Você está na página 1de 15

Anatomi dan Fisiologis

Sistem Reproduksi Wanita

A. Anatomi reproduksi wanita


Organ pelvis terletak dibawah, berhubungan dengan rongga abdomen, dibentuk oleh os
iski dan os pubis pada sisi samping dan depan. Os sakrum dan os koksigis membentuk batas
belakang dan pinggiran pelvis dibentuk oleh promontorium sakrum dibelakang iliopektinal
sebelah sisi samping dan depan dari tulang sakrum.
Pintu keluar pelvis (pintu bawah) dibatasi oleh os koksigis dibelakang simfisis pubis, di
depan lengkung os pubis, os iski, serta ligamentum yang berjalan dari os iski dan os sakrum di
setiap sisi, pintu keluar ini membentuk dasar pelvis. Dasar pelvis dibentuk oleh dua berkas otot,
muskulus levator ani dan muskulus koksigis yang bekerja sebagai diafragma pelvis.
Perineum merupakan bagian terendah dari badan, berupa sebuah garis yang menyambung
kedua tuberositas iski, daerah depan segitiga kongenital dan bagian belakang segitiga anal. Titik
tengahnya disebut badan perineum terdiri dari otot fibrus yang kuat di sebelah depan anus.
Di dalam rongga pelvis terdapat kandung kemih dan dua buah ureter yang terletak di
belakang simfisis, kolon sigmoid sebelah kiri fosa iliaka, dan rektum terletak di sebelah belakang
limfe rongga mengikuti lengkung sakrum. Kelenjar limfe, serabut saraf fleksus lumbosakralis
untuk anggota gerak bawah, cabang pembuluh darah arteri iliaka interna dan vena iliaka interna
melengkapi isi rongga pelvis. Genetalia pada wanita terpisah dari uretra yang mempunyai
saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian.
1. Genetalia luar
Alat genital luar terdiri dari :
a. Mons pubis
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu pada masa pubertas.
b. Labia mayora
Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas labia mayora, banyak mengandung urat
saraf.
c. Labia minora
Berada sebelah dalam labia mayora
d. Klitoris
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau yang dapat mengeras dan tegang
(erektil) yang mengandung urat saraf.
e. Vestibulum
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka belakang dibatasi oleh
klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari ;
- Liang senggama (introitus vagina),
- Uretra,
- Kelenjar Bartolin,
- Kelenjar skene kiri dan kanan.
f. Himen
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya
kotoran menstruasi dapat mengalir ke luar, letaknya dimulut vagina. Bagian ini bentuknya
berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada yang lunak,
lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.
g. Perineum
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.

2. Genetalia dalam

Alat genetalia dalam terdiri dari :


a. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus dari jaringan epitelium bergaris khusus, dengan
dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7,5
cm. Bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liag
senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam
berlipat-lipat disebut rugae. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina :
1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
2) Alat hubungan seks.
3) Jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang dan
kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus terapung didalam pelvis dengan
jaringan ikat dan ligamen. Panjang uterus 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm, berat 50 g. Pada
rahim wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterus adalah 5-8 cm dan
beratnya 30-60 g.
Uterus terdiri dari :
1) Korpus uteri : berbentuk segitiga
2) Serviks uteri : berbentuk silinder
3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan
beban hingga 5 liter

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :


a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan
mencapai dinding abdomen.
b) miometrium (lapisan otot polos)
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan
dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan
tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk
angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian
rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari
kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan
selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium.
Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).
Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-
menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan
oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul.

