Você está na página 1de 15

ARTIKEL TENTANG KOMUNIKASI

NAMA : FITRI EMILDA RESTU

KELAS : X PKAP 3

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Yunani commune (percakapan atau pergaulan) dan
communion (bersama). Menurut KBBI istilah komunikasi mengacu pada suatu upaya yang
bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Berikut beberapa defenisi komunikasi yang dikemukakan orang dan para ahli untuk
memberikan batasan arti komunikasi. Pada dasarnya defenisi komunikasi harus dilihat dari
kemanfaatannya untuk menjelaskan permasalahan yang di defenisikan.

1. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia (ensiklopedia bebas), komunikasi adalah


penyampaian informasi (pesan, ide, dan gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
agar terjadi saling memengaruhi diantara keduanya.

2. Defenisi komunikasi menurut beberapa ahli antara lain :

o Hovland, anis, dan Kelley (Forsdale, 1981), communication is the process by


which an individual transmits stimully (usually verbal) to modify the behavior
of the individuals, arti komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.

o Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, communication is


the process by which a system is established, maintened, altered by means of
shared signals that operate according to rules, arti komunikasi adalah suatu
proses memberikan sinyal menurut aturan tertentu sehingga dengan cara ini
system dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.

o Menurut Brent D. Ruben (1988), komunikasi manusia adalah suatu proses


melalui mana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam
organisasi, serta dalam masyarakat menciptakan dan mengirimkan maupun
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.
Pengertian organisasi tersebut tidak hanya bersifat fakta tapi juga fiksi, humor,
atau bujukan. Berdasarkan defenisi tersebut terlihat bahwa tujuan komunikasi
adalah memengaruhi tingkah laku orang lain.

o Menurut William J. Seller (1988), Komunikasi adalah proses yang mana


symbol verbal dan nonverbal dikirimkan dan diterima serta diberi arti.

Komponen komunikasi
Pada dasarnya komponen komunikasi ada lima, yaitu sbb:
1. Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan.
2. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan oleh pengirim.
3. Saluran adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Antara lain:

Channel merupakan gelombang suara dan cahaya diudara yang berfungsi sebagai
saluran. Contohnya, apabila dua orang berbicara tatap muka, gelombang suara dan
cahaya diudara berfungsi sebagai saluran atau apabila pembicaraan itu melalui surat,
gelombang cahaya sebagai saluran yang memungkinkan kita melihat huruf pada surat
tersebut.

Buku, surat kabar, film, dan televisi merupakan alat untuk menyampaikan pesan,
tetapi saluran pokoknya tetap gelombang suara dan cahaya.

Alat indra, seperti indra penciuman, indra perasa, dan indra peraba.
4. Penerima pesan adalah orang yang menerima pesan, menganalisis, serta enginterpretasikan
isi pesan yang diterima.
5. Umpan balik (feedback) adalah respons terhadap pesan yang diterima dari pengirim pesan.
Umpan balik ini membantu memberikan kejelasan kepada pengirim bahwa pesan yang
dikirim dapat diterima oleh penerima atau sebaliknya.

Sunber : Irma Sari M. 2010. Berkomunikasi. PT Intan Sejati Klaten : Yogyakarta

2. Faktor-Faktor Komunikasi
Secara umum terdapat tujuh factor komunikasi, yang dikenal dengan sebutan the
seven es communication, yaitu:

a. Credibility (kepercayaan)

Proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan. Dalam hal ini
komunikasi terjadi karena antara komunikator dengan komunikan saling
mempercayai dan saling memerlukan. Apabila tidak ada kepercayaan maka proses
komunikasi tidak akan dapat berlangsung.

b. Context (perhubungan)

Proses komunikasi dipengaruhi oleh faktor perhubungan. Apabila tidak terjadi


kontak atau hubungan maka komunikasi tidak akan terjadi. Keberhasilan
komunikasi berhubungan erat dengan kondisi dan situasi lingkungan ketika
komunikasi berlangsung.

c. Content (kepuasan)

Komunikasi harus menimbulkan rasa puas dari kedua belah pihak, dan kepuasan
tersebut akan tercapai apa bila berita atau pesan yang dikirim oleh komunikator
dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan.

d. Clarity (kejelasan)

Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi. Ketidak jelasan suatu
informasi atau pesan dapat mengakibatkan interpretasi yang diberikan komunikan
akan berbeda dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Kejelasan tersebut
meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak dicapai, dan kejelasan
kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi.

e. Continuity & consistency (kesinambungan dan konsisten)

Komunikasi dapat berlangsung jika terdapat kesinambungan dan konsistensi atau


keajegan hubungan dari kedua belah pihak. Komunikasi harus dilakukan secara
terus menerus dan konsisten, selain itu informasi yang disampaikan jangan saling
bertentangan.
f. Capability of audience (kemampuan komunikan)

Kemampuan komunikan sangat menentukan dalam proses komunikasi. Dalam hal


ini pengiriman berita atau pesan perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
dan pengalaman pihak penerima berita. Oleh karena itu komunikator harus
menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak lazim dan sukar dipahami oleh
komunikan.

g. Channel of distribution (saluran pengiriman berita)

Saluran atau sarana yang dipergunakan dalam pengiriman berita merupakan faktor
yang penting dalam proses komunikasi. Agar komunikasi dapat berlangsung
dengan baik perlu dipakai media komunikasi yang biasa dipergunakan oleh
masyarakat umum. Media komunikasi tersebut antara lain media cetak (surat,
Koran, majalah, bulletin dan buku), media elektronik seperti radio, televisi,
telepon dan internet.

3. JENIS JENIS KOMUNIKASI

1. KOMUNIKASI MENURUT CARA PENYAMPAIAN


Pada dasarnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lainnya karena manusia selain
mahluk individu juga sekaligus mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi
dengan sesamanya. Namun tidak semua orang dapat secara trampil berkomunikasi, oleh
karena itu perlu dikenali berbagai cara penyampaian informasi.
Kiranya tidak terlalu sulit untuk mengenali cara-cara penyampaian informasi dalam
komunikasi, karena pada dasarnya kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi Lisan
Komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah
pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang, wawancara maupun rapat dan
sebagainya.
Komunikasi yang terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya
komunikasi lewat telepon dan sebagainya.
mau download bung..??? klik aja disini.. download.
tapi harus dipahami ya..

b. Komunikasi Tertulis
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan
dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu
untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh-contoh komunikasi tertulis ini antara lain:

Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat


komplek.
Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.

Gambar dan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.

Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada banyak


orang.

Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan


komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi tertulis
tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari
yang dimaksud.
2. KOMUNIKASI MENURUT KELANGSUNGANNYA
Di dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut
sebagai berikut :
l. Komunikasi Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga
ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau
media komunikasi.
3. KOMUNIKASI MENURUT PERILAKU
Komunikasi merupakan hasil belajar manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga
dipengaruhi oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat
dibedakan menjadi :
l. Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi / perusahaan yang tata caranya telah
diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi, seminar dan
sebagainya.
2. Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan
dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak
berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-
desus, dan sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu
komunikasi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau
perusahaan dengan kegiatan yang bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan
tersebut, misalnya rapat tentang ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.
Maka dapat diketahui bahwa komunikasi formal, informal dan nonformal saling
berhubungan, dimana komunikasi nonformal merupakan jembatan antara komunikasi formal
dengan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi, serta dapat
mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi formal.
4. KOMUNIKASI MENURUT MAKSUD KOMUNIKASI
Bila diperhatikan dengan seksama, maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana
bila terdapat inisiatif dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak
ditentukan oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat
dibedakan sebagai berikut:

Pidato
Ceramah

Memberi prasaran

Wawancara

Memberi perintah atau tugas

Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula
kemafipuan komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses
komunikasinya.
5. KOMUNIKASI MENURUT RUANG LINGKUP
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis komunikasi ini. Maka dalam
komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut:
l. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau
perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi Internal ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan
kepada bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, petunjuk dan sebagainya.
Komunikasi Horisontal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/
kantor diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
Komunikasi Diagonal, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi
atau kantor diantara orang orang yang mempunyai kedudukan tidak sama pada posisi tidak
sejalur vertikal.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat
yang ada di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat
berbentuk :

Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya

Konperensi pers( press release )

Siaran televisi, radio, dan sebagainya

Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainya

Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapat pengertian,kepercayaan, bantuan dan


kerjasama dengan masyarakat.
6. KOMUNIKASI MENURUT ALIRAN INFORMASI
Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karena itu
arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi.
Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Komunikasi satu arah ( simplex )

Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication ). Pada
umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi
karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau
untuk menjaga kewibawaan pimpinan.

