Você está na página 1de 7

Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No.

2, April 2013

ANALISIS SISTEM PENGADAAN BAHAN DAN PERALATAN PADA PROYEK


KONTRUKSI JEMBATAN TUKAD PENET DI BADUNG BALI

A.A. Gde Bagus Wira Darma 1, A.A. Wiranata2, Mayun Nadiasa2


1
Alumni Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar
2
Dosen Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar
e-mail : wirhe_boy@yahoo.com

Abstrak : Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Jembatan Tukad Penet di
Kabupaten Badung, Provinsi Bali, yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Nindya Karya
(persero.Penilaian kinerja sistem dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 13 (tigabelas)
orang karyawan PT. Nindya Karya (persero) sebagai responden. Metode analisis yang digunakan
adalah metode Statistik Deskriptif dengan Skala Guttman, dan metode Statistik Inferensia dengan
Uji-t.Dari analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa kinerja sistem pengadaan bahan
dan peralatan pada proyek pembangunan Jembatan Tukad Penet adalah sebagai berikut:
berdasarkan struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas (untuk
struktur organisasi nilai rata-rata skor yaitu 9,461 < 9,499 (nilai interval kelas), dan nilai to
hitung yaitu 1,30126 < 1,782 (nilai t tabel), jadi didapat hasil cukup memadai), sedangkan untuk
dukumen pencatatan ( untuk dokumen pencatatan nilai rata-rata skor yaitu 12,538 > 11,5 (nilai
interval kelas), dan nilai to hitung yaitu 5,1231 > 1,782 (nilai t tabel), jadi didapat hasil
memadai); berdasarkan sistem wewenang dan prosedur yang cukup memberikan perlindungan
terhadap kekayaan perusahaan (nilai rata-rata skor yaitu 11,462 < 11,499 (nilai interval kelas),
dan nilai to hitung yaitu 0,5078 < 1,782 (nilai t tabel), jadi didapat hasil cukup memadai; dan
berdasarkan praktek yang sehat didalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta mutu
karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya/otorisasinya (nilai rata-rata skor yaitu 14,307 >
11,5 (nilai interval kelas), dan nilai to hitung yaitu 7,0898 > 1,782 (nilai t tabel), jadi didapat
hasil memadai. Jadi sistem yang ada pada proyek pembangunan Jembatan Tukad Penet di badung
Bali perlu ditingkatkan efisiensi dan efektivitasnya.

Kata kunci: sistem pengadaan bahan, statistik deskriptif, statistik inferensia

THE ANALIYSIS OF MATERIAL PROCUREMENT AND


EQUIPMENT SYSTEM ON TUKAD PENETS BRIDGE
CONSTRUCTION PROJECT IN BADUNG BALI
Abstrack: This research was conducted on the project construction of the Tukad Penet in
Badung, Bali, undertaken by the contractors executing PT. Nindya Karya (persero.System
performance assessment is carried out by the dissemination of questionnaires to 13 (thirteen)
employees of PT. Nindya Karya (persero) as respondents. Analysis of the method used is
Descriptive statistical methods with the scale and Guttman Inference statistical methods with
Test-t. From analyses that have been performed, the obtained results that the performance of the
system of procurement of materials and equipment at the project development Tukad Penet is as
follows: based on the organizational structure that separates the functional responsibility
expressly (for organizational structure the average value score i.e. 9,461 < 9,499 (the value of
interval classes), and the value to calculate the 1,30126 < 1,782 (value of t tables), so to obtain
adequate results), while for document recording (for document recording the average value score
i.e. 12,538 >11,5 (the value of the interval class), and the value to calculate the 5,1231 >; 1,782
(value of t tables), so to obtain adequate results); based on the system of authority and
procedures that provide enough protection against the wealth of the company (the average rating
score i.e. 11,462 < 11,499 (the value of interval classes), and the value to calculate the 0,5078 <
1,782 (value of t tables), so to obtain adequate results; and based on a healthy practice in the
execution of the duties and responsibilities as well as the quality of the employees in accordance
with the responsibilities (the average value score i.e. 14,307 > 11,5 (the value of the interval
class), and the value to calculate the 7,0898 >1,782 (value of t tables), so to obtain adequate
results. Thus the existing system on the project construction of the Tukad Penet in badung Bali
needs to be improved efficiency and effectiveness

