Você está na página 1de 17

PENDAHULUAN

Penampilan bagi sebagian besar orang merupakan sesuatu yang amat

penting. Gigi yang putih dan rapi merupakan salah satu penunjang dari

penampilan seseorang.1 Seseorang yang memiliki gigi yang berwarna kekuningan

maupun kecoklatan dapat mempengaruhi kepercayaan diri dalam berkomunikasi

dan bersosialisasi dengan lingkungan.2 Disisi lain masyarakat dengan pola hidup

tidak sehat seperti merokok, minum kopi, jarang menyikat gigi serta kurang

memperhatikan kesehatan gigi dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan

pada gigi, salah satunya yaitu warna gigi menjadi lebih gelap. 3 Gigi yang

mengalami perubahan warna menjadi gelap yang disebabkan oleh faktor

ekstrinsik sulit dihilangkan dengan scalling, namun dapat diperbaiki dengan

metode dental bleaching atau pemutihan gigi.1

Dental bleaching pada umumnya dilakukan dengan menggunakan hidrogen

peroksida atau karbamid peroksida. Hidrogen peroksida merupakan suatu

senyawa kimia jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mudah terbakar

yang biasanya digunakan untuk memutihkan gigi pada konsentrasi 30%. 1

Hidrogen peroksida bersifat tidak stabil dan pada konsentrasi sangat tinggi dapat

bersifat mutagenik.4 Efek negatif dari hidrogen peroksida yang sering terjadi

dalam rongga mulut adalah iritasi pada gingiva dan munculnya sensitifitas gigi. 5

Oleh karena dampak-dampak negatif dari pemakaian hidrogen peroksida,

dibutuhkan suatu bahan baru yang dapat digunakan untuk pemutihan gigi dengan

efek samping yang seminimal mungkin yang berasal dari bahan alam.

1
Salah satu bahan alam yang memiliki kandungan hidrogen peroksida adalah

tomat (Lycopersicon esculentum Mill).2 Kandungan hidrogen peroksida dalam

tomat adalah 4 mol/ 100 gram.6 Rendahnya kandungan hidrogen peroksida

dalam tomat dapat mengurangi dampak negatif dari pemakaian hidrogen

peroksida murni namun terdapat juga permasalahan yaitu infiltrasi hidrogen

peroksida ke dalam dentin menjadi lama.7 pH yang rendah dapat meningkatkan

efektivitas H2O2 dalam proses bleaching.8 Pengaruh ini berkaitan dengan

pembukaan pada tubulus dentin gigi tersebut sehingga hidrogen peroksida lebih

mudah menginfiltrasi gigi.

Infiltrasi hidrogen peroksida lebih mudah jika pH lingkungan rendah. pH

rendah salah satunya dapat diperoleh dengan menambahkan asam dalam sediaan

bleaching. Asam sitrat dalam buah lemon memiliki pH 1,5-2,5, oleh karena itu

untuk menciptakan suasana asam dalam penelitian ini ditambahkan buah lemon

(Citrus limon). Selain berfungsi untuk mempermudah infiltrasi H2O2, berdasarkan

penelitian sebelumnya yang dilakukan sebelumnya lemon juga dapat

menghilangkan adanya stain ekstrinsik pada enamel gigi.9 Kedua bahan tersebut

diharapkan dapat bekerja secara sinergis sebagai suatu bahan dental bleaching

alami.

Bahan dental bleaching alami yang digunakan dapat berbentuk pasta.

Sediaan pasta dipilih agar perlekatan dengan gigi saat pengaplikasian bahan

menjadi lebih baik.9 Sebelum dilakukan pembuatan pasta, bahan-bahan alami

yang digunakan dibuat ekstrak terlebih dahulu. Prosedur yang dilakukan guna

2
memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran tertentu dari suatu bahan alam

disebut dengan metode ekstraksi.10

Metode ekstraksi menghasilkan ekstrak yang memiliki kelebihan yaitu

tingkat keawetan yang lebih tinggi dari pada jus. Metode ini juga memiliki

kelemahan yaitu tidak semua kandungan dari bahan asalnya dapat terambil dan

hal tersebut bergantung pada pelarut yang digunakan. Oleh karena itu agar

senyawa H2O2 dari tomat dan asam sitrat dari lemon terekstraksi, pelarut yang

digunakan adalah etanol 96% yang diketahui dapat mengekstrasi baik senyawa

polar maupun non-polar.11 Setelah masing-masing senyawa tersebut berhasil

diekstraksi, kedua ekstrak dikombinasi dengan variasi perbandingan 75:25%,

50:50% dan 25:75%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari masing-

masing perbandingan. Penelitian pendahuluan pernah dilakukan dengan

perbandingan antara ekstrak tomat:lemon adalah 50:50% yang ternyata berhasil

menimbulkan perubahan warna pada gigi.

