Você está na página 1de 14

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:
QCApps QUALITY CONTROL APPLICATION AGROINDUSTRI GULA
KELAPA KRISTAL BANYUMAS DALAM UPAYA MENGHADAPI
PASAR GLOBAL

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Arifin Budi Purnomo (A1C012025) (2012)
Tri Irawan (A1H012048) (2012)
Yuli Astuti (A1M012019) (2012)
Rubiyanto (FIA013010) (2013)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


PURWOKERTO
2014
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan QCApps


; Quality Control Application
Agroindustri Gula Kelapa Kristal
Banyumas dalam Upaya Menghadapi
Pasar Global
2. Bidang Kegiatan PKM-GT
:
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap Arifin
: Budi Purnomo
b. NIM A1C012025
:
c. Jurusan Sosial
: Ekonomi Pertanian
d. Universitas/Institut/Politeknik Universitas
: Jenderal Soedirman
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP Gesingan
: RT 03/01, Bulakan, Sukoharjo
08975040033
f. Alamat email arifinb92@yahoo.co.id
:
4. Anggota Pelaksana Kegiatan 3 Orang
:
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar Karseno,
: S.P., M.P., Ph.D
b. NIDN 0026077105
:
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP Griya
: Satria Indah Blok E 13
Sumampir Purwokerto 53125
No. HP: 085747791842
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti - :
b. Sumber lain -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan - :

Purwokerto, Februari 2014

Menyetujui,
Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana

(Dr. Ir. V. Prihananto, M.Si.) (Arifin Budi Purnomo)


NIP. 19640529-198901-1-001 NIM. A1C012025

Pembantu Rektor III Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Imam Santosa, M. Si.) (Karseno, S.P., M.P., Ph.D)


NIP. 19611001-198803-1-001 NIP. 19710726199702 1 001

ii
DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS ............................................... ii


RINGKASAN .................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................ 2
C. Manfaat .............................................................................................. 2
II. GAGASAN
A. Potensi dan Kendala Pengembangan Gula Kristal Banyumas ........ 3
B. Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Penanganan Permasalahan
Gula Kelapa Kristal Banyumas ....................................................... 3
C. Potensi QCApps dalam Mengatasi Masalah Mutu Gula Kelapa
Kristal di Banyumas ........................................................................ 4
D. Penerapan QCApps Gula Kelapa Kristal di Banyumas ................... 5
E. Pihak-Pihak yang Dipertimbangan dalam Kerjasama Pelaksanaan
QCApps di Banyumas ...................................................................... 6
F. Langkah Strategis Penerapan Quality Control Gula Kelapa Kristal
Banyumas Secara Berkelanjutan ..................................................... 7
III. KESIMPULAN ..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10
LAMPIRAN

