Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
penting. Gigi yang putih dan rapi merupakan salah satu penunjang dari
dan bersosialisasi dengan lingkungan.2 Disisi lain masyarakat dengan pola hidup
tidak sehat seperti merokok, minum kopi, jarang menyikat gigi serta kurang
pada gigi, salah satunya yaitu warna gigi menjadi lebih gelap. 3 Gigi yang
senyawa kimia jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mudah terbakar
Hidrogen peroksida bersifat tidak stabil dan pada konsentrasi sangat tinggi dapat
bersifat mutagenik.4 Efek negatif dari hidrogen peroksida yang sering terjadi
dalam rongga mulut adalah iritasi pada gingiva dan munculnya sensitifitas gigi. 5
dibutuhkan suatu bahan baru yang dapat digunakan untuk pemutihan gigi dengan
efek samping yang seminimal mungkin yang berasal dari bahan alam.
1
Salah satu bahan alam yang memiliki kandungan hidrogen peroksida adalah
pembukaan pada tubulus dentin gigi tersebut sehingga hidrogen peroksida lebih
rendah salah satunya dapat diperoleh dengan menambahkan asam dalam sediaan
bleaching. Asam sitrat dalam buah lemon memiliki pH 1,5-2,5, oleh karena itu
untuk menciptakan suasana asam dalam penelitian ini ditambahkan buah lemon
menghilangkan adanya stain ekstrinsik pada enamel gigi.9 Kedua bahan tersebut
diharapkan dapat bekerja secara sinergis sebagai suatu bahan dental bleaching
alami.
Sediaan pasta dipilih agar perlekatan dengan gigi saat pengaplikasian bahan
yang digunakan dibuat ekstrak terlebih dahulu. Prosedur yang dilakukan guna
2
memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran tertentu dari suatu bahan alam
tingkat keawetan yang lebih tinggi dari pada jus. Metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu tidak semua kandungan dari bahan asalnya dapat terambil dan
hal tersebut bergantung pada pelarut yang digunakan. Oleh karena itu agar
senyawa H2O2 dari tomat dan asam sitrat dari lemon terekstraksi, pelarut yang
digunakan adalah etanol 96% yang diketahui dapat mengekstrasi baik senyawa
50:50% dan 25:75%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari masing-
asam sitrat dalam lemon bekerja pada permukaan enamel gigi.9 Selain hal tersebut
yang digunakan dalam in-office bleaching adalah berkisar 30-45 menit bergantung
dari konsentrasi hidrogen peroksida di dalamnya. 12 Oleh karena itu pada penelitian
ini digunakan waktu 45 menit dengan harapan terjadi perubahan warna gigi.
3
Perubahan warna gigi dapat diukur menggunakan berbagai macam alat ukur
Metode ini memiliki keunggulan lebih objektif dalam menilai perubahan warna
Data yang diperoleh dari pengukuran warna CIELAB adalah berupa angka E*
yaitu perubahan warna.14 Oleh karena itu pada penelitian ini dilihat pengaruh
variasi kombinasi ekstrak tomat dan ekstrak lemon dalam pasta bleaching
METODE PENELITIAN
dengan rancangan penelitian pre test - post test control group design. Penelitian
sebagai lokasi pembuatan ekstrak tomat (L. esculentum Mill) dan ekstrak lemon
bleaching dan pengaplikasian pasta bleaching. Jumlah sampel pada penelitian ini
adalah sebanyak 25 gigi premolar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
4
tanaman di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas
dan lemon segar yang diambil dagingnya dan di blender kemudian dilakukan
metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dan dilakukan selama 3 hari. Maserat
sambil ditetesi akuades hingga terbentuk ekstrak keruh hati ayam. Ambil 2ml
ekstrak tomat dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditetesi ekstrak keruh
pada ekstrak.15
5
2 Ekstrak
7,5 g 15g 22,5 g
. lemon
Total ekstrak 30 g 30 g 30 g
Sumber: Data Primer Peneliti, 2016
5. Uji Ph Ekstrak Kombinasi
Bahan cair (gliserin 15 ml, sorbitol 4,5 ml, skarin 4,5 ml, air 15 ml) dimasukkan
Setelah basis pasta rata, basis pasta dibagi menjadi 3 selanjutnya campurkan