Perubahan warna gigi pada penelitian ini dilihat setelah pengaplikasian

selama 45 menit. Hal tersebut mengacu pada penelitian sebelumnya yang

menyebukan bahwa 45 menit merupakan waktu optimal yang diperlukan hingga

asam sitrat dalam lemon bekerja pada permukaan enamel gigi.9 Selain hal tersebut

pertimbangan lain dari pemilihan waktu 45 menit dikarenakan bahan bleaching

yang digunakan dalam in-office bleaching adalah berkisar 30-45 menit bergantung

dari konsentrasi hidrogen peroksida di dalamnya. 12 Oleh karena itu pada penelitian

ini digunakan waktu 45 menit dengan harapan terjadi perubahan warna gigi.

3
Perubahan warna gigi dapat diukur menggunakan berbagai macam alat ukur

seperti shade guide dan spektrofotometer dengan menerapkan metode

Commission Internationale de IEclairage L*, a*, b* (CIELAB). Pengukuran

warna menggunakan shade guide memiliki kelemahan yaitu sangat subjektif.

CIELAB merupakan dasar dari pengukuran menggunakan spektrofotometer.

Metode ini memiliki keunggulan lebih objektif dalam menilai perubahan warna

dibandingkan dengan menggunakan shade guide sebagai alat penilaian warna.13

Data yang diperoleh dari pengukuran warna CIELAB adalah berupa angka E*

yaitu perubahan warna.14 Oleh karena itu pada penelitian ini dilihat pengaruh

variasi kombinasi ekstrak tomat dan ekstrak lemon dalam pasta bleaching

terhadap perubahan warna gigi dilihat menggunakan pengukuran warna CIELAB.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen laboratoris

dengan rancangan penelitian pre test - post test control group design. Penelitian

dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Jenderal Soedirman

sebagai lokasi pembuatan ekstrak tomat (L. esculentum Mill) dan ekstrak lemon

(C. limon) dan di Laboratorium Farmasetika Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Universitas Jenderal Soedirman sebagai lokasi pembuatan sediaan pasta

bleaching dan pengaplikasian pasta bleaching. Jumlah sampel pada penelitian ini

adalah sebanyak 25 gigi premolar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi sampel penelitian. Sebelum penelitian dimulai, dilakukan determinasi

4
tanaman di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas

Jenderal Soedirman. Penelitian dimulai dengan pra-perlakuan yaitu

1. Pembuatan Ekstrak Buah Tomat Dan Lemon

Ekstraksi menggunakan masing-masing 1 kg masing-masing buah tomat

dan lemon segar yang diambil dagingnya dan di blender kemudian dilakukan

metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dan dilakukan selama 3 hari. Maserat

kemudian disaring menggunakan vacum buchner dan dipekatkan dengan water

bath sampai terbentuk ekstrak kental bebas pelarut.

2. Uji H2O2 Ekstrak Tomat

Metode uji hidrogen peroksida dilakukan menggunakan hati ayam ditumbuk

sambil ditetesi akuades hingga terbentuk ekstrak keruh hati ayam. Ambil 2ml

ekstrak tomat dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditetesi ekstrak keruh

hati ayam. Gelembung yang terbentuk menandakan adanya hidrogen peroksida

pada ekstrak.15

3. Pemeriksaan pH Ekstrak Lemon

Ekstrak lemon diambil 2 gram dilarutkan dalam 20ml akuades kemudian

ukur pH menggunakan pH meter.

4. Pembuatan Ekstrak Kombinasi

Ekstrak dikombinasikan menjadi 3 jenis formula dengan kriteria dijelaskan

dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kombinasi Ekstrak Tomat dan Ekstrak Lemon


N
Formul Formula Formul
o Komponen
a1 2 a3
.
1 Ekstrak
22,5 g 15g 7,5 g
. tomat

5
2 Ekstrak
7,5 g 15g 22,5 g
. lemon
Total ekstrak 30 g 30 g 30 g
Sumber: Data Primer Peneliti, 2016
5. Uji Ph Ekstrak Kombinasi

Ekstrak kombinasi diambil 2 gram lalu dilarutkan dalam akuades 20ml

kemudian ukur pH menggunakan pH meter.

