Dokumen tersebut membahas tentang audit akun pendapatan dan beban. Terdapat tiga hal penting yaitu (1) auditor harus memastikan pendapatan dan beban telah dicatat dengan benar di laporan laba rugi, (2) kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar, dan (3) konsistensi prinsip akuntansi antar periode penting untuk perbandingan laporan keuangan. Dokumen ini juga menjelaskan pendek
Dokumen tersebut membahas tentang audit akun pendapatan dan beban. Terdapat tiga hal penting yaitu (1) auditor harus memastikan pendapatan dan beban telah dicatat dengan benar di laporan laba rugi, (2) kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar, dan (3) konsistensi prinsip akuntansi antar periode penting untuk perbandingan laporan keuangan. Dokumen ini juga menjelaskan pendek
Dokumen tersebut membahas tentang audit akun pendapatan dan beban. Terdapat tiga hal penting yaitu (1) auditor harus memastikan pendapatan dan beban telah dicatat dengan benar di laporan laba rugi, (2) kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar, dan (3) konsistensi prinsip akuntansi antar periode penting untuk perbandingan laporan keuangan. Dokumen ini juga menjelaskan pendek
Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari total pendapatan dan
beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa salah saji material. Auditor harus berhati-hati karena sebagian besar pengguna laporan keuangan sangat bergantung pada laporan laba/rugi dibandingkan neraca dalam pengambilan keputusan. Ada dua konsep penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi : 1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar. 2. Penetapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk perbandingan. Kedua konsep tersebut harus diterapkan dalam pencatatan masing-masing transaksi dan penggabungan akun buku besar dalam penyajian laporan.
Pendekatan Audit atas Akun Pendapatan dan Beban
Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah dari proses audit. Salah saji dalam akun laporan laba/rugi hampir selalu memiliki dampak yang sama dengan neraca, dan sebaliknya. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain. Telaah ini menunjukkan sifat saling terkait pada bagian-bagian yang berbeda dalam audit untuk pengujian akun pendapatan dan beban. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah : 1. Prosedur Analitis Prosedur analitis seharusnya dianggap sebagai beban dari pengujian atas kewajaran penyajian, baik pada neraca maupun laporan laba/rugi. Tabel berikut menunjukkan bagian kecil dari prosedur analitis dan kemungkinan salah saji yang dapat ditemukan dalam audit akun pendapatan dan beban. 2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Misalnya, diasumsikan anditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal memadai dan dapat memberikan kepastian terjadinya transaksi dalam jurnal pembelian, serta dicatat dengan akurat dan tepat waktu. Dengan melakukan hal tersebut, auditor memperoleh bukti tentang ketepatan masing-masing akun neraca, seperti utang dagang dan aset tetap dan laporan laba/rugi seperti periklanan dan perbaikan. Sebaliknya, pengendalian dan salah saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji baik pada laporan laba/rugi maupun neraca. Tujuan terpenting dalam melakukan verifikasi akun laporan laba/rugi dalam setiap siklus transaksi adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal dan pengujian terkait pengendalian dan substantive atas transaksi. Misalnya, jika auditor melalui pengujian yang memadai menyimpulkan bahwa risiko pengendalian telah dinilai memadai dan hasilnya rendah untuk transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran, maka satu- satunya verifikasi tambahan untuk akun terkait dengan laporan laba/rugi, seperti utilitas, periklanan dan pembelian akan terjadi melalui prosedur analitis dan pengujian pisah batas. Akun pendapatan dan beban tertentu tidak diverifikasi menggunakan pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi dan yang lainnya harus diuji lebih dalam menggunakan pengujian substantive.
3. Pengujian Perincian Saldo
a. Pengujian Perincian Saldo Akun Analisis Beban Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban. Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi pembelian, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian dan kontrak. Meskipun, focus analisis akun beban terletak pada transaksi, pengujian ini berbeda dengan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dimaksudkan untuk menilai resiko pengendalian, misalnya dengan menguji klasifikasi transaksi yang mungkin melibatkan banyak akun. Dalam analisis beban dan akun laporan laba/rugi lainnya, auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar dan dicatat secara akurat. Bila diasumsikan hasil pengujian memadai, maka auditor biasanya membatasi analisis akun beban dengan kecenderungan salah saji yang tinggi. Sebagai contoh, auditor biasanya menganalisis: 1) Akun beban perbaikan dan pemeliharaan untuk menentukan apakah sudah benar dimasukkan dalam transaksi aset tetap. 2) Beban sewa dan sewa guna usaha untuk menetukan perlu tidaknya mengapitalisasi sewa guna usaha. 3) Beban legal untuk menentukan apakah kemungkinan terjadi kewajiban kontinjen, kesalahpahaman, tindakan legal dan isu legal lainnya yang dapat memengaruhi laporan keuangan. Utilitas, beban perjalanan dan iklan jarang dianalisis kecuali dilakukan prosedur analitis untuk akun yang mengindikasikan potensi salah saji yang tinggi. Auditor biasanya menganalisis transaksi beban sebagai bagian dari verifikasi suatu aset terkait. Misalnya, auditor biasa menganalisis: 1) Beban perbaikan dan pemeliharaan sebagai bagian dari verifikasi aset tetap. 2) Beban sewa sebagai bagian dari sewa akrual atau dibayar di muka. 3) Beban asuransi sebagai bagian dari pengujian asuransi dibayar di muka. b. Pengujian perincian saldo Alokasi Beberapa akun beban dihasilkan dari alokasi data akuntansi, bukan transaksi riil. Contohnya adalah beban depresiasi, deplesi dan amortisasi hak cipta dan biaya catalog. Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh jenis lain dari alokasi yang memengaruhi beban. Alokasi dianggap penting karena menentukan apakah pengeluaran kas menjadi aset atau beban periode berjalan. Jika klien salah dalam mengikuti GAAP atau salah menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara material. Alokasi beban seperti depresiasi aset tetap dan amortisasi hak cipta diperlukan karena umur ekonomis aset tersebut lebih dari satu tahun. Harga perolehan aset diverifikasi pada saat pembelian, tetapi pembebanan dilakukan dalam beberapa tahun. Jenis alokasi lainnya yang langsung memengaruhi laporan keuangan muncul karena umur aset yang tidak berjangka panjang, namun masa ekonomisnya tidak berakhir pada saat tanggal neraca. Contohnya adalah sewa dibayar di muka dan asuransi di bayar di muka. GAAP mensyaratkan alokasi biaya antara beban manufaktur periode berjalan dan persediaan untuk merefleksikan seluruh biaya pembuatan produk. Dalam audit alokasi pengeluaran seperti asuransi dibayar di muka dan overhead manufaktur, dua pertimbangan utamanya adalah kepatuhan pada GAAP dan konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk keseluruhan kewajaran dengan prosedur analitis dan perhitungan kembali atas hasil perhitungan klien. Auditor biasanya melakukan pengujian tersebut sebagai bagian dari audit aset dan utang terkait. Hal ini meliputi verifikasi beban depresiasi sebagai bagian dari audit aset tetap, pengujian amortisasi sebagai bagian dari verifikasi paten yang baru atau penghentian yang lama dan verifikasi alokasi antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari audit persediaan.