Key Word : materials procurement system, descriptive statistics, statistical inference

XII-1
Analisis Sistem Pengadaan Bahan dan Peralatan pada Proyek Darma, Wiranata, Nadiasa)

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Latar Belakang
Pengertian Sistem
Pada jaman modern ini permintaan terhadap
Ada beberapa pendapat dari para ahli
jasa kontruksi skala besar relatif meningkat.
mengenai definisi dari sistem dan prosedur,
Dengan adanya peningkatan tersebut, maka
misalnya menurut Cole (dalam Baridwan. 1998)
perusahaan-perusahaan jasa kontruksi yang ada
yang menyatakan bah --wa sistem adalah suatu
harus memiliki daya saing yang baik, agar tercapai
kerangka dari prosedur yang saling berhubungan
efisiensi dan efektivitas penggunaan biaya dan
yang disusun dengan suatu skema yang
waktu. Dalam meningkatkan daya saing ini
menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan
tentunya diperlukan suatu sistem yang efektif dan
atau fungsi utama dan perusahaan.
efisien dalam segala aspek pelaksanaan proyek
kontruksi, salah satunya dalam hal pengadaan
Material dan Alat-alat
bahan/material dan peralatan.
Beberapa contoh bahan material yang
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan
digunakan dalam pembangunan jembatan adalah;
pada proyek kontruksi memerlukan manajemen
pasir, batubata, semen, besi, baja, aspal cair, besi
yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan..
beton, bekisting, batako, kerikil, kawat dll. Selain
Dalam proyek konstruksi, material dan peralatan
itu contoh peralatan yang dapat digunakan dalam
merupakan bagian terbesar dari proyek yang
pembangunan kontruksi jembatan adalah ; palu,
nilainya dapat mencapai 50-60% dari total biaya,
cangkul, dan beberpa contoh alat berat seperti :
sehingga sudah pada tempatnya bila penyelenggara
buldozer, excavator, tower crane, dan dump truck,
proyek menaruh perhatian besar terhadap proses
compactor, molen, dll
pengadaannya. Pengadaan material dan peralatan
bukan hanya pembelian saja, tetapi mempunyai
Sistem Pengendalian
lingkup yang lebih luas, yaitu mulai dari
Baridwan (1998), menyatakan bahwa
identifikasi kebutuhan, pembelian, menjaga
Sistem Pengendalian adalah struktur organisasi
inventori, pemanfaatan produksi, sampai pada
dan semua cara serta alat yang dikoordinasikan
penerimaan dan penyimpanan barang di lokasi
yang digunakan dalam perusahaan dengan
proyek, termasuk juga dalam menyiapkan dan
tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
menangani dokumen yang diperlukan.
perusahaan. Memeriksa ketelitian dan
Pada penelitian ini permasalahan-
kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi
permasalahan yang diteliti pada proyek
dalam operasi, dan membantu menjaga
pembangunan Jembatan Tukad Penet ini adalah:
kebijakan manajemen yang telah diterapkan
Bagaimanakah sistem pengadaan bahan dan
terlebih dahulu.
peralatan, kinerja sistem pengadaan bahan dan
peralatan, serta kelemahan dan kelebihan sistem
Tujuan Sistem Pengendalian
pengadaan bahan dan peralatan yang berlaku di
Menurut Mulyadi (2001), tujuan dari sistem
Pembangunan Jembatan Tukad Penet
pengendalian adalah sebagai berikut:
Dilihat dari nilai proyeknya, pembangunan
1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
Jembatan Tukad Penet yang terletak tepat di
Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat
sebelah utara obyek wisata Sangeh di Desa
dilindungi dengan pengendalian yang
Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten
memadai.
Badung, Provinsi Bali, yang menghabiskan dana
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data
sebesar Rp 19.965.115.000,00 (sembilan belas
informasi. Pengendalian dirancang untuk
milyar sembilan ratus enam puluh lima juta seratus
memberikan jaminan proses pengolahan data,
lima belas ribu rupiah) yang bersumber dari dana
agar menghasilkan informasi yang teliti dan
APBD,dengan panjang jembatan 130 m, yang
handal.
dibangun menggunakan konstruksi beton ini
3. Mendorong efisiensi, pengendalian ditujukan
merupakan proyek yang berskala relatif besar.
untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak
Mengingat besarnya skala proyek ini, maka
perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan
diperlukan suatu sistem pengendalian pengadaan
usaha.
dan penanganan material agar biaya, mutu, dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan
waktu pada proyek tersebut agar dapat diketahui
manajemen. Untuk mencapai tujuan
apakah sistem tersebut sudah memadai, ataukah
perusahaan, manajemen menetapkan
kurang memadai.
kebijakan dan prosedur Struktur
pengendailan intern ditujukan untuk
memberikan jaminan yang memadai bahwa
kebijakan manajemen dipatuhi oleh
karyawan perusahaan.