6. Pembuatan Sediaan Pasta

Bahan padat (sodium benzoate 45 gram) dimasukkan ke dalam wadah.

Bahan cair (gliserin 15 ml, sorbitol 4,5 ml, skarin 4,5 ml, air 15 ml) dimasukkan

pula ke dalam wadah selanjutnya diaduk menggunakan mortar dan stamper.

Setelah basis pasta rata, basis pasta dibagi menjadi 3 selanjutnya campurkan

dengan tiap formula ekstrak masing-masing 30 gram.

7. Evaluasi Sediaan Pasta

a) Uji homogenitas

Dilakukan dengan mengoleskan pasta pada plat kaca selanjutnya

diamati apakah sediaan sudah homogen atau masih terlihat butiran kasar.16

b) Uji daya lekat

Uji daya lekat dilakukan menggunakan 0,25 g pasta yang dioleskan

pada plat kaca dengan luas 2,5 cm2, kemudian kedua plat ditempelkan hingga

menyatu dan diletakkan beban sebesar 1 kg selama 5 menit. Plat kaca

kemudian dipisahkan selanjutnya diberi beban pelepasan 80 g untuk

pengujian. Waktu yang dibutuhkan hingga kedua plat kaca saling lepas

dicatat.16

6
c) Uji PH

Uji pH dilakukan dengan pengenceran 2 gram dalam 20 ml akuades.

Pengenceran dilakukan di dalam gelas ukur selanjutnya pH diukur

menggunakan pH meter digital.16

Tahap perlakuan dimulai setelah pasta bleaching siap dan telah dilakuan

evaluasi sediaan pasta serta dianggap layak. Perlakuan dimulai dengan

membersihkan 25 gigi premolar lalu dikelompokkan secara acak selanjutnya

diberi penomoran A1-A5, B1-B5, C1-C5, D1-D5, E1-E5 menggunakan label yang

diisolasi transparan. Disiapkan kotak dengan dilapisi oleh kain putih dengan

dinding atas dan depan yang terbuka dengan ukuran p = 30 cm, l = 20 cm, t = 15

cm. Gigi diletakkan di tengah kotak tersebut selanjutnya lakukan pengambilan

foto pre test dengan jarak 15 cm dilakukan satu demi satu gigi. Ilustrasi box dapat

dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Ilustrasi box (1) kotak dilapisi kain putih. (2) malam
mainan ukuran 4x4x4 cm. (3) gigi sampel

Gigi pada kelompok A dilakukan aplikasi pasta bleaching kombinasi

formula 1 (F1), Gigi pada kelompok B dilakukan aplikasi pasta bleaching

kombinasi formula 2 (F2), Gigi pada kelompok C dilakukan aplikasi pasta

bleaching kombinasi formula 3 (F3), Gigi pada kelompok D dilakukan aplikasi

pasta hidrogen peroksida 35%, Gigi pada kelompok E dilakukan aplikasi

menggunakan basis pasta. Oleskan masing-masing bahan sebanyak 2 kepala

7
microbrush pada permukaan bukal gigi selanjutnya diratakan dan didiamkan

selama 45 menit. Setelah 45 menit gigi pada tiap kelompok dibersihkan

menggunakan kapas basah sebanyak 2 kali usapan kemudian dilakukan

pengambilan foto post test dengan cara seperti pengambilan foto pre test pada

tempat dan arah pengambilan foto yang sama. Foto sebelum dan sesudah

pengaplikasian dilakukan pengolahan menggunakan adobe photoshop guna

mendapatkan data L*, a*, dan b* dari masing-masing gigi sebanyak 3 titik yaitu

pada permukaan mesial distal serta insisal. Data tersebut kemudian diolah menjadi

nilai E*ab menggunakan rumus sebagai berikut.

