Você está na página 1de 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

Oleh:
Raras Dwi Asri
11144100129
Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
2015
raras161292@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada
pokok bahasan himpunan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian
adalah kelas VIID SMP N I Srandakan tahun ajaran 2014/2015 dan objek penelitian
adalah hasil belajar matematika siswa. Desain penelitian mengikuti model Kemmis dan
Tagart yang meliputi : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Data dikumpulkan dengan observasi,
angket hasil belajar siswa ranah afektif, catatan lapangan, tes tertulis dan dokumentasi.
Data dianalisis dengan teknik triangulasi dan reduksi data, baik deskripsi kualitatif
maupun diskripsi kuantitaf dengan menghitung rata-rata dan persentase ketuntasan
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIID
SMP N I Srandakan. (1) Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru pada siklus I sebesar
88,89% (kriteria tinggi) dan pada siklus II sebesar 100% (kriteria tinggi); (2)
Keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa pada siklus I sebesar 82,72% (kriteria tinggi)
dan meningkat pada siklus II sebesar 91,71% (kriteria tinggi); (3) Hasil belajar
matematika ranah afektif meningkat dari siklus I yaitu sebesar 78,77% (kriteria tinggi)
dan pada siklus II 82,94% (kriteria tinggi); (4) Hasil belajar matematika ranah kognitif
meningkat, nilai rata-rata pra tindakan sebesar 63 dengan ketuntasan 6,25% (kriteria
sangat rendah), pada siklus I sebesar 68,83 dengan ketuntasan 28% (kriteria rendah),
dan pada siklus II sebesar 74,16 dengan ketuntasan 75% (kriteria cukup).

Kata kunci: Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), hasil belajar
matematika.