XII-2
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 2, April 2013

Mekanisme dari pengawasan sebagai alat 3. Setelah diketahui range skor, selanjutnya
Pengukuran Kinerja Sistem menentukan besarnya interval nilai,
Pengukuran kinerja sistem dilakukan dengan berdasarkan perbandingan antara range skor
menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang nilai dengan jumlah kriteria penilaian. Dalam
selanjutnya dianalisis secara Deskriptif dengan penelitian ini, digunakan 3 (tiga) kriteria
Skala Guttman dan secara Inferensia dengan Uji-t. penilaian : memadai (M), cukup memadai
(CM), tidak memadai (TM), sehingga
Rumus Slovin formulasi interval kelas (C) adalah :

Dalam menentukan besarnya sampel yang = (4)
akan digunakan. Menurut Riduwan dan Sunarto 
Jawaban dari responden diharapkan sudah
(2007), besarnya sampel ini tergantung dari
diwakili oleh ketiga kriteria tersebut. Selain
beberapa hal, yaitu :
itu, dengan ditetapkannya kriteria tersebut
1. Derajat keseragaman (degree of homogeinity)
penelitian dapat diarahkan jadi lebih tegas
dari populasi
dan tidak ragu-ragu.
2. Tingkat ketelitian analisis yang dikehendaki
4. Menentukan rentang nilai untuk masing-
dalam penelitian
masing kriteria penilaian berdasarkan total
3. Rencana analisis
skor nilai yang diperoleh masing-masing
4. Tenaga, biaya, dan waktu yang tersedia
kriteria penilaian.
Dimana besarnya sampel yang akan 5. Menentukan total skor untuk seluruh
digunakan dihitung dengan menggunakan rumus pertanyaan dan kemudian menentukan
Slovin berikut : penilaian terhadap sistem pengendalian
pengadaan bahan.

n= . .

(1) Uji Hipotesis


Uji Hipotesis merupakan salah satu bagian
dimana : dari statistik inferensia. Menurut Wirawan (2002),
statistik inferensia adalah statistik yang
- n adalah jumlah sampel menyediakan aturan atau metode untuk membuat
- N adalah jumlah populasi ramalan dan taksiran, disamping itu juga
- e adalah tingkat presisi digunakan untuk mengambil kesimpulan yang
bersifat umum dari data sampel yang dipilih secara
acak dari populasi induknya. Dan, definisi
Skala Guttman hipotesis menurut Wirawan (2002), adalah suatu
Skala Guttman dikembangkan oleh Louis
pernyataan mengenai parameter populasi yang
Guttman. Menurut Wirawan (2002) Skala ini
masih perlu dibuktikan kebenarannya.
memiliki beberapa ciri penting, yaitu :
1. Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Analisis Inferensia dengan Uji-t
Jika seseorang mengiyakan pertanyaan yang Uji-t dipilih karena jumlah responden (N)
berbobot lebih berat, maka ia juga akan kurang dari 30 orang. Scoring jawaban responden
mengiyakan pertanyaan atau pertanyaan yang mengenai sistem pengendalian pengadaan bahan
kurang berbobot lainnya. dan peralatan, dianalisis dengan perhitungan uji-t
2. Skala Guttman ingin mengukur satu dimensi sebagai berikut :
saja dari suatu variable yang multi dimensi
 

Analisis Scoring dengan Distribusi Frekwensi = (5)



Untuk menganalisis jawaban yang diperoleh,
digunakan perhitungan distribusi frekwensi 
= (6)
sebagai berikut : 

1. Jumlah pertanyaan yang ada pada kuesioner N < 30, maka digunakan uji-t
sebanyak n skor tertinggi untuk setiap    
to = = (7)
pertanyaan adalah 1, dan skor terendah 0 (  
berdasarkan teori Guttman). Jadi :
Total skor tertinggi (x)= 1 x n (2)
Total skor terendah (y) =0 RANCANGAN KEGIATAN
2. Menentukan besarnya range skor,
berdasarkan selisih dari total skor tertinggi Penentuan Objek Studi
dengan total skor terendah yang dicapai Sebelum dilakukannya suatu penelitian,
sebagai berikut: perlu diadakan persiapan dan penentuan lokasi
Range skor = x y (3) yang akan dijadikan obyek penelitian. Dalam

XII-3
Analisis Sistem Pengadaan Bahan dan Peralatan pada Proyek Darma, Wiranata, Nadiasa)

penelitian ini, yang akan dijadikan penelitian (Logistik), lembar ke III ke bagian Adm.
ad ala h proyek pembangunan Jembatan Tukad Keuangan & Umum.
Penet yang berlokasi di kawasan Sangeh, Badung, 3. Setelah melalui prosedur tersebut,
Bali. supplierakan mengirimkan bahan yang
diminta kepada Bagian Logistik untuk
Pengumpulan Data selanjutnya diserahkan kepada pelaksana
Jenis data terdiri dari data primer dan data lapangan.
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh 4. Bagian penerimaan Barang (Staf Gudang)
dari pengamatan oleh peneliti sendiri sedangkan menerima barang sesuai SOP (dan berhak
data sekunder adalah data yang dperoleh dari hasil menolak barang jika tidak sesuai spesifikasi
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh orang yang telah ditetapkan). Kemudian
lain. Dalam Tugas Akhir ini menggunakan data menyimpan, mengemas, dan mengamankan
sekunder, diperoleh dari pihak-pihak yang terkait barang di gudang.
dalam proyek condotel tersebut. 5. Selanjutnya, dibuat laporan nilai persediaan
barang/bahan, dan menyiapkan dokumen
Pengolahan dan Analisis data pembayaran sesuai dengan monitoring
Dalam penelitian ini, sistem pengadaan bahan pembayaran.
dan peralatan pada proyek pembangunan Jembatan 6. Lembar ke III SOP yang telah diterima oleh
Tukad Penet oleh PT Nindya Karya (persero) Bagian Adm. Keuangan & Umum,
dianalisis dengan dua metode statistik yaitu dibandingkan (sinkronisasi) dengan Laporan
statistik deskriftif dan statistik Inferensia. Pertama- Penerimaan Barang.
tama sistem pengadaan bahan dan dinilai secara 7. Dapat dilakukan pembayaran kepada
kuantitatif dengan kuesioner yang diukur supplier.
berdasarkan skala Guttman, kemudian pengukuran
tersebut dianalisis dengan distribusi frekwensi. Jumlah Sampel
Analisis inferensia dilakukan dengan Uji-t, dimana Jumlah total banyaknya orang yang berperan
data yang digunakan didapat dari kuesioner yang dalam pengadaan bahan dan peralatan pada proyek
dikuantitatifkan berdasarkan skala Guttman Pembangunan Jembatan Tukad Penet adalah 18
tersebut. orang.
Berdasarkan rumus Slovin, dan tingkat presisi
HASIL DAN PEMBAHASAN diambil sebesar 15 % didapat :
Dari data kuesioner, selanjutnya diolah dengan
 
