Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Dian Susanti I1031151002
Agung Nur Rasyid I1031151010
Selvy Rahmayuni I1031151011
Novara Qusnul Luvfianti I1031151013
Nurul Hafiza I1031151018
Monika Ratnasari I1031151022
Nurmanila I1031151027
Lili Asrika Sari I1031151034
Widya Astuti Wibowo I1031151039
Fira Nuruliza I1031151042
Iin Arbain I1031151043
Yuni Agustia I1031151046
Uray Nurul Syifa I1031151048
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul Bayi Tabung dalam Perspektif Islam, untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Selain itu juga, makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran bagi
kita semua untuk mengerti lebih jauh tentang pandangan agama terhadap kemajuan
teknologi inseminasi buatan dan bayi tabung
Makalah ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber dan menghimpunnya
menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak
yang menjadi sumber referensi bagi saya. Terimakasih juga kepada dosen
pembimbing dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Saya sebagai
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Definisi............................................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Bayi Tabung..................................................................................4
2.3 Proses Bayi Tabung.........................................................................................5
2.4 Macam-macam Proses Bayi Tabung...............................................................7
2.5 Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung..................................................................9
BAB III........................................................................................................................10
BAYI TABUNG DALAM PERSPEKTIF ISLAM.....................................................10
3.1 Al quran........................................................................................................10
3.2 Hadits............................................................................................................11
3.3 Fatwa Majelis MUI.......................................................................................14
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................15
4.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
etika dalam penggunaan teknologi ini sebab penggunaan dan penerapan teknologi
belum tentu sesuai menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di masyarakat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
3
dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di dalam
mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke
dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan
melahirkan anak seperti biasa.
Bayi tabung dalam istilah ilmiahnya adalah usaha manusia
untuk mengadakan pembuahan, dengan menyatukan atau mempertemukann
antara sel telur wanita (ovum) dengan spermatozoa pria dalam sebuah tabung
gelas. Proses pembuah seperti ini disebut dengan in vivo. Sedangkan proses
pembuahan secara alamiah disebut dengan in vitro.3
Masalah bayi tabung, jika bayi tabung, jika sperma dan ovum
yang dipertemukan itu berasal dari suami istri yang sah, maka hal itu
dibolehkan. Tetapi jika sperma dan ovum yang dipertemukan itu bukan
berasal dari suami istri yang sah, maka hal itu tidak dibenarkan, bahkan
dianggap sebagai perzinahan terselubung.
Dibolehkannya bayi tabung bagi suami istri yang sah,
disebabkan karena manfaatnya sangat besar dalam kehidupan rumah tangga.
bagi suami istri yang sangat merindukan seorang anak, namun tidak bisa
berproses secara alami, maka setelah diproses melalui bayi tabung, anak yang
dirindukan itu akan segera hadir di sisiny. disinilah letak maslahatnya,
sehingga kebolehannya didasarkan melalui mashlahat al mursalah.
Dapat disimpulkan bahwa bayi tabung adalah usaha atau upaya
manusia untuk melakukan proses pembuahan di luar tubuh atau di luar rahim
ibunya (dalam tabung) karena rahim mengalami kerusakan atau kelemahan
dengan bantuan ilmu kedokteran dengan menggunakan media sebuah tabung
gelas dan setelah terjadi pembuahan kemudian embrio ditransplantasikan ke
dalam rahim perempuan sampai saat bayi dilahirkan.
2.2 Jenis-Jenis Bayi Tabung
Bayi yang ditetapkan melalui proses pembuahan yang
dilakukan di luar rahim disebut bayi tabung, di mana ovum dan sperma lebih
4
dahulu dimasukkan dalam tabung, sehingga terjadi embrio tidak secara alami,
melainkan bantuan ilmu kedokteran, kemudian dimasukkan ke dalam rahim
perempuan. Setidaknya ada dua tehnik inseminasi buatan yang dikembangkan
di dunia kedokteran, yaitu:
a. Fertilization In Vitro (VIP), yaitu dengan cara men ambil sperma suami dan
ovum isteri lalu diproses divitro (tabung). Setelah terjadi pembuahan, ditransfer
ke rahim isteri.
b. Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT), yaitu dengan cara mengambil sperma
suami dan ovum isteri. Setelah bercampur dan terjadi pembuahan, maka segera
ditanam di saluran telur (Tuba Palopi). Tehnik kedua ini dianggap lebih alami
dari pada tehnik pertama karena sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba
palopi setelah terjadi ejakulasi melalui hubungan seksual di mana ovum dan
sperma lebih dahulu dimasukan dalam suatu tabung.