PENDAHULUAN oleh guru mata pelajaran matematika


Berdasarkan hasil observasi yang sudah menerapkan model kooperatif.
dilakukan pada tanggal 13 Maret 2015 Siswa dibentuk kelompok-kelompok
pada kelas VIID SMP N I Srandakan, secara heterogen oleh guru dan mereka
proses pembelajaran yang dilakukan saling bekerjasama secara kelompok
untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak bisa mengerjakan sehingga hasil
diberikan oleh guru. Guru berkeliling belajar siswa masih sangat rendah.
menghampiri setiap kelompok untuk Berdasarkan uraian di atas rumusan
membimbing siswa jika dalam diskusi masalah yang diajukan dalam penelitian
kelompok mengalami kesulitan. Siswa tindakan kelas ini adalah: Bagaimana
pun aktif dalam berdiskusi secara upaya meningkatkan hasil belajar afektif
berkelompok dan menanyakan kepada matematika dengan model pembelajaran
guru jika merasa kesulitan dalam (Problem Based Learning) pada siswa
mengerjakan soal. Akan tetapi, ketika kelas VIID SMP N 1 Srandakan?
soal dibahas bersama di depan kelas, Bagaimana upaya meningkatkan hasil
antusias siswa masih kurang dan belajar kognitif matematika dengan
beberapa siswa belum aktif dalam proses model pembelajaran (Problem Based
pembelajaran. Mereka harus ditunjuk Learning) pada siswa kelas VIID SMP
oleh guru terlebih dahulu untuk N 1 Srandakan?
mengerjakan hasil diskusinya di depan Penelitian ini diharapkan dapat
kelas. Bahkan ketika ada yang maju ke memberikan manfaat baik manfaat
depan kelas untuk mengerjakan hasil teoritis maupun manfaat praktis.
diskusinya, beberapa siswa tidak 1. Manfaat Teoritis
memperhatikan temannya mengerjakan Penelitian ini diharapkan dapat
dan ketika guru membahas memperkaya temuan pada bidang
permasalahan tersebut, beberapa siswa pendidikan matematika. Apabila
asyik berbicara sendiri, sehingga guru penelitian ini menunjukkan hasil
harus menegurnya terlebih dahulu. belajar yang baik dalam
Selain itu, kurangnya media pembelajaran matematika, maka
pembelajaran membuat siswa masih dapat dijadikan alternatif dalam
bingung dalam mengaitkan pembelajaran matematika di SMP.
permasalahan yang ada. Siswa masih 2. Manfaat Praktis
kebingungan mengaplikasikan dalam a. Bagi guru
kehidupan nyata, sehingga dalam proses 1) Meningkatkan kualitas
pembelajaran belum maksimal. dalam proses
Pemahaman siswa pun masih sangat pembelajaran matematika.
kurang hal itu terlihat ketika 2) Dapat dijadikan tolak ukur
permasalahan atau soal diganti yang dalam menggunakan dan
baru, siswa sudah kebingungan dan memilih model
pembelajaran yang sesuai 1) Mengetahui kekurangan
dengan pokok bahasan dalam kegiatan
dan lingkungan. pembelajaran yang harus
3) Menambah wawasan segera diperbaiki.
tentang model 2) Dapat meningkatkan
pembelajaran yang dapat kemajuan proses
digunakan untuk referensi pembelajaran di
bahan pertimbangan.
sekolah.
b. Bagi siswa
KAJIAN TEORI
Manfaat bagi siswa, model
Menurut Slameto (2003:3) belajar
pembelajaran yang
ialah suatu proses usaha yang dilakukan
dikembangkan ini diharapkan
seseorang untuk memperoleh suatu
dapat:
perubahan tingkah laku yang baru secara
1) Mempermudah dalam
keseluruhan, sebagai hasil
memahami pelajaran yang
pengalamannya sendiri dalam interaksi
diajarkan sehingga hasil
dengan lingkungannya. Dalam usaha
belajar akan meningkat.
pencapaian tujuan belajar perlu adanya
2) Meningkatkan pemahaman
sistem lingkungan (kondisi) yang lebih
siswa.
kondusif. Menurut peneliti belajar
c. Bagi peneliti
adalah suatu usaha yang dilakukan
Dengan penelitian ini
seseorang untuk memperbaiki tingkah
diharapkan peneliti dapat:
laku, mendapat pengetahuan sehingga
1) Menambah pengalaman
memperoleh hasil yang lebih baik.
dan pengetahuan dalam hal
Menurut Ahmad Susanto (2013:
pelaksanaan pembelajaran
183) Belajar matematika merupakan
matematika dan model
suatu syarat cukup untuk melanjutkan
pembelajaran.
pendidikan ke jenjang berikutnya.
2) Mengetahui pemilihan dan
Karena dengan belajar matematika, kita
penggunaan model
belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan
pembelajaran yang akan
aktif. Matematika merupakan ide-ide
digunakan sesuai dengan
abstrak yang berisi simbol-simbol, maka
tujuan pembelajaran.
konsep-konsep matematika harus
d. Bagi Sekolah
dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu. baik dari sebelumnya dalam diri orang
Menurut peneliti pembelajaran yang belajar.
matematika merupakan proses yang Menurut Ridwan Abdullah Sani
memberikan kesempatan kepada siswa (2014:127) Problem Based Learning
untuk memikirkan gagasan yang (PBL) merupakan pembelajaran yang
diberikan. Adapun tujuan utama dilakukan dengan cara menyajikan suatu
pembelajaran matematika yaitu permasalahan, mengajukan pertanyaan-
pengembangan kemampuan guna pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan,
memecahkan setiap permasalahan dan membuka dialog. Permasalahan
matematika yang bersifat kompleks. yang dikaji merupakan permasalahaan
