Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Ada banyak tipe dari arthritis (lebih dari 100 dan terus bertambah). Tipe-
tipe mencakup dari yang berhubungan dengan kerusakan tulang rawan yang
disebabkan pemakaian (seperti osteoarthritis) ke yang berhubungan dengan
peradangan yang berakibat dari suatu sistim imun yang aktif berlebihan
(seperti rheumatoid arthritis). Bersama-sama, banyak tipe dari arthritis
membentuk penyakit kronis yang paling umum di Amerika.
1
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulis menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kuliah jurusan keperawatan khususnya di mata kuliah Keperawatan
muskuloskeletal dengan pembahasan arthritis reumatoid.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa /
mahasiswi mengetahui bagaimana konsep dasar dan asuhan keperawatan
pada klien arthritis reumatoid.
1.4 Manfaat
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang
berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis
berarti radang sendi. Sedangkan Reumatoid arthritis adalah suatu penyakit
autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya
menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998)
mengatakan bahwa, Reumatoid arthritis adalah penyakit jaringan
penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari
membran sinovial dari sendi diartroidial.
Reumatoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan
tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)
3
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri
dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia,
2011).
2.2 Klasifikasi
4
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)
Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun
faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor
metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah :
Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis
reumatoid juvenil)
Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
2.4 Patofisiologi
5
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
pathway
Reaksi peradangan
Panus/nodul
Terbatas
nya
Infiltrasi kedalam os. gerakan
Gangguan
subcondria sendi
mobilitas
fisik
Hambatan nutrisi
6
Deficit
self care
Erosi kartilago
Adhesi pada
permukaan sendi
Ankilosis fibrosa
7
Kelemahan
Depresi
Gejala Extraartikular :
Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion
(gangguan katub), Pericarditis, Myocarditis
Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
Pada lympa : Lhymphadenopathy
Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
Pada otot : Mycsitis
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis
reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang
bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat
bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di
tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.
Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata
tatapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran
radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi
tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
5. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan
perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi
metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah
beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada
kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder
dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan
mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerak ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada
sekitar sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang
8
paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau
di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun demikian
nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya
nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit
yang aktif dan lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang
organ-organ lain di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru
(pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.
9
berlangsung selama lebih dari 30 menit. Deformitas tangan dan kaki adalah
hal yang umum.
Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau sangat serius
terjadi pada lanjut usia menurut Buffer (2010), yaitu: sendi terasa kaku pada
pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak
setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan
terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat menyebabkan demam,
dapat terjadi berulang
2.6 Komplikasi
10
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
5. Terjadi splenomegali.
6. Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat.
No Kriteria Definisi
1 Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
disekitarnya, sekurangnya selama 1 jam
11
sebelum perbaikan maksimal
2 Artritis pada 3 Pembengkakan jaringan lunak atau persendian
daerah atau lebih efusi (bukan pertumbuhan tulang)
pada sekurang-kurangnya 3 sendi secara
bersamaan yang diobservasi oleh seorang
dokter. Dalam kriteria ini terdapat 14 persendian
yang memenuhi kriteria yaitu PIP, MCP,
pergelangan tangan, siku pergelangan kaki dan
MTP kiri dan kanan.
3 Artritis pada Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu
persendian tangan persendian tangan seperti yang tertera diatas.
4 Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti yang
tertera pada kriteria 2 pada kedua belah sisi,
keterlibatan PIP, MCP atau MTP bilateral dapat
diterima walaupun tidak mutlak bersifat
simetris.
5 Nodul Reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ekstensor atau daerah juksta-
artrikular yang diobservasi oleh seorang dokter.
6 Faktor Reumatoid Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid
serum serum yang diperiksa dengan cara yang
memberikan hasil positif kurang dari 5%
kelompok kontrol yang diperiksa.
7 Perubahan gambaran Perubahan gambaran radiologis yang radiologis
khas bagi arthritis reumotoid pada periksaan
sinar X tangan posteroanterior atau pergelangan
tangan yang harus menunjukkan adanya erosi
atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada
sendi atau daerah yang berdekatan dengan sendi
(perubahan akibat osteoartritis saja tidak
memenuhi persyaratan).
Untuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis
reumatoid jika ia sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria
1 sampai 4 harus terdapat minimal selama 6 minggu. Pasien dengan dua diagnosis
12
tidak dieksklusikan. Pembagian diagnosis sebagai artritis reumatoid klasik,
definit, probable atau possible tidak perlu dibuat.
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang
kental dibanding cairan sendi yang normal. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid
adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari
tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila
ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen
Beberapa faktor yang turut dalam memeberikan kontribusi pada penegakan
diagnosis Reumatoid arthritis, yaitu nodul Reumatoid, inflamasi sendi yang
ditemukan pada saat palpasi dan hasil-hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaaan
laboratorium menunjukkan peninggian laju endap darah dan factor Reumatoid yang
positif sekitar 70%; pada awal penyakit faktor ini negatif. Jumlah sel darah merah dan
komplemen C4 menurun. Pemeriksaan C- reaktifprotein (CRP) dan antibody
antinukleus (ANA) dapat menunjukan hasil yang positif. Artrosentesis akan
13
memperlihatkan cairan sinovial yang keruh, berwarna mirip susu atau kuning gelap
dan mengandung banyak sel inflamasi, seperti leukosit dan komplemen (Smeltzer &
Bare, 2002). Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis
dan memantau perjalanan penyakitnya. Foto rongen akan memperlihatkan erosi
tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan
penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002)
2.9 penatalaksanaan
14
Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien
dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa
hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap
berobat dalam suatu jangka waktu yang lama (Mansjoer, dkk. 2001).
15
efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk
menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah
bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai
tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan Reumatoid arthritis
menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih
dini. Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit
terdapat dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut (Smeltzer & Bare, 2002).
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari,
sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat
pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa
mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara
berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu
seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut.
Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung Omega 3.
Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara persendian agar
tetap lentur.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
16
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
17
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
penurunan, kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma.
Analisa Data
NoSymptom Etiologi Problem
1. Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, Distensi jaringan akibat
kelelahan, berfokus pada diri akumulasi cairan/proses
Nyeri
sendiri, Perilaku distraksi/ respons inflamasi, destruksi sendi
autonomic
2. Keengganan untuk mencoba deformitas skeletal, Gangguan
bergerak/ ketidakmampuan untuk nyeri, penurunan kekuatan otot mobilitas fisik
dengan sendiri bergerak dalam berhubungan
lingkungan fisik. dengan.
3. Perubahan fungsi dari bagian- deformitas skeletal, Gangguan Citra
bagian yang sakit. nyeri, penurunan kekuatan otot Tubuh
4. Ketidakmampuan untuk mengatur kerusakan musculoskeletal,
kegiatan sehari-hari. penurunan kekuatan, daya Defisit perawatan
tahan, nyeri pada waktu diri
bergerak, depresi
5. Sering terjatuh Aktifitas Hilangnya kekuatan otot dan
menggunakan alat bantu. sendi, penurunan kekuatan,
Resiko Infeksi
Penurunan aktifitas motorik Penurunan fungsi sensorik dan
motorik.
18
PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWAT TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
Nyeri Setelah dilakukan
berhubungan tindakan keperawatan Kaji Memban
Mengikuti mencegah
program pemeliharaan
farmakologis kesejajaran
19
trokhanter, menurunkan
bebat, tekanan pada
brace. sendi yang
terinflamasi/
nyeri
Do Mengisti
rong untuk rahatkan
sering sendi-sendi
mengubah yang sakit
posisi,. dan
Bantu mempertahan
untuk kan posisi
bergerak di netral.
tempat Penggunaan
tidur, brace dapat
sokong menurunkan
sendi yang nyeri dan
sakit di dapat
atas dan mengurangi
bawah, kerusakan
hindari pada sendi
gerakan
yang Mencega
menyentak h terjadinya
. kelelahan
umum dan
An kekakuan
jurkan sendi.
pasien Menstabilkan
untuk sendi,
mandi air mengurangi
hangat atau
20
mandi gerakan/ rasa
pancuran sakit pada
pada waktu sendi
bangun
dan/atau
pada waktu
Panas
tidur.
meningkatka
Sediakan
n relaksasi
waslap
otot, dan
hangat
mobilitas,
untuk
menurunkan
mengompr
rasa sakit dan
es sendi-
melepaskan
sendi yang
kekakuan di
sakit
pagi hari.
beberapa
Sensitivitas
kali sehari.
pada panas
Pantau
dapat
suhu air
dihilangkan
kompres,
dan luka
air mandi,
dermal dapat
dan
disembuhkan
sebagainya
.
Be Meningk
rikan atkan
masase relaksasi/
yang mengurangi
lembut nyeri
Aj Meningk
21
arkan atkan
teknik non realaksasi,
farmakolo mengurangi
gi tegangan
(relaksasi, otot/ spasme,
distraksi, memudahkan
relaksasi untuk ikut
progresif) serta dalam
terapi
Sebagai
Ko anti inflamasi
laborasi: dan efek
Berikan analgesik
obat- ringan dalam
obatan mengurangi
sesuai kekakuan
petunjuk dan
(mis:asetil meningkatka
salisilat) n mobilitas.
Rasa
dingin dapat
Berikan
menghilangk
kompres
an nyeri dan
dingin jika
bengkak
dibutuhkan
selama
periode akut
22
deformitas baik dengan kriteria :
skeletal, nyeri, pemantaua tergantung
Mempertahankan n tingkat dari
penurunan,
kekuatan otot. fungsi posisi inflamasi/ perkembanga
dengan tidak rasa sakit n/ resolusi
hadirnya/ pada sendi dari peoses
pembatasan inflamasi
kontraktur.
Istirahat
Pe
Mempertahankan sistemik
ataupun rtahankan dianjurkan
meningkatkan istirahat selama
kekuatan dan tirah eksaserbasi
fungsi dari dan/ baring/ akut dan
atau kompensasi duduk jika seluruh fase
bagian tubuh diperlukan penyakit
jadwal yang penting
Mendemonstrasik aktivitas untuk
an tehnik/ untuk mencegah
perilaku yang memberika kelelahan
memungkinkan n periode mempertahan
melakukan istirahat kan kekuatan
aktivitas yang terus
menerus
dan tidur
Mempert
malam hari
yang tidak ahankan/
terganmgg meningkatka
u. n fungsi
sendi,
Ba kekuatan otot
ntu dengan dan stamina
rentang umum.
gerak Catatan :
23
aktif/pasif, latihan tidak
demikiqan adekuat
juga menimbulka
latihan n kekakuan
resistif dan sendi,
isometris karenanya
jika aktivitas
memungki yang
nkan berlebihan
dapat
merusak
sendi
Ub Menghil
ah posisi angkan
dengan tekanan pada
sering jaringan dan
dengan meningkatka
jumlah n sirkulasi.
personel
cukup. Memper
Demonstra mudah
sikan/ perawatan
bantu diri dan
tehnik kemandirian
pemindaha pasien.
n dan Tehnik
penggunaa pemindahan
n bantuan yang tepat
mobilitas, dapat
mis, mencegah
trapeze robekan
24
abrasi kulit
Po
Meningk
sisikan
dengan atkan
bantal, stabilitas
kantung ( mengurangi
pasir, resiko
trokanter, memerptahan
Do
rong
Memaksi
pasien
mempertah malkan
postur dan
tinggi,
berdiri,
dan Menghin
berjalan
25
Be dari cidera
rikan akibat
lingkungan kecelakaan/
yang jatuh
aman,
misalnya
menaikkan
Berguna
kursi,
dalam
mengguna
memformula
kan
sikan
pegangan
program
tangga
latihan/
pada toilet,
aktivitas
penggunaa
yang
n kursi
berdasarkan
roda.
pada
Ko kebutuhan
individual
laborasi:
dan dalam
konsul
mengidentifi
dengan
kasikan alat
fisoterapi.
Menurun
kan tekanan
pada jaringan
Ko yang mudah
laborasi: pecah untuk
Berikan mengurangi
matras risiko
busa/ imobilitas
pengubah
26
tekanan. Mungkin
dibutuhkan
untuk
menekan
Kolaborasi
sistem
: berikan
inflamasi
obat-obatan
akut
sesuai
indikasi
(steroid).
