Agroekosistem adalah bentuk ekosistem binaan manusia
yang ditujukan untuk memperoleh produksi pertanian dengan
kualitas dan kuantitas tertentu. Sebagai suatu ekosistem, maka sawah tersusun atas komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain. Komponen abiotik meliputi unsur udara (iklim), tanah dan air. Komponen biotik terdiri atas unsur tanaman maupun binatang. Dengan kata lain, sawah merupakan habitat (tempat hidup) bagi berbagai jenis binatang dan tumbuhan yang membentuk keanekaragaman hayati pada ekosistem sawah (Untung, 2006). Avertebrata terestrial utama pada ekosistem sawah adalah Arthropoda, terutama terdiri dari serangga dan laba-laba yang secara luas menghuni vegetasi dan permukaan tanah. Arthropoda terrestrial tersebut dapat dibedakan menjadi hama padi, musuh alami yang terbagi menjadi predator dan parasitoid, serta organism netral (bukan hama dan bukan musuh alami) (Bambaradeniya dan Amerasinghe, 2004). Predator adalah binatang yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa binatang lainnya, sedang parasitoid adalah serangga yang pada fase pradewasanya memarasit serangga atau binatang Arthropoda lain (Untung, 2006). Dapat diketahui bahwa musuh alami yang berupa predator dan parasitoid berperan membantu mengendalikan populasi serangga hama yang menyerang tanaman padi. Dengan kata lain, musuh alami berperan penting dalam pengendalian hayati (biological control), yaitu penggunaan musuh alami, baik yang diintroduksikan atau dimanipulasi untuk mengendalikan serangga hama (Smith dalam Johnson, 1987). Setiap jenis hama secara alami dikendalikan oleh kompleks musuh alami yang meliputi predator, parasitoid dan patogen hama. Dibandingkan dengan penggunaan pestisida, penggunaan musuh alami bersifat alami, efektif, murah, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, upaya konservas (pelestarian) harus dilakukan agar musuh alami dapat berperan secara optimal dalam pengendalian hayati hama. (Untung, 2006). Dalam satu siklus tanam padi sawah mengalami fase akuatik (saat penggenangan) dan fase terestrial (saat pengeringan), maka Avertebrata yang ditemukan di ekosistem sawah pun meliputi Avertebrata akuatik maupun terestrial. Dengan demikian dapat diketahui bahwa musuh alami yang berupa predator dan parasitoid berperan membantu mengendalikan populasi serangga hama yang menyerang tanaman padi (Untung, 2006).