Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Definisi Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 3 kali sehari.5
2.1.2 Etiologi Diare
Diare akut karena infeksi disebabkan oleh masuknya mikroorganisme
atau toksin melalui mulut. Kuman tersebut dapat melalui air, makanan atau
minuman yang terkontaminasi kotoran manusia atau hewan, kontaminasi tersebut
dapat melalui jari atau tangan penderita yang telah terkontaminasi. Penyebab diare
tidak hanya karena infeksi tetapi juga dapat dikarenakan faktor malabsorbsi
seperti malabsorbsi karbohidrat, disakarida (inteloransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), monosakarida (inteloransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa), makanan
basi, makanan beracun, alergi makanan, dan faktor psikologis seperti rasa takut
dan cemas.5
Etiologi diare akut pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum
diketahui, akan tetapi sekarang lebih dari 80% penyebabnya telah diketahui.
Terdapat 25 jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare. Penyebab
utama oleh virus adalah rotavirus (40-60%) sedangkan virus lainnya ialah virus
norwalk, astrovirus, calcivirus, coronavirus, minirotavirus, dan virus bulat kecil.
Bakteri penyebab diare dapat dibagi dalam dua golongan besar, ialah bakteri non
invasif dan bakteri invasif. Termasuk dalam golongan bakteri non invasif antara
lain Vibrio cholerae, patogen Escherichia coli (EPEC, ETEC, EIEC), sedangkan
golongan bakteri invasif yaitu Salmonella sp.5
2.1.3 Epidemiologi Diare
Penyakit diare menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat karena
penyumbang utama ke-3 angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara
termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta
4
5
kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare. Setiap anak mengalami
episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun, lebih kurang 80% kematian
terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun.10
Angka kesakitan diare secara nasional ada kecenderungan meningkat.
Pada tahun 2000 angka kesakitan diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 sebesar
374/1000 penduduk dan tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian karena diare pada
semua umur sebesar 23/100.000 penduduk dan pada balita 75/100.000 balita.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 penyebab kematian balita
yang terbanyak adalah diare (25,2%) dan pnemonia (15,5%).10
Family : Combretaceae
Genus : Terminalia
Species : Terminalia catappa
Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas, cabangnya
mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda. Terminalia
catappa cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar
400 m. Ketapang menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun, sehingga
tumbuhan ini bisa bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya yang
memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga
berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok.18
2.3.2 Kandungan kimia
Penelitian yang dilakukan Moch. Chasani dengan penapisan fitokimia
menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, streoid (terpenoid), saponin
dan polifenol.9 Kandungan senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antibakteri.
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang
umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Flavonoid tersebar luas di tanaman
mempunyai banyak fungsi. Flavonoid adalah pigmen tanaman untuk
memproduksi warna bunga merah atau biru pigmentasi kuning pada kelopak yang
digunakan untuk menarik hewan penyerbuk. Flavonoid hampir terdapat pada
semua bagian tumbuhan termasuk buah, akar, daun dan kulit luar batang. Manfaat
flavonoid antara lain untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas
vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik.
Menurut penelitian Kurniasari menyatakan bahwa sejumlah tanaman obat yang
mengandung flavanoid telah dilaporkan telah memiliki aktivitas antioksidan,
antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi dan antikanker, diantaranya tanaman
teki dan meniran.19 Senyawa flavonoid memiliki aktivitas antibakteri yang baik
karena adanya gugus fenol. Mekanisme flavonoid sebagai antibakteri
berhubungan dengan pembentukan ikatan kompleks dengan protein pada
membran (protein-fenol) sehingga menyebabkan permeabilitasnya turun. Ikatan
kompleks yang telah terbentuk kemudian terurai dan berpenetrasi ke dalam sel
sehingga terjadi koagulasi protein dan menyebabkan enzim bakteri tidak aktif.
Akibatnya membran sel bakteri tidak terbentuk dengan baik sehingga terjadi
kebocoran sel dan bakteri mati.20
11
2.4 Ekstraksi
2.4.1 Definisi
BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
14
15
Escherichia coli
10 % 20 % 30 % 40 %
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
3.2 Hipotesis
Ekstrak etanol kulit batang ketapang (Terminalia catappa) dapat
menghambat pertumbuhan Escherichia coli dengan metode difusi cakram Kirby-
Bauer.
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
18
19
Keterangan :
A. Zona pertumbuhan Escherichia coli.
B. Zona penghambatan pertumbuhan (zona bening).
C. Kertas cakram yang mengandung ekstrak etanol kulit batang ketapang atau
kontrol.
