Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Asma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah
suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang
ditandai dengan bronchospasme, inflamasi dan peningkatan sekresi
jalan napas terhadap berbagai stimulan.
Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
reversibeldimana trakheobronkhial berespon secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial adalah suatu
penyakit dengan ciri meningkatnya respon tracheadan bronkhus
terhadap berbagai rangsangandengan manifestasi adanya
penyempitan jalannafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-
ubah baik secara spontan maupun hasil daripengobatan. ( The
American Thoracic Society ).
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
Gejala yang timbul lebih menonjol pada malam hari. Mengi dapat
berlangsung kurang dari 3-4 hari, sedang batuk-batuknya dapat
berlangsung 10 14 hari. Manifestasi alergi lainya misalnya, eksim jarang
terdapat pada golongan ini. Tumbuh kembang anak biasanya baik, diluar
serang tidak ditemukan kelainan. Waktu remisi berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan. Golongan ini merupakan 70 75 % dari populasi asma
anak.
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
2.2 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
Alergen
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu
terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan
dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal
ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
Stress
asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan
masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum
bisa diobati.
-Lingkungan kerja
Pencetus:
-Alergen.
tor allergi dianggap mempunyai peranan pad sebagian besar anak dengan
asma. Disamping itu hiper reaktivitas saluran nafas juga merupakan
faktor yang penting. Bila tingkat hiper reaktivitas bronchus tinggi,
diperlukan jumlah allergen yang sedikit dansebaliknya jika hiper
reaktivitas rendah diperlukan jumlah antigen yang lebih tinggi untuk
menimbulkan serangan asma.
Sensitisasi tergantung pada lama dan intnsitas hubungan dengan bahan
alergen berhubungan dengan umur. Bayidan anak kecil sering
berhubungan dengan sisi dari debu rumah, misalnya tungau, serpih atau
bulu binatang, spora jamur yang terdapat di rumah. Dengan
bertambahnya umur makin banyak jenis allergen pencetusnya. Asma
karena makanan sering terjadi pada bayi dan anak kecil.
-Infeksi.
Biasanya infeksi virus, terutama pada bayi dan anak. Virus yang
menyebabkan ialah respiratory syncytial virus (RSV) dan virus para
influenza. Kadang-kadang karena bakteri misalnya; pertusis dan
streptokokus, jamur, misalnya Aspergillus dan parasit seperti Askaris.
-Iritan.
Hair spray, minyak wangi, semprot nyamuk, asap rokok, bau tajam dari
cat, SO2 dan polutan udara lainya dapat memacu serangan asma. Iritasi
hidung dan batuksendiri dapat menimbulkan refleks bronkokonstriksi.
-Cuaca.
-Kegiatan jasmani
Kegiatan jasmani berat, misalnya berlari atau naik sepeda dapat memicu
serangan asma. Bahkan tertawa dan menangis yang berlebihan dapat
merupakan pencetus. Pasien dengan faal paru di bawah optimal amat
rentan terhadap kegiatan jasmani.
Infeksi virus pada sinus, baik sinusitis akut maupun kronis dapat
memudahkan terjadinya sma pada anak. Rinitis alergika dapat
memberatkan asma melalui mekanisme iritasi atau refleks.
-Faktor psikis.
Faktor psikis merupakan pencetus yang tidak boleh diabaikan dan sangat
kompleks. Tidak adanya perhatian dan / atau tidak mau mengakui
persolan yang berhubungan dengan asma oleh anak sendiri / keluarganya
akan menggagalkan usaha pencegahan. Sebaliknya terlalu takut terhadap
adanya serangan atau hari depan anak juga dapat memperberat serangan
asma.
Serangan asma dapat timbul disebabkan berbagai pencetus bersamaan
misalnya pada anak dengan pencetus alergen sering disertai pencetus
non allergen yang dapat mempercepat dan memperburuk serangan.
Faktor pencetus adalah alergen dan infeksi; diduga infeksi virus
memperkuat reaksi pencetus alergenik maupun non alergenik. Serangan
dapat terjadi pada seorang anak setelah mendapat infrksi virus pada
saluran nafas atas kemudian berlari-lari pada udara dingin.
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
Auskultasi :
Diaphoresis
Fatigue.
klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan
dalam,gelisah,
duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu
pernafasanbekerja
dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas,
mengi
( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di
dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada
serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin
banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran,
hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan
asma seringkali terjadi pada malam hari.
1.Stadium dini
b.Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang
timbul
b.Whezing
2.Stadium lanjut/kronik
a.Batuk, ronchi
b.Sesak nafas berat dan dada seolah olah tertekan
g.Sianosis
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap penctus
yangtidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan olehadanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan
asma ini menjadi lebih beratdan sering sejalan dengan berlalunya waktu
dan dapat berkembang menjadibronkhitis kronis dan emfisema. Beberapa
pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.