2. Komunikasi dua arah ( duplex )

Komunikasi yang bersifat timbal balik ( two ways communication ). Dalam hal ini
komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada
komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan
dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.

3. Komunikasi ke atas

Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.

4. Komunikasi ke bawah

Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.

5. Komunikasi ke samping

Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar.


Dengan demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi
komunikasinya.
7. KOMUNIKASI MENURUT JARINGAN KERJA
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan terlaksana menurut sistem yang
ditetapkannya dalam jaringan kerja. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan
menjadi :
Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga
mengikuti pola komunikasi formal.
Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran. Saluran
komunikasi lebih singkat dan merupakan kebalikan dari jaringan kerja rantai.
Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi ini terjadi melalui satusentral dan saluran yang dilalui lebih pendek.
8. KOMUNIKASI MENURUT PERANAN INDIVIDU
Komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada pihak-pihak lain baik secara kelompok
maupun secara individual. Dalam komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi
keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
Komunikasi antar individu dengan individu yang lain.
Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun informal, yang jelas individu yang
bertindak sebagai komunikator harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.
Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi
untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi ini individu berperanan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih,
sehingga dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
9. KOMUNIKASI MENURUT JUMLAH YANG BERKOMUNIKASI
Komunikasi selalu terjadi diantara sesama manusia baik itu perorangan maupun kelompok.
Oleh karena itu jumlah yang berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu
sendiri, disamping sifat clan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan
sebagai berikut :
Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini merupakan komunikasi dengan diri-sendiri baik disadari atau tidak, misalnya
berpikir.
Komunikasi Perseorangan (Interpersonal/antarpribadi)
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi
tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan
secara langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara perseorangan.
10. DARI SEGI KEMASAN PESAN
komunikasi dapt dilakukan secara verbal (dengan berbicara) atau dengan nonverbal (diwakili
bahasa isyarat).Komunikasi verbal : diwakili dalam penyebutan kata-kata,yang
pengukapannya dapat dengan lisan atau tertulis.Komunikasi non verbal : terlihat dalam
ekspresi atau mimik wajah,gerakan tangan,mata dan bagian tubuh lainnya.

4. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Pengantar Ilmu Komunikasi

Dosen Agustina Zubair

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian
yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah
prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan
Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat
istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan
sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :

Prinsip 1 : Komunikasi adalah suatu proses simbolik


Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik,
tetapi terus berkelanjutan.

Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi


Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan
sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses
berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat
dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan


Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa
memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses
komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas
berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda.

Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan


Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat
kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja
yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada
tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan
berharap tujuannya tercapai)

Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktuPesan komunikasi yang
dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan
tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan
kapan komunikasi itu berlangsung.

Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasiTidak dapat dibayangkan jika


orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita
tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan
senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita.
Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses
komunikasi.

Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik


Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang
budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi
dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan
lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan
komunikasi.

Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama,
maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling
dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang
saling dipertukarkan.

Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial


Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon
atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional


Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu
dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible


Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa
terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik
kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan
hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

Prinsip 12 : Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah


Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah.

5. PROSES & MEDIA KOMUNIKASI


Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :

Pengirim pesan, penerima pesan dan pesan

Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada
skema dibawah ini :

Diagram Proses Komunikasi

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi


Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang
dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir
secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :


a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk
kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau
menunjukkan arah tertentu.

3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman,
telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat
dimengerti /dipahaminya.

5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam
bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan
dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan
yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk
memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk
menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat
memperjelas persepsi.

7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai
pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

6. ETIKA DI KANTOR
Untuk memperlancar kinerja sehari-hari, setiap karyawan haruslah menaati etika yang
berlaku di kantor. Seperti apa etika yang dimaksud? Berikut ulasan yang disampaikan pada
Theresia Puspayanti.