skala guttman, setelah itu dianalisis menggunakan n = .,!.,!
= = 12,8113 13
,"!
distribusi frekwensi dan uji hipotesi, sehingga
orang
didapatkan hasil apakah sistem pengadaan bahan
Jadi, jumlah sampel yang akan diambil sebanyak
dan perlatan pada Proyek Pembangunan Jembatan
13 orang
Tukad Penet sudah memadai ataupun cukup
memadai.
Rata-rata Skor Responden
Dari data kuesioner yang diolah dengan
Siklus Pengadaan Bahan Proyek Jembatan skala guttman, didapat masing-masing rata-rata
Tukad Penet skor responden seperti tabel berikut :
Menurut keterangan dari pihak kontraktor, siklus
Tabel 1. rata-rata skor responden
pengadaan bahan dan peralatan pada proyek
Jembatan tukad Penet adalah sebagai berikut :
Tabel Jumlah Jumlah Rata-rata
ke Skor Responden Skor Responden
1. Pihak pelaksana proyek di lapangan
mengajukan permintaan pemesanan volume 4.1 123 13 9.461
bahan atau peralatan kepada Bagian Logistik, 4.2 163 13 12.538
dengan mengisi surat permintaan pembelian. 4.2 149 13 11.461
Kemudian, Bagian Logistik membuat Surat 4.3 186 13 14.307
Permintaan Penawaran Harga yang dikirim (Sumber : Hasil olahan)
ke supplier, setelah itu diadakan evaluasi &
negosiasi terhadap semua penawaran dari Tabulasi Hasil Penilaian Kuesioner
rekanan, atas persetujuan dari Kepala Proyek. Setelah dilakukan dua analisis dari hasil
2. Setelah Kepala proyek memutuskan skor rata-rata responden pada tabel
pembelian bahan tersebut, ditunjuk salah satu diatas.Selanjutnya dianalisis dengan metode
rekanan yang terpilih, kemudian membuat distribusi frekwensi dan uji-t sehingga didapat
Surat Order Pembelian (SOP) sebanyak 3 penilaian seperti tabel dibawah ini :
lembar. Lembar I diserahkan ke supplier,
lembar II ke Bagian Penerimaan Barang

XII-4
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 2, April 2013

Tabel 2. Tabulasi hasil penilaian kuesioner


Kuesioner skor Deskriptif Hasil to Inferensia keterangan
Ke rata- interval Analisis hitung
rata kelas Penilaian t tabel Penilaian
Cukup Cukup
1a 9.461 9,499 memadai 1.30126 1,782 memadai Tidak berbeda
1b 12.538 11,5 Memadai 5.1231 1,782 Memadai Tidak berbeda
Cukup Cukup
2 11.461 11,499 memadai 0.5078 1,782 memadai Tidak berbeda
3 14.307 11,5 Memadai 7.0898 1,782 Memadai Tidak berbeda