Menurut WOC
2.5 patofisiologi
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang
ditandai dengan bronkokontriksi (1-2 jam); tahap delayed dimana
brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam
lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.
Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam
ekshalasi karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02,
sehingga terjadi penurunan P02 (hipoxia).Selama serangan astmatikus,
CO2tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama
ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea.
Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan
meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut
menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam
darah (hypocapnea).
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas
Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen
tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastosit
Asma
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, edema mukosa
dan meningkatnya produksi sekret.
Foto rontgen
Pemeriksaan alergi
Pulse oximetri
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
eosinopil.
2. Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
1. Pemeriksaan radiologi
Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah
sebagai berikut:
bertambah.
paru-paru.
3. Elektrokardiografi
4. Scanning paru
5. Spirometri
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
Pengobatan
a. Memberikan penyuluhan
2) Pengobatan farmakologik
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
2.8 Penatalaksanaan Serangan Asma Akut :
Terapi awal
Berikan segera Inhalasi agonis beta2 kerja cepat 3 kali dalam 1 jam
berarti setiap 20 menit, contohnya Salbutamol 5mg, Terbutalin 10 mg,
Fenoterol2,5 mg. Jika tidak tersedia inhalasi agonis beta2 maka dapat
diberikan agonis beta2 oral 3x1tablet 2 mg
Evaluasi responpasien
Jika keadaan pasien membaik yaitu gejala batuk, sesak dan mengi be
rkurang atau tidak terjadi serangan ulang selama 4 jam maka
pemberian beta2 agonis diteruskan setiap 3-4 jam selama 1-
2 hari.Jika keadaan pasien tidak membaik atau malah memburuk
maka berikan kortikosteroid
oral seperti 60-80 mg metilprednisolon kemudian pemberian beta2
agonisdiulangi dan segera rujuk pasien ke rumah sakit.
Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakanobat ini dalam
12 jam.
Tes provokasi :
4)Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi IgE yang spesifik dalam
tubuh.
Pemeriksaan sputum.
Perencanaan Pemulangan
2.10 Komplikasi
1.Status asmatikus
adalah setiap serangan asma berat atau yang kemudian menjadiberat dan
tidak memberikan respon (refrakter) adrenalin dan atau aminofilin
suntikandapat digolongkan pada status asmatikus. Penderita harus
dirawat dengan terapi yangintensif.
2. Atelektasis
adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibatpenyumbatan
saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasanyang
sangat dangkal.
3. Hipoksemia
4. Pneumotoraks
5. Emfisema
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
BAB III
ASKEP TEORITIS
3.1. Pengkajian
Identitas
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8
tahun.Biasanya oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada
asma episodik yang sering terjadi, biasanya pada umur sebelum 3 tahun,
dan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur 5-6
tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.Biasanya orang tua
menghubungkan dengan perubahan cuaca, adanya alergen, aktivitas fisik
dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi serangan paling sering pada umur
8-13 tahun. Asma kronik atau persisten terjadi 75% pada umur sebeluim
3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadi obstruksi saluran
pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi
setiap hari.Untuk jenis kelamin tidak ada perbedaan yang jelas antara
anak perempuan dan laki-laki.
Keluhan utama
Batuk-batuk dan sesak napas.
Riwayat penyakit sekarang
Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas.
Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang
mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik
dan kemampuan motorik halus yaitu melompat, berlari, memanjat,dan
bersepeda dengan roda tiga.
Riwayat imunisasi
Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara
lain : BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori
untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat
badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
Status Gizi
Dampak Hospitalisasi
Sumber stressor : Perpisahan
Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas
Pernapasan
Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Sirkulasi
Adanya peningkatan tekanan darah- Adanya peningkatan
frekuensi jantung
Integritas ego
Ansietas
Ketakutan
Peka rangsangan
Gelisah
Asupan nutrisi
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan
Hubungan sosial
Keterbatasan mobilitas fisik
-bata
Pengkajian Persistem
Sistem perkemihan
Produksi urin dapat menurun jika intake minum yang kurang akibat sesak
nafas.
Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi terhadap makan dan
minum, mukosa mulut kering.
Sistem integumen
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi dan
clock wise rotation
Terdapat tanda
d. Scanning Paru
e. Spirometri
(sumber : http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf)
1.Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan bronkospasme, udem mukosal dan
meningkatnya sekret.
3.3 Intervensi
1. Intervensi :
3. Observasi TTV
10. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan pada anak untuk
menurunkan kecemasan.
2. intervensi
3. intervensi
R/ bunyi usus mungkin menurun/ tak ada bila proses infeksi berat atau
memanjang. Distensi abdomen terjadi akibat menelan udara atau
menunjukan pengaruh toksin pada saluran gastrointestinal.
( sumber : http://jhu-lee.blogspot.com/2011/02/normal-0-false-false-false-
in-zh-tw-x.html)
4. intervensi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan