Você está na página 1de 10

THE FINANCIAL STATEMENT AUDITING ENVIRONMENT

AND
RISK ASSESSMENT AND MATERIALITY

DIBUAT OLEH:
JESSICA IRMA WIJAYA 134216500
BIEM PRIMA 134216504

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
2017
CHAPTER 3 RISK ASSESSMENT AND MATERIALITY

o ASSESSING THE RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT


DUE TO ERROR OR FRAUD
Berdasarkan pengetahuan atas entitas dan lingkungannya, auditor
harus menilai risiko atas kesalahan material berdasarkan level asersi dan
menentukan prosedur audit yang dibutuhkan berdasarkan penilaian risiko.
Untuk menilai risiko atas kesalahan yang material, auditor harus
mempertimbangkan bagaimana risiko menghasilkan salah saji material
pada laporan keuangan. Hal ini termasuk mempertimbangkan besarnya dan
kemungkinan risiko ini dapat menghasilkan kesalahan yang material.
Standar audit 450 menyatakan bahwa kesalahan penyajian (misstatement)
merupakan suatu perbedaan antara jumlah, kalsifikasi, penyajian, atau
pengungkapan suatu unsur laporan keuangan yang dilaporkan dengan
jumlah, klasifikasi, atau pengungkapan yang disyaratkan agar penyajian
unsur tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Kesalahan penyajian dapat merupakan hasil dari:
- Suatu ketidakakuratan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang
digunakan untuk menyusun laporan keuangan;
- Suatu penghilangan jumlah atau pengungkapan;
- Suatu estimasi akuntansi yang tidak tepat yang timbul dari kealpaan,
atau penafsiran suatu fakta yang secara jelas salah; dan
- Pertimbangan manajemen tentang estimasi akuntansi yang oleh auditor
dipertimbangkan tidak masuk akal atau pemilihan dan penerapan
kebijakan akuntansi yang oleh auditor dipertimbangkan tidak tepat.
Salah saji dalam laporan keuangan dapat dihasilkan dari error dan
fraud. Fraud dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yakni salah saji
yang muncul karena kecurangan atas pelaporan keuangan dan juga karena
pencurian aset. Kecurangan atas laporan keuangan dapat disebabkan oleh:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi dokumen
pendukung dari laporan keuangan yang dipersiapkan.
2. Keliru dalam menyajikan peristiwa, transaksi, atau informasi laporan
penting lainnya.
3. Penyalahgunaan yang disengaja atas kebijakan akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.
Sedangkan misappropriation of assets dapat terjadi karena kesalahan
pencatatan, yang mungkin dibuat dengan menghindari kontrol, dan
mungkin melibatkan satu atau lebih orang antara manajemen, karyawan,
atau pihak ketiga.
Untuk membantu auditor dalam mengevaluasi salah saji yang
teridentifikasi selama proses audit dan mengkomunikasikan hal itu kepada
manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, akan
berguna untuk membedakan antara:
- Kesalahan penyajian faktual, yakni kesalahan penyajian yang tidak
diragukan lagi.
- Kesalahan penyajian yang bersifat pertimbangan adalah perbedaan yang
timbul dari pertimbangan manajemen terkait estimasi akuntansi yang
menurut pertimbangan auditor tidak masuk akal, atau pemilihan atau
penerapan kebijakan akuntansi yang menurut pertimbangan auditor
tidak tepat.
- Kesalahan penyajian proyeksian adalah estimasi terbaik auditor tentang
kesalahan penyajian dalam populasi, yang melibatkan proyeksi
ksealahan penyajian yang diidentifikasi dalam sampel audit ke seluruh
populasi yang terkait dengan sampel.