27
untuk masa pasien/ora lain akan
depan. ng menentukan
terdekat. kebutuhan
Memastika terhadap
n intervensi/
bagaimana konseling
pandangaq lebih lanjut
n pribadi
pasien
dalam
Isyarat
memfungsi
verbal/non
kan gaya
verbal orang
hidup
terdekat
sehari-hari,
dapat
termasuk
mempunyai
aspek-
pengaruh
aspek
mayor pada
seksual.
bagaimana
Di pasien
skusikan memandang
persepsi dirinya
pasienmen sendiri
genai
Nyeri
bagaimana
konstan akan
orang
melelahkan,
terdekat
dan perasaan
menerima
marah dan
keterbatasa
bermusuhan
n.
umum terjadi
Dapat
28
Ak menunjukkan
ui dan emosional
terima ataupun
perasaan metode
berduka, koping
bermusuha maladaptive,
n, membutuhka
ketergantu n intervensi
ngan. lebih lanjut
Memban
tu pasien
Pe untuk
rhatikan mempertahan
perilaku kan kontrol
menarik diri, yang
diri, dapat
penggunaa meningkatka
n n perasaan
menyangk harga diri
al atau
terlalu
memperhat
Meningk
ikan
perubahan atkan
perasaan
Su harga diri,
sun mendorong
batasan kemandirian,
pada dan
perilaku mendorong
mal berpartisipasi
adaptif.
29
Bantu dalam terapi
pasien
Mempert
untuk
mengidenti ahankan
fikasi penampilan
positif meningkatka
membantu
Memung
koping
kinkan
Ik pasien untuk
ut sertakan merasa
pasien senang
dalam terhadap
merencana dirinya
kan sendiri.
perawatan Menguatkan
dan perilaku
membuat positif.
jadwal Meningkatka
aktivitas n rasa
percaya diri
Ba
Pasien/or
ntu dalam
kebutuhan ang terdekat
perawatan mungkin
yang membutuhka
diperlukan n dukungan
selama
Be berhadapan
rikan dengan
bantuan proses jangka
30
positif bila panjang/
perlu. ketidakmamp
uan
Mungkin
dibutuhkan
Ko pada sat
laborasi: munculnya
Rujuk pada depresi hebat
konseling sampai
psikiatri, pasien
mis: mengembang
perawat kan
spesialis kemapuan
psikiatri, koping yang
psikolog. lebih efektif
Kolaborasi
: Berikan
obat-obatan
sesuai
petunjuk,
mis; anti
ansietas dan
obat-obatan
peningkat
alam
perasaan.
31
berhubungan selama 3x24 jam
dengan diharapkan klien dapat tingkat melanjutkan
hambatan untuk
terhadap menentukan
dalam untuk
32
perawatan memenuhi
diri. kebutuhan
Identifikasi individual.
/rencana Mis;
untuk memasang
modifikasi kancing,
lingkungan menggunaka
n alat bantu
memakai
sepatu,
menggantung
Ko
kan
laborasi:
pegangan
Konsul
untuk mandi
dengan
pancuran
ahli terapi
okupasi. Mengide
ntifikasi
masalah-
Ko masalah yang
laborasi: mungkin
Atur dihadapi
evaluasi karena
kesehatan tingkat
di rumah kemampuan
sebelum actual
pemulanga
Mungkin
n dengan
membutuhka
evaluasi
n berbagai
setelahnya,
bantuan
mis:
tambahan
pelayanan
33
perawatan untuk
rumah, ahli persiapan
nutrisi. situasi di
rumah
EVALUASI
1. Prilaku yang adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri
2. Nyeri dapat berkurang
3. Mampu untuk melakukan aktifitas sehari-hari
4. Komplikasi dapat dihindari
5. Meningkatkan mobilitas
6. memahami cara perawatan di rumah
BAB III
PENUTP
1.1 KESIMPULAN
Penyebab dari artritis rhematoid belum dapat ditentukan secara pasti, tetapi
dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu:
1. Mekanisme imunitas (antigen antibodi) seperti interaksi IgG dari
imunoglobulin dengan rhematoid faktor
2. Faktor metabolik
3. Infeksi dengan kecenderungan virus
34
3.2 SARAN
Menjaga persendian sejak dini sangat pentig, karena kita tidak tau apa yang akan
terjadi di masadepan.
DAFTAR PUSTAKA
Robins & Kumar, Buku Ajar Patologi II, EGC, Jakarta, 1995
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook
of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi
11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
35
36