Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
JUDUL PROGRAM:
QCApps QUALITY CONTROL APPLICATION AGROINDUSTRI GULA
KELAPA KRISTAL BANYUMAS DALAM UPAYA MENGHADAPI
PASAR GLOBAL
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Arifin Budi Purnomo (A1C012025) (2012)
Tri Irawan (A1H012048) (2012)
Yuli Astuti (A1M012019) (2012)
Rubiyanto (FIA013010) (2013)
Menyetujui,
Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
RINGKASAN
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam potensial, salah satunya
adalah hasil pertanian yang melimpah. Usaha pengembangan perekonomian
sektor pertanian ataupun agroindustri menjadi dasar untuk menopang sektor
perekonomian lain. Dengan demikian, pengembangan pertanian agroindustri
merupakan salah satu upaya untuk pemberdayaan ekonomi rakyat di Indonesia
(Sumodiningrat, 2001).
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah sentra agroindustri gula
kelapa kristal/semut yang sangat potensial di Jawa Tengah bahkan di Indonesia.
Permintaan pasar akan gula kristal/semut hasil produksi Banyumas ini bukan
hanya pasar nasional melainkan sudah mencapai pasar ekspor. Menurut data dari
Disperindag Kabupaten Banyumas (2009), pada tahun 2008 terdapat kurang lebih
28.300 unit usaha gula kelapa di kabupaten Banyumas seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah unit usaha gula kelapa di Kabupaten Banyumas
No Kecamatan Jumlah Unit Usaha Jumlah Produksi (kg/hari)
1 Cilongok 8.560 29.960
2 Ajibarang 2.104 7.364
3 Wangon 4.130 14.455
4 Somagede 1.488 5.208
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas (2009)
1
Berangkat dari pemikiran tersebut, timbul gagasan perlu adanya QCApps
(Quality Control Application) pembuatan gula kelapa kristal di wilayah
Banyumas. Seperti yang telah diketahui bahwa Banyumas merupakan sentra
agroindustri gula kelapa kristal yang memiliki potensi dalam memenuhi
permintaan pasar nasional dan pasar ekspor yang besar. Selanjutnya dengan
adanya QCApps nantinya dapat membantu pengembangan agroindustri gula
kelapa kristal di Banyumas sehingga mampu bersaing dan memenuhi permintaan
pasar global.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu:
1. Memahami Potensi dan Kendala Pengembangan Gula Kelapa Kristal
Banyumas
2. Mengetahui Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Penanganan
Permasalahan Gula Kelapa Kristal Banyumas
3. Mengetahui Potensi QCApps dalam Mengatasi Masalah Mutu Gula Kelapa
Kristal di Banyumas
4. Menerapkan QCApps Gula Kelapa Kristal di Banyumas
5. Mempertimbangkan Pihak-pihak yang Berperan dalam Kerjasama
Pelaksanaan QCApps di Banyumas
6. Melakukan Langkah Strategis Penerapan QCApps Gula Kelapa Kristal
Banyumas Secara Berkelanjutan
C. Manfaat
Manfaat yang dicapai dari tulisan ini adalah:
1. Secara keilmuan, sebagai kontribusi ilmiah bagi dinamisasi Ilmu dan
Teknologi Pertanian yang berkaitan dengan pengembangan agroindustri
kelapa dengan pemanfaatan kearifan lokal pedesaan.
2. Secara ekonomi, sebagai gambaran strategis rencana pengembangan serta
pengoptimalan potensi agroindustri gula kelapa kristal Banyumas demi
terwujudnya pembangunan perekonomian daerah.
3. Secara sosial, memberikan pengetahuan serta pandangan kepada masyarakat
akan pentingnya penjaminan kualitas atau standarisasi mutu produk
agroindustri demi menghadapi permintaan maupun persaingan pasar global.