Apabila ditinjau dari segi sperma, ovum dan tempat embrio
ditransplantasikan, maka bayi tabung dapat dibagi menjadi 8 jenis, yaitu:
1. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri,
kemudian embrionya ditran plantasikan ke dalam rahim istri.
2. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari pasangan suami istri, lalu
embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti (surrogate mother).
3. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami dan ovumnya yang berasal
dari donor, lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istri.
4. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor dan ovumnya yang berasal
dari istri, lalu embrionya ditranplantasikan ke dalam rahim istri.
5. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor dan ovumnya berasal dari
istri lalu embrionya di transplantasikan ke dalam rahim Surrogate Mother.
6. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami dan ovumnya berasal dari
donor, lalu embrionya di transplantasikan ke dalam rahim Surrogate Mother.
7. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari donor, lalu embrionya
ditransplantasikan ke dalam rahim istri.
8. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari donor, lalu embrionya
ditransplantasikan ke dalam rahim istri Surrogate Mother.
2.3 Proses Bayi Tabung
5
Bayi tabung merupakan pilihan terakhir bagi mereka yang ingin
mendapatkan keturunan namun sampai saat ini belum juga mendapatkan
kehamilan. Di bawah ini akan dijelaskan proses dalam pembuatan bayi tabung
:
a. Perjuangan Sperma Menembus Sel Telur
Langkah pertama dalam proses pembuatan bayi tabung ini diperlukan adanya
sperma. Untuk mendapatkan kehamilan, satu sel sperma harus bersaing dengan
sel sperma yang lain. Sel Sperma yang kemudian berhasil untuk menerobos sel
telur merupakan sel sperma dengan kualitas terbaik saat itu.
b. Perkembangan Sel telur
Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Sel telur
tersebut akan berjalan melewati saluran telur dan kemudian bertemu dengan sel
sperma pada kehamilan yang normal.
c. Injeksi
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya.
Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Pada
proses ini pasien disuntikkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur.
Perangsangan berlangsung 5 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang
dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.
d. Pelepasan Sel telur
Setelah hormon penambah jumlah produksi sel telur bekerja maka sel telur
siap untuk ikumpulkan. Dokter bedah menggunakan laparoskop untuk
memindahkan sel-sel telur tersebut untuk digunakan pada proses bayi tabung
(IVF) berikutnya.
e. Sperma beku
Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan
kemudian dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan
disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga
medis.
f. Menciptakan Embrio
Dalam menciptakan embrio ini, dokter akan menyatukan sperma dan ovum
yang telah dipilih sebelumnya. Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat,
akan sangat mudah bagi dokter untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring
6
lab. Namun bila sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk
membuahi sel telur, maka akan dilakukan teknik ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm
Injection). Pada teknik ICSI ini dokter akan menyuntikkan satu sperma hidup ke
dalam sel telur.
g. Embrio Berumur 2 hari
Setelah sel telur dipertemukan dengan sel sperma, akan dihasilkan sel telur
yang telah dibuahi (disebut dengan nama embrio). Embrio ini kemudian akan
membelah seiring dengan waktu. Embrio ini memiliki 4 sel, yang diharapkan
mencapai stage perkembangan yang benar.
h. Pemindahan Embrio
Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan
ke sistem reproduksi pasien (rahim ibu).
i. Implanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 8 sel, embrio akan dipindahkan kedalam rahim
wanita dan kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya embrio tumbuh dan
berkembang seperti layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin
dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG seperti tampak pada gambar diatas.
2.4 Macam-macam Proses Bayi Tabung
7
mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini
ditentukan banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang
terkait. Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang
sangat besar. Suami istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat
dan punya kebiasaan hidup yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya
belum ada ketentuan hukumnya, sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita
sewaan ingin mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran, maka
pastilah sulit dipecahkan.
c. Sel Telur atau Sperma dari Seorang Donor
Masalah ini dihadapi kalau salah satu dari suami atau istri mandul; dalam arti
bahwa sel telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk
pembuahan. Itu berarti bahwa benih yang mandul itu harus dicarikan
penggantinya melalui seorang donor.Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena
sudah masuk unsur baru, yaitu benih dari orang lain. Pertama, apakah
pembuahan yang dilakukan antara sel telur istri dan sel sperma dari orang lain
sebagai pendonor itu perlu diketahui atau disembunyikan identitasnya. Kalau
wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya untuk mencari hubungan pribadi
dengan orang itu. Ketiga, apakah pria pendonor itu perlu tahu kepada siapa
benihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain lagi yang bisa muncul.