iii
RINGKASAN

Kabupaten Banyumas merupakan salah satu wilayah potensial penghasil gula


kelapa kristal di Jawa Tengah bahkan di Indonesia dengan permintaan pasar
ekspor yang tinggi. Permasalahan yang sering terjadi adalah tingginya tingkat
penyimpangan mutu produk yang tidak sesuai SNI dan standar ekspor sehingga
gula kelapa kristal Banyumas sering ditolak (reject) pasar ekspor. Untuk
menghadapi permasalah tersebut, dibutuhkan peningkatan kualitas mutu produk
gula baik untuk pengrajin agroindustri, teknologi, manajemen serta kebijakan
pemerintah yang mendukung. Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu: 1)
memahami potensi dan kendala terkini gula kelapa kristal Banyumas; 2)
mengetahui solusi yang pernah ditawarkan dalam penanganan permasalahan gula
kelapa kristal Banyumas; 3) mengetahui potensi Quality Control Application
(QCApps) dalam mengatasi masalah mutu gula kelapa kristal Banyumas; 4)
menerapkan QCApps gula kelapa kristal di Banyumas; 5) mempertimbangkan
pihak-pihak yang berperan dalam kerjasama pelaksanaan QCApps di Banyumas 6)
melakukan langkah strategis penerapan QCApps gula kelapa kristal Banyumas
secara berkelanjutan. Metode penulisan karya tulis ini adalah dengan pendekatan
library research yang relevan dengan tema, hasil survei lapangan, diskusi, jurnal
ilmiah, dan sumber lainya dengan tetap mencamtumkan sumber data. Selanjutnya
data dianalisis dengan metode analisis deskriptif terhadap permasalahan yang ada
kemudian digeneralisasikan untuk menarik sebuah solusi kesimpulan. Banyumas
yang sebenarnya memiliki potensi besar sebagai sentra penghasil gula kelapa
kristal terbesar di Indonesia dengan permintaan pasar global yang tinggi menjadi
sangat perlu diadakanya suatu pengaplikasian sistem quality control demi
mencapai produk berkualitas ekspor sehingga permintaan yang tinggi tersebut
dapat terpenuhi dan kesejahteraan petani gula Banyumas dapat terwujud.
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan: 1) QCApps merupakan sistem
pelaksanaan penjaminan dan pengendalian mutu gula kelapa kristal di Banyumas;
2) Solusi yang pernah ditawarkan terhadap permasalahan gula kelapa kristal
Banyumas sejauh ini hanya sebatas pada lingkup petani tertentu dan masih
minimnya pengaplikasian di masyarakat pengrajin gula secara luas; 3)
Keberadaan QCApps menjadi penting di Banyumas dalam upaya pembinaan
petani gula untuk menghasilkan produk sesuai standar sehingga mampu
memenuhi permintaan pasar global yang tinggi; 4) Penerapan QCApps dalam
mengendalikan mutu dan keamanan produk gula kelapa kristal harus sesuai
dengan GMP, SSOP dan HACCP demi mencapai standar SNI dan ekspor; 5)
Pihak-pihak yang dipertimbangan dalam kerjasama pelaksanaan QCApps di
Banyumas meliputi LPPM UNSOED, LPPSLH Purwokerto, CV.Inagro Jinawi,
Koperasi dan Gapoktan di Banyumas hingga Pemda Kabupaten Banyumas; 6)
Langkah strategis penerapan QCApps di antaranya: sosialisasi dan training
penerapan QCApps, demo praktik langsung, pendirian industri rumahan sebagai
referensi serta monitoring dan evaluasi yang diiringi kerjasama berbagai lembaga
yang dijadikan partner kerjasama demi kelancaran pelaksanaan QCApps di
Banyumas. Rekomendasi dari karya tulis ini adalah perlu adanya realisasi di
lapangan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat mengingat potensi
Banyumas sebagai pengrajin gula kelapa begitu besar, namun hanya segelintir
petani saja yang mampu menghasilkan produk berstandar mutu ekspor.

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam potensial, salah satunya
adalah hasil pertanian yang melimpah. Usaha pengembangan perekonomian
sektor pertanian ataupun agroindustri menjadi dasar untuk menopang sektor
perekonomian lain. Dengan demikian, pengembangan pertanian agroindustri
merupakan salah satu upaya untuk pemberdayaan ekonomi rakyat di Indonesia
(Sumodiningrat, 2001).
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu daerah sentra agroindustri gula
kelapa kristal/semut yang sangat potensial di Jawa Tengah bahkan di Indonesia.
Permintaan pasar akan gula kristal/semut hasil produksi Banyumas ini bukan
hanya pasar nasional melainkan sudah mencapai pasar ekspor. Menurut data dari
Disperindag Kabupaten Banyumas (2009), pada tahun 2008 terdapat kurang lebih
28.300 unit usaha gula kelapa di kabupaten Banyumas seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah unit usaha gula kelapa di Kabupaten Banyumas
No Kecamatan Jumlah Unit Usaha Jumlah Produksi (kg/hari)
1 Cilongok 8.560 29.960
2 Ajibarang 2.104 7.364
3 Wangon 4.130 14.455
4 Somagede 1.488 5.208
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas (2009)

Namun permasalahan yang sering terjadi di tingkat pengrajin gula kelapa


kristal di wilayah Banyumas adalah masih tingginya keragaman dan tingkat
penyimpangan mutu produk, sehingga produk kurang atau tidak sesuai dengan
standar mutu nasional gula kelapa kristal (SNI-SII.0268-1985). Disamping itu,
tingkat kemanan pangan gula kelapa kristal khususnya penggunaan sulfit sebagai
bahan additive dan adanya cemaran logam yang dapat membahayakan bagi
kesehatan, masih kurang diperhatikan oleh pengrajin. Kondisi tersebut
menyebabkan produk gula kelapa kristal yang dihasilkan sering ditolak (reject)
pasar ekspor karena mutunya rendah atau tidak memenuhi standar nasional dan
standar ekspor. (Disperindagkop Kabupaten Purbalingga dan Banyumas, 2007).