2
II. GAGASAN
3
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan
Hidup (LPPSLH) Purwokerto pada beberapa tahun terakhir juga telah melakukan
beberapa upanya penyuluhan dan pendampingan pengembangan produk gula
kelapa kristal di Banyumas. Kegiatan ini sudah dimulai sejak tahun 2008 hingga
sekarang. Sampai saat ini telah terdapat sembilan desa dari empat kecamatan di
Banyumas yang didampingi. Pihak LPPSLH sendiri masih mengalami bayak
kesulitan dalam pembinaan produsen gula kelapa Banyumas. Selain mungkin
karena kebiasaan produsen menggunakan bahan kimia yang sulit dirubah juga
masih minimnya tenaga lapangan yang mampu membimbing secara
berkelanjutan.
C. Potensi dan Peranan QCApps dalam Mengatasi Masalah Mutu Gula
Kelapa Kristal di Banyumas
Quality Control Application (QCApps) merupakan sebuah sistem penerapan
kontrol kualitas yang ditujukan bagi para pengrajin gula kelapa kristal dalam
memproduksi gula kristal yang masih menggunakan bahan kimia. Penggunaan
bahan kimia seperti laru dalam proses produksi gula inilah yang menyebabkan
produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan keamanan pangan.
Pihak Universitas Jenderal Soedirman dengan LPPM yang dinaunginya
sampai saat ini memang secara berkelanjutan melakukan penelitian di bidang gula
kelapa kristal. Namun dari segi pengaplikasian dalam bentuk penyuluhan maupun
pembimbingan kepada produsen gula kelapa kristal Banyumas dinilai belum
berjalan maksimal. Hal tersebut dikarena kanhanya sebagian kecil pendampingan
yang dilakukan di Banyumas. Justru beberapa pendampingan produksi gula
kelapa kristal cenderung dilakukan di wilayah Purbalingga.
Kondisi serupa juga terjadi di sisi Pemerintah Daerah Banyumas. Pemda
Banyumas dinilai telat dan lamban dalam penanganan permasalahan gula kelapa
kristal Banyumas. Ketika pihak LPPM Unsoed dan LPPSLH Purwokerto telah
melakukan pengembangan dan pendambingan sekitar tahun 2008 dan 2009, pihak
Pemda Banyumas baru melirik produk ini pada tahun 2012 dan akhirnya
penetapkan sebagai produk unggulan Banyumas. Beberapa bantuan dari Pemda
Banyumas seperti alat produksi gula hanya dibagikan kepada sebagian kecil
petani pengrajin gula kelapa. Sejauh ini justru bisa dibilang Pemda Banyumas
4
hanya sekedar menjalankan program saja tanpa pendampingan yang
berkelanjutan.
Adanya QCApps di Banyumas berperan penting dalam mengatasi berbagai
permasalahan pengembangan gula kelapa kristal Banyumas. Adanya bentuk
kerjasama dengan berbagai pihak diatas akan semakin melengkapi dan mengisi
kekurangan yang ditemui. Sampai saat ini beberapa lembaga yang telah
disebutkan memang terkesan berjalan pada rute sendiri-sendiri. Belum adanya
kesinambungan untuk bekerjasama, bersinergi serta bergerak bersama untuk
mengatasi permasalahan yang ada. Bukan hanya dalam segi peningkatan kualitas
dan sertifikasi gula kelapa kristal ekspor saja, namun juga mencangkupi sisi jalur
pemasaran sehingga pemenuhan pasar global dapat terpenuhi.
5
Proteksi dari bahan-bahan kontaminan; 6) Pelabelan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan toksin yang benar; 7) Pengawasan kondisi kesehatan personil
yang dapat mengakibatkan kontaminasi; 8) Menghilangkan hama dari unit
pengolahan.
3. Sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)
HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang digunakan untuk
mengontrol area atau titik dalam sistem pangan yang berkontribusi terhadap
bahaya kontaminasi mikroba pathogen, bahaya fisik, bahaya kimia bahan mentah,
proses, penggunaan oleh konsumen maupun penyimpanan (Winarno, 2012).
Dari berbagai tinjauan tersebut, pengendalian mutu produk makanan dapat
menggunakan cara; mengevaluasi cara produksi makanan, critical process,
memantau dan mengevaluasi penanganan, pengolahan serta sanitasi,
meningkatkan inspeksi mandiri.