a) Uji homogenitas
diamati apakah sediaan sudah homogen atau masih terlihat butiran kasar.16
pada plat kaca dengan luas 2,5 cm2, kemudian kedua plat ditempelkan hingga
pengujian. Waktu yang dibutuhkan hingga kedua plat kaca saling lepas
dicatat.16
6
c) Uji PH
Tahap perlakuan dimulai setelah pasta bleaching siap dan telah dilakuan
diberi penomoran A1-A5, B1-B5, C1-C5, D1-D5, E1-E5 menggunakan label yang
diisolasi transparan. Disiapkan kotak dengan dilapisi oleh kain putih dengan
dinding atas dan depan yang terbuka dengan ukuran p = 30 cm, l = 20 cm, t = 15
foto pre test dengan jarak 15 cm dilakukan satu demi satu gigi. Ilustrasi box dapat
Gambar 3.2 Ilustrasi box (1) kotak dilapisi kain putih. (2) malam
mainan ukuran 4x4x4 cm. (3) gigi sampel
7
microbrush pada permukaan bukal gigi selanjutnya diratakan dan didiamkan
pengambilan foto post test dengan cara seperti pengambilan foto pre test pada
tempat dan arah pengambilan foto yang sama. Foto sebelum dan sesudah
mendapatkan data L*, a*, dan b* dari masing-masing gigi sebanyak 3 titik yaitu
pada permukaan mesial distal serta insisal. Data tersebut kemudian diolah menjadi
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pembuatan Ekstrak
maserasi. Metode ini merupakan metode ekstraksi yang paling mudah dan
sederhana yang menggunakan bahan pelarut yang berfungsi untuk menyari bahan
aktif yang terkandung di dalam buah yang diekstraksi. Pelarut yang dipilih adalah
etanol 96% yang merupakan pelarut umum yang dapat digunakan untuk
melarutkan baik senyawa polar maupun non polar. Etanol dengan kadar lebih dari
20% juga dapat mencegah pertumbuhan kuman, selain itu kelebihan etanol adalah
bath. Jumlah ekstrak pekat yang didapat dari buah tomat dan lemon masing-
masing 1 kg adalah sebanyak 61,3 gram untuk ekstrak tomat dan 62,1 gram untuk
ekstrak lemon. Jumlah ini kurang lebih 6% dari bahan awal yang digunakan,
Hasil dari uji hidrogen peroksida dalam ekstrak tomat menunjukkan adanya
gelembung udara dalam ekstrak tomat yang dicampur ekstrak hati ayam. Hal ini
diperoleh dari kinerja enzim katalase dalam hati ayam. Enzim katalase yang
terdapat pada hati digunakan untuk memecah hidrogen peroksida (H 2O2) dalam
tubuh menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Pemecahan ini bertujuan untuk
menghambat efek toksik dari H2O2. Adanya O2 yang terbentuk akibat mekanisme
udara ini merupakan indikator keberadaan H2O2 dalam ekstrak tomat yang
dicampur dengan ekstrak hati ayam. Berikut merupakan mekanisme kerja dari
Katalase
H2O2 2H2O + O2
3. Pemeriksaan pH Ekstrak
Hasil uji pH ekstrak lemon dan ekstrak kombinasi dengan berbagai formula
adalah 3,6 untuk formula 1; 3,5 untuk formula 2 dan 3,2 untuk formula 3.
bahwa pH dari ekstrak lemon adalah 1,9. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
semakin banyak komposisi ekstrak lemon dalam ekstrak kombinasi maka semakin
Hasil evaluasi sifat fisik dari ketiga formulasi pasta menunjukkan bahwa
sediaan pasta yang dibuat cukup baik. Uji homogenitas ditujukan untuk
menentukan apakah sediaan yang dibuat tercampur secara homogen atau tidak.
Ketiga pasta yang dibuat terbukti homogen setelah dilakukan uji ini. Hasil dari uji
daya lekat dinilai baik jika waktu yang dibutuhkan untuk melepas kaca lebih dari
1 detik. Ketiga sediaan pasta menunjukkan waktu lepas lebih dari 3 detik dalam 3
hari proses evaluasi pasta. Pasta dikatakan baik jika memiliki daya lekat besar
pada area kerja karena semakin lama perlekatan pasta pada area kerja maka
homogenitas dan daya lekat. Hasil pemeriksaan pH pada ketiga formulasi pasta
berkisar 4,8-5,0. pH kontrol positif yang digunakan yaitu H 2O2 35% yang
bahan bleaching mampu bekerja adalah sesuai dengan pH kritis enamel. pH kritis
gigi diperlukan dalam prosedur bleaching agar H2O2 dalam bahan bleaching dapat
bahan bleaching.