o THE FRAUD RISK IDENTIFICATION PROCESS


Auditor menampilkan langkah-langkah berikut untuk
mengidentifikasi risiko salah saji yang material karena fraud:
- Diskusi dengan tim perikatan terkait risiko salah saji yang material
karena fraud.
SA 240 dan 315 mensyaratkan adanya pembahasan di antara
anggota tim perikatan dan penentuan oleh rekan perikatan tentang hal-
hal yang akan dikomunikasikan kepada anggota tim yang tidak terlibat
dalam pembahasan. Pembahasan ini akan menekankan secara khusus
tentang bagaimana dan dimana dalam laporan keuangan entitas
mungkin rentan terhadap kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan, termasuk bagaimana kecurangan dapat terjadi.
Anggota tim perikatan mengesampingkan keyakinan bahwa manajemen
dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola adalah jjur dan
berintegritas.
Auditor harus menjalankan proses audit dengan professional
scepticim, dimana menurut Standar Audit 200, hal ini mencakup
kewaspadaan terhadap antara lain hal-hal sebagai berikut:
a. Bukti audit yang bertentangan dengan bukti audit lain yang
diperoleh.
b. Informasi yang menimbulkan pertanyaan tentang keandalan, yang
digunakan sebagai bukti audit
c. Keadaan yang mengindikasikan adanya kemungkinan kecurangan;
dan
d. Kondisi yang menyarankan perlu prosedur audit tambahan selain
prosedur yang disyaratkan oleh SA.
- Bertanya kepada manajemen dan lainnya.
Auditor harus memahami juga program dan kontrol yang
manajemen susun untuk mengurangi risiko audit tertentu dan bagaimana
manajemen memantau program dan kontrol tersebut. Auditor harus
memiliki pemahaman yang memadai bagaimana audotr mengeksekusi
kelalaian bisnisnya, termasuk wawancara langsung dengan manajemen.
Dalam SA 240, auditor harus meminta keterangan dari manajemen
tentang:
a. Penilaian manajemen tentang risiko kemungkinan terjadi kesalahan
salah saji material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh
kecurangan.
b. Proses yang dilakukan oleh manajemen untuk mengidentifikasi dan
meresepons risiko kecurangan dalam entitas, termasuk setiap risiko
atas kecurangan yang telah menjadi perhatiannya ataupun golongan
transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang untuknya mungkin
terjadi risiko keuangan,
c. Komunikasi manajemen, jika ada, kepada pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola tentang proses untuk mengidentifikasi dan
merespons risiko kecurangan dalam entitas; dan
d. Komunikasi manajemen, jika ada, kepada karyawan tentang
pandangan manajemen terhadap praktik bisnis dan perilaku etika.
- Mempertimbangkan adanya hubungan yang tidak biasa ataupun tidak
terduga yang telah teridentifikasi dalam prosedur analitis dalam
perencanaan audit, termasuk proseudr terkait pendapatan.

o THE AUDITORS RESPONSE TO THE RESULTS OF THE


RISK ASSESSMENT
Penilaian risiko yang telah diidentifikasi oleh auditor pada tingkat
asersi memberikan suatu dasar untuk memberikan suatu dasar untuk
mempertimbangkan pendekatan audit yang tepat untuk merancang risiko.
Penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan
keuangan, dan dengan demikian respon keseluruhan auditor, dipengaruhi
oleh pemahaman auditor atas lingkungan pengendalian. Lingkungan
pengendalian yang efektif memungkinkan auditor untuk lebih yakin
terhadap pengendalian internal dan dapat diandalkannya bukti audit yang
dihasilkan secara internal oleh entitas. Pengendalian internal yang baik dan
auditor bermaksud untuk mengandalkan pengendalian tersebut, auditor
akan menguji keefektivitasan operasional atas kontrol tersebut. Auditor
akan menguji substantive test secara langsung pada salah saju yang
berpotensi menjadi hasil dari risiko yang diidentifikasi.
Auditor selalu menilai risiko atas salah saji material karena fraud
sebagai significant risk, contohnya adalah estimasi dalam akuntansi. Hal
ini karena estimasi memiliki estimasi ketidakpastian yang tinggi pula.
Ketika auditor menentukan significant risk ada, auditor harus menguji
substantive procedur yang secara langsung mempengaruhi risiko yang
signifikan saat asertasi.
Dalam SA330, untuk merespon risiko pevasif dapat mencakup:
a. Menekankan kembali kepada tim perikatan bahwa kebuhan untuk
mempertahankan professional sceptitions/
b. Oenugasan staf berpengalaman yang memiliki kmampuan khusus atau
non-pakar
c. Penyediaan supervisi tambahan
d. Pemasukan tambahan prosedur audit yang tidak dapat diprediksi dalam
pemilihan prosedur lebih lanjut
e. Perubahan umum atas sifat, saat, atau luas prosedur audit.

o EVALUATION OF AUDIT TEST RESULT


Sebagai progress audit dan di saat penyelesaian audit, auditor
mengevaluasi pengaruh dari salah saji yang teridentifikasi selama audit. Di
saat penyelesaian audit, auditor menentukan apakah salah saji yang tidak
dikoreksi dapat menyebabkan laporan keuangan terdapat salah saji yang
material. Kalau saja salah saji yang material melebih batas materialitas
yang ditentukan, auditor wajib mengeluarkan opini qualified ataupun
adverse. Namun, kalau tidak material dan relevan dengan aspek kualitas
atas laporan keuangan, auditor dapat menghasilkan opini bebas dari salah
saji material.
Jika auditor telah menentukan bahwa salah saji merupakan dampak
dari fraud dan ditentukan bahwa efeknya dapat material terhadap laporan
keuangan, maka auditor harus:
- Mengumpulkan bukti audit untuk menentukan apakah fraudyang
material benar-benar ada dan bagaimana pengaruhnya.
- Mempertimbangkan pengaruh dari aspek audit yang lainnya.
- Mendiskusikan pendekatan untuk investigasi yang lebih lanjut dengan
level management.
- Jika memungkinkan, menyarakan klien untuk berkomunikasi dengan
konsultan yang legal.
Auditor harus siap untuk mempertimbangkan menarik diri dari perikatan
dan mengkomunikasikan alasan penarikan kepada pihak terkait.

o COMMUNICATIONS ABOUT FRAUD TO MANAGEMENT,


THOSE CHARGED WITH GOVERNANCE AND OTHERS
Ketika auditor telah menemukan bukti bahwa fraud memang ada,
masalah tersebut harus dibawa dan dibahas di level manajemen yang
terkait. Auditor harus memperoleh pemahaman bahwa pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola mengenai ekspektasi sifat dan tingkat
komunikasi terkait pencurian dilakukan oleh level karyawan yang lebih
rendah.
Untuk mengungkapkan fraud kepada pihak ketiga diluar manajemen
dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, biasanya bukan
tanggung jawab dari auditor dan akan menghalangi etika dari auditor.

o MATERIALITY
Dalam SA 320, sebuah salah saji dapat dikatakan material jika
kesalahan penyajian tersebut, secara agregat ataupun individual,
diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil
berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut.
Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan
berbagai kondisi yang melingkupinya dan dipengaruhi oleh ukuran atau
sifat kesalahan penyajian, atau kombinasi keduanya. Pertimbangan
materialitas oleh auditor membutuhkan pertimbangan profesional dan
dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan informasi keuangan
oleh para pengguna laporan keuangan. Konsep materialitas ditetapkan oleh
auditor pada saat perencanaan dan pelaksanaan audit, serta pada saat
mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam audit
dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi.
Materialitas adalah batas maksimal yang auditor yakini bahwa
laporan keuangan memang dapat salah saji namun belum cukup untuk
diharapkan mempengaruhi keputusan dari para pengguna laporan
keuangan. Sedangkan performance materiality ditentukan dengan tujuan
menilai resiko salah saji material dan menentukan sifat, waktu, dan
prosedur audit yang lebih lanjut. Nilai yang ditentukan lebih rendah
dibandingkan nilai materialitas dengan tujuan untuk memberikan sebuah
marjin untuk kemungkinan salah saji yang tidak terdeteksi.

o ADVANCED MODULE: AUDITING OF ACCOUNTING


ESTIMATES, INCLUDING FAIR VALUE ACCOUNTING
ESTIMATION
SA 540 menjelaskan bahwa estimasi akuntansi merupakan suatu
penaksiran atas suatu jumlah moneter ketika metode pengukuran yang
akurat tidak tersedia. Estimasi akuntansi menghasilkan jumlah moneter
yang sesungguhnya yang merupakan hasil dari penyelesaian transaksi yang
mendasari peristiwa ataupun kondisi yang dituuju oleh estimasi akuntansi.
Contoh estimasi akuntansi adalah cadangan piutang tak tertagih, depresiasi
dan masa manfaat, dana pension, dan juga adanya penurunan nilai dari aset
ataupun liabilitas. Efek samping dari estimasi adalah adanya ketidakpastian
estimasi, yakni kerentanan suatu estimasi akuntansi dan pengungkapan
yang bersangkutan terhadap suatu ketiadaan ketepatan bawaan dalam
penyusunan informasi. Jika estimasi akuntansi memiliki ketidakpastian
estimasi yang tinggi pula, dapat meningkatkan significant risk. Standar
audit menjadi panduan secara luas bagaimana auditor mengidentifikasi dan
menilai risiko dari salah saji material atas estimasi akuntansi, termasuk
menilai ketidakpastian estimasi akuntansi dan apa saja yang merupakan
ketidakpastian estimasi yang tinggi.

o Responses to the Assessed Risk of Material Misstatements for


Accounting Estimates
Berdasarkan resiko salah saji material yang dinilai atas estimasi
akuntansi, auditor menentukan apakah manajemen telah tepat menerapkan
persyaratan atas pedoman laporan keuangan terkait estimasi dengan tepat
dan apakah metode dakan estimasi akuntansi dapat dan telah diterapkan
secara konsisten? Dalam merespon risiko salah saji material atas estimasi
akuntansi, auditor memperhitungkan sifat estimasi akuntansi. Estimasi
akuntansi yang dapat meningkatkan significant risk membutuhkan prosedur
substantif yang lebih lanjut terkait bagaimana manajemen menempatkan
ketidakpastian estimasi, bagaimana keputusan manajemen dalam mengakui
ataupun tidak mengakui estimasi akuntansi dalam laporan keuangan, dan
basis pengukuran estimasi akuntansi terkait.

o Evaluating the Reasonableness of Accounting Estimates, and


Concluding
Berdasarkan bukti audit, auditor dapat mengevaluasi apakah estimasi
akuntansi adalah wajar ataukah ada salah saji, dab aoajag oebgybgjaoannya
sudah cukup. Meskipun standar audit memandu auditor untuk membentuk
sebuah kesimpulan yang tepat tentang estimasi akuntansi yang masuk akal,
namun, keandalan bukti audit dapat menjadi tantangan fundamental dalam
mengaudit estimasi akuntansi. Ini dikarenakan bukti dalam estimasi nilai
pasar, ketika informasi pasar tidak ada ataupun kurang memadai, sulit untuk
dikumpulkan. Sehingga auditor harus mempertimbangkan tingkat
konsistensi dan pendekatan penilaian serta asumsi yang relevan. Selama
audit, auditor juga menilai pertimbangan dan keputusan untuk
mengidentifikasi bias manajemen yang mungkin terjadi.

Você também pode gostar