Você está na página 1de 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang
terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu
keadaannya tidak tetap, tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan
karbondioksida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung karbondioksida
warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas,
dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam
tubuh.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer,
tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pada tubuh yang
sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau
kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,
bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
Darah berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat dalam tubuh, seperti O2,
CO2,hormon, dan lain sebagainya. Selain itu darah juga meupakan suatu faktor
kehidupan.Tanpa darah didalam tubuh mahluk hidup (manusia maupun hewan), maka
mahluk hidup tersebut tidak akan mendapatkan energi yang berasal dari Oksigen.
Hemoglobin merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam sel darah merah yang
berfungsi untuk mengikat oksigen dalam darah. Hemoglobin merupakan zat yang
menentukan warna pada darah yang berhubungan dengan nilai hematokrit, sel darah
merah, dan sel darah putih. Darah yang merupakan cairan dengan volume yang

1
berbeda-beda tergantung pada jenis kelamin, ukuran tubuh, dan umur yang setiap saat
beredar ke seluruh bagian tubuh.
Dalam tubuh setiap mahluk hidup terjadi suatu sistem sirkulasi. Sistem
Sirkulasi atau nama lainnya adalah sistem peredaran darah sangat berfungsi dan
mempunyai peran penting dalam kehidupan individunya. Khususnya pada manusia,
keadaan sistem sirkulasi-nya mempengaruhi keadaan fisik dan mental seseorang.
Karena dengan sistem pereadaran darah, asupan gizi dan energi yang di dapat oleh
manusia bisa dialirkan ke seluruh tubuh untuk menggerakan anggota tubuh. Selain itu
juga, dalam sistem sirkulasi inilah paru-paru manusia dapat menerima oksigen.
Ada sistem lain yang bekerja bersamaan dengan sistem sirkulasi, nama sistem
itu adalah sistem limfatik. Sistem limfatik bekerja dengan cara yang berbeda dan
mempunyai tugas yang berbeda pula dengan sistem sirkulasi. Sistem limfatik
mempunyai fungsinya sendiri dalam tubuh manusia. Dari namanya saja, semua orang
bisa menebak bahwa sistem limfatik berhubungan dengan limfa. Sistem limfatik
memang berhubungan dengan limfe. Untuk pembahasan singkatnya, limfa sendiri
adalah getah bening dengan susunan yang tidak jauh berbeda dengan cairan plasma
darah. Limfa sendiri berasal dari protein-protein dalam darah yang terbuang dan
dikumpulkan oleh sistem limfa. Sistem limfatik adalah sebuah sistem sirkulasi
sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening dalam tubuh yang
berasal dari cairan atau protein yang hilang, sistem ini dianggap juga sebagai sistem
pelengkap dari sisitem imunitas tubuh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirusmuskan suatu masalah yaitu:
1. Apakah darah itu? Dan apa fungsinya dalam tubuh manusia?
2. Bagaimanakah pembentukan sel darah?
3. Bagaimana sirkulasi darah dalam tubuh manusia?
4. Apakah system limfatik itu?
5. Bagaimana peranan system limfatik dalam tubuh manusia?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu darah dan fungsi darah dalam tubuh
2. Mendeskripsikan pembentukan sel darah

2
3. Mengetahui sirkulasi darah dalam tubuh manusia
4. Mengetahui system limfatik
5. Mengetahui peranan system limfatik dalam tubuh manusia

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh
darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dan cairan
darah (plasma darah). Sel-sel darah merupakan bagian yang mempunyai bentuk. Ada

3
3 macam sel darah yaitu, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih(leukosit), dan
keping darah (trombosit). (Wulangi, 1993) Fungsi utama dari darah adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan
oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein), yang terdapat dalam
eritrosit dan mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal
untuk dibuang sebagai air seni.

B. Fungsi Darah
1. Sebagai media transportasi nutrisi dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh agar
dapat melakukan metabolisme untuk menghasilkan ATP.
2. Membawa karbon dioksida dan sisa metabolisme untuk diekskresi.
3. Membawa hormon dari tempat produksinya ke organ target.
4. Menjaga/mempertahankan suhu tubuh karena darah yang berada dalam arteri
memiliki panas.
5. Sel darah putih sebagai pertahanan tubuh dari infeksi mikroorganisme.
6. Mengatur keseimbangan asam basa untuk menghindari kerusakan jaringan
dengan menggunakan hemoglobin, oksihemoglobin, bikarbonat, fosfat, dan
protein plasma.

C. Macam-Macam Sel Darah


1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah adalah penyusun jaringan darah terbesar. Pada wanita,
jumlahnya sekitar 4,5 juta/mm3 darah, sedangkan pada laki-laki sekitar 5
juta/mm3 darah. Sel-sel darah merah berbentuk cakram dengan diameter 75 nm,
serta ketebalan di tepi 2 nm dan ketebalan di tengah 1 nm. Sel darah merah pada
orang dewasa dibentuk di dalam sumsum tulang. Sel-sel pembentuk sel darah

4
merah ini disebut eritroblast, tetapi pada embrio, sel-sel darah merah dibentuk di
dalam hati dan limpa.

