Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan (TPJJ) merupakan bagian dari teknik sipil
yang merupakan ilmu terapan yang mencakup pembangunan jalan, jembatan, runway
bandara, by-pass dan lain-lain. Sebelum berbicara mengenai prospek jasa konsrtuksi terlebih
perseorangan dimasa yang akan datang baik kecendrungan untuk meningkatkan atau
menutup.
Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa Konstruksi" adalah layanan
semakin terbuka lebar. Untuk Indonesia sendiri sedang berkembangnya jasa dibidang
konstruksi dapat diliha dari banyaknya pembangunan di bidang konstruksi seperti, MRT di
Jakarta, Otorita Danau Toba, Pembangunan jalan Tol Medan-KualaNamu-Tebing tinggi dll.
Oleh sebab itu pemerintah atau pihak swasta sedang mencari orang-orang yang berkompten
Pada saat ini industri konstruksi nasional belum siap benar untuk menghadapi perdagangan
bebas. Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan bebas dan globalisasi harus disikapi dengan
tepat bagaimana memanfaatkan segi-segi positifnya dan meminimalkan dampak buruknya bagi
di tanah air industri konstruksi telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi ekonomi
nasional.
Hal ini tentu bisa menjadi peluang sekaligus hambatan yang cukup besar bagi
lulusan TPJJ (Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan). Tetapi dibalik peluang yang besar
terdapat tantang yang besar pula, seperti halnya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dimana
masyarakat Asia bebas mecari pekerjaan dimana saja terutama di Indonesia. Ini merupaka
pekerjaan.Masyarakat dituntut harus mampu bersaing dengan negara luar dalam bidang-
bidang tertentu terutama bidang konstruksi. Tentunya masih banyak lagi peluang dan
tantangan bagi lulusan D4 TPJJ (Teknik Perancangan Jalan can Jembatan), oleh karena itu
didalam makalah ini akan di bahas mengenai peluang dan tantangan prospek jasa konstruksi
BAB II
PERMASALAHAN
A. Permasalahan
1. Apa saja prospek jasa konstruksi bagi lulusan D4 TPJJ?
2. Apa saja tantangan yang dialami oleh lulusan D4 TPJJ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh lulusan D4
TPJJ?
BAB III
PEMBAHASAN
pada fasilitas pengeboran minyak lepas pantai, serta berbagai fasilitas pembangkit dan
transmisi energi. Singkatnya, di setiap saat ketika kita melintas di jalan raya, sewaktu
yang kita lihat dan manfaatkan merupakan hasil karya lulusan Teknik Sipil. Program studi
D4 TPJJ (Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan) adalah bagian dari teknik sipil juga.
Program Sarjana Terapan Perancangan Jalan Dan Jembatan diharapkan mampu melakukan
masalah dalam perancangan Jalan dan Jembatan yang kompleks secara mandiri dan
kompetensi professional yang ingin dicapai dalam bidang perencanaan Jalan dan Jembatan.
Kompetensi tersebut harus mampu mencakup Logical Skill, Oral Comunication Skill, ability
technology information. Prospek profesi jasa konstruksi bagi lulusan TPJJ juga sangan
banyak seperti dalam bidang jalan, jembatan, runway bandara, rel kereta api, bay-pass jalan
dll.
Bidang Pekerjaan
Dep.
Perhubungan, Kepmendiknas, bidang konstruksi.
2. Kontraktor : Kepala pelaksana / pimpinan proyek pada pekerjaan Jalan
dan
Jembatan.
3. Konsultan : Perencana yunior, pengawas pelaksana pada bangunan
Jembatan.
4. Real Estate : Pelaksana, pemasaran, manager pelaksanaan jalan dan
jembatan.
Di era sekarang lulusan D4 TPJJ masih memiliki peluang yang sangat besar, apalagi
dengan adanya MEA yang memberikan dampak besar bagi semua bidang terutaa di bidang
konstruksi. Dengan adanya MEA masyaraka Indonesia bebas bersaing dengan pesaing dari
luar. Ini adalah kesempatan yang sangat besar. Pemerintah sendiri sudah bertekad untuk
meningkatkan kompetensi tenaga konstruksi terampil dari 1,7 juta orang menjadi 3,6 juta
pada 2014 untuk mendukung proyek masterplan percepatan dan perluasan pembangunan
kuantitas dan kualitas jumlah tenaga konstruksi Indonesia menjadi sekitar 5,8 juta hingga 6
juta dengan komposisi tenaga ahli 10%, tenaga terampil menjadi 60% dan tenaga tidak
terampil turun menjadi 30%. Peningkatan jumlah tenaga konstruksi ini penting untuk
pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi secara menerus yang dilanjutkan dengan
konstruksi antara lain dengan menyelenggarakan pelatihan dengan berbagai macam variasi
model, perluasan kerja sama pelatihan dengan berbagai pihak, mendorong tumbuhnya
lembaga pelatihan, dan menyetarakan kompetensi regional melalui registrasi dan partisipasi
tenaga konstruksi. MEA juga menjadi peluang memperluas pasar jasa konstruksi di
Indonesia.
bidang konstruksi sangat banyak tantangan yang akan dihadapi bagi lulusan D4 TPJJ. Selain
menjadi peluang yang besar dalam bidang konstruksi di Indonesia, MEA dapat menjadi
tantangan yang sangat besar bagi para tenaga profesi. Disamping itu, kualitas sumberdaya
manusia di Indonesia juga masih rendah sehingga sangat susah bersaing di MEA.
Komposisi tenaga kerja Indonesia di sektor jasa konstruksi dinilai masih belum
ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Karena, dalam pemberlakuan pasar tunggal ASEAN 2015,
akan terjadi persaingan yang semakin terbuka di antara tenaga kerja konstruksi asing dengan
domestik.
Dari 6,34 juta jumlah tenaga kerja konstruksi Indonesia yaitu 60 persen berupa
unskilled labour, 30 persen skilled labour, dan hanya 10 persen yang merupakan tenaga
ahli. Semua penyedia jasa konstruksi dan pemangku kepentingan jasa konstruksi diajak
untuk saling bahu-membahu dalam menyikapi peluang dan tantangan terkait pasar tunggal
ASEAN 2015. Berdasarkan data LPJKN, tenaga ahli bersertifikat di sektor konstruksi
sebanyak 48, 761 (7,71 %) dari total tenaga ahli, sementara tenaga terampil bersertifikat
sebanyak 109.723 (5,38%) dari total tenaga terampil. Kondisi ini tentunya perlu menjadi
perhatian, mengingat dalam MEA 2015 akan terjadi mobilisasi terbuka tenaga kerja
professional lintas Negara dalam kawasan ASEAN sebagai tindak lanjut dari kesepakatan
gambaran tenaga kerja sektor konstruksi di atas hendaknya menadi cambuk bagi kita semua
untuk terus meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia sektor konstruksi agar dapat
bersaing dengan tenaga kerja kerja asing dari kawasan ASEAN. Hal ini menjadi masalah
yang memprihatinkan.
Tantangan lain yang dihadapi lulusan D4 TPJJ yaitu kejelasan mengenai status
belum banyak yang mengtahuinya, misalnya pada saat penerimaan karyawan baru yang di
minta biasanya lulusan S1 atau D3. Sehingga membuat lulusan D4 enggan untuk melamar
S1 tetapi nyatanya masih belum banyak yang tahu akan hal ini. Dan membuat lulusan D4
Indonesia sebagai pasar jasa konstruksi terbesar di ASEAN masih memiliki berbagai
tantangan yang perlu ditangani secara serius oleh seluruh pemangku kepentingan. Hal ini
perlu dilakukan agar pasokan jasa konstruksi dapat dipenuhi oleh sumber daya nasional
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh lulusan D4 TPJJ?
Solusi untk mengatasi tantangan tersebut yaitu dengan mulai memperbaiki SDM kita
kompetensi dan pelatihan konstruksi secara menerus yang dilanjutkan dengan sertifikasi,
menyelenggarakan pelatihan dengan berbagai macam variasi model, perluasan kerja sama
Pada tahun 2014 telah direalisasikan sebanyak 388 tenaga kerja konstruksi nasional yang
telah dilatih dan mendapatkan sertifikasi kompetensi. Program sertifikasi yang dilanjutkan dengan
peningkatan kemampuan tenaga kerja konstruksi nasional melalui berbagai kegiatan pelatihan
yang berkesinambungan harus dapat dilakukan di setiap daerah. Tentu peningkatan kualitas SDM
yang akan dimiliki oleh tenaga kerja konstruksi nasional harus diimbangi dengan kompensasi
yang tepat agar migrasi tenaga kerja konstruksi nasional yang bekerja di perusahaan konstruksi
Sertifikasi kompetensi memberikan beberapa keuntungan bagi tenaga kerja konstruksi yaitu:
dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa dan
pendidikan dan pelatihan kerja yang maksimal. Balai-balai latihan kerja perlu
tenaga ahli konstruksi nasional mencapai 109.007 tenaga ahli, sementara untuk
BAB IV
A. Simpulan
Peluang bagi lulusan D4 TPJJ sangat besar, seperti sebagai PNS, Kontrator,
Konsultan dll.
MEA dapat dikatakan sebagai peluan yang besar bagi lulusan D4 TPJJ
Pemngabunan Infrastruktur di Indonesia dapat dkatakan sebagai peluang bagi
lulusan D4 TPJJ
Kualitas SDM menjadi tatangan yang medasar bagi lulusan D4 TPJJ
MEA juga merupaka tantangan yang besar bagi Lulusan D4 TPJJ
Peningkatan SDM dliakukan dengan cara memberikan pelatihan kerja bagi semua
Pemberian sertifikat sebagai bukti tenaga ahli atau tenaga terampil
Peluang dan tangtangan harus ditanggapi dengan baik
B. Saran
Dalam dunia konstruksi sebaiknya tenaga kerja harus mempersiapkan diri lagi lebih
matang dngan memperbaiki kualitas diri dan kemampuan sendiri agar mampu bersaing di
pendidikan bagi calon tenaga kerja sertamemberikan sertifikat keterampilan bagi yang
layak mendapatkannya.
BAB 5
PENUTUP
Dalam era sekarang ini tenaga kerja harus lebih meningkatkan kualitas SDM masing-masing
dan kemampuan individu guna untuk bersaing di dalam dunia konstruksi. MEA akan menjadi ajang
dimana semua orang akan bersaing demi pendapatkan posisi atau pekerjaan yang layak dengan
Undang-undang Jasa Konstruksi telah menggaris bawahi peran penting sektor jasa konstruksi
dalam pembangunan untuk menciptakan bangunan fisik yang berfungsi mendukung pertumbuhan
barang dan jasa. Tantangan peningkatan daya saing sebenarnya bersifat universal. Tanpa atau
dengan MEA Pasca 2015, industri konstruksi nasional harus mampu meningkatkan daya saingnya
secara berkesinambungan. Secara konvensional peningkatan daya saing dapat ditempuh melalui
Bagus atau tidaknya usaha konstruksi berdasarkan pada tenaga kerjanya, apakah tenaga kerja
tersebut berkompetensi atau tudak dan tergantung pada kualitas SDM masing-masing.