#1. Pahami aturan tak tertulis di tempat kerja

Selain peraturan yang sudah baku, ada sejumlah aturan tak tertulis atau etika yang juga
membantu interaksi sehari-hari di tempat kerja berjalan mulus. Meski tak tertulis, etika ini
merupakan faktor yang berpengaruh pada prestasi kerja Anda. Bukankah kalau merasa
nyaman dengan rekan-rekan kerja, merasa betah hingga menganggap kantor sebagai rumah
kedua, tanpa disadari kita akan senantiasa terpacu untuk menunjukkan kinerja terbaik?
Dengan memahami dan mengaplikasikan etika, kita juga pasti akan lebih diterima di
lingkungan.

#2. Tepat waktu

Selalu mengupayakan segalanya tepat waktu sangatlah penting. Kebiasaan baik ini
menunjukkan bahwa kita menghargai waktu para kolega dan pada gilirannya mereka pun
akan menghargai kita. Pepatah yang tepat untuk diingat, waktu tidak akan pernah menunggu
siapa pun. Jadi, jangan pernah sekalipun terlambat datang ataupun menyelesaikan tenggat
kerja.

#3. Kenakan busana kerja yang pantas

Kebanyakan perusahaan umumnya sudah menetapkan kode berbusana yang wajib dipatuhi.
Ada beberapa jenis pekerjaan yang membebaskankaryawannyadalam berpakaian.Tapi
tetaplah berbusana yang pantas. Ingat, kantor bukanh ajang pesta tempat orang memamerkan
koleksi mahal. Sesuaikan juga dengan acara dan situasi.Jika ada janji bertemu klien, pilih
busana formal agar citra perusahaan tetapterjaga.

#4. Menjauh dari gosip


Kebiasaan bergosip di kantor bisa mengusik kerja, bahkan mengancam perjalanan karier.
Dengan menghindari gosip, pikiran kita tidak akan terganggu oleh hal-hal remeh yang
biasanya tidak penting. Lagipula, kita tak ingin orang lain bergosip tentang diri kita sendiri
bukan? Jika ingin berkomentar, sebaiknya berilah yang mengandung muatan positif.

#5. Selalu mintalah ijin saat meminjam

Sedekat atau seakrab apa pun relasi dengan rekan kerja, tetaplah meminta ijin saat ingin
meminjam sesuatu. Perilaku ini menyiratkan kita orang yang menghargai orang lain dengan
segala kepemilikannya.

#6. Bertutur sopan dan selalu ucapkan terima kasih

Tutur yang santun dan kata-kata manis pasti akan mengakrabkan suasana kerja sekaligus
menjaga semangat kerja. Tumbuhkan kebiasaan baik ini dan mulailah dari diri sendiri.
Misalnya, saat berpapasan dengan rekan di lobi, usahakan memberi senyum dan
mengangguk sopan meskinpun yang bersangkutan bukanlah teman akrab.

Kesantunan mewakili sikap Anda yang menghargai keberadaan mereka. Bahasa yang
digunakan saat berinteraksi dengan orang lain juga berpengaruh terhadap relasi pribadi. Kata-
kata kasar dan tak senonoh jelas akan melukai. Hindari pula beragam sindiran maupun
lelucon yang tidak pada tempatnya.

#7. Jangan menyela pembicaraan

Melakukan kebiasaan ini hanya akan menunjukkan keegoisan Anda untuk menunjukkan pada
dunia bahwa waktu dan pendapat Anda lebih penting ketimbang orang lain. Catat, tak ada
rekan kerja yang bisa menerima sikap egois. Kalau rekan kerja atau bawahan sedang
menerima telepon atau tengah berbincang dengan orang lain, sementara Anda ingin bertanya
mengenai sesuatu, semendesak apa pun, jangan pernah menginterupsi pembicaraannya.
Tunggulah sejenak sampai usai bicara. Atau berilah kode memintanya segera menemui Anda
begitu pembicaraannya selesai.

#8. Pelankan suara

Di kantor yang mayoritas ruang karyawannya tak berpintu, hal yang paling sering dikeluhkan
adalah kebisingan orang-orang di ingkungan kerjanya. Jadi, menjaga ketenangan haruslah
menjadi prioritas karyawan.

