF. Keruh BG. Keru BH. Keru
h h
BI. IV BJ. Keruh BK. Keru BL. Keru
h h
BM. V BN. Keru BO. Keru BP. Keruh
h h
BQ. VI BR. Keru BS. Keru BT.Keruh
h h
BU. VII BV. Keru BW. Keru BX. Keru
h h h
BY.
BZ. Berdasarkan data Tabel 1, dengan 100 mg/mLlarutan polisakarida
2 dan Gambar 1, 2diatas dapat dikatakan dapat menghambat aktivitas bakteri.
bahwa hasil hidrolisis enzimatis daun CA.
mengkudu pada tabung I (pengenceran 2 CB. KESIMPULAN
kali dari hasil hidrolisis) tidak CC. Hasil hidrolisis
menunjukkan aktivitas antibakteri. Ini enzimatis daun mengkudu tidak
kemungkinan disebabkan karena dapat menghambat pertumbuhan
kurangnya konsentrasi larutan bakteri Streptococcus mutans dan
polisakarida dari hasil hidrolisis sebagai Klebsiellapneumoniae.
larutan antibakteri sehingga belum CD.
mampu menghambat pertumbuhan CE.
bakteri. Dari penelitian Qian (2013), CF.
CG. DAFTAR PUSTAKA

703
CH. Alharis, R.U., Purnama, W. B. citrifolia L. (Request No
& Kurniawan, A., 2011, EFSA-Q-2006-185), The
Pembuatan Glukosa yang EFSA Journal 769, 1-17
Mengandung Zat Anti Kanker CR.
dari Daun Mengkudu Dengan CS. Gandjar, I., 2006, Mikrobiologi
Hidrolisis Enzimatis,
P\Laporan Program Kreatifitas Dasar dan Terapan, Jakarta,
Mahasiswa, Fakultas Teknik
Kimia, Universitas Yayasan Obor Indonesia
Muhammadiyah Surakarta
CI. CT. Gunam, I.B.W., & Antara, N.S.,
CJ. Ayuningtyas W, F., 2008, 1999, Study on Sodium
Hydroxide Treatment Of Corn
Klebsiella pneumoniae, Sanata Stalk to Increase Its Cellulose
Saccharification Enzymatically
Dharma University by Using Culture Filtrate of
Trichoderma rees. Gitayana,
CK. Bidarisukma, B., Sekar, P, T., Agric. Technol. J, 5 (1): 34-38
Rizki, P., 2012, Antibodi CU.
Monoklonal Streptococcus CV. Hespell, B., 1998, Extraction and
Mutans 1 (c) 67 kDa sebagai Characterization of
Imunisasi Pasif dalam Alternatif Hemicellulose from Corn Fiber
Pencegahan Karies Gigi secara Produced by Corn Wet-Milling
Topikal, Berkala Ilmiah Processes, J. Agric. and Food
Mahasiswa Gigi Kedokteran, Chem, 46 : 2615-2619
Vol. 1 CW.
CL. CX. Moosavi-Naab & Majdi-Nasab,
CM. Brooks, G. F., Butel, J. S. & 2007, Cellulase Production by
Morse, S. A., 2005, Trichoderma reesei using Sugar
Mikrobiologi Kedokteran Beet Pulp, Iran Agricultural
(Medical Microbiology), Second Research, Vol. 25, No. 2 and Vol.
Edition, diterjemahkan oleh 26, No. 1-2
Bagian Mikrobiologi Fakultas CY.
Kedokteran Universitas CZ. Nasruddin., Gatot, P., & Basuni,
Airlangga, 360, Jakarta, Penerbit H., 2005, Mempelajari Proses
Salemba Medika Penyulingan Minyak Nilam
CN. Melalui Delignifikasi Daun,
CO. Chan-Blanco, Y., F. Vaillant, jurnal, Teknol dan Industri
A.M. Perez, M. Reynes, Pangan, Vol. XVI, No. 3
Brillouet, Jean-Mare & P. Brat., DA.
2006, The noni fruit (Morinda DB. Nugraha, A. W., 2008, Si Plak
citrifolia L.): A review of Dimana-mana Streptococcus
agricultural research, nutritional mutans, Yogyakarta, Fakultas
and therapeutic properties. J. Farmasi USD
Food Composit. Anal. 19: 645- DC.
654 DD. Peter, 2005, Chemical
CP. Constituents and Nonis
CQ. EFSA (European Food Function, Noni News
Safety Authority), 2008, IndianMagazine, Edisi Oktober
Safety of leaves from Morinda (2) X

704
DE. Bioactive Components in
DF. Qayumi, S., 2007, Macro-and Morinda citrifolia Juice,
Microdilution Methods of International Journal of
Antimicrobial Pharmacy and Pharmaceutical
SusceptibilityTesting, Sciences, 3 (1), 58-59
http://www.crcnetbase.com/ DM.
doi/abs/10.1201/ 9781420014495 DN. Tjitrosoepomo, G., 2007,
(diakses tanggal 29 november
2012) Taksonomi Tumbuhan
DG.
DH. Qian, Z, G., 2013, Cellulase- Spermatophyta, Yogyakarta,
assisted Extraction of
Polysaccharides from Curcubita UGM press
moschata and Their Antibacterial
Activity, Journal Carbohidrat DO. Usha, R., Sashidharan, S., &
Polymers, 432-434 Palaniswamy, M., 2010,
DI. Antimicrobial Activity of a
DJ. Safaria, S., Idiawati, N., & Rarely Known Species, Morinda
Zaharah, T, A., 2013, Efektivitas citrifoliaL., Ethnobotanical
Campuran Enzim Selulase Dari leaflets 14:306-11
Aspergillus niger dan DP.
Trichoderma reesei dalam DQ. Wang, M. Y., West, B. J., Jensen,
Menghidrolisis Substrat Sabut C. J., Nowicki, D., Su, C., Palu,
Kelapa, JKK, Volume 2(1), A. K. & Anderson, G., 2002,
halaman 46-51 Morinda citrifolia (Noni): A
DK. Literature Review and Recent
DL. Satwadhar, P. N., Deshpande, H. Advances in Noni Research,
W., Hashmi, S. I. & Syed, K. A., Acta Pharmacol Sin, 23 (12),
2011, Nutritional Composition 1127-1141
and Identification of Some of the
DR.
DS.

705

Você também pode gostar