4.8.8 Cara Pemusnahan
Setelah penelitian, bakteri Eshcerichia coli yang tersisa harus
dimusnahkan dengan membunuh mikroorganisme. Alat yang sudah dipakai
direndam dengan lysol minimal 30 menit, kemudian dicuci dan dikeringkan.
Setelah itu disterilisasikan dengan autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit.
Bahan yang kering dibakar dan bahan yang tidak bisa kering dikubur di tanah
yang tidak lembab atau basah.30
b. Entry
Data yang telah diperiksa akan dimasukkan ke dalam lembar kerja di
komputer dengan menggunakan software komputer yaitu SPSS for windows untuk
dianalisis.28
c. Cleaning
Dilakukan pemeriksaan jumlah data missing dan analisa data awal
dengan menggolongkan dan mengurutkan data sehingga data akan mudah untuk
dibaca dan diinterpretasikan.28
4.9.2 Analisis data
Setelah dilakukan pengukuran diameter zona hambat pada Escherichia
coli dari setiap masing-masing konsentrasi ekstrak beserta pengulangannya, maka
setiap konsentrasi diakumulasikan nilai zona hambatnya dari beberapa
pengulangannya dan dibagi sebanyak pengulangan yang dilakukan untuk
mendapatkan nilai rata-rata zona hambat. Data yang diperoleh dalam penelitian
ditabulasikan, selanjutnya dianalisis dengan One Way Anova dan dilanjutkan
dengan uji post hoc. Jika nilai statistik uji p<0.05 maka hipotesis diterima. Uji
statistik ini digunakan untuk mengetahui suatu faktor yang mempengaruhi dan
bersifat satu arah. 33
Dibuat seri pengenceran dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40 % dari
ekstrak etanol kulit batang ketapang (Terminalia catappa)
Pengujian Antibakteri
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambar 5.1 Hasil Filtrat dan Ekstrak Kental Kulit Batang Ketapang
27
28
5.2 Pembahasan
Uji aktivitas antibakteri dalam penelitian ini menggunakan kontrol positif
yaitu kloramfenikol, kontrol negatif yaitu dimetil sulfoxide (DMSO) dan varian
konsentrasi larutan uji yaitu 10%, 20%, 30% dan 40%. Penggunaan kontrol
negatif DMSO dikarenakan ekstrak kental kulit batang Ketapang tersebut tidak
dapat diencerkan dengan menggunakan aquades, hal tersebut dipengaruhi oleh
kandungan dari ekstrak kental kulit batang Ketapang bersifat lipofilik. Hasil
29
penelitian menunjukkan kontrol negatif tidak memiliki zona hambat, hal tersebut
berarti bahwa DMSO merupakan pelarut ekstrak yang baik dikarenakan tidak
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri uji. Kontrol positif
kloramfenikol memberikan zona hambat sebesar 44,9 milimeter. Berdasarkan data
CLSI 2014, zona hambat kloramfenikol dikatakan sensitif jika >18mm,
intermediet jika 13mm - 17mm, dan resisten jika <12mm. Hal ini menunjukkan
bahwa kloramfenikol masih sensitif terhadap bakteri Escherichia coli.34 Hasil
pengamatan terhadap aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit batang Ketapang
pada konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40% terhadap pertumbuhan Escherichia
coli pada media Muller Hinton Agar (MHA) setelah diinkubasi selama 24 jam
pada suhu 37C tidak menunjukkan zona hambat yang terbentuk disekitar cakram.
Pada penelitian ini terdapat perbedaan pada proses pembuatan ekstrak
kental. Rotery evaporator paling sering dan mudah digunakan untuk memisahkan
pelarut yang memiliki titik didih rendah seperti n-heksana atau etil asetat dari
senyawa yang padat pada suhu kamar dan tekanan. Namun, alat ini juga
menyebabkan pengurangan pelarut dari sampel yang mengandung senyawa cair.
Pelarut dengan titik didih lebih tinggi seperti air (100 C pada tekanan atmosfer
standar, 760 torr atau 1 bar), dimetilformamida (DMF, 153 C pada saat yang
sama), atau dimetil sulfoksida (DMSO, 189 C pada saat yang sama), juga dapat
menguap jika alat ini mampu digunakan pada tekanan yang cukup rendah.