6
3. CV. Inagro Jinawi Purwokerto
Inagro Jinawi merupakan lembaga swasta yang berbadan hukum CV.
Lembaga ini bergerak dalam pengembangan dan pemasaran produk olahan seperti
gula kelapa kristal. Sampai saat ini CV. Inagro Jinawi telah memiliki sertifikat
quality control dari beberapa negara eropa dan bahkan telah melakukan ekspor
gula kelapa kristal di negara-negara tersebut. Dengan adanya kerjasama dengan
CV. Inagro Jinawi akan mempermudah jalur pemasaran hingga ekspor gula kelapa
kristal para petani gula Banyumas.
4. Koperasi maupun Gapoktan Gula Kelapa di Wilayah Banyumas
Gabungan Kelompok Tani maupun Koperasi Desa memegang peranan
penting dalam perkembangan pertanian berkelanjutan. Koperasi maupun
kelompok tani mampu memberikan setidaknya pinjaman modal kepada petani,
sarana penyalur bantuan-bantuan dan sebagainya. Kedua lembaga ini sanggat
diperlukan dalam pelaksanaan QCApps di Banyumas, mengingat lembaga ini
memiliki posisi terdekat dengan petani di lapangan.
5. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas sangat penting dalam proses
kelancaran penerapan QCApps di Banyumas. Regulasi perizinan dan dukungan
dari pemerintah daerah sangat menjadi penting mengingat posisi pemerintahan
mampu menarik hati dan menggerakkan kegiatan pembangunan pertanian di
masyarakat secara bersama-sama di segala elemen.
7
ahli dalam pengolahan gula kelapa kristal sesuai standar mutu tertentu, sehingga
ketika petani dilepas di masyarakat, sistem tetap akan berjalan.
2. Demo dan Praktik Langsung Produksi Gula Kelapa Kristal Berstandar Mutu
Melaksanakan workshop serta training secara intensif bagi masyarakat
terkait produksi gula kelapa kristal sesuai kualitas SNI dan ekspor. Praktik
langsung bukan hanya sebatas dilakukan pada saat workshop atau training saja,
melainkan harus dilakukan pendampingan kepada para pengrajin gula. Selain itu,
pengujian dan evaluasi terkait informasi dan materi yang telah diterima oleh
masyarakat dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemajuan
pemahamannnya.
3. Pendirian Industri Rumahan Sebagai Referensi
Pendirian industri gula kelapa dilakukan sebagai contoh atau acuan bagi
masyarakat di Banyumas sehingga mempermudah proses pembukaan usaha home
industry pengrajin gula kelapa kristal sesuai standar. Kegiatan ini dilakukan
dengan bekerja sama dari pihak-pihak seperti LPPM UNSOED, LPPSLH
Purwokerto, hingga Pemerintah Daerah Banyumas. Dengan adanya rumah
industri referensi inilah, sewaktu-waktu petani mengalami kesulitan dapat secara
langsung mencari referensi produksi gula dengan metode, peralatan dan bahan
yang sesuai. Sehingga gula kelapa kristal yang dihasilkan akan berkualitas.
4. Pembentukan Jalur Pemasaran
Tiada berarti ketika suatu produk berkualitas dihasilkan jikalau tidak mampu
untuk dijual sampai ketangan konsumen. Maka dari itu sangatlah menjadi perlu
dibentuknya suatu jalur pemasaran produk gula kelapa kristal Banyumas. Jalur
pemasaran dapat terwujud dengan dilakukanya kerjasama pada pihak luar
contohnya seperti adanya kerjasama kepada CV. Inagro Jinawi Purwokerto yang
memang sampai saat ini selalu bertindak sebagai buyer gula kelapa kristal yang
diproduksi petani di desa-desa.
5. Monitoring dan Evaluasi
Pengawasan dan evaluasi dilakukan sebagai tindakan aplikatif yang
berkesinambungan serta berkelanjutan sampai tercapainya produk berstandar
ekspor bagi para pengrajin gula kelapa kristal. Sehingga produk gula kelapa
kristal Banyumas mampu memenuhi pasar ekspor secara maksimal.
8
III. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10