L* = L*1 L*0 Keterangan:


a* = a*1 a*0
b* = b*1 L* = selisih nilai L b*0
L*0 = nilai L sebelum
L perlakuan
L*1 = nilai L setelah perlakuan
a a* = selisih nilai a
a*0 = nilai a sebelum perlakuan
b a*1 = nilai a setelah perlakuan

2 b* = selisih nilai b
b*0 = nilai b sebelum perlakuan
b*1 = nilai b setelah perlakuan
Eab=

8
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak buah tomat dan lemon dilakukan dengan metode

maserasi. Metode ini merupakan metode ekstraksi yang paling mudah dan

sederhana yang menggunakan bahan pelarut yang berfungsi untuk menyari bahan

aktif yang terkandung di dalam buah yang diekstraksi. Pelarut yang dipilih adalah

etanol 96% yang merupakan pelarut umum yang dapat digunakan untuk

melarutkan baik senyawa polar maupun non polar. Etanol dengan kadar lebih dari

20% juga dapat mencegah pertumbuhan kuman, selain itu kelebihan etanol adalah

tidak beracun, netral dan diabsorbsi dengan baik.17

Ekstrak pekat didapatkan setelah dilakukan pemekatan menggunakan water

bath. Jumlah ekstrak pekat yang didapat dari buah tomat dan lemon masing-

masing 1 kg adalah sebanyak 61,3 gram untuk ekstrak tomat dan 62,1 gram untuk

ekstrak lemon. Jumlah ini kurang lebih 6% dari bahan awal yang digunakan,

selanjutnya dari ekstrak tersebut dilakukan pengkombinasian ekstrak tomat dan

ekstrak lemon sehingga didapatkan 30 gram masing-masing kombinasi.

2. Pemeriksaan H2O2 Ekstrak Tomat

Hasil dari uji hidrogen peroksida dalam ekstrak tomat menunjukkan adanya

gelembung udara dalam ekstrak tomat yang dicampur ekstrak hati ayam. Hal ini

diperoleh dari kinerja enzim katalase dalam hati ayam. Enzim katalase yang
terdapat pada hati digunakan untuk memecah hidrogen peroksida (H 2O2) dalam

tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Pemecahan ini bertujuan untuk

menghambat efek toksik dari H2O2. Adanya O2 yang terbentuk akibat mekanisme

pemecahan H2O2 menimbulkan gelembung udara, oleh karena itu gelembung

udara ini merupakan indikator keberadaan H2O2 dalam ekstrak tomat yang

dicampur dengan ekstrak hati ayam. Berikut merupakan mekanisme kerja dari

enzim katalase dalam memecah H2O2.15

Katalase
H2O2 2H2O + O2

3. Pemeriksaan pH Ekstrak

Hasil uji pH ekstrak lemon dan ekstrak kombinasi dengan berbagai formula

adalah 3,6 untuk formula 1; 3,5 untuk formula 2 dan 3,2 untuk formula 3.

Perbedaan dari ketiga pH formula pasta bleaching kombinasi disebabkan oleh

perbedaan ekstrak lemon yang digunakan. Data penelitian juga menyebutkan

bahwa pH dari ekstrak lemon adalah 1,9. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

semakin banyak komposisi ekstrak lemon dalam ekstrak kombinasi maka semakin

rendah pH ekstrak kombinasi tersebut.

4. Evaluasi Sediaan Pasta

Hasil evaluasi sifat fisik dari ketiga formulasi pasta menunjukkan bahwa

sediaan pasta yang dibuat cukup baik. Uji homogenitas ditujukan untuk

menentukan apakah sediaan yang dibuat tercampur secara homogen atau tidak.

Ketiga pasta yang dibuat terbukti homogen setelah dilakukan uji ini. Hasil dari uji
daya lekat dinilai baik jika waktu yang dibutuhkan untuk melepas kaca lebih dari

1 detik. Ketiga sediaan pasta menunjukkan waktu lepas lebih dari 3 detik dalam 3

hari proses evaluasi pasta. Pasta dikatakan baik jika memiliki daya lekat besar

pada area kerja karena semakin lama perlekatan pasta pada area kerja maka

semakin besar pula kinerja pasta tersebut.18

Pemeriksaan pH sediaan pasta juga dilakukan selain pemeriksaan

homogenitas dan daya lekat. Hasil pemeriksaan pH pada ketiga formulasi pasta

berkisar 4,8-5,0. pH kontrol positif yang digunakan yaitu H 2O2 35% yang

memiliki pH minimum 3,28 dan pH maksimum 3,64. pH yang dibutuhkan agar

bahan bleaching mampu bekerja adalah sesuai dengan pH kritis enamel. pH kritis

enamel sehingga mengalami demineralisasi adalah 5,2.19 Demineralisasi enamel

gigi diperlukan dalam prosedur bleaching agar H2O2 dalam bahan bleaching dapat

masuk ke dalam dentin dan mengoksidasi pigmen warna gigi. Berdasarkan pH

pasta dapat dinyatakan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan sebagai

bahan bleaching.