SIMPULAN DAN SARAN terjadinya wewenang yang saling


tumpang tindih.
Simpulan - Transaksi pembelian bahan tidak
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis pada ditangani secara bersama-sama oleh
bagian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan fungsi keuangan, pembelian,
sebagai berikut : penyimpanan. Hal ini memungkinkan
terjadinya wewenang yang saling
1. Sistem pengadaan bahan dan peralatan yang tumpang tindih.
terdapat pada Proyek Jembatan Tukad penet
dapat digambarkan sebagai berikut : pertama- b. Laporan/dokumen pencatatan,
tama pelaksana proyek di lapangan Dengan tolok ukur mengenai penyusunan
mengajukan permintaan bahan ke bagian laporan pada proyek tersebut, didapatkan
logistic. Selanjutnya, bagian logistic hasil bahwa sistem pengadaan bahan dan
mengajukan penawaran ke supplier. Setelah peralatan pada proyek Jembatan Tukad Penet
dilakukan evaluasi dan negosiasi, kepala tersebut adalah memadai (baik) ) dengan nilai
proyek memutuskan pembelian bahan yang rata-rata skor yaitu 12,538 secara deskriptif
kemudian dilakukan order terhadap supplier dan nilai to hitung yaitu 5,1231 secara
yang telah ditunjuk. Lalu dilakukan pengiriman Inferensia.
barang yang akan diterima oleh staf logistic &
gudang. Kemudian dibuat laporan persediaan c. Sistem wewenang dan prosedur
bahan dan dokumen pembayaran yang pencatatan yang memberikan
selanjutnya dilakukan pembayaran terhadap perlindungan yang cukup terhadap
supplier. kekayaan, hutang, pendapatan, dan biaya
Dengan tolok ukur sistem wewenang dan
2. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah prosedur yang cukup memberikan
diajukan kepada 13 orang karyawan PT. perlindungan terhadap kekayaan perusahaan,
Nindya Karya (Persero), didapatkan hasil didapatkan hasil bahwa sistem pengadaan
kinerja sistem pengadaan bahan dan peralatan bahan dan peralatan pada proyek
pada proyek Pembangunan Jembatan Tukad Pembangunan Jembatan Tukad Penet tersebut
Penet adalah sebagai berikut : adalah cukup memadai (buruk) dengan nilai
rata-rata skor yatu 11,461 secara Deskriptif
dan nilai to hitung yaitu 0,5078 secara
a. Struktur organisasi Inferensia. Hal ini dikarenakan :
Dengan tolok ukur struktur organisasi yang - Fungsi pembelian dapat terjadi bukan
memisahkan tanggung jawab secara tegas, hanya atas otorisasi dari bagian
didapatkan hasil bahwa sistem pengadaan pembelian, tapi juga dari bagian yang
bahan dan peralatan pada proyek lain. Hal ini juga memungkinkan
Pembangunan Jembatan Tukad Penet tersebut terjadinya tumpang tindih wewenang
adalah cukup memadai (buruk), dengan nilai dalam hal pembelian.
rata-rata skor yaitu 9,461 secara deskriptif
dan nilai to hitung yaitu 1,30126 secara d. Praktek yang sehat dalam melaksanakan
inferensia. Hal ini dikarenakan : tugas dan fungsi tiap bagian organisasi,
- Bahwa fungsi penerimaan bahan, dan serta karyawan yang sesuai dengan
fungsi penyimpanan bahan dilakukan mutunya Dengan tolok ukur praktek yang
oleh satu fungsi yaitu Bagian logistik sehat didalam pelaksanaan tugas-tugas dan
(sesuai dengan struktur organisasi fungsi tiap bagian organisasi dan karyawan
proyek) Hal ini memungkinkan yang sesuai dengan mutunya , didapatkan
hasil bahwa sistem pengadaan bahan dan

XII-5
Analisis Sistem Pengadaan Bahan dan Peralatan pada Proyek Darma, Wiranata, Nadiasa)