5. Analisis CIELAB
dari perubahan spektrum warna yaitu nilai L mewakili perubahan warna dari gelap
menjadi terang, nilai a mewakili perubahan warna dari merah ke hijau dan nilai b
mewakili perubahan warna dari kuning menjadi biru. Ketiga nilai tersebut
perubahan warna.14
Perubahan warna yang terjadi kemudian ditentukan menjadi lebih cerah
dan nilai L sesudah perlakuan. Jika nilai L sebelum perlakuan lebih kecil dari pada
nilai L sesudah perlakuan maka diketahui perubahan warna menuju ke arah lebih
cerah dan jika terjadi sebaliknya maka perubahan warna menjadi lebih gelap. 14
Data yang telah dicatat berdasarkan hasil penelitian pada kelompok A, B, C, dan
karena adanya H2O2 dan adanya lingkungan dengan pH yang rendah sama seperti
warna yang menunjukkan bahwa tidak terdapat bahan apapun pada basis pasta
yang mempengaruhi perubahan warna. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa
perubahan warna yang terjadi diasebabkan oleh bahan aktif dari pasta yaitu
bleaching kombinasi ekstrak tomat dan lemon formula 1 yaitu 75% ekstrak tomat
dan 25% ekstrak lemon. Pasta bleaching formula 1 ini mengandung lebih banyak
ekstrak tomat namun sedikit ekstrak lemon. Hal ini mengakibatkan terdapat
pada gigi yang direndam dalam jus buah tomat selama 3 hari tanpa adanya
pembanding kontrol positif.2 Secara klinis dalam penelitian ini terjadi perubahan
signifikan namun perubahan warna yang dilakukan oleh pasta bleaching dengan
formula 1 tidak sama dengan perubahan warna yang dilakukan oleh kontrol positif
bleaching kombinasi ekstrak tomat dan lemon dengan perbandingan 50% ekstrak
tomat dan 50% ekstrak lemon. Kelompok ini menunjukkan perubahan warna yang
tidak memiliki perbedaan berarti dengan kelompok kontrol positif. Hal ini
mengungkapkan bahwa adanya jumlah H2O2 dalam ekstrak tomat dan asam sitrat
dalam lemon yang berimbang memiliki kemampuan merubah warna gigi serupa
dengan kemampuan H2O2 35% yang biasa digunakan sebagai bahan in office
bleaching. Penetrasi dari H2O2 yang adekuat hingga mampu mengoksidasi pigmen
warna gigi pada dentin disebabkan oleh jumlah asam sitrat yang cukup untuk
dapat membuka tubulus dentin. Selain itu asam sitrat dalam lemon juga dapat
bleaching kombinasi ekstrak tomat dan lemon dengan perbandingan 25% ekstrak
tomat dan 75% ekstrak lemon. Kelompok ini menunjukkan perubahan warna yang
tidak memiliki perbedaan berarti dengan kelompok kontrol positif, namun jika
dilihat lebih lanjut nilai rata-rata perubahan warna pada kelompok B lebih besar
Kurangnya ekstrak tomat mengakibatkan jumlah H2O2 dalam ekstrak tomat juga
hanya sedikit. Hal tersebut mengakibatkan kerja H2O2 menjadi kurang optimal.
Perubahan warna gigi pada pengaplikasian pasta lemon diakibatkan karena asam
sitrat pada buah lemon bekerja dengan cara membersihkan stain pada enamel gigi,
sehingga pada kelompok C perubahan warna hanya sebatas enamel gigi yang
SIMPULAN
Simpulan yang Dapat ditarik dari penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut.
REFERENSI
1. Margaretha, J., Rianti, D., Meizarini, A., 2009, Perubahan Warna Enamel
Gigi Setelah Aplikasi Pasta Buah Stroberi dan Gel Karbamid Peroksida 10%,
Material Dental Journal, 1 (1): 16-20.