5. Analisis CIELAB

Analisis CIELAB yang dilakukan pada foto pretest dan postest

menghasilkan data berupa nilai L, a dan b. Nilai tersebut merupakan perwakilan

dari perubahan spektrum warna yaitu nilai L mewakili perubahan warna dari gelap

menjadi terang, nilai a mewakili perubahan warna dari merah ke hijau dan nilai b

mewakili perubahan warna dari kuning menjadi biru. Ketiga nilai tersebut

kemudian dihitung menggunakan rumus menjadi nilai E*ab yaitu nilai

perubahan warna.14
Perubahan warna yang terjadi kemudian ditentukan menjadi lebih cerah

maupun menjadi lebih gelap menggunakan indikator nilai L sebelum perlakuan

dan nilai L sesudah perlakuan. Jika nilai L sebelum perlakuan lebih kecil dari pada

nilai L sesudah perlakuan maka diketahui perubahan warna menuju ke arah lebih

cerah dan jika terjadi sebaliknya maka perubahan warna menjadi lebih gelap. 14

Data yang telah dicatat berdasarkan hasil penelitian pada kelompok A, B, C, dan

D semuanya mengalami perubahan warna menjadi lebih terang, sedangkan pada

kelompok E sama sekali tidak terjadi perubahan warna.

Perubahan warna yang terjadi pada kelompok A, B dan C yaitu kelompok

perlakuan diberikan pasta bleaching kombinasi dengan berbagai volume terjadi

karena adanya H2O2 dan adanya lingkungan dengan pH yang rendah sama seperti

pada kelompok D yaitu kelompok kontrol positif yang diberi perlakuan

menggunakan H2O2 35%, sedangkan pada kelompok E tidak terjadi perubahan

warna yang menunjukkan bahwa tidak terdapat bahan apapun pada basis pasta

yang mempengaruhi perubahan warna. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa

perubahan warna yang terjadi diasebabkan oleh bahan aktif dari pasta yaitu

ekstrak kombinasi tomat dan lemon dalam berbagai formulasi.

6. Pembahasan Kelompok Perlakuan A

Hasil kelompok perlakuan A dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain

dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Perbandingan Kelompok Perlakuan A


N Bahan Pembandi Nilai Intepretasi data
o ng signifikan
. (p)
1 A B 0,097 Tidak ada beda
. C 0,892 Tidak ada beda
H2O2 0,031 Ada beda
Basis 0,004 Ada beda
Pasta
Sumber: Data Primer Peneliti, 2016

Kelompok H2O2 dengan kelompok perlakuan A memiliki perbedaan yang

berarti. Kelompok perlakuan A merupakan kelompok dengan pengaplikasian pasta

bleaching kombinasi ekstrak tomat dan lemon formula 1 yaitu 75% ekstrak tomat

dan 25% ekstrak lemon. Pasta bleaching formula 1 ini mengandung lebih banyak

ekstrak tomat namun sedikit ekstrak lemon. Hal ini mengakibatkan terdapat

hidrogen peroksida yang cukup namun pH tidak terlalu rendah.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya perubahan warna secara klinis

pada gigi yang direndam dalam jus buah tomat selama 3 hari tanpa adanya

pembanding kontrol positif.2 Secara klinis dalam penelitian ini terjadi perubahan

warna pada gigi dengan kelompok perlakuan A. Pada perbandingan menggunakan

pembanding kontrol negatif basis pasta juga didapatkan perbedaan yang

signifikan namun perubahan warna yang dilakukan oleh pasta bleaching dengan

formula 1 tidak sama dengan perubahan warna yang dilakukan oleh kontrol positif

yaitu menggunakan H2O2 35%.

