Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. Tujuan
Menentukan Kadar Iodine di dalam Urine dengan Metode Microplate.
II. Prinsip
1. Iodine
Iodine merupakan elemen penting dalam tubuh khususnya untuk hormon
tiroid yang terlibat dalam mengatur proses metabolisem tubuh, yang
diperlukan untuk sintesis hormon tiroid tiroksin (T4) dan triiodothyronine
(T3). Iodine yang dibebaskan dapat dimanfaatkan kembali oleh kelenjar
otot, sementara sisanya yodium diekskresikan dalam bentuk urin (IOM,
2011).
2. Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
proses urinalisasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostatis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostatis tubuh,
peranan urin sangat penting karena sebagian pembangunan cairan oleh
tubuh adalah melalui sekresi urin (Corwin, 2000).
3. Prinsip penentuan I2 dalam urine dengan metode microplate
Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat iodium dalam urin
pada umumnya didasarkan pada reaksi Sendall-Kolthoff (S-K). Langkah
pertama mencakup penghapusan zat yang mengganggu dan melepaskan
iodin terikat ke senyawa eksretoris urin, dengan asam klor, ammonium
persulfate, pengabuan dan digesti lalu langkah kedua melibatkan reaksi
kimia antara Ce (IV) dan As (III) (Hedayati, et al., 2011).
III. Reaksi
2Ce4+ (aq) + As3+ (aq) 2 Ce3+ (aq) + As5+ (aq)
(yellow) (colourless)
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinalisasi. Eksresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga haemoestasis cairan tubuh.
Dalam mempertahankan haemoestasis tubuh. Peranan urin sangat penting, karena
sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin (Corwin,
2000).
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian iodin dengan metode yang
mudah digunakan yaitu dengan menggunakan microplate untuk semua proses
sehingga meminimalisasi jumlah pengotor yang toksik dengan mudah dan lebih
cepat dalam pengujiannya. Dalam jurnal Simple Microplate Method for
Determination of Urinary Iodine dilakukan pengujian dengan sistem tertutup
selama proses digesti degan tujuan untuk menjaga jumlah secara volumetri tetap
sama sebelum dan setelah pencampuran reaksi dan menghindari kontaminasi saat
proses berlangsung juga untuk mencegah penguapan sehingga didapatkan
pengukuran iodium dalam urin yang sesuai (Ohashi et al., 2000).
Kualaitas data yang baik terhadap konsentrasi iodin dalam darah dan sampel
garam sangat dibutuhkan untuk manajemen program iodisasi garam yang lebih
efisien dan untuk mengevaluasi intervensi iodin. Metode analisis konsentrasi iodin
banyak dilakukan dengan metode spektrofotometri dengan pengukuran reaksi
reduksi Sandel-Kolthoff yang dikatalisis oleh iodin menggunakan zat
pengoksidasi pada tahap digesti. Selain itu, metode yang dapat digunakan adalah
metode semi kuantitatif, metode mikroplat dan metode dengan teknologi tinggi
seperti inductively coupled plasma mass-spectrometer method (Jooste, 2009).
Metode kuantitatif reaksi Sandel-Kolthoff ini merupakan metode yang sederhana
dan cepat.
5.2 Bahan
1. Amonium persulfat
2. Arsen trioksida
3. Aquades
4. Asam perkolat (700 g/L)
5. Asam sulfat
6. Kalium iodat
7. Kalium klorat
8. Natrium hidroksida
9. Natrium klorida
10. Sampel urin
11. Tetraamonium Cerium (IV) Sulfat dihidrat
VI. Metode
I. Prosedur dan Hasil
Perlakuan Hasil
1. Membuat reagen:
Larutan Asam klorat (3,3 mol/L):
Melarutkan 500 g kalium klorat
dalam 1000 mL aquades pada
erlenmeyer dengan pemanasan
selama 60 menit. Menambahkan
375 mL asam perklorat secara
perlahan dengan pengadukan
konstan. Larutan kemudian
disimpan dalam freezer suhu -25oC
semalaman. Suspensi kemudian
disaring dengan glass filter (5-10
mikrometer mesh). Filtrat
kemudian disimpan di lemari es
bersuhu 4oC sampai penggunaan.
Larutan Amonium persulfat (1,31
mol/L):
Melarutkan 30 g amonium
persulfat dalam 100 mL aquades
Larutan Asam arsen (0,05 mol/L):
Melarutkan 5g arsen trioksida
dalam 100 mL 0,875 mol/L larutan
NaOH. Menambahkan 16 mL asam
sulfat secara perlahan dalam ice
bath. Setelah pendinginan,
kemudian menambahkan 12,5 g
HCl kedalam larutan. Campuran
diencerkan hingga 500 mL dengan
air dingin dan disaring.
Larutan Seri amonium sulfat (0,019
mol/L):
Melarutkan 6g tetraamonium
serium (IV) sulfat dihidrat dalam
1,75 mol/L asam sulfat dan diatur
hingga 500 mL dengan larutan
asam yang sama
Iodin Baku;
Melarutkan 168,6 mg kalium iodat
dengan aquades untuk membuat
7,88 mmol/L larutan stok.
Mengencerkan larutan stok 100-
dan 10.000-kali lipatnya, dan
membuat larutan kerja 0,039-4,73
mikromol/L (5-600 mikrogram
iodin).
2. Memipet masing-masing 50 mikroliter
iodin baku dan sampel urin kedalam
plat PP
3. Menambahkan 100 mikroliter larutan
amonium persulfat
4. Memasangkan plat PP kedalam kaset,
menutupnya dan kemudian
memasukkannya ke dalam oven dengan
suhu 110oC selama 60 menit
5. Mendinginkan bagian bawah kaset
dalam suhu ruang dengan air mengalir
6. Membuka kaset dan memipet 50
mikroliter hasil digesti ke dalam
polystyrene 96-well microtiter plate
7. Menambahkan 100 mikroliter larutan
asam arsenik ke dalam well, aduk.
8. Menambahkan secara cepat (dalam
waktu 1 menit) 50 mikroliter larutan
seri amonium sulfat menggunakan
multichannel pipette
9. Mendiamkan dalam suhu 25oC selama
30 menit
10. Mengukur absorbansi di microplate
reader pada panjang gelombang 405
nm
VII.Simpulan
Daftar Pustaka
Corwin, E. J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Dyrka, A., et al. 2011. Assay of Iodine in Edible Salt Using Sandell-Kolthoff
Catalytic Mehod. Journal of Laboratory Diagnostic. 47 (2) : 425 429.
Hedayati, M., Khazan, M., Yaghmaee, M.Z., Behdadfar, L., Daneshpour, M.S.
2011. Rapid Microwave Digestion and Microplate Reading Format Method
for Urinary Iodine Determination. Clin Chme Lab Med. 49 (10) : 1749
1751.
Jooste, Pieter L. 2009. Methods for Determination of Iodine in Urine and Salt.
Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism. 24 (1) :
77-88.