1
Berangkat dari pemikiran tersebut, timbul gagasan perlu adanya QCApps
(Quality Control Application) pembuatan gula kelapa kristal di wilayah
Banyumas. Seperti yang telah diketahui bahwa Banyumas merupakan sentra
agroindustri gula kelapa kristal yang memiliki potensi dalam memenuhi
permintaan pasar nasional dan pasar ekspor yang besar. Selanjutnya dengan
adanya QCApps nantinya dapat membantu pengembangan agroindustri gula
kelapa kristal di Banyumas sehingga mampu bersaing dan memenuhi permintaan
pasar global.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu:
1. Memahami Potensi dan Kendala Pengembangan Gula Kelapa Kristal
Banyumas
2. Mengetahui Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Penanganan
Permasalahan Gula Kelapa Kristal Banyumas
3. Mengetahui Potensi QCApps dalam Mengatasi Masalah Mutu Gula Kelapa
Kristal di Banyumas
4. Menerapkan QCApps Gula Kelapa Kristal di Banyumas
5. Mempertimbangkan Pihak-pihak yang Berperan dalam Kerjasama
Pelaksanaan QCApps di Banyumas
6. Melakukan Langkah Strategis Penerapan QCApps Gula Kelapa Kristal
Banyumas Secara Berkelanjutan
C. Manfaat
Manfaat yang dicapai dari tulisan ini adalah:
1. Secara keilmuan, sebagai kontribusi ilmiah bagi dinamisasi Ilmu dan
Teknologi Pertanian yang berkaitan dengan pengembangan agroindustri
kelapa dengan pemanfaatan kearifan lokal pedesaan.
2. Secara ekonomi, sebagai gambaran strategis rencana pengembangan serta
pengoptimalan potensi agroindustri gula kelapa kristal Banyumas demi
terwujudnya pembangunan perekonomian daerah.
3. Secara sosial, memberikan pengetahuan serta pandangan kepada masyarakat
akan pentingnya penjaminan kualitas atau standarisasi mutu produk
agroindustri demi menghadapi permintaan maupun persaingan pasar global.

2
II. GAGASAN

A. Potensi dan Kendala Terkini Pengembangan Produk Gula Kelapa Kristal


Banyumas
Gula kelapa kristal atau juga disebut sebagai gula semut merupakan hasil
olahan nira tanaman familia palmae yang berbentuk serbuk. Gula kelapa kristal
memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan gula nasional dan juga berpeluang
untuk masuk di pasaran luar negeri (ekspor) seperti ke Singapura, Jepang,
Hongkong, USA dan Jerman. Berdasarkan survei pasar, permintaan gula untuk
ekspor sangat besar sekitar 400 ton/tahun dan baru terpenuhi sekitar 50% dari
total permintaan (Pragita, 2010).
Dewasa ini negara-negara pengekspor gula kelapa maupun industri pangan
dalam negeri yang menggunakan bahan baku gula kelapa, akan menolak jika gula
yang akan dibeli tidak memiliki sertifikat jaminan keamanan pangan seperti
sertifikasi kebersihan bahan, proses, dan tidak ada bahan pengawet atau pengeras
dalam proses produksi (Susanto, 2012).
Produk gula kelapa yang membuatnya ditolak oleh industri pangan adalah
karena terdapat kandungan bahan kimia natrium bisulfit atau metabisulfit. Bahan
tersebut digunakan sebagai pengawet nira agar nira tidak mudah rusak dan
membuat warna gula lebih kuning cerah (Tjahjaningsih, 1996). Mengkonsumsi
natrium bisulfit dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan masalah
kesehatan kerusakan hati (liver) dikarenakan bahan ini dapat mengendap di hati.