7. Pembahasan Kelompok Perlakuan B

Hasil kelompok perlakuan B dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain

dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 7.1 Perbandingan Kelompok Perlakuan B


N Bahan Pembandi Nilai Intepretasi data
o ng signifikan
. (p)
1 B A 0,097 Tidak ada beda
. C 0,210 Tidak ada beda
H2O2 0,894 Tidak ada beda
Basis 0,000 Ada beda
Pasta
Sumber: Data Primer Peneliti, 2016

Kelompok perlakuan B merupakan kelompok dengan pengaplikasian pasta

bleaching kombinasi ekstrak tomat dan lemon dengan perbandingan 50% ekstrak

tomat dan 50% ekstrak lemon. Kelompok ini menunjukkan perubahan warna yang

tidak memiliki perbedaan berarti dengan kelompok kontrol positif. Hal ini

mengungkapkan bahwa adanya jumlah H2O2 dalam ekstrak tomat dan asam sitrat

dalam lemon yang berimbang memiliki kemampuan merubah warna gigi serupa

dengan kemampuan H2O2 35% yang biasa digunakan sebagai bahan in office

bleaching. Penetrasi dari H2O2 yang adekuat hingga mampu mengoksidasi pigmen

warna gigi pada dentin disebabkan oleh jumlah asam sitrat yang cukup untuk

dapat membuka tubulus dentin. Selain itu asam sitrat dalam lemon juga dapat

membersihkan noda-noda pada permukaan enamel gigi.9

8. Pembahasan Kelompok Perlakuan C

Hasil kelompok perlakuan C dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain

dapat dilihat pada Tabel .3.

Tabel 8.1 Perbandingan Kelompok Perlakuan C


N Bahan Pembandi Nilai Intepretasi data
o ng signifikan
. (p)
1 C A 0,892 Tidak ada beda
. B 0,210 Tidak ada beda
H2O2 0,055 Tidak ada beda
Basis 0,001 Ada beda
Pasta
Sumber: Data Primer Peneliti, 2016

Kelompok perlakuan C merupakan kelompok dengan pengaplikasian pasta

bleaching kombinasi ekstrak tomat dan lemon dengan perbandingan 25% ekstrak
tomat dan 75% ekstrak lemon. Kelompok ini menunjukkan perubahan warna yang

tidak memiliki perbedaan berarti dengan kelompok kontrol positif, namun jika

dilihat lebih lanjut nilai rata-rata perubahan warna pada kelompok B lebih besar

dibandingkan dengan nilai perubahan warna pada kelompok C. Hal ini

menunjukkan bahwa formula 3 kurang efektif dalam merubah warna gigi

dibandingkan dengan formula 2.

Kurang efektifnya formula 3 diakibatkan oleh komposisi formula 3 yang

mengandung lebih banyak ekstrak lemon dibandingan dengan ekstrak tomat.

Kurangnya ekstrak tomat mengakibatkan jumlah H2O2 dalam ekstrak tomat juga

hanya sedikit. Hal tersebut mengakibatkan kerja H2O2 menjadi kurang optimal.

Perubahan warna gigi pada pengaplikasian pasta lemon diakibatkan karena asam

sitrat pada buah lemon bekerja dengan cara membersihkan stain pada enamel gigi,

sehingga pada kelompok C perubahan warna hanya sebatas enamel gigi yang

disebabkan oleh asam sitrat dari ekstrak lemon.9

SIMPULAN

Simpulan yang Dapat ditarik dari penelitian yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut.

1. Variasi kombinasi dari ekstrak tomat (Lycopersicon esculentum mill) dan

ekstrak lemon (Citrus limon) sebagai pasta bleaching memiliki pengaruh

terhadap perubahan warna gigi.


2. Perubahan warna gigi pada gigi dengan pengaplikasian formula 2 dan 3 tidak

memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol positif H2O2 sedangkan pada

pengaplikasian formula 1 memiliki perbedaan yang bermakna.


3. Perubahan warna gigi pada gigi dengan pengaplikasian formula 1, 2 dan 3

memiliki perbedaan bermakna dengan kontrol negatif basis pasta.


4. Formula yang paling efektif dalam merubah warna gigi adalah formula 2

dengan perbandingan 50% ekstrak tomat dan 50% ekstrak lemon.