2. Mulky, I, H., Rania, N., Nila, K., 2014, the Influence of Tomato Juice to
Whiten the Teeth. Indonesian Scolars Jurnal, 1 (45): 1-2.
3. Meizarini, A., Rianti, D., 2005, Bahan Pemutih Gigi dengan Sertifikat
ADA/ISO. Dental Journal, 38 (2): 73-75.
4. Grossman, L, I., Oliet, S., Rio,D,C,E., 1995, Ilmu Endodontik dalam Praktek.
11th ed. Alih Bahasa: Suryono S., EGC, Jakarta, h. 346-357.
5. Santoso, P., Rianti, D., Meizarini, A., 2009, Kekerasan permukaan email
setelah aplikasi gel karbamid peroksida 10% dan pasta buah strawberry,
Jurnal Dentofasial, 8 (2) :118-124.
6. Liu, Y, H., Offler, C, E., Ruan, Y, L., 2014, a Simple and Reliable Protocol to
Localize Hydrogen Peroxide in Large Plant Organ by DAB-Mediated Tissue
Printing, Frontiers in Plant Science Journal, 5 (1):1-6.
7. Saputro, B, T., 2009, Pengaruh Konsentrasi Jus Buah Tomat (Lycopersicon
Esculentum Mill) Terhadap Perubahan Warna Gigi Dalam Proses Pemutihan
Gigi Secara In Vitro, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
8. Pratiwi, S, A., 2009, Pengaruh Pemberian Jus Buah Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill) terhadap Perubahan Warna Gigi pada Proses Pemutihan
Gigi Secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang.
9. Chrismayani, N, K, P., 2014, Manfaat Pasta Lemon Sebagai Bahan Alami
Pemutih Gigi, Skripsi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
10. Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa
Aktif, Jurnal Kesehatan, 7 (2): 361-367.
11. Arifianti, L., Oktarina, R, D., Kusumawati, I., 2014, Pengaruh Jenis Pelarut
Pengektraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun Orthosiphon
stamineus Benth, Jurnal Planta Husada, 2 (1): 1-4.
12. Marson, F, C., Sensi, L, G., Vieira, L, C, C., Araujo, E., 2008, Clinical
Evaluation of in-Office Dental Bleaching Treatments With and Without the
Use of Light Activation Sources, Journal of Operative Dentistry 33 (1): 15-
22.
13. Hoppy, D., Noerdin, A., Soufyan, A., 2011, Pengaruh Gel Ekstrak Daun Sirih
Terhadap Perubahan Warna Email Gigi, Skripsi, Universitas Indonesia,
Jakarta.
14. Suratman, 2014, Perbedaan Diskolorisasi Restorasi Resin Komposit pada
Perendaman Larutan Teh Hitam dan Teh Hijau, Skripsi, Universitas
Hasanuddin, Makasar.
15. Zainuri, M., Wanandi, S, I., 2012, Aktivitas Spesifik Manganese Superoxide
Dismutase (Mnsod) dan Katalase Pada Hati Tikus Yang Diinduksi Hipoksia
Sistemik: Hubungannya Dengan Kerusakan Oksidatif, Jurnal Media Litbang
Kesehatan, 22 (2): 87-92.
16. Olii, A, T., 2014, Pengembangan Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol Biji
Jintan Hitam (Nigella Sativa L.) Dengan Penambahan Bubuk Siwak
(Salvador Persica L.), Jurnal Bionature, 15 (1): 1-5.
17. Susanti, C, M., Sugiharto, R., Setyani, S., Subekti, 2014, Pengaruh Jumlah
Pelarut Etanol dan Suhu Fraksinasi terhadap Karakteristik Lemak Kakao
Hasil Ekstraksi Non Alkalized Cocoa Powder, Jurnal Teknologi Industri dan
Hasil Pertanian, 19 (2): 307-319.
18. Ikhsanudin, A., 2012, Formulasi Vanishing Cream Minyak Atsiri Rimpang
Jahe (Zingiber Officinale Roxb) dan Uji Aktivitas Repelan terhadap Nyamuk
Aedes Aegypti Betina, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2 (2): 175 186.
19. Batista, G, R., Pagani, C., Borges, A, B., Pucci, C, R., Torres, C, R, G., 2010,
Evaluation of Dental Bleaching Gels pH in Enamel Contact, Int. Journal of
Contemporary Dentistry, 1 (1): 1-5.