Você está na página 1de 19

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA

KONSEP TEORI
KELUARGA BERENCANA

DEFENISI
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran
anak.Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa dilakukan sterilisasi, dan
untuk menghindari kehamilan sementara digunakan kontrasepsi.
JENIS-JENIS KONTRASEPSI
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat
bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat setelah
ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik
Contohnya grafiknya seperti ini :
2. Metode Lendir Serviks
Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita. Lendir ini dicek di
vagina. Sesudah haid vagina biasanya kering. Setelah itu muncul lendir yang lengket (sticky).
Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet and slippery). Hari
terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan dengan ovulasi.
3. Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh mencari tanda
tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan perubahan posisi serta
konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai variabel.
Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.
4. Methode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan
masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid. Sedangkan, bila siklus
haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6 bulan. Yang paling normal haid adalah
28 hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari. Masa subur awal didapatkan
dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang
dikurangi 11. Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur
adalah antara hari ke 7 s/d 24.
5.
6. Metode Amenorea Laktasi
Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak haid akibat hormon laktasi. Ternyata
disamping haid, ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu2
harus memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari t idak melebihi 6
jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama bayi menyusui maka
semakin kecil ovulasi akan timbul. Dalam 6 bulan pertama jika diterapkan dengan benar
angka kehamilannya hanya 2 %. Jika perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan hamil
semakin muncul.
7. Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi
karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat
menarik penis keluar.

b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi
sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang
sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom
terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini:
- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
- Membutuhkan waktu untuk pemasangan
- Mengurangi sensasi seksual

2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina
yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%.
Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang
belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas
dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam
liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu h arus
digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila
ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam )
setelah senggama.
4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral
Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara
kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Jenis-jenis IUD di Indonesia
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi
(anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima
tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan
yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah
tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. fungsinya sama
seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel.
d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Cara Kerja
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya
pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat
dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per
100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim
(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir
haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
- Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
- Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui
- Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
- Risiko rendah dari IMS
- Tidak menghendaki metoda hormonal
- Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
- Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
- Perokok
- Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap
bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan
sekali.
Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
- Belum pernah melahirkan
- Adanya perkiraan hamil
- Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui
- Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
- Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
- Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi
kavum uteri
- Penyakit trofoblas yang ganas
- Diketahui menderita TBC pelvic
- Kanker alat genital
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara,
seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan
endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians
and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker
endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan
menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
- Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10
tahun
- IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan
- Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause
- Tidak ada interaksi dengan obat-obat
- Membantu mencegah kehamilan ektopik
- Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan
pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan.
Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan
sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk
memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena
ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing,
muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain
sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika
anda menemukan gejala-gejala diatas.
Efek Samping dan Komplikasi
Efek samping umum terjadi:
- Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid
lebih sakit
- Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia,
perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
- Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat
memicu infertilitas
- Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
- Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya
menghilang dalam 1 2 hari
- Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
- Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera
setelah melahirkan)
- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
- Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
- 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
- 40 hari setelah melahirkan
- Setelah terjadinya keguguran
- Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
- Menggantika metode KB lainnya
Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
- 1 bulan pasca pemasangan
- 3 bulan kemudian
- Setiap 6 bulan berikutnya
- Bila terlambat haid 1 minggu
- Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
Keluhan-keluhan pemakai IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga
disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan
berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan.
Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang
keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya
menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari.
Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak
pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD
yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini
akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama
pemakaian IUD.
5. IUS atau Intra Uterine System
Bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam.
Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus:
- Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil
- Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat.
C. Kontrasepsi hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),
kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen
dan progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat
hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala
thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam
rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit
kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang
ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB
atau spiral berhormon.
1. Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception)
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB
paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
o Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
o Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
o Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir
100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin
hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.
MANFAAT TAMBAHAN OC
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang
tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu
menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu
seperti:
1. Menyembuhkan kelainan menstruasi
Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
a. Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
b. Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
c. Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
d. Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga
resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
2. Mengatasi masalah hiper-androgenisme
Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron,
dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria
dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit ( 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan
tubuh dan gairah seksual (libido).
Wanita usia reproduktif ( 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan
hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-
androgen yang bisa menyebabkan:
Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa
menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang
menyerupai pria / male hair pattern)
Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang
bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme
tubuh.
OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif
saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi
androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah
timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat.
Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan
mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan
mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari
dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru
bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian.

Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:

a. Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%


b. Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
c. Benjolan jinak payudara, s/d 40%
d. Kista ovarium, s/d 80%
e. Infertilitas primer, s/d 40%
f. Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%

CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di
blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid,
misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda
Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari
Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari
bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk
blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.

2. Suntik
a. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
b. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
c. Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil
konsepsi.
Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan
1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan
pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
3) Tingkat efektifitasnya tinggi
4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang,
sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
8) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan
kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara
lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping
estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
b. Kerugian
1) Perdarahan yang tidak menentu
2) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
3) Berat badan yang bertambah
4) Sakit kepala
5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Saat Pemberian Yang Tepat
a. Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan
sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
Kontra Indikasi
a. Tersangka hamil
b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
Cara Penggunaan
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu
dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.
Efek Samping dan Penanggulangannya
a. Efek samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan
kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan
kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.
3. Susuk KB (Implan)
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah
serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.
Efek samping Implant
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling
sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian,
seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid
sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan
kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual,
mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
Keuntungan Implant.
1). Efektifitas tinggi setelah dipasang
2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3) Tidak mengandung estrogen
4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga terhindar dari
dosis awal yang tinggi.
6). Dapat mencegah terjadinya anemia
Kerugian Implant.
1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
3). Lebih mahal
4). Sering timbul perubahan pola haid
5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
4. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering
menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka z (PI). Angka
ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode
kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin
efektifnya metode kontrasepsi tersebut.
KONTRASEPSI STERILISASI
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita
(tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh
ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan
kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.
a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )
TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak hamila lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan angka
kegagalankurang dari 1%
Keuntungan Tubektomi
1. Sangat efektif
2. Permanen
3. Tidak mempengaruhi proses menyusui
4. Tidak bergantung pada faktor senggama
5. Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
6. Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
7. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
9. Berkurangnya resiko kanker ovarium
Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1. Usia > 26 tahun
2. Peritas > 2
3. Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
4. Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius
5. Pascapersalinan
6. Pascakeguguran
7. Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
1. Hamil
2. Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
3. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
6. Belum memberikan persetujuan tertulis
Kapan dilakukan
1. Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien tsb tidak hamil
2. Hari ke 6 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
3. Pasca persalinan
b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )
VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi.
INDIKASI
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau gangguan
terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluaga.
KONDISI YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS BAGI TINDAKAN
VASEKTOMI
Infeksi kulit pada daerah operasi
Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
Hidrokel atau varikokel yang besar
Hernia inguinalis
Filariasis / elephantiasis
Undesensus testikularis
Massa intraskrotalis
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia

KONSEP KEPERAWATAN
PADA KELUARGA BERENCANA

Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam
mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika
mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang
tinggi klien.
Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF),
pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam
pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk
memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh
klien. Bila klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an
penggunaan metoda tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-
masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan tingkat
pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang
bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau
berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali
tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan
menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai


Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek
samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang
kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada
pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda
meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda
tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat


Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-
pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan
metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari
metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk
mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat


kesehatan adalah:
a. Kontrasepsi oral
1. Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payu dara, telat haid, hamil,
pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis.
Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita
hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2. Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala
jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang
b. Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak
diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2. Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.
c. Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik
Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan
riwayat toksik shock syndrome.
2. IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit yang menular lewat
hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/ aborsi, kehamilan
ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan
bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai
anak
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari
gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak
direncanakan.
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan
Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan
Metoda Kontrasepsi.
Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:
1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral,
hormone implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih
B. RENCANA INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan pemulihan pasca strerilisasi
Klien akan mengungkapkan/ menampakkan rasa nyeri yang dirasakan berkurang/hilang
dengan kriteria :
- Wajah klien nampak tenang.
- Keluhan sakit klien berkurang.
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Kaji ulang tingkat nyeri, perhatikan lokasi
1. Mengetahui derajat nyeri yang dirasakan
dan intensitas. klien sehingga dapat menentukan dan
mengambil intervensi selanjutnya.