B. Solusi yang Pernah Ditawarkan dalam Penanganan Permasalahan Gula


Kelapa Kristal Banyumas
Gula Center Unsoed yang terletak dibawah naungan LPPM Unsoed telah
melakukan sekurangnya lima belas kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi
terkait gula kelapa, kemudian banyak akademisi dan peneliti lain yang melakukan
kegiatan terhadap gula kelapa. Kegiatan yang dilakukan untuk produsen gula
kelapa di Banyumas merupakan penyuluhan aktif hingga pendampingan dari hulu
ke hilir. Petani gula kelapa yang awalnya hanya membuat gula kelapa cetak, kini
sedikit demi sedikit elah mulai beralih memproduksi gula kelapa kristal.

3
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan
Hidup (LPPSLH) Purwokerto pada beberapa tahun terakhir juga telah melakukan
beberapa upanya penyuluhan dan pendampingan pengembangan produk gula
kelapa kristal di Banyumas. Kegiatan ini sudah dimulai sejak tahun 2008 hingga
sekarang. Sampai saat ini telah terdapat sembilan desa dari empat kecamatan di
Banyumas yang didampingi. Pihak LPPSLH sendiri masih mengalami bayak
kesulitan dalam pembinaan produsen gula kelapa Banyumas. Selain mungkin
karena kebiasaan produsen menggunakan bahan kimia yang sulit dirubah juga
masih minimnya tenaga lapangan yang mampu membimbing secara
berkelanjutan.
C. Potensi dan Peranan QCApps dalam Mengatasi Masalah Mutu Gula
Kelapa Kristal di Banyumas
Quality Control Application (QCApps) merupakan sebuah sistem penerapan
kontrol kualitas yang ditujukan bagi para pengrajin gula kelapa kristal dalam
memproduksi gula kristal yang masih menggunakan bahan kimia. Penggunaan
bahan kimia seperti laru dalam proses produksi gula inilah yang menyebabkan
produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan keamanan pangan.
Pihak Universitas Jenderal Soedirman dengan LPPM yang dinaunginya
sampai saat ini memang secara berkelanjutan melakukan penelitian di bidang gula
kelapa kristal. Namun dari segi pengaplikasian dalam bentuk penyuluhan maupun
pembimbingan kepada produsen gula kelapa kristal Banyumas dinilai belum
berjalan maksimal. Hal tersebut dikarena kanhanya sebagian kecil pendampingan
yang dilakukan di Banyumas. Justru beberapa pendampingan produksi gula
kelapa kristal cenderung dilakukan di wilayah Purbalingga.
Kondisi serupa juga terjadi di sisi Pemerintah Daerah Banyumas. Pemda
Banyumas dinilai telat dan lamban dalam penanganan permasalahan gula kelapa
kristal Banyumas. Ketika pihak LPPM Unsoed dan LPPSLH Purwokerto telah
melakukan pengembangan dan pendambingan sekitar tahun 2008 dan 2009, pihak
Pemda Banyumas baru melirik produk ini pada tahun 2012 dan akhirnya
penetapkan sebagai produk unggulan Banyumas. Beberapa bantuan dari Pemda
Banyumas seperti alat produksi gula hanya dibagikan kepada sebagian kecil
petani pengrajin gula kelapa. Sejauh ini justru bisa dibilang Pemda Banyumas

4
hanya sekedar menjalankan program saja tanpa pendampingan yang
berkelanjutan.
Adanya QCApps di Banyumas berperan penting dalam mengatasi berbagai
permasalahan pengembangan gula kelapa kristal Banyumas. Adanya bentuk
kerjasama dengan berbagai pihak diatas akan semakin melengkapi dan mengisi
kekurangan yang ditemui. Sampai saat ini beberapa lembaga yang telah
disebutkan memang terkesan berjalan pada rute sendiri-sendiri. Belum adanya
kesinambungan untuk bekerjasama, bersinergi serta bergerak bersama untuk
mengatasi permasalahan yang ada. Bukan hanya dalam segi peningkatan kualitas
dan sertifikasi gula kelapa kristal ekspor saja, namun juga mencangkupi sisi jalur
pemasaran sehingga pemenuhan pasar global dapat terpenuhi.

D. Penerapan QCApps Gula Kelapa Kristal di Banyumas


Pengedalian mutu produk makanan di pengaruhi dengan adanya; teknologi
dan industri pangan, konsep mutu, GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP
(Standard Sanitation Operating Procedure), HACCP (Hazard Analisys Critical
Control Point), ruang lingkup pengawasan mutu pangan, keterkaitan pengawasan
mutu dan penerapan manajemen mutu.
1. Proses GMP (Good Manufacturing Practice)
GMP merupakan suatu prosedur dalam industri pangan dimana konsistensi
produk akhir dari kualitas keamanan pangan dimonitor dengan pengujian
laboratorium saat proses berlangsung (Adams dan Moss, 1995). SSOP (Standard
Sanitation Operating Procedure) merupakan suatu prosedur standar operasi
sanitasi yang harus dipenuhi oleh produsen untuk mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap bahan pangan seperti benda asing, mikroba, hewan
pengerat, lingkungan, pekerja, dan peralatan (Afrianto, 2008). GMP dan SSOP
merupakan prasyarat dasar bagi industri jika ingin menerapkan sistem HACCP.
2. Sistem SSOP (Standard Sanitation Operating Procedure)
Penerapan SSOP mengacu pada prinsip-prinsip sanitasi yang terdiri dari
delapan kunci persyaratan sanitasi menurut NSHATE (1999) dalam Winarno
(2011). Delapan kunci prinsip sanitasi (Winarno, 2011), yaitu: 1) Keamanan air;
2) Kondisi dan kebersihan yang kontak dengan bahan pangan; 3) Pencegahan
kontaminasi silang; 4) Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi, dan toilet; 5)

5
Proteksi dari bahan-bahan kontaminan; 6) Pelabelan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan toksin yang benar; 7) Pengawasan kondisi kesehatan personil
yang dapat mengakibatkan kontaminasi; 8) Menghilangkan hama dari unit
pengolahan.
3. Sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)
HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu yang digunakan untuk
mengontrol area atau titik dalam sistem pangan yang berkontribusi terhadap
bahaya kontaminasi mikroba pathogen, bahaya fisik, bahaya kimia bahan mentah,
proses, penggunaan oleh konsumen maupun penyimpanan (Winarno, 2012).
Dari berbagai tinjauan tersebut, pengendalian mutu produk makanan dapat
menggunakan cara; mengevaluasi cara produksi makanan, critical process,
memantau dan mengevaluasi penanganan, pengolahan serta sanitasi,
meningkatkan inspeksi mandiri.

E. Pihak - Pihak yang Dipertimbangan dalam Kerjasama Pelaksanaan


QCApps di Banyumas
1. LPPM UNSOED
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ini merupakan lembaga
yang secara struktur terletak dibawah Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Lembaga ini aktif dalam berbagai kegiatan penelitian, riset, pengembangan
inovasi maupun teknologi baik dari kalangan akademisi maupun mahasiswa. Hasil
riset atau penelitian tersebut selanjutnya akan diterapkan sebagai wujud
pengabdian kepada masyarakat secara luas.
2. LPPSLH Purwokerto
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan
Hidup ini merupakan lembaga yang bergerak dalam pembangunan pertanian yang
berkelanjutan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kedaulatan petani.
LPPSLH telah melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga internasional
seperti Oxfam, GTZ German, Canada Fund UNDP, AusAID, VECO Indonesia,
HIVOS Asia Tenggara dan sebagainya. Dalam hal ini LPPSLH dapat dijadikan
partner yang berkompeten mengenai pendidikan sertifikasi gula kelapa kristal
Banyumas agar mampu memenuhi permintaan ekspor negara-negara yang telah
bekerja sama.

6
3. CV. Inagro Jinawi Purwokerto
Inagro Jinawi merupakan lembaga swasta yang berbadan hukum CV.
Lembaga ini bergerak dalam pengembangan dan pemasaran produk olahan seperti
gula kelapa kristal. Sampai saat ini CV. Inagro Jinawi telah memiliki sertifikat
quality control dari beberapa negara eropa dan bahkan telah melakukan ekspor
gula kelapa kristal di negara-negara tersebut. Dengan adanya kerjasama dengan
CV. Inagro Jinawi akan mempermudah jalur pemasaran hingga ekspor gula kelapa
kristal para petani gula Banyumas.
4. Koperasi maupun Gapoktan Gula Kelapa di Wilayah Banyumas
Gabungan Kelompok Tani maupun Koperasi Desa memegang peranan
penting dalam perkembangan pertanian berkelanjutan. Koperasi maupun
kelompok tani mampu memberikan setidaknya pinjaman modal kepada petani,
sarana penyalur bantuan-bantuan dan sebagainya. Kedua lembaga ini sanggat
diperlukan dalam pelaksanaan QCApps di Banyumas, mengingat lembaga ini
memiliki posisi terdekat dengan petani di lapangan.
5. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas sangat penting dalam proses
kelancaran penerapan QCApps di Banyumas. Regulasi perizinan dan dukungan
dari pemerintah daerah sangat menjadi penting mengingat posisi pemerintahan
mampu menarik hati dan menggerakkan kegiatan pembangunan pertanian di
masyarakat secara bersama-sama di segala elemen.