REFERENSI

1. Margaretha, J., Rianti, D., Meizarini, A., 2009, Perubahan Warna Enamel
Gigi Setelah Aplikasi Pasta Buah Stroberi dan Gel Karbamid Peroksida 10%,
Material Dental Journal, 1 (1): 16-20.
2. Mulky, I, H., Rania, N., Nila, K., 2014, the Influence of Tomato Juice to
Whiten the Teeth. Indonesian Scolars Jurnal, 1 (45): 1-2.
3. Meizarini, A., Rianti, D., 2005, Bahan Pemutih Gigi dengan Sertifikat
ADA/ISO. Dental Journal, 38 (2): 73-75.
4. Grossman, L, I., Oliet, S., Rio,D,C,E., 1995, Ilmu Endodontik dalam Praktek.
11th ed. Alih Bahasa: Suryono S., EGC, Jakarta, h. 346-357.
5. Santoso, P., Rianti, D., Meizarini, A., 2009, Kekerasan permukaan email
setelah aplikasi gel karbamid peroksida 10% dan pasta buah strawberry,
Jurnal Dentofasial, 8 (2) :118-124.
6. Liu, Y, H., Offler, C, E., Ruan, Y, L., 2014, a Simple and Reliable Protocol to
Localize Hydrogen Peroxide in Large Plant Organ by DAB-Mediated Tissue
Printing, Frontiers in Plant Science Journal, 5 (1):1-6.
7. Saputro, B, T., 2009, Pengaruh Konsentrasi Jus Buah Tomat (Lycopersicon
Esculentum Mill) Terhadap Perubahan Warna Gigi Dalam Proses Pemutihan
Gigi Secara In Vitro, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
8. Pratiwi, S, A., 2009, Pengaruh Pemberian Jus Buah Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill) terhadap Perubahan Warna Gigi pada Proses Pemutihan
Gigi Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang.
9. Chrismayani, N, K, P., 2014, Manfaat Pasta Lemon Sebagai Bahan Alami
Pemutih Gigi, Skripsi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
10. Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa
Aktif, Jurnal Kesehatan, 7 (2): 361-367.
11. Arifianti, L., Oktarina, R, D., Kusumawati, I., 2014, Pengaruh Jenis Pelarut
Pengektraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun Orthosiphon
stamineus Benth, Jurnal Planta Husada, 2 (1): 1-4.
12. Marson, F, C., Sensi, L, G., Vieira, L, C, C., Araujo, E., 2008, Clinical
Evaluation of in-Office Dental Bleaching Treatments With and Without the
Use of Light Activation Sources, Journal of Operative Dentistry 33 (1): 15-
22.
13. Hoppy, D., Noerdin, A., Soufyan, A., 2011, Pengaruh Gel Ekstrak Daun Sirih
Terhadap Perubahan Warna Email Gigi, Skripsi, Universitas Indonesia,
Jakarta.
14. Suratman, 2014, Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit pada
Perendaman Larutan Teh Hitam dan Teh Hijau, Skripsi, Universitas
Hasanuddin, Makasar.
15. Zainuri, M., Wanandi, S, I., 2012, Aktivitas Spesifik Manganese Superoxide
Dismutase (Mnsod) dan Katalase Pada Hati Tikus Yang Diinduksi Hipoksia
Sistemik: Hubungannya Dengan Kerusakan Oksidatif, Jurnal Media Litbang
Kesehatan, 22 (2): 87-92.
16. Olii, A, T., 2014, Pengembangan Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol Biji
Jintan Hitam (Nigella Sativa L.) Dengan Penambahan Bubuk Siwak
(Salvador Persica L.), Jurnal Bionature, 15 (1): 1-5.
17. Susanti, C, M., Sugiharto, R., Setyani, S., Subekti, 2014, Pengaruh Jumlah
Pelarut Etanol dan Suhu Fraksinasi terhadap Karakteristik Lemak Kakao
Hasil Ekstraksi Non Alkalized Cocoa Powder, Jurnal Teknologi Industri dan
Hasil Pertanian, 19 (2): 307-319.
18. Ikhsanudin, A., 2012, Formulasi Vanishing Cream Minyak Atsiri Rimpang
Jahe (Zingiber Officinale Roxb) dan Uji Aktivitas Repelan terhadap Nyamuk
Aedes Aegypti Betina, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2 (2): 175 186.
19. Batista, G, R., Pagani, C., Borges, A, B., Pucci, C, R., Torres, C, R, G., 2010,
Evaluation of Dental Bleaching Gels pH in Enamel Contact, Int. Journal of
Contemporary Dentistry, 1 (1): 1-5.

Você também pode gostar