Menurut Ahmad Susanto (2013:5) kontekstual yang ditemukan oleh peserta
hasil belajar siswa adalah kemampuan didik dalam kehidupan sehari-hari.
yang diperoleh anak setelah melalui Adapun langkah-langkah model
kegiatan. Karena belajar itu sendiri pembelajaran Problem Based Learning
merupakan suatu proses dari seseorang (PBL) menurut Ridwan Abdullah Sani
yang berusaha untuk memperoleh suatu (2014: 157) adalah (1) Memberikan
bentuk perubahan perilaku yang relatif orientasi permasalahan kepada peserta
menetap. Jika dikaji lebih mendalam, didik; (2) Mengorganisasikan peserta
maka hasil belajar dapat tertuang dalam didik untuk penyelidikan; (3)
taksonomi Bloom (dalam Sudjana, Pelaksanaan investigasi; (4)
2013:22), yakni dikelompokkan dalam Mengembangkan dan menyajikaan hasil
tiga ranah (domain) yaitu domain ; (5) Menganalisis dan mengevaluasi
kognitif atau kemampuan berpikir, proses penyelidikan.
domain afektif atau sikap, dan domain METODE PENELITIAN
psikomotor atau keterampilan menjadi Jenis penelitian ini adalah
dasar penting dalam merumuskan tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
pengajaran dan dalam penilaian hasil dirancang untuk meningkatkan hasil
belajar. Menurut peneliti kemampuan belajar ranah afektif dan ranah kognitif
yang dimiliki siswa melalui pengalaman matematika siswa kelas VIID SMP N I
dan proses belajar yang dilakukan baik Srandakan. Penelitian ini dilakukan pada
itu ranah kognitif, afektif, maupun buan April-Mei tahun ajaran 2014/2015
psikomotor yang berpengaruh pada di SMP N I Srandakan. Desain yang
perubahan perilaku positif atau lebih digunakan pada penelitian ini
menggunakan bagan penelitian menurut
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari data pada observasi keterlaksanaan
perencanaan (Planning), tindakan pembelajaran oleh guru dan siswa,
(Acting), pengamatan (Observing), dan angket hasil belajar, dan tes hasil belajar
refleksi (Reflecting). Penelitian ini ranah kognitif matematika pada siklus I
dilakukan dalam beberapa siklus. Siklus dan siklus II.
dihentikan apabila kondisi kelas sudah Hasil observasi keterlaksanaan
stabil dalam hal ini guru dan siswa pembelajaran oleh guru pada siklus I
terbiasa dengan pembelajaran yang baru sebesar 88,89% meningkat menjadi
yaitu dengan model pembelajaran 100% pada siklus II. Hasil observasi
Problem Based Learning (PBL) serta keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa
data yang ditampilkan sudah jenuh pada siklus I sebesar 82,73% meningkat
dalam arti sudah ada peningkatan hasil menjadi 91,7%. Hasil belajar ranah
belajar matematika siswa. afektif mengalami peningkatan pada
Instrumen yang digunakan setiap siklusnya. Pada siklus I persentase
antara lain: lembar observasi guru dan rata-rata hasil belajar siswa ranah afektif
siswa, Angket hasil belajar, LKS, tes, yaitu 78,77% dengan kriteria tinggi,
catatan lapangan, dan dokumentasi. yang meliputi persentase aspek sikap
Teknik pengumpulan data menggunakan 80,78% dengan kriteria tinggi,
observasi, angket hasil belajar, tes, persentase aspek minat 79,71% kriteria
catatan lapangan, dan dokumentasi. tinggi, persentase konsep diri 72,67%
Teknik analisis data menggunakan kriteria cukup, persentase nilai 80,67%
teknik triangulasi dan reduksi data, baik dengan kriteria tinggi, pada siklus II
deskripsi kualitatif maupun diskripsi jumlah siswa dengan kriteria tinggi ada
kuantitaf dengan menghitung rata-rata 27 siswa atau 84, 3%, jumlah siswa
dan persentase ketuntasan siswa. dengan kriteria cukup ada 5 siswa atau
HASIL DAN PEMBAHASAN 15,6%. Pada siklus II rata-rata hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) belajar siswa ranah afektif meningkat
tentang proses pembelajaran Problem menjadi 82,94% termasuk dalam kriteria
Based Learnig (PBL) di kelas VIID tinggi, yang meliputi persentase aspek
SMP N I Srandakan yang bertujuan sikap 83,23% kiteria tinggi, Persentase
untuk meningkatkan hasil belajar aspek minat 84,29% kriteria tinggi,
matematika siswa sudah mengalami persentase aspek konsep diri 78%
peningkatan. Hal ini dapat dilihat kriteria tinggi, persentase aspek nilai
dengan membandingkan hasil analisis 86% kriteria tinggi. Persentase rata-rata
hasil belajar siswa ranah afektif pada tindakan yaitu rata-ratanya 63 dengan 2
siklus II meningkat 4,17% dari siswa yang tuntas atau 6,25 % dengan
persentase siklus I. Persentase hasil kriteria sangat rendah. Pada siklus I rata-
belajar siswa ranah afektif sudah ratanya meningkat menjadi 68,83
mencapai kriteria yang ditentukan, yaitu dengan 9 orang yang tuntas atau 28%
pada kriteria tinggi. dengan kriteria rendah kemudian pada
siklus II rata-ratanya meningkat menjadi
Persentase Aspek Hasil Belajar
Siswa Ranah Afektif 74,16 dengan 24 siswa yang tuntas 75%
termasuk dalam kriteria cukup.
100 Presentase
Hasil Diagram Batang Persentase Hasil
belajar Belajar Ranah Kognitif (%)
50 siswa ranah
afektif (%)
Siklus I 100
0 Presentase 90 75
Minat