Ligamentum yang menyangga uterus adalah:


1) Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2) Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3) Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4) Ligamentum kardinale Machenrod
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5) Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
6) Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan.

d) Tuba fallopi
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, kearah kiri dan kanan, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tuba sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum
yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
Tuba fallopi terdiri atas :
Pars interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus
Pars ismus, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya
Pars ampularis, bagian yang berbentuk salura leher tempat konsepsi agak lebar.
Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai umbai yang
disebut fimbrae untuk menangkap telur kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba.
Fungsi tuba uterine mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus, menyediakan tempat untuk
pembuahan. Ovum yang dibuahi dalam saluran tuba ini menimbulkan kehamilan ektopik , karena
ovum tidak dapat bergerak terus maka ovum tertanam dalam tempat yang abnormal, hal ini bisa
berlangsung 8-10 minggu.
e) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba
uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial
ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya
terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang
disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

3. Kelenjar mamae

Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan mengeluarkan air susu. Buah dada
terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua
sampai iga ke tujuh. Bagian tengah terdapat puting susu yang dikelilingi oleh aerola mamae yang
berwarna coklat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar montgometri yang mengeluarkan zat
lemak supaya puting tetap lemas.
Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan alveolar) tersusun atas lobus-lobus
yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam
duktus laktiferus (saluran air susu). Saluran limfe sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler
jaringan kelenjar bergabung membentuk saluran lebih besar.
Perkembangan dan perubahan buah dada terjadi setelah masa remaja atau pubertas karena
terdapat penambahan jaringan kelenjar. Seorang wanita mulai menstruasi pertama terjadi sedikit
pembesaran payudara disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan ovarium, lama-kelamaan payudara berkembang penuh dan penimbunan lemak
menimbulkan pembesaran yang tetap. Pada mas menopause, lama-kelamaan ovarium berhenti
fungsi, dan jaringan payudara mengkerut.

B. Fisiologi reproduksi wanita


Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat
kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi, selaput lendir rahim dari hari
ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan yang mengalami empat masa
(stadium).
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan
endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan
embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan
menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin yang
dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari
folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali
(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk
mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam
pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan
LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang
siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder
akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron
dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.
Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-
pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima
pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon,
sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
menstruasi demikian seterusnya.
Siklus ovarium
Dalam ovarium banyak terdapat sel-sel telur muda yang dikelilingi oleh sel gepeng
bangunan ini disebut folikel premordial. Sebelum pubertas ovarium dalam keadaan istirahat.
Pada waktu pubertas ada pengaruh hormon dari lobus anterior hipofise yaitu FSH. Folikel
premordial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang matang kemudian pecah dan yang lainnya
mati.

Ovarium memiliki tiga fungsi:


1. Produksi ova
2. Produksi ustrogen
3. Produksi progesteron

Hormon-hormon gonadotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan


produksi hormon ovarium.Hormon perangsang folikel penting untuk awal pertumbuhan folikel
graaf,dan hipofisis juga mengendalikan pertumbuhan ini melalui luteinizing hormon dan sekresi
dari korpus luteum. Hormon ustrogen dikeluarkan ovarium dari mulai anak-anak sampai
seesudah menopause.Hormon ini dinamakan hormon folikuler karena terus dihasilkan oleh
sejumlah besar folikel ovarium dan seperti semua hormon beredar di dalam aliran darah.
Hormon progesteron disekresikan oleh korpus luteum, dan melanjutkan pekerjaan yang
dimulai oleh ustrogen terhadap endometrium menjadi tebal,lembut,serta seperti beludru,siap
untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi.Progesteron menghambat menstruasi. Terjadinya
menstruasi diawali degenerasi korpus luteum yang mengakibatkan kadar progesteron darah
menurun, tetapi sewaktu hamil menstruasi tidak terjadi.Itu disebabkan karena sel paling luar dari
konseptus pada waktu menembus ke dalam endemetrium,mengeluarkan sejenis hormon dan
hormon ini bekerja atas kopus luteum dan menjamin tetap berlangsungnya sekresi
progesteron.Dengan demikian sekresi ovarium diatur,bukan sja oleh kelenjar hipofisis,
melainkan juga oleh korion plasenta yang berkembang dari korion pada masa kehamilan berusia
8-12 minggu.

Hormon wanita
a. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
b. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
c. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi,
maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan
menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
d. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
e. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu
paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
f. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada
masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).
g. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan
sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan
sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi
oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin
tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi
terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat
terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.

Você também pode gostar