Você está na página 1de 5

Benarkah Daya Beli Masyarakat Merosot?

KOMPAS.com - Sedemikian khawatirnya pemerintah terhadap sinyalemen


kemerosotan daya beli masyarakat (private consumption) sampai-sampai
menghapuskan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) sebesar 40 persen atas
barang-barang bermerek, dari parfum, sadel kuda, peralatan golf, hingga tas Louis
Vuitton.

Daya beli dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat dan tingkat harga. Pendapatan
nominal masyarakat umum naik. Gaji pegawai negeri selalu naik setiap tahun lebih
tinggi ketimbang laju inflasi. Upah minimum juga selalu naik di atas laju inflasi.

Di pihak lain, laju inflasi censerung turun setelah mencapai titik tertinggi pada bulan
Desember 2014 akibat kenaikan tajam harga bahan bakar minyak (BBM) pada
pertengahan November 2014.
faisalbasri01.wordpress.com

Yang mengalami tekanan adalah masyarakat berpendapatan rendah. Upah riil buruh
tani pada bulan Mei 2015 turun sebesar 0,42 persen. Petani juga mengalami
tekanan. Nilai tukar petani (NTP) nasional bulan Mei turun,12 persen dibandingkan
NTB bulan sebelumnya.

Petani dan buruh tani tidak pernah tahu tas Louis Vuitton dan parfum mahal, apalagi
sadel kuda dan peralatan golf. Pertanyaannya, mengapa pemerintah tidak
mengeluarkan kebijakan untuk mendongkrak daya beli kelompok pendapatan
rendah? Mengapa kelas atas terus yang diopeni?

Berdasarkan data produk domestik bruto (PDB) triwulan I-2015, konsumsi


masyarakat masih tumbuh di atas 5 persen. Pada triwulan II-2015 pertumbuhan
konsumsi masyarakat diperkirakan masih di kisaran 5 persen. Besar kemungkinan
peningkatan konsumsi yang masih di atas 5 persen itu dimotori oleh kelas
menengah.
faisalbasri01.wordpress.com

Tidak ada tanda-tanda yang cukup meyakinkan kalau pendapatan kelas mengengah
ke atas turun.

Tengok saja pertumbuhan dana masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) di perbankan


pada triwulan I-2015 yang masih naik cukup tajam sebesar 16 persen dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya sebesar 12,3 persen. Pada April 2015 pertumbuhan
DPK sedikit turun menjadi 14,2 persen.

Data Bank Indonesia sebagaimana tertera pada peraga di bawah menunjukkan tren
kenaikan DPK. Penurunan hanya terjadi untuk tabungan yang memang
kecenderungannya turun terus sejak Agustus 2012.
faisalbasri01.wordpress.com

Memang penjualan mobil dan sepeda motor turun. Penjualan semen juga turun.
Bisnis ritel juga dikabarkan melemah. Tapi itu semua tidak otomatis menggambarkan
pendapatan rakyat keseluruhan turun. Pendapatan terbukti naik. Namun, porsi
pendaatan yang dibelanjakan turun. Mereka lebih banyak menabung, terutama
dalam bentuk deposito karena pasar modal bergejolak dan nilai tukar rupiah terus
merosot.

Sehingga, boleh jadi pemerintah salah membaca dinamika perekekonomian dan


masyarakat.

Yang pasti, belanja pemerintahlah yang pertumbuhannya merosot tajam. Dan itu
sudah terjadi sejak 2014 yang mana pertumbuhan konsumsi pemerintah hanya 1,98
persen. Pada triwulan I-2015 masih tetap rendah sebesar 2,21 persen. Jadi, yang
bikin lesu adalah pemerintah sendiri.

Bagaimana dengan investasi? Sejelek-jeleknya investasi (domestik dan asing),


pertumbuhannya pada triwulan I-2015 masih lebih tinggi ketimbang tahun 2014,
masing-masing 4,36 persen dan 4,12 persen.

Akibat belanja pemerintah seret, honor jutaan pegawai negeri tertahan. Honor
sertifikasi guru dan dosen sampai Mei belum dibayar. Juga honor lainnya. Terang
saja konsumsi turun atau setidaknya tertunda.

Ketimbang membebaskan PPnBM barang konsumsi mewah, lebih baik pemerintah


mempercepat pembayaran yang menjadi hak pegawai negeri dan pegawai honorer.

Yang diduga jadi sumber masalah adalah pemerintah sendiri. Selain lambat belanja,
kepercayaan terhadap pemerintah merosot. Trust jadi masalah, sehingga masyrakat
mencari selamat sendiri, berjaga-jaga dengan mengurangi belanja dan
meningkatkan tabungan, juga menyimpan dollar lebih banyak. Yang membuat tamba
parah, para pejabat sendiri juga ikut beternak dollar.
Editor : Erlangga Djumena

Source:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/06/22/224500326/Benarkah.Daya.
Beli.Masyarakat.Merosot.

Você também pode gostar