Minat
Sikap

Konsep Diri

80
Hasil 70
belajar 60
siswa ranah 50
afektif (%) 40 28
Siklus II 30
20 6.25
10
0
Pra Siklus I Siklus II
Siklus
Diagram Batang Persentase
Rata-rata Hasil Belajar Hal ini menunjukkan bahwa model
Ranah Afektif
pembelajaran Problem Based Learning

100 (PBL) dapat digunakan untuk


90 78.77 82.94
80 meningkatkan hasil belajar matematika
70
60 siswa kelas VIID SMP N I Srandakan.
50
40
30 KESIMPULAN DAN SARAN
20
10 Berdasarkan hasil Penelitian
0
Siklus I Siklus II Tindakan Kelas (PTK) pada kelas VIID
SMP N I Srandakan menggunakan
model pembelajaran Problem Based
Hasil belajar siswa ranah kognitif
Learning (PBL) dapat meningkatkan
mengalami peningkatan, diperoleh
hasil belajar siswa pada ranah afektif
bahwa persentase tes hasil belajar siswa
dan ranah kognitif dalam pembelajaran
ranah kognitif sebelum diberikan
matematika khususnya pada materi matematika siswa kelas VIID SMP N I
himpunan. Srandakan adalah sebagai berikut:
Model pembelajaran Problem 1. Rata-rata hasil belajar matematika
Based Learning (PBL) telah digunakan siswa pada ranah afektif dengan
dalam kegiatan belajar yang melibatkan model Problem Based Learning
secara maksimal seluruh kemampuan (PBL) pada siklus I sebesar 78,77%
siswa untuk menemukan sendiri secara pada siklus II meningkat menjadi
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga 82,94% dalam kriteria tinggi.
mereka dapat merumuskan sendiri 2. Rata-rata hasil belajar matematika
penemuannya dengan penuh percaya siswa pada ranah kognitif dengan
diri, guru membantu siswa jika dalam model Problem Based Learning
menemukan solusi merasa kesulitan. (PBL) pada siklus I sebesar 68,83
Sehingga, dengan model pembelajaran dengan ketuntasan belajar sebesar
tersebut siswa dapat menemukan sendiri 28% dalam kriteria rendah dan pada
konsep pada materi yang diajarkan. siklus II meningkat menjadi 74,16
Rata-rata hasil keterlaksanaan dengan ketuntasan belajar sebesar
pembelajaran matematika dengan model Berdasarkan hasil penelitian ini, ada
pembelajaran Problem Based Learning beberapa saran yang perlu diperhatikan
(PBL) oleh guru pada siklus I sebesar diantaranya adalah sebagai berikut:
88,89 % dan pada siklus II meningkat 1. Model pembelajaran Problem Based
menjadi 100% dalam kriteria tinggi, Learning (PBL) dapat menjadi salah
guru sudah melakukan semua langkah- satu alternatif model pembelajaran
langkah dalam pembelajaran Problem matematika yang dapat digunakan di
Based Learning (PBL). Rata-rata hasil SMP N I Srandakan.
keterlaksanaan pembelajaran 2. Dalam penerapan model
matematika dengan model pembelajaran pembelajaran Probel Based
Problem Based Learning (PBL) oleh Learning (PBL) disarankan agar
siswa pada siklus I sebesar 77,95 % dan lebih menyesuaikan dengan materi
pada siklus II meningkat menjadi pokok pada setiap pertemuan.
91,88% dalam kriteria tinggi. 3. Dalam penerapan model
Keberhasilan penggunaan model pembelajaran Probel Based
pembelajaran Problem Based Learning Learning (PBL) siswa dapat
(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar menemukan konsep tentang materi
yang diajarkan dan tentunya harus
didukung dengan media dan Calon Pendidik.
pembelajaran yang dapat Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
memudahkan siswa dalam
menyimpulkan materi pembelajaran. Kementerian Pendidikan dan
4. Kerjasama antar siswa pada saat Kebudayaan. 2014. Materi
kegiatan pembelajaran secara Pelatihan Implementasi
berkelompok sangat diperlukan. Kurikulum 2013 Tahun 2014,
DAFTAR PUSTAKA Mata Pelajaran Matematika
Abdul Majid. 2013. Strategi SMP/MTS. Jakarta: Badan
Pembelajaran. Bandung: Pengembangan Sumber Daya
Remaja Rosdakarya. Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Mutu Pendidikan.
Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar.
Pelajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil
dan Pembelajaran. Jakarta: Proses Belajar Mengajar.
Kencana Prenada Group. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Aziz Saefudin. 2012. Meningkatkan . 2013. Penilaian Hasil


Profesionalisme dengan PTK. Proses Belajar Mengajar.
Yogyakarta: PT Citra Aji Bandung: Remaja Rosdakarya.
Parama.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2013.
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Metode Penelitian Pendidikan.
Penyusunan Instrumen Tes dan Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nontes. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Offset. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22
Eko Putro Widoyoko. 2011. Evaluasi Tahun 2006 tentang Standar Isi
Program Pembelajaran Untuk Satuan Pendidikan Dasar
Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Menengah.
Ratna Wilis Dahar. 2006. Teori-teori Wahab Jufri. 2013. Belajar dan
Belajar dan Pembelajaran. Pembelajaran Sains. Bandung:
Bandung: Erlangga. Pustaka Reka Cipta.

Ridwan Abdullah Sani. 2013.


Pembelajaran Saintifik untuk
Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-


faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta.

. 2013. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, dkk. 2011.


Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.

. 2012. Dasar-
dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.

Você também pode gostar