(Misalnya, baik DMF dan DMSO akan mendidih di bawah 50 C jika vakum
berkurang dari 760 torr ke 5 torr (dari 1 bar ke 6,6 mbar)). Etanol memiliki titik
didih lebih rendah dibandingkan air, DMF dan DMSO yaitu 77 0C.35 Sedangkan
pada penelitian ini menggunakan suhu 70 0C - 80 0C sehingga dapat mengurangi
senyawa aktif yang terkandung di dalam tumbuhan.
Waterbath memmert adalah alat yang digunakan untuk memisahkan
pelarut dan alat yang digunakan pada proses pembuatan ekstrak kental. Air dapat
digunakan pada suhu 99,0 0C karena titik didih air 100 0C. Minyak dapat
digunakan pada suhu lebih dari 100 0C. Etanol memiliki titik didih lebih rendah
dibandingkan air dan minyak yaitu 77 0C.36 Sedangkan pada penelitian ini
30
steroid. Hal ini dapat dipengaruhi oleh letak geografis yang sama dalam satu
wilayah yaitu Pulau Jawa.
sasaran untuk bekerja. Sedangkan struktur dinding sel bakteri gram negatif relatif
lebih kompleks dan berlapis tiga, yaitu lapisan luar yang berupa lipoprotein
lapisan tengah yang berupa lipopolisakarida dan lapisan dalam peptidoglikan.43,44
lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel
tersebut. Mekanisme lain antibakteri alkaloid yaitu komponen alkaloid diketahui
sebagai interkelator DNA dan menghambat enzim topoisomerase sel bakteri.20
Tanin mempunyai target pada polipeptida dinding sel sehingga
pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel
bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri
akan mati. Kompleksasi dari ion besi dengan tanin dapat menjelaskan toksisitas
tanin. Mikroorganisme yang tumbuh di bawah kondisi aerobik membutuhkan zat
besi untuk berbagai fungsi, termasuk reduksi dari prekursor ribonukleotida DNA.
Enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sel bakteri tidak dapat
terbentuk oleh kapasitas pengikat besi yang kuat oleh tanin.20
Berdasarkan mekanisme antibakteri dari senyawa metabolit sekunder,
alkaloid dan tanin dapat berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri
Escherichia coli.20 Bakteri Escherichia coli digolongkan bakteri Gram negatif,
bentuknya batang, panjangnya 2 m, diameter 0,7 m, bersifat Anaerob
fakultatif, bentuk koloninya bundar, cembung dan halus dengan tepi yang nyata.
Digolongkan Bakteri Gram negatif karena dinding selnya terdiri dari lapisan
peptidoglikan tipis dan membran luar. Pada pewarnaan safranin akan terlihat
warna merah muda. Membran luar yang mengelilingi dinding sel menyebabkan
antibiotik tertentu seperti penisilin tidak dapat masuk ke lapisan dalam.46
Pada penelitian Sumintir, ekstrak etanol kulit batang Ketapang
(Terminalia catappa) dapat digunakan sebagai antijamur Candida albicans dam
antibakteri Staphylococcus aureus. KHM ekstrak etanol simplisia kering adalah
300 g/cakram terhadap Candida albicans dan 200 g/cakram terhadap
Staphylococcus aureus.39 Pada penelitian ini digunakan ekstrak etanol kulit batang
Ketapang (Terminalia catappa) dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40%
tidak menunjukkan diameter zona hambat terhadap bakteri Escherichia coli. Hal
ini dipengaruhi oleh struktur bakteri Escherichia coli yang digolongkan bakteri
Gram Negatif dan konsentrasi yang digunakan pada ekstrak kulit batang Ketapang
(Terminalia catappa) yang rendah.
34
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Ekstrak etanol kulit batang Ketapang pada konsentrasi 10%, 20%, 30%
dan 40% tidak menunjukkan pengaruh dalam menghambat pertumbuhan
Escherichia coli dengan metode cakram Kirby-Bauer.
6.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, maka peneliti menyarankan :
1. Ditingkatkannya konsentrasi ekstrak etanol kulit batang ketapang lebih dari
konsentrasi 40%.
2. Adanya penelitian lanjutan menggunakan pelarut selain etanol 96% seperti
air, metanol, n-heksan, etil-asetat, dan kloroform.
3. Dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bakteri uji Gram
positif atau Gram negatif lainnya.
4. Isolasi senyawa metabolik sekunder yang berperan aktif sebagai antibakteri.
5. Dapat melakukan uji aktivitas dengan menggunakan metode lain seperti
metode difusi lainnya atau dilusi (cair atau padat) atau in vivo.
35