F. Langkah Strategis Penerapan Quality Control Gula Kelapa Kristal


Banyumas Secara Berkelanjutan
Perlu dilakukan suatu langkah startegis dalam mengimplementasikan
Quality Control Application dalam upaya peningkatan mutu produk gula kelapa
kristal di Banyumas. Adapun langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan di
antaranya:
1. Sosialisasi dan Training Penerapan Quality Control Gula Kelapa Kristal
Tahapan ini dilakukan dengan pemberian informasi terkait standar gula
kelapa kristal, menerapkan training kepada para petani cara pengolahan gula
kelapa kristal sesuai standar. Tahapan ini bertujuan untuk membentuk petani yang

7
ahli dalam pengolahan gula kelapa kristal sesuai standar mutu tertentu, sehingga
ketika petani dilepas di masyarakat, sistem tetap akan berjalan.
2. Demo dan Praktik Langsung Produksi Gula Kelapa Kristal Berstandar Mutu
Melaksanakan workshop serta training secara intensif bagi masyarakat
terkait produksi gula kelapa kristal sesuai kualitas SNI dan ekspor. Praktik
langsung bukan hanya sebatas dilakukan pada saat workshop atau training saja,
melainkan harus dilakukan pendampingan kepada para pengrajin gula. Selain itu,
pengujian dan evaluasi terkait informasi dan materi yang telah diterima oleh
masyarakat dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemajuan
pemahamannnya.
3. Pendirian Industri Rumahan Sebagai Referensi
Pendirian industri gula kelapa dilakukan sebagai contoh atau acuan bagi
masyarakat di Banyumas sehingga mempermudah proses pembukaan usaha home
industry pengrajin gula kelapa kristal sesuai standar. Kegiatan ini dilakukan
dengan bekerja sama dari pihak-pihak seperti LPPM UNSOED, LPPSLH
Purwokerto, hingga Pemerintah Daerah Banyumas. Dengan adanya rumah
industri referensi inilah, sewaktu-waktu petani mengalami kesulitan dapat secara
langsung mencari referensi produksi gula dengan metode, peralatan dan bahan
yang sesuai. Sehingga gula kelapa kristal yang dihasilkan akan berkualitas.
4. Pembentukan Jalur Pemasaran
Tiada berarti ketika suatu produk berkualitas dihasilkan jikalau tidak mampu
untuk dijual sampai ketangan konsumen. Maka dari itu sangatlah menjadi perlu
dibentuknya suatu jalur pemasaran produk gula kelapa kristal Banyumas. Jalur
pemasaran dapat terwujud dengan dilakukanya kerjasama pada pihak luar
contohnya seperti adanya kerjasama kepada CV. Inagro Jinawi Purwokerto yang
memang sampai saat ini selalu bertindak sebagai buyer gula kelapa kristal yang
diproduksi petani di desa-desa.
5. Monitoring dan Evaluasi
Pengawasan dan evaluasi dilakukan sebagai tindakan aplikatif yang
berkesinambungan serta berkelanjutan sampai tercapainya produk berstandar
ekspor bagi para pengrajin gula kelapa kristal. Sehingga produk gula kelapa
kristal Banyumas mampu memenuhi pasar ekspor secara maksimal.

