Você está na página 1de 3

APBN P TAHUN 2015: PENERIMAAN MIGAS TURUN Rp.

187,67 TRILIUN
Oleh : Dahiri

ABSTRAK
Pada akhir tahun 2014 menjelang awal tahun 2015, ICP mengalami penurunan menjadi
59,56 US$/Barrel. Penurunan ini jauh dari asumsi dalam APBN tahun 2015 sehingga
berdampak pada penerimaan migas (PPhMigas, PNBP Migas, dan PNBP Migas lainnya) yang
diestimasi sebesar Rp.139,28 triliun, berarti penerimaan migas turun Rp. 187,67 triliun dari
APBN tahun 2015.

A. LataraBelakang
Penerimaan migas yang terdiri PPh Migas, PNBP Migas, dan PNBP lainnya darikegiatan hulu
migas memberikan kontribusi yang cukup besar dalam Pendapatan Negara yaitu sebesar
21,61% (rata-rata kontribusi Penerimaan Migas dari Tahun 2010-2014) yang disajikan
sebagai berikut :

Sumber:LKPP, NK APBN

Penerimaan Migas dalam APBN P Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp.170,86
triliun dari APBN Tahun 2015 dan merupakan penerimaan terendah dalam 5 tahun
terakhir, persentase dari penerimaan migas hanya 8,82% terhadap pendapatan Negara.
Olehkarenaitu, Penurunan penrimaan migas dalam APBN P tahun 2015 masih perlu
dianalisis lebih lanjut sehingga diperoleh data yang bisa menjadi acuan dalam perubahan
tersebut.

B. Pembahasan
Pada triwulan ke IV tahun 2014 asumsi dalam APBN Tahun 2015 sudah mengalami deviasi
yang cukup signifikan, ICP sebesar 72,89 US $ /Barrel danKurs sebesar Rp.12438/ US$.
Penurunan ICP karena pengaruh turunnya harga minyak mentah dunia, sedangkan
kenaikan kurs tidak seimbang dengan penurunan ICP.
Perubahan asumsi tersebut akan mempengaruhi penerimaan migas yang telah ditetapkan
dalam APBN Tahun 2015 sehingga perlu dilakukan perubahan proyeksi penerimaan migas
terkait perubahan Asumsi Kurs dan ICP tersebut. Dalam APBN Perubahan Tahun 2015 yang
diajukan oleh pemerintah, kursmenjadi Rp.12.200/US$ dan ICP 70 US$/Barrel.
Perkembangan penerimaan migas, kurs, icp diberikan sebagai berikut :

Biro AnalisaAnggarandanPelaksanaan APBN-SETJEN DPR-RI | 1


Sumber:LKPP, NK APBN

Analsis data yang digunakan untuk menganalisis penerimaan migas adalah data
penerimaan migas, kurs, dan icp dari tahun 1984-2014. Dari hasil analisis data diperoleh
estimasi penerimaan migas, kurs, dan icp diberikan dalam table berikut :

Dengan rincian sebagai berikut :

Biro AnalisaAnggarandanPelaksanaan APBN-SETJEN DPR-RI | 2


Dari hasil analisis data di atas, penerimaan migas jelas turun karena pengaruh dari
penurunan icp, dan kenaikan kurs yang tidak sebanding dengan penrununan ICP. Namun,
jika Kurs terlalu tinggi akan berdampak pada sektor belanja Negara, Oleh karena itu penulis
mengestimasi untuk asumsi yang lebih realistis adalah Kurs Rp.12233/US$ dan ICP 61
US$/Barel sehingga penerimaan Negara Migas lebih lebih realistis dengan penerimaan Rp.
139,28 triliun, dengan kata lain penerimaan migas menurun sebesar Rp. 187,67 triliun. Hal
lain yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengoptimalkan produksi migas.

C. Kesimpulan
APBN Perubahan Tahun 2015 yang diajukan oleh pemerintah sebenarnya belum cukup
realistis mengingat penurunan ICP yang dipangaruhi oleh harga minyak mentah dunia dan
dari hasil analisis data diperoleh asumsi yang lebih realistis pada Kurs Rp.12233/US$ dan
ICP 61 US$/Barel.

Biro AnalisaAnggarandanPelaksanaan APBN-SETJEN DPR-RI | 3

Você também pode gostar