Você está na página 1de 2

Manipulasi Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia

PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara
yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. PT KAI
terdeteksi melakukan kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Manipulasi laporan
keuangan tersebut terjadi pada tahun 2005, PT KAI dicatat meraih keuntungan sebesar 6,9
Miliar. Faktanya perusahaan justru menderita kerugian sebesar 63 Miliar. Hasil audit laporan
keuangan diserahkan direksi PT KAI untuk disetujui sebelum disampaikan dalam rapat
umum pemegang saham, tetapi komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak menyetujui
laporan keuangan PT KAI yang telah diaudit oleh akuntan publik. Setelah hasil audit
diperiksa kembali, ditemukan terdapat beberapa kejanggalan dalam laporan keuangan PT
KAI.

Kecurangan yang ditemukan dari laporan keuangan PT KAI adalah sebagai berikut:

1. Pajak pihak ketiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih, tetapi pada laporan keuangan
dimasukkan sebagai pendapatan PT KAI selama tahun 2005.

2. Penurunan nilai persediaan suku cadang dan perlengkapan sebesar 24 Miliar yang
diketahui pada saat dilakukan inventarisasi tahun 2002 diakui manajemen PT KAI sebagai
kerugian secara bertahap selama lima tahun. Pada akhir tahun 2005 masih tersisa saldo
penurunan nilai yang belum dibebankan sebagai kerugian sebesar 6 Miliar, yang
seharusnya dibebankan seluruhnya dalam tahun 2005.

3. Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dengan modal total nilai komulatif
sebesar 674,5 Miliar dan penyertaan modal negara sebesar 70 Miliar oleh manajemen PT
KAI disajikan dalam neraca per 31 Desember 2005 sebagi bagian dari hutang.

4. Manajemen PT KAI tidak melakukan pencadangan kerugian terhadap kemungkinan tidak


tertagihnya kewajiban pajak yang seharusnya telah dibebankan kepada pelanggan pada
saat jasa angkutannya diberikan PT KAI tahun 1998 sampai 2003.

Kantor Akuntan Publik yang mengaudit laporan keuangan PT KAI pada saat itu
adalah Kantor Akuntan Publik S. Manan. Beberapa kecurangan yang dilakukan oleh PT KAI
diatas disebabkan data disajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hal tersebut
masih dapat diperbaiki tetapi yang menjadi permasalahan adalah auditor menyatakan Laporan
Keuangan Tersebut Wajar Tanpa Pengecualian. Tidak ditemukan penyimpangan dari standar
akuntansi keuangan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan terdapat keterlibatan auditor
dalam kasus manipulasi laporan keuangan PT KAI.

Masalah masalah independensi auditor dalam kasus PT KAI yaitu:

1. Self Interest

Self interest dapat menjadi masalah independensi yang dimiliki oleh auditor dalam
mengaudit laporan keuangan PT KAI. Self interest menjadi masalah independensi
disebabkan auditor lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri sedangkan untuk
menjadi auditor harus bebas dari semua kepentingan dengan harus mempertahankan
integritas maupun objektivitas.

2. Intimidation

Intimidasi dapat menjadi masalah independensi auditor. Dengan adanya intimidasi auditor
akan merasa terancam dan melanggar etika profesi yang harus dilakukan oleh seorang
auditor dengan melaksanakan perintah yang diminta oleh klien sehingga mengakibatkan
opini auditor menjadi tidak independen lagi.

Terdapat konsekuensi hukum yang akan dihadapi oleh auditor jika terbukti terlibat
melakukan manipulasi laporan keuangan yaitu berupa pembekuan ijin. Sanksi pembekuan
izin diberikan paling banyak dua kali dalam waktu 48 bulan, namun jika masih melakukan
ijin pendirian KAP akan dicabut.

Sumber :

http://praatiwii.blogspot.co.id/2014/11/kasus-manipulasi-laporan-keuangan-pt-kai.html

https://www.academia.edu/24848195/MANIPULASI_LAPORAN_KEUANGAN_PT_KERE
TA_API_INDONESIA_PT_KAI

https://www.academia.edu/17178027/KASUS_Skandal_Manipulasi_Laporan_Keuangan_PT

Você também pode gostar