Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
II TUJUAN
2. Pasang sungkup pada moncong hewan coba (menutup mulut dan hidung)
Posisi kasa di atas.
Pastikan tidak ada ruang/celah (tidak bocor).
3. Teteskan eter dgn. kecepatan 30 tetes/
menit pada kasa di bagian atas sungkup hingga tercapai stadium
anestesi.
Amati tanda-tanda khas stadium anestesi.
4. Catat waktu terjadinya stadium anestesi sampai tercapai stadium anestesi
optimal untuk operasi.
5. Bila sudah tercapai, hentikan tetesan. Tunggu hewan coba pulih dan catat
waktu pulih.
6. Catat pula berapa tetesan eter yang diperlukan untuk tercapainya stadium
anestesi yg.optimal untuk operasi (stadium III).
V. HASIL PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
Pada pratikum yang sudah kami lakukan tentang Anastesi Umum, hal
pertama yg dilakukan yaitu pemeriksaan awal : Respirasi (frekwensi nafas,
dalamnya pernafasan), Mata (gerak mata, lebar pupil, reflek pupil, reflek
kornea), Otot (tonus, gerak) Analgesia, Saliva,dan Muntah. Setelah itu
memasang sungkup pada moncong hewan coba (menutup mulut dan hidung).
Posisi kasa di atasnya dan memastikan tidak ada ruang/celah (tidak bocor),
meneteskan eter dgn. kecepatan 30 tetes/ menit pada kasa di bagian atas
sungkup hingga tercapai stadium anestesi. Setelah dilakukan pengamatan,
frekuensi respirasi awalnya 105 kali/ menit pada saat diberikan eter dan pada
stadium III menjadi 104 kali/menit, keadaan mata pada gerak mata, lebar pupil,
reflek pupil, dan reflek kornea pada stadium III Negatif (-), pada tonus dan
gerak otot awalnya normal tetapi pada saat mencapai stadium III menjadi begitu
lemas. Respon nyeri (-), salivanya normal dan tidak terjadi muntah. Jadi pada
stadium III terjadi reaksi obat anastesi umum pada kelinci dengan tanda-
tandanya seperti di atas.
VII . KESIMPULAN