2. Beri HE/konseling kepada ibu tentang


2. Meningkatkan pemahaman ibu tentang
menajemen nyeri yang dirasakan. nyeri yang ia rasakan.

3. Ajarkan teknik relaksasi dengan nafas 3. Membantu ibu dalam mengatasi nyeri
dalam secara teratur dan relaksasi pada yang ia rasakan dan mengalihkan perhatian
otot-otot terutama daerah gluteal (tempat ibu sehingga tidak terfokus pada nyeri yang
penyuntikan) ia rasakan.

4. Jelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu


4. Meningkaatkan rasa adaptasi klien
bahwa nyeri itu adalah hal yang normal. terhadap nyeri.

5. Ajarakan tehnik distraksi dengan


5. Meransang penge-luaran analgetik
mengalihkan perhatian. endogen

2. Kurang pengetahuan b/d Kurang terpajan informasi/kurang pembelajaran


Tujuan :
Klien akan mengungkapkan informasi akurat pada tingkat kemampuan diri sendiri,
berpartisipasi dalam aturan terapi dengan dan ekspresi klien nampak tenang.
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Kaji ulang tingkat pemahaman klien1.Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini,
terhadap metode kontrasepsi yang diberikan. mengidentifikasi kebutuhan belajar dan
memberikan dasr pengetahuan dimana klien
memiliki pengetahuan berdasarkan
informasi.
2. Berikan KIE tentang manajemen
pemberian metode suntikan KB jenis2. Memberi pemahaman dan klarifikasi tentang
Cyclofem informasi yang belum/sudah diketahui klien
tentang metode suntikan KB jenis Cyclofem

3. Kaji pemahaman klien setelah pemberian3. Menilai tingkat keberhasilan KIE yang
KIE melalui isyarat verbal dan non verbal diberikan dan menilai seberapa jauh
pada respon nyeri . pemahaman klien setelah pemberian KIE.
3. Cemas b/d kurang pengetahuan dan resiko terjadinya kehamilan.
Klien akan menampakkan/mengungkapkan rasa cemasnya berkurang/hilang dengan kriteria :
- Klein tidak lagi takut akan kegagalan metode kontrasepsi yang digunakan.
- Ekspresi klien nampak tenang.
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
1. Kaji ulang tingkat kecemasan yang dialami
1. Mendapatkan data akurat dan menentukan
klien tindakan selanjutnya

2. Perhatikan keluhan klien dengan


2. Klien akan merasa diperhatikan oleh
mendengarkan segala keluhan yang dirasakan perawat dan meningkatkan harga diri dan
dan beri kesempatan untuk menyampaikan mengurangi beban yang dirasakan oleh klien.
atau bertanya tentang permasalahannya

3. Berikan penjelas-an/KIE tentang tentang


3. Meningkatkan pengetahuan sehingga
manajemen pemberian metode suntikan KB kecemasan berkurang, dan klien dapat
jenis Cyclofem mempersiapkan diri untuk permasalahan yang
sewaktu-waktu akan dihadapinya.

4. Amati kecemasan yang dialami klien setelah4. Menilai tingkat keberhasilan KIE yang
pemberian KIE melalui isyarat verbal dan non diberikan dan menilai seberapa jauh KIE yang
verbal. diberikan dapatr menurunkan kecemasan klien

DAFTAR PUSTAKA

Arie. 2010. Menunda kehamilan dengan KB. diakses tanggal 11 November 2010 URL
<http://formulasehat.com/ruangtunggu/menunda-kehamilan-dengan-pil-kb>

Abey. 2008. Soal KB pria tidak boleh ketinggalan. diakses tanggal 11 November 2010 URL
<http://www.e-samarinda.com/forum/lofiversion/index.php?t4879.html>

Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.
Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC.

Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru

Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.

Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill

Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid 2,Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Marilynn E.D. & Maryn M. 2001. Rencana Perawatan Maternal Bayi. Edisi 2. EGC. Jakarta.

Sherwood L. 2007. Human physiology: from cells to systems. 6th ed. Belmont: Thomson
Brooks/Cole.

Wiknjosastro H, Saifuddin A.,B, Rachimhadhi T (editor). 2008. Ilmu kandungan. Ed ke-2. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Você também pode gostar

  • ISOLASI PASIEN
    ISOLASI PASIEN
    Documento4 páginas
    ISOLASI PASIEN
    alifia
    80% (5)
  • Optimalkan untuk dokumen bahasa Jawa
    Optimalkan  untuk dokumen bahasa Jawa
    Documento54 páginas
    Optimalkan untuk dokumen bahasa Jawa
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • New Word
    New Word
    Documento4 páginas
    New Word
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Optimalkan untuk dokumen bahasa Jawa
    Optimalkan  untuk dokumen bahasa Jawa
    Documento54 páginas
    Optimalkan untuk dokumen bahasa Jawa
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Optimalkan untuk dokumen bahasa Jawa
    Optimalkan  untuk dokumen bahasa Jawa
    Documento54 páginas
    Optimalkan untuk dokumen bahasa Jawa
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab 5
    Bab 5
    Documento7 páginas
    Bab 5
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • ISOLASI
    ISOLASI
    Documento173 páginas
    ISOLASI
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab 6 Evaluasi
    Bab 6 Evaluasi
    Documento1 página
    Bab 6 Evaluasi
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab 6 Evaluasi
    Bab 6 Evaluasi
    Documento6 páginas
    Bab 6 Evaluasi
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3 Pengkajian Swot
    Bab 3 Pengkajian Swot
    Documento5 páginas
    Bab 3 Pengkajian Swot
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Spo Kamar Isolasi
    Spo Kamar Isolasi
    Documento10 páginas
    Spo Kamar Isolasi
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Skripsi
    Proposal Skripsi
    Documento1 página
    Proposal Skripsi
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab 6 Evaluasi
    Bab 6 Evaluasi
    Documento1 página
    Bab 6 Evaluasi
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • PAMFLET Docx Bak
    PAMFLET Docx Bak
    Documento1 página
    PAMFLET Docx Bak
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3 Pengkajian Swot
    Bab 3 Pengkajian Swot
    Documento5 páginas
    Bab 3 Pengkajian Swot
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Format Laporan Asuhan Keperawatan
    Format Laporan Asuhan Keperawatan
    Documento17 páginas
    Format Laporan Asuhan Keperawatan
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Posyandu Lansia Pas
    Posyandu Lansia Pas
    Documento9 páginas
    Posyandu Lansia Pas
    Dinny Atin Amanah
    Ainda não há avaliações
  • Bab 5
    Bab 5
    Documento7 páginas
    Bab 5
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi Fix
    Daftar Isi Fix
    Documento3 páginas
    Daftar Isi Fix
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Isi Rafika 1
    Isi Rafika 1
    Documento50 páginas
    Isi Rafika 1
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento1 página
    Kata Pengantar
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento8 páginas
    Bab I
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • 2100 4779 1 SM
    2100 4779 1 SM
    Documento8 páginas
    2100 4779 1 SM
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • DAPUS DLLrafika
    DAPUS DLLrafika
    Documento24 páginas
    DAPUS DLLrafika
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Berita Komunikasi Sebagai Proses
    Berita Komunikasi Sebagai Proses
    Documento15 páginas
    Berita Komunikasi Sebagai Proses
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab I PDF
    Bab I PDF
    Documento21 páginas
    Bab I PDF
    leonhard_axel
    Ainda não há avaliações
  • PDF
    PDF
    Documento133 páginas
    PDF
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Jtptunimus GDL s1 2007 Ariefpurno 169 3 Bab2
    Jtptunimus GDL s1 2007 Ariefpurno 169 3 Bab2
    Documento20 páginas
    Jtptunimus GDL s1 2007 Ariefpurno 169 3 Bab2
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • NYERI
    NYERI
    Documento3 páginas
    NYERI
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento15 páginas
    Bab Iii
    IlhamYuandoko
    Ainda não há avaliações