Sumber. http://www.easynotecards.com/print_cards/24151

Warna sel darah merah disebabkan karena pigmen merah yang disebut
hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah suatu protein yang terdiri atas hemin dan
globin. Hemin mengandung zat besi (Fe). Hb ini mempunyai daya ikat tinggi
terhadap O2. Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah diikat oleh Hb yang
kemudian diberi nama oksihemoglobin. Selain mengikat O2, Hb juga dapat
mengikat CO2 sisa metabolisme tubuh untuk dibuang ke luar tubuh melalui organ
ekskresi. Hb yang mengangkut CO2 ini disebut karbominohemoglobin.
Eritrosit dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat
embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut
eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati,
limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon
eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa.
Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin
turun.
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang mieloid yang
terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit,
eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah
kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam
sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati. Globin dan
hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam

5
jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk
dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin
diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang
berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin
yang rusak pada luka memar.

2. Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap
infeksi luar. Saat terjadi luka, maka sel darah putih akan berkumpul di tempat luka
yang merupakan jalur masuk bagi bakteri dan virus. Saat ada bakteri atau virus
yang masuk, maka sel darah putih akan melakukan pola penyerangan yang
hasilnya akan menimbulkan nanah. Nanah itu sendiri merupakan gabungan dari
sel darah putih yang mati, mikroorganisme, sel tubuh sekitar, dan cairan tubuh.

Sel darah putih mempunyai nukleus dengan bentuk yang bervariasi.


Ukurannya berkisar antara 10 nm25 nm. Fungsi sel darah putih ini adalah untuk
melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi di dalam
tubuh.
Jumlah sel darah putih lebih sedikit daripada sel darah merah dengan
perbandingan 1:700. Pada tubuh manusia, jumlah sel darah putih berkisar antara 6
ribu9 ribu butir/mm3, namun jumlah ini bisa naik atau turun. Faktor penyebab
turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi kuman penyakit. Kondisi sel
darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopenia, sedangkan kondisi di
mana jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut leukositosis.

6
Sel darah putih dibentuk di dalam sumsum tulang, limfe, dan kelenjar
limfe. Sel darah putih terdiri atas agranulosit dan granulosit. Agranulosit bila
plasmanya tidak bergranuler, sedangkan granulosit bila plasmanya bergranuler.
a. Granulosit (leukosit bergranula)
1) Neutrofil, plasmanya bersifat netral, inti selnya sering kali berjumlah
banyak dengan bentuk bermacam-macam, bersifat fagositosis terhadap
eritrosit, kuman dan jaringan mati.
2) Eosinofil, plasmanya bersifat asam sehingga akan berwarnamerah tua bila
ditetesi eosin, bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh
terkena infeksi.
3) Basofil, plasmanya bersifat basa sehingga akan berwarna biru jika ditetesi
larutan basa, jumlahnya bertambah banyak jika terjadiinfeksi, bersifat
fagosit, mengandung heparin, yaitu zat kimia anti penggumpalan.
b. Agranulosit (leukosit tidak bergranula)
1) Limfosit, tidak dapat bergerak, berinti satu, ukuran ada yang besar dan ada
yang kecil, berfungsi untuk membentuk antibodi.
2) Monosit, dapat bergerak seperti Amoeba, mempunyai inti yang bulat atau
bulat panjang, diproduksi pada jaringan limfa dan bersifat fagosit.

Sumber. Jenis sel darah putih (http://www.easynotecards.com/print_cards/24151)

3. Keping-Keping Darah (Trombosit)

7
Di dalam darah terdapat protein (trombin) yang larut dalam plasma darah
yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin atau benang-benang. Fibrin ini akan
membentuk anyaman dan terisi keping darah, sehingga mengakibatkan
penyumbatan dan akhirnya darah bisa membeku. Kulit terluka menyebabkan
darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga bersama darah kemudian
menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan trombosit pecah.
Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut trombokinase.

Keeping-keping darah

Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah


protrombin menjadi enzimaktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut
dipengaruhi ion kalsium (Ca2+) di dalam plasma darah. Protrombin adalah
senyawa protein yang larut dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini
merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya
dibantu oleh vitamin K.
Trombin yang terbentuk akan mengubah fibrinogen menjadi benang-
benang fibrin. Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan
tertutup sehingga darah tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis
protein yang larut dalam darah.

8
4. Cairan Darah (Plasma Darah)
Plasma merupakan cairan yang menyertai sel-sel darah. Plasma ini
berwarna kekuning-kuningan. Plasma darah manusia tersusun atas 90% air dan
10% zat-zat terlarut. Beberapa zat tersebut antara lain seperti berikut.
a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam
lemak, kolesterol, dan garam mineral.
b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi.
c. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.
d. Protein, terdiri atas:
1) Antiheofilik berfungsi dalam pencegahan terjadinya anemia;
2) Tromboplastin berfungsi untuk proses pembekuan darah ketika terluka;
3) Protrombin yang berperan penting dalam proses pembekuan darah;
4) Fibrinogen yang juga berperan penting dalam proses pembekuan darah;
5) Albumin yang berperan menjaga keseimbangan tekanan osmotik darah;
6) Gammaglobulin berguna dalam pembentukan antibodi.

D. Pembentukan Darah (Hemopoesis atau Hematopoiesis)


Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Tempat
hemopoesis pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur :
1. Janin : Umur 0-2 bulan (kantung kuning telur)
Umur 2-7 bulan (hati, limpa)
Umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
2. Bayi : Sumsum tulang
3. Dewasa. : vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis,
ujung proksimal femur.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada
sumsum tulang. Untuk kelangsungan hemopoesis diperlukan :
1. Sel induk hemopoetik (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah,
termasuk eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang
seperti fibroblast. Sel induk yang paling primitif sebagai pluripotent (totipotent)
stem cell
Sel induk pluripotent mempunyai sifat :

9
a. Self renewal : kemampuan memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan
pernah habis meskipun terus membelah;
b. Proliferative : kemampuan membelah atau memperbanyak diri;
c. Diferensiatif : kemampuan untuk mematangkan diri menjadi sel-sel dengan
fungsi-fungsi tertentu.
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik
dapat dibagi menjadi :
a. Pluripotent (totipotent)stem cell: sel induk yang mempunyai yang mempunyai
kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmet untuk
berdiferensiasi melalui salah satu garis turunan sel (cell line) Sel induk yang
termasuk golongan ini ialah sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya
beberapa jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-
granulocytelmonocyte) yang dapat berkembang hanya menjadi sel-sel
granulosit dan sel-sel monosit.
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu
jenis sel saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat
menjadi eritrosit, CFU-G (colony forming unit-granulocyte) hanya mampu
berkembang menjadi granulosit.
2. Lingkungan Mikro (microenvirontment) Sumsum Tulang
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel
induk tumbuh secara kondusif. Komponen lingkungan mikro ini meliputi :
a. Mikrosirkulasi dalam sumsum tulang
b. Sel-sel stroma :
1) Sel endotel
2) Sel lemak
3) Fibroblast
4) Makrofag
5) Sel reticulum
c. Matriks ekstraseluler : fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen, dan
proteoglikan
Lingkungn mikro sangat penting dalam hemopoesis karena berfungsi untuk :

10
a. Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran
darah mikro dalam sumsum tulang.
b. Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh
adanya adhesion molecule
c. Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoietic growth factor,
cytokine, dan lain-lain.
3. Bahan-Bahan Pembentuk Darah
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah :
a. Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel.
b. Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.
c. Cobalt, magnesium, Cu, Zn.
d. Asam amino.
e. Vitamin lain : vitamin C. vitamin B kompleks dan lain-lain

E. System Limfatik
Definisi sistem limfatik dalam pandangan yang berbeda:
1. Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening adalah suatu
sistem yang membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke
darah.Cairan memasuki sistem ini dengan cara.
2. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh.
3. Sistem limfa merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan berperan
penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit.
Dari semua pemahaman di atas, bisa kita simpulkan bahwa : Sistem limfatik
adalah sebuah sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah
bening dalam tubuh yang berasal dari cairan atau protein yang hilang, sistem ini
dianggap juga sebagai sistem pelengkap dari sisitem imunitas tubuh.

1. Cara kerja Sistem Limfatik


Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa
cairan dan protein yang hilang kembali ke darah. Cairan memasuki sistem ini
dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-
kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan

11
itu disebut limfa atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan
komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem
sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan. Pembuluh limfa,
seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju kapiler.
Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan
cairan ke dalam kapiler limfatik.
Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot
rangka untuk memeras cairan ke arah jantung. Di sepanjang pembuluh limfa
terdapat organ yang disebut nodus (simpul) limfa (lymph node) atau nodus getah
bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus limfa terdapat jaringan ikat yang
berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang penuh dengan sel darah
putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang virus dan bakteri.
Organ-organ limfa diantanya kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil, tymus,
limpa (spleen atau lien), limfonodulus. System limfa terdiri dari pembuluh limfe,
nodus limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sellimfatik.