8
III. KESIMPULAN

Quality Control Application (QCApps) merupakan sistem yang dibentuk


dalam rangka pelaksanaan sistem penjaminan dan pengendalian mutu produksi
gula kelapa kristal di Banyumas. Pengendalikan mutu dan keamanan produk gula
kelapa kristal harus sesuai dengan GMP, SSOP dan HACCP demi mencapai
standar SNI dan ekspor. Keberadaan QCApps menjadi penting di Banyumas
dalam upaya pembinaan petani gula untuk menghasilkan produk sesuai standar
sehingga mampu memenuhi permintaan pasar global yang tinggi.
Pihak-pihak yang dipertimbangan dalam kerjasama pelaksanaan QCApps di
Banyumas meliputi LPPM UNSOED, LPPSLH Purwokerto, CV. Inagro Jinawi
Purwokerto, Koperasi dan Gapoktan di wilayah Banyumas hingga Pemerintah
Daerah Kabupaten Banyumas. Langkah strategis penerapan QCApps di antaranya:
sosialisasi dan training penerapan QCApps, demo praktik langsung, pendirian
industri rumahan sebagai referensi serta monitoring dan evaluasi yang diiringi
kerjasama berbagai lembaga diatas.
Rencana penerapan QCApps di Banyumas menjadikan para pengrajin
agroindustri gula kelapa kristal semakin optimis dalam menghadapi pasar global.
Para pengrajin telah dibekali ketrampilan menghasilkan gula kelapa kristal
berkualitas ekspor. Bukan hanya pada segi pembuatan gula, akan tetapi sertifikasi
produk serta jaringan pemasaran produk akan lebih dipermudah. Sehingga para
petani gula kelapa kristal di Banyumas lebih dapat meningkat kesejahteraanya
serta Banyumas menjadi sektor agroindustri gula kelapa kristal di Indonesia.
Konsep ini sangat cocok dengan tujuan pembangunan perekonomian nasional
berbasis sumber daya lokal pedesaan. Kerja sama yang baik antara para pemangku
kepentingan dan lembaga-lembaga diatas sangatlah dibutuhkan demi tercapainya
keberhasilan pembangunan pedesaan berkelanjutan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adams, M. R. dan M. O. Moss. 1995. Food Microbiology, Cambridge.


Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan Jilid 1. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
Dewan Standarisasi Nasional. 1995. SNI: Gula Kelapa Krital SII 0268-85. Dewan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyumas tahun. 2003. Data Lahan
Kelapa Kabupaten Banyumas
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas. 2008. Data Industri
Gula Kelapa Kabupaten Banyumas
Dinas Perindustrian Kabupaten Banyumas. 2007. Data Produk Gula Kelapa
Tahun. Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten
Banyumas, Banyumas.
Kusumo, A. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi
Pembuatan Gula Semut Di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.
Skripsi.Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman.
Mustaufik dan P. Haryanti. 2006. Evaluasi Mutu Gula Kelapa Kristal yang Dibuat
dari Bahan Baku Nira dan Gula Kelapa Cetak. Laporan Penelitian.
Peneliti Muda Dikti Jakarta. Jurusan Teknologi Pertanian Unsoed.
Purwokerto. (tidak dipublikasikan)
Naufalin, R. 2012. Penerapan Teknologi Pengolahan Nira Kelapa untuk
Menghasilkan Gula Kelapa sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
Makalah disampaikan dalam Seminar Sosialisasi Hasil Penelitian
Penerapan GAP pada Kelapa Sadap dan GMP pada Gula Kelapa
Kerjasama Unsoed-Heinz ABC Jakarta, LPPM Unsoed, Purwokerto, 6
Desember 2012Prasojo (2005) dalam Ramadhani (2006)
Pragita, T. 2010. Evaluasi Keragaman Dan Penyimpangan Mutu Gula Kelapa
Kristal (Gula Semut) Di Kawasan Home Industri Gula Kelapa Kabupaten
Banyumas. Skripsi.Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
Sumodiningrat, G. 2001. Responsi Pemerintah Terhadap Kesenjangan Ekonomi.
Per Pod, Jakarta
Tjahjaningsih, J., 1996. Evaluasi Daya Simpan dan Prevalensi Berbagai Macam
Gula Merah Palma Tradisional dari Beberapa Daerah Potensi Produksi di
Karesidenan Banyumas. Laporan Hasil Penelitian. Lembaga Penelitian
UNSOED, Purwokerto (tidak dipublikasikan)
Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

10

Você também pode gostar