d. Munculnya Bank Sperma
Praktik bayi tabung membuka peluang pula bagi didirikannya bank bank
sperma. Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank bank
tersebut. Bahkan orang bisa menjual belikan benih benih itu dengan harga
yang sangat mahal misalnya karena benih dari seorang pemenang Nobel di
bidang kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank sperma adalah akibat
lebih jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah menyimpannya dan
memperdagangkannya seolah olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non komersial. Sementara itu
bank bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat. Wanita yang
menginginkan pembuahan artifisial bisa memilih sperma itu dari banyak
kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data mutu intelektual dari
8
pemiliknya. Identitas donor dirahasiakan dengan rapi dan tidak diberitahukan
kepada wanita yang mengambilnya, kepada penguasa atau siapapun.
2.5 Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung
Manfaat dari bayi tabung adalah bisa membantu pasangan
suami istri yang keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan
alami pada suami atau istri menghalangi bertemunya sel sperma dan sel
telur.Misalnya karena tuba falopii terlalu sempit atau ejakulasinya terlalu
lemah.Namun akibat(mafsadah) dari bayi tabung adalah:
Percampuran Nasab, padahal Islam sangat menjaga kesucian / kehormatan
kelamin dan kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan kemahraman (siapa
yang halal dan haram dikawini) dan kewarisan.
Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.
Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi
percampuran sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.
Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik didalam
rumah tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor merupakan anak yang
sangat unik yang bisa berbeda sekali bentuk dan sifat-sifat fisik dan
karakter/mental si anak dengan bapak ibunya.
Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya
terselubung dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada anak
adopsi yang pada umumnya diketahui asal dan nasabnya.
Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi
tabung lewat ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan suami
istri yang punya benihnya,sesuai dengan kontrak,tidak terjalin hubungan keibuan
anatara anak dengan ibunya secara alami.
9
BAB III
BAYI TABUNG DALAM PERSPEKTIF ISLAM
3.1 Al quran
10
11
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.
3.2 Hadits
12
sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya) kalian pada Hari Kiamat
nanti.(HR. Ahmad)
Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah terbuahi diletakkan
dalam rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai ibu
pengganti (surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila proses dalam
pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan
isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri.
Demikian pula haram hukumnya bila proses pembuahan tersebut terjadi antara sel
sperma bukan suami dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi
nantinya diletakkan dalam rahim isteri.
13
dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apa pun dari Allah dan Allah
tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang
mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan
tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu di hadapan orang-
orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti). (HR. Ad Darimi)
"Tidak ada dosa setelah syirik yang iebih besar dari pada sperma
yang disemaikan oleh seorang lelaki ke dalam rahim wanita yang tidak halal
baginya". (HR. Ibnu Abi Al-Dunya dari Al-Haitsam bin Malik-al-Thai).
Tidak halal bagi seseorang beriman kepada Allah dan hari akhir,
menumpahkan airnya (spermanya) kepada tempat persemaian (rahim) wanita lain.
(HR. Abu Daud).
14
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-
kaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain
(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram
beraasarkan kaidah Sadd az-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah
yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak
yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung
kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zariah, sebab hal ini akan
menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangna suami isteri
yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin
antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah
Sadd az-zariah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina
sesungguhnya.
Jakarta, 13 Juni
1979
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bayi tabung adalah usaha atau upaya manusia untuk melakukan proses
pembuahan di luar tubuh atau di luar rahim ibunya (dalam tabung) karena rahim
mengalami kerusakan atau kelemahan dengan bantuan ilmu kedokteran dengan
menggunakan media sebuah tabung gelas dan setelah terjadi pembuahan kemudian
embrio ditransplantasikan ke dalam rahim perempuan sampai saat bayi dilahirkan.
Hukum bayi tabung pada hakikatnya haram bila dengan sperma donor dan boleh bila
dengan sperma suami sendiri karena merupakan upaya untuk mendapatkan keturunan
dengan memanfaatkan teknologi yang selalu berkembang dan menjunjung tinggi
etika dan kaidah-kaidah syariah.
4.2 Saran
Diharapkan setelah mempelajari materi ini kita lebih mengenal akan
hukum bayi tabung dan dapat dengan bijak ketika kita menangani kasus tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Guwandi. (2007). Hukum dan Dokter. Jakarta: Agung Seto.
Handayani, F. (2013). PROBLEMATIKA BAYI TABUNG MENURUT
HUKUM ISLAM. Hukum Islam , XIII (1), 109-119.
Yanggo, H. T., & dkk. (2004). Membendung Liberalisme. Jakarta: Republika.
Al Quran dan Hadits
Fatwa Ulama
17