peralatan pada proyek Jembatan Tukad Penet tugas secara tegas pada masing-masing
tersebut adalah memadai (baik) dengan nilai bagian, sehingga tidak terjadi wewenang
rata-rata skor yaitu 14,307 secara deskriptif yang tumpang-tindih.
dan nilai to hitung yaitu 7,0898 secara Transaksi pembelian bahan sebaiknya
Inferensia. ditangani oleh bagian pembelian dan
berkoordinasi dengan fungsi keuangan,
3. Terdapat beberapa kelemahan maupun penyimpanan ; sehingga akan mudah
kelebihan sistem pengadaan dan peralatan yang dalam hal koordinasi pembelian bahan.
diterapkan pada proyek Pembangunan
Jembatan Tukad Penet. Kelemahan sistem 4. Dalam hal sistem wewenang dan prosedur
pengadaan bahan dan peralatan yang pencatatan yang memberikan perlindungan
diterapkan, yaitu kurang ketatnya prosedur yang cukup terhadap kekayaan, hutang,
yang diterapkan karena keterbatasan tenaga pendapatan, dan biaya :
kerja sebagai langkah efisiensi biaya Fungsi pembelian sebaiknya hanya dapat
operasional. Sedangkan, kelebihan dari sistem terjadi atas otorisasi dari pihak /bagian
yang diterpkan di lapangan adalah pelaksanaan yang menangani pembelian, sehingga
proyek akan lebih efisien dan efektif karena tidak terjadi wewenang yang tumpang-
tidak melalui prosedur yang panjang dan tindih.
berbelit-belit.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saran
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Ida
PT. Nindya Karya (Persero) selaku kontraktor Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,
pelaksana pada Proyek Pembangunan Jembatan karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penyusun
Tukad Penet untuk memperbaiki kinerjanya, antara dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul,
lain : Analisis Sistem Pengadaan Bahan dan Peralatan
pada Proyek Pembangunan Jembatan Tukad Penet
1. Dalam Struktur organisasi : di Badung Bali. Tersusunnya Tugas Akhir ini
Fungsi penerimaan bahan, dan fungsi tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
penyimpanan bahan sebaiknya diperbaiki dalam memberikan bimbingan, pengarahan,
alur kerjanya dengan otorisasi fungsi dan petunjuk, bantuan, informasi dan berbagai bantuan
tugas secara tegas pada masing-masing lainnya.
bagian, sehingga tidak terjadi wewenang Untuk itu melalui kesempatan ini
yang tumpang-tindih. penyusun mengucapkan terima kasih kepada
Transaksi pembelian bahan sebaiknya Bapak Ir. A.A. Wiranata.,MT. selaku Dosen
ditangani oleh bagian pembelian dan Pembimbing I; Bapak Ir Mayun Nadiasa.,MT
berkoordinasi dengan fungsi keuangan, selaku Dosen Pembimbing II, Orang tua, rekan-
penyimpanan ; sehingga akan mudah rekan sispil angkatan 2008, pada orang tercinta,
dalam hal koordinasi pembelian bahan. serta semua pihak yang telah membantu
penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Dalam hal sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan perlindungan DAFTAR PUSTAKA
yang cukup terhadap kekayaan, hutang,
pendapatan, dan biaya : Anonim.2009.http://makalahdanskripsi.blogspot.c
Fungsi pembelian sebaiknya hanya dapat om/2009/03/perancangan-proyek-sistem-
terjadi atas otorisasi dari pihak /bagian informasi.html
yang menangani pembelian, sehingga Baridwan, 1994. Sistem Akuntansi Penyusunan
tidak terjadi wewenang yang tumpang- Prosedur dan Metode, edisi kelima,
tindih. BPFE, Jogjakarta.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, edisi ketiga,
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
PT. Nindya Karya (Persero) selaku kontraktor Jogjakarta.
pelaksana pada Proyek Pembangunan Jembatan Nazir, 1988. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia,
Tukad Penet untuk memperbaiki kinerjanya, antara Jakarta.
lain : Riduwan dan Sunarto, 2007, Pengantar Statistika,
Alfabeta, Bandung.
3. Dalam Struktur organisasi : Setiari, Ayu. 2003. Sistem Pengadaan bahan dan
Fungsi penerimaan bahan, dan fungsi Peralatan pada Proyek bendungan
penyimpanan bahan sebaiknya diperbaiki Telaga Tunjung di Kabupaten Tabanan.
alur kerjanya dengan otorisasi fungsi dan

XII-6
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 2, April 2013

Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik UNUD, Denpasar, 60 p.
Sukrawa, Made. 2004. Teknik Jembatan, Jurusan
teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Udayana, Denpasar
Wirawan, 2002. Cara Mudah Memahami Statistik
2 (Statistik Inferensia), edisi kedua,
Keraras Emas, Denpasar.

XII-7

Você também pode gostar