F. Sistem limfatik dan hubungannya dengan sisitem imunisasi


Beberapa sistem tubuh membantu mempertahankan tubuh terhadap berbagai
bahaya seperti sinar ultraviolet matahari, panas berlebihan, zat kimia beracun,
kerusakan fisik, dan ancaman mikroorganisme, seperti bakteri dan virus. Namun
demikian, sistem imunitas, bersama sistem limfatik, adalah cara perlindungan tubuh
yang utama dari serangan. Sistem limfatik merupakan bagian pelengkap dari sistem
imunitas dan berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Bagian
aktif sistem ini adalah cairan limfa, yang awalnya berupa cairan intertisial yang
terkumpul dari sel-sel di seluruh tubuh. Cairan itu mengalir ke jejaring kapiler kecil
di sela-sela jaringan yang kemudian menyatu dan membentuk pembuluh yang lebih
besar yang disebut limfatik (pembuluh limpa).
Nodus limfa (kelenjar limfa) adalah daerah penyaring dan penyimpan dalam
sistem ini, dan tersebar di sepanjang jalur limfa. Tidak seperti darah, limfa tidak
dipompa; limfa mengalir secara pasif saat pembuluh limfa ditekan oleh kontraksi otot

12
sekitar sewaktu bergerak. Cairan limfa masuk ke peredaran darah melalui vena
subklavia kiri dan kanan. Organ limfoid, meliputi timus dan limfa, dan jaringan
limfoid, seperti tonsil dan palak peyer, melengkapi seluruh sistem. Organ limfoid
mengandung sejumlah besar sel darah putih khusus, terutama limfosit, yang
melindungi tubuh dari benda asing seperti serang mikroorganisme.
1. Bagian-bagian Sistem Limfatik

Bagian-bagian system Limfatik

a. Pembuluh Limfe
Di dalam tubuh, selain pembuluh darah juga terdapat pembuluh limfe.
Pembuluh ini mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga
mengangkut lemak dan bahan bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe.
Pembuluh limfa bermuara di berbagai jaringan dan peredarannya termasuk
sirkulasi terbuka. Di dalam tubuh terdapat dua pembuluh limfe berukuran besar
sebagai berikut:
1) Ductus Limfaticus Dexter (Pembuluh Limfe Kanan)
Pembuluh limfe ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada sebelah
kanan, dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara pada pembuluh balik
di bawah vena subclavia dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah
kanan).
2) Ductus Thoracicus (Pembuluh Limfe Dada)
Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan
bermuara ke pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang

13
melewati tulang selangka kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat
bermuaranya pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang
mengumpulkan asam lemak yang diserap dari usus. Lemak inilah yang
menyebabkan cairan limfe berwarna kuning keputih-putihan. Limfe berasal dari
cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di dalam limfe terdapat
kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu difilter oleh
pembuluh limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe. Jadi, bila terdapat
kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan dibinasakan sebelum masuk
ke dalam sirkulasi darah.
b. Nodus limfatik
Nodus limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda
oval atau bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok yang menerima limfe dari
bagian tubuh.

2. Fungsi Sistem Limfatik


a. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
b. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
c. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
d. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian lain tubuh.
e. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

14
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari uraian penjelasan mengenai fisiologi darah dan system limfatik maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Darah merupakan cairan tubuh yang terdapat dalam jantung dan pembuluh
darah. Darah terdiri dari dua bagian, yaitu sel-sel darah (butir-butir darah) dan
cairan darah (plasma darah).
2. Fungsi darah yaitu: sebagai media transportasi nutrisi dan oksigen ke seluruh
jaringan tubuh agar dapat melakukan metabolisme untuk menghasilkan ATP,
membawa karbon dioksida dan sisa metabolisme untuk diekskresi, membawa
hormon dari tempat produksinya ke organ target, menjaga/mempertahankan
suhu tubuh karena darah yang berada dalam arteri memiliki panas, sel darah

15
putih sebagai pertahanan tubuh dari infeksi mikroorganisme, mengatur
keseimbangan asam basa untuk menghindari kerusakan jaringan dengan
menggunakan hemoglobin, oksihemoglobin, bikarbonat, fosfat, dan protein
plasma.
3. Pembentukan darah terdapat pada kantung kuning telur, hati dan limpa, dan
sumsum tulang.
4. Sistem limfatik adalah sebuah sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening dalam tubuh yang berasal dari cairan
atau protein yang hilang, sistem ini dianggap juga sebagai sistem pelengkap
dari sisitem imunitas tubuh.
5. Fungsi system limfatik adalah mengembalikan cairan dan protein dari jaringan
ke dalam sirkulasi darah, mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi
darah, untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi
darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lacteal,
kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian lain tubuh, apabila ada infeksi, kelenjar limfe
menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan
infeksi
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan baik itu materi yang di sajikan maupun
system penulisan yang kurang baik. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada
pembaca agar kiranya dapat mencari reverensi lain guna menambah pengetahuan
khsusnya pada materi fisiologi darah dan system limfatik dalam tubuh.

16

Você também pode gostar