Você está na página 1de 10

1

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR


FISIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 07 MALANG
DENGAN MODEL REACT

Biref Maifulloh(1), Sutarman, dan Sugiyanto

Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang


(1)
email: birefmaifulloh@rocketmail.com

ABSTRAK: Berdasarkan fakta yang ditemukan terdapat permasalahan keaktifan dan


hasil belajar siswa bagi siswa kelas VIII F SMP Negeri 07 Malang. Dalam proses
belajar mengajar, faktor yang sangat penting adalah kemampuan guru dalam
menguasai dan menerapkan metode serta teknik pembelajaran yang mampu
memunculkan keaktifan belajar dalam diri siswa agar proses pembelajaran tidak
membosankan. Model pembelajaran REACT adalah model yang mengutamakan
keterkaitan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applying), bekerja
sama (cooperating), memindahkan (transferring). Fokus masalah dalam penelitian
adalah bagaimanakah keterlaksanaan penerapan pembelajaran model REACT untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA terutama
fisika SMP Negeri 07 Malang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dua
siklus, tiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa
kelas VIII F SMP Negeri 07 Malang tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 36 siswa.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan tes. Hasil
penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran REACT dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VIII F SMP Negeri
07 Malang. Hal tersebut dapat diketahui dari keaktifan dan keantusiasan siswa dalam
pembelajaran. Persentase keterlaksanaan pembelajaran REACT Siklus I dan Siklus II,
terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan. Fase Relating
Siklus I 88% di Siklus II 88%, experiencing Siklus I 50% Siklus II 88%, applying
Siklus I 50% di Siklus II 100%, cooperating Siklus I 40% di Siklus II 90% dan
transferring Siklus I 75% di Siklus II 92%. Sedangkan keaktifan fase relating Siklus
I 38% Siklus II 88%, experiencing Siklus I 38% Siklus II 75%, applying Siklus I 50%
Siklus II mendapat 100%, cooperating Siklus I 30% Siklus II 90%, transferring
Siklus I 47% Siklus II 92%. Hasil belajar sebelum tindakan atau pretest dengan
menggunakan gain score yaitu sebesar 0,4, sedangkan pada posttest yaitu sebesar 0,5.
Kata Kunci: Pembelajaran REACT, Keaktifan, dan Hasil Belajar
2

Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa siswa kelas VIII F masih


cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Siswa lebih banyak melakukan aktivitas
mencatat, mendengarkan dan mengobrol sendiri dengan temannya. Dapat diketahui
dari rata-rata skor aktivitas belajar siswa di bawah KKM yang tergolong sangat
kurang aktif. Sebab dengan mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata, bukan bagi peserta didik materi itu akan bermakna secara
fungsional, akan tetapi materi yang dipelajari akan tertanam erat dalam memori
peserta didik, sehingga tidak akan mudah dilupakan (Suprihatin dalam Aini,
2011:39).

Fase-fase pembelajaran REACT yaitu (1) Relating, bentuk belajar dalam


konteks kehidupan nyata dan siswa harus menghubungkan situasi sehari-hari itu
dengan informasi baru yang diserap atau masalah yang dipecahkan, (2) Experiencing,
belajar yang ditekankan kepada penggalian (eksplorasi), penemuan, dan penciptaan,
(3) Applying, siswa dituntun untuk dapat menerapkan konsep-konsep yang sudah
dipelajarinya jenis dalam konteks pemanfaatannya dalam kehidupan nyata, (4)
Cooperating, siswa di arahkan untuk dapat belajar dalam kelompok-kelompok saling
berbagi pengetahuan (sharing), (5) Transferring, bentuk pemecahan masalah baru
yang berbeda tetapi masih terkait dengan materi yang dibahas.

Benyamin Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl (2001: dalam
Arifin, 2005) kemmpuan kognitif adalah kemampuan yang melibatkan pengetahuan,
perkembangan ketrampilan dan intelektual siswa. Kemampuan ini dapat diukur dari
tingkat penguasaan siswa terhadap materi fisika yang telah dipelajari melalui hasil tes
selama proses pembelajaran berlangsung dan di akhir pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), karena (1) peneliti


akan melihat langsung meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa melalui
pendekatan model REACT dan (2) memperoleh gambaran tentang pemahaman
3

subyek penelitian yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian


dilaksanakan di SMP Negeri 07 Malang dengan subyek penelitian adalah siswa kelas
VIII F yang berjumlah 36 siswa. Terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan. Proses pengambilan data, peneliti bertugas 1) perencana kegiatan, 2)
penyusun rencana pembelajaran, 3) pelaku tindakan, 4) pengumpul data, 5)
penganalisis data dan 6) pelapor hasil penelitian. peneliti dan observer sebelumnya
berdiskusi untuk menyamakan persepsi tentang pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas, di tiap siklusnya terdiri 4 fase yaitu, planning


(rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi) dalam 2
siklus. Tahap awal dilakukan observasi dan wawancara ke guru mata pelajaran,
instrument yang digunakan adalah perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran REACT dan soal tes kemampuan dari C1
sampai dengan C3 berupa tes pilihan ganda dan uraian.