Saat bicara dengan rekan kerja ataupun di telepon, tak perlu berteriak atau bersuara keras.
Terutama bila Anda melakukan pembicaran pribadi. Begitu juga saat melakukan penilaian
kinerja yang memang membutuhkan waktu bicara agak lama. Menunjukkan sikap tak patut
atau berkata dengan nada tinggi cenderung membuat orang terpancing marah. Jangan
salahkan bila orang yang bukan menjadi lawan bicara pun akan menyimpan perasaan tidak
suka dan tidak nyaman berdekatan dengan Anda.
#9. Kontrol Telepon Selular

Pastikan suara ponsel tak mengganggu orang lain. Sebaiknya selama jam kerja matikan nada
dering, cukup gunakan fitur getar saja. Seyogianya hindari pula bolak-balik menelepon
terkait urusan pribadi selama jam kerja, apalagi bila ada tugas penting yang harus
diselesaikan. Lagi pula, buat apa membiarkan semua rekan kerja tahu kehidupan pribadi.
Misalnya saat tengah bertengkar dengan suami. Saat menerima telepon di HP, alangkah
baiknya bila segera menuju koridor atau mencari ruang tersendiri yang memiliki pintu hingga
Anda bisa melanjutkan pembicaraan secara lebih pribadi tanpa mengusik ketenangan kerja
orang lain.

#10. Jangan berisik saat dengarkan musik

Kalau mau mendengarkan alunan musik selagi bekerja, kecilkan nadanya atau kenakan
headphone. Ingat, ini menyangkut selera. Jenis musik yang menurut Anda enak dinikmati
bisa jadi terdengar aneh dan tak mengenakkan di telinga rekan kerja. Sayangnya, tak sedikit
rekan kerja yang tidak enak hati untuk langsung menegur. Nah, bila tetangga sebelah jadi
ikut-ikutan menggunakan headphone bisa jadi ia sebenarnya terusik dengan suara musik
Anda.

#11. Hargai privasi orang lain

Meskipun kesempatan ada di depan mata, jangan pernah membaca fax, e-mail, surat ataupun
layar komputer siapa saja. Ingatlah juga saat hendak mengirim e-mail, pastikan Anda tidak
menulis sesuatu yang kira-kira akan meledak jadi masalah besar jika di-forward ke sana
kemari. Jangan salah, dalam dunia maya, siapa pun dapat mem-forward e-mail yang
diterimanya. Kita harus mewaspadai hal ini.

Jika seorang rekan kerja menutup pintu ruang kerjanya, janganlah mengganggu sekalipun dia
kelihatannya tidak sedang sibuk. Sebaliknya, kalau Anda perlu mendiskusikan sesuatu yang
sifatnya sensitif dan rahasia, carilah ruang khusus. Tutup dan kuncilah agar tak ada orang lain
yang ikut mendengar percakapan Anda. Hal-hal yang bersifat pribadi dan laporan kinerja
karyawan bukanlah konsumsi bagi setiap telinga di tempat kerja, selain khusus untuk yang
bersangkutan.

#12. Jangan jadi sumber bau

Menyantap makanan tertentu yang beraroma menyengat di meja kerja Anda, melepas alas
kaki, mengenakan parfum menyengat atau menyemprotkan penyegar udara saat jam kerja
bisa mengganggu rekan keja yang tergolong sensitif. Tak ada seorang pun yang sudi mencium
bau tak sedap kendati bagi Anda mungkin sama sekali tak masalah. Ingat, aroma bersifat
sangat personal. Jadi, jangan pernah berasumsi semua orang akan menyukainya sama seperti
kita.

#13. Jaga kerapian area kerja


Tak sedikit yang mengatakan kalau meja kerja yang bersih mencerminkan pikiran yang bersih
dan cara kerja yang sistematis. Jadi kalau tak ingin dianggap sebagai sosok urakan atau
pekerja ceroboh, jaga kerapian meja kerja. Kalau Anda ingin menambahkan sentuhan pribadi,
letakkan foto diri ataukeluarga maupun pernak-pernik perhiasan kecil seperlunya. Jangan
habiskan semua tempat untuk memajang seluruh koleksi pernak pernik pribadi. Selain itu,
kalau jenis pekerjaan membuat kita sering dipindahtugaskan, minimalkan keberadaan benda-
benda dekoratif agar tak harus kelewat repot setiap kali ditempatkan di pos baru.

Você também pode gostar