Analisis data penelitian ini bersifat kualitatif (berbentuk kalimat yang


menjelaskan aktivitas guru dan siswa) sedangkan kuantitatif (berupa angka untuk
keterlaksanaan proses pembelajaran, keaktifan dan hasil belajar siswa). Data yang
diperoleh disederhanakan melalui seleksi pemfokusan dan pengabtraksian data
mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang sudah diklasifikasikan,
dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang bermakna. Data yang diorganisir ditarik
kesimpulan dalam bentuk kalimat yang singkat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Paparan Data

Setekah proses pengumpulan dan analisis data, diperoleh hasil penelitian. Hasil
penelitian disajikan dalam bentuk kolom ringkas berisi semua informasi dari hasil
observasi.
4

Data keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model REACT pada Siklus I dan


Siklus II

No Keterlaksanaan Model REACT


Tahap REACT
. Siklus I (%) Siklus II (%)
1. Relating 88 88
2. Experiencing 50 88
3. Applying 50 100
4. Cooperating 40 90
5. Transferring 75 92

Data Keaktifan Siswa

No Keaktifan Siswa
Tahap REACT
. Siklus I (%) Siklus II (%)
1. Relating 38 88
2. Experiencing 38 75
3. Applying 50 100
4. Cooperating 30 90
5. Transferring 47 92

Untuk hasil belajar digunakannya atau di hitungnya mengunakan gain score.


Persentase hasil yang di dapat penelitian pre-test rata-rata sebesar 0,4 dan mengalami
peningkatan pos-test rata-rata sebesar 0,5.

PEMBAHASAN
Keterlaksanaan Model Pembelajaran REACT

Berdasarkan paparan data hasil penelitian tindakan kelas, dapat dianalisa bahwa
proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual
model REACT dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII F
5

SMP Negeri 07 Malang. Hasil itu terlihat pada siswa yang terus mengalami
peningkatan serta antusiasme siswa yang besar saat siswa diminta untuk
mengeluarkan pendapat, bertanya dan berinteraksi atau diskusi dengan siswa lainnya.

Model pembelajaran REACT lebih menarik perhatian siswa dan mampu


menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Model pembelajaran REACT
materi pelajaran yang dipelajari lebih mudah diserap sehingga dapat meningkatkan
tingkat pemahaman siswa selama mengikuti pembelajaran. Pada fase ini di siklus I
persentase rata-rata adalah 88%, namun pada Siklus II juga sebesar 88%.

Keaktifan Belajar Siswa

Fase relating, fase ini siswa belum memperlihatkan dan melibatkan diri untuk
aktif dalam pembelajaran. Tingkat antusias siswa masih sangat kurang, Siklus I
mendapatkan persentase rata-rata sebesar 38%, Siklus II dilakukan suatu usaha
perbaikan sehingga pada Siklus II mendapatkan persentase rata-rata sebesar 88%,
Fase experiencing, fase ini belum terlihat siswa aktif dalam melakukan
praktikum, namun aktif dalam berjalan-jalan ke kelompok yang lain. Pada saat
mengerjakan LKS beberapa siswa juga masih belum sesuai dengan hasil praktikum.
Pada Siklus I persentase rata-rata sebesar 38%, Siklus II dilakukan suatu usaha
perbaikan dengan pemberian bimbingan pada saat praktikum dan memotivasi siswa
agar aktif di kelas. Siklus II persentase rata-rata sebesar 75%,
Fase applying, guru memberi contoh soal penerapan sehari-hari yang
kontekstual. Siklus I persentase rata-rata sebesar 50% pada Siklus II mengalami
peningkatan dan persentase rata-rata adalah 100%,
Fase cooperating, Siklus I siswa kurang aktif. Siswa terlalu banyak mondar-
mandir ke meja kelompok lain dan ramai sendiri. Permasalahan di siklus ini ditangani
dengan memberikan penjelasan tentang pentingnya keaktifan dalam praktikum dan
diskusi dengan teman satu kelompok. Siklus I persentase rata-rata sebesar 30%.
Siklus II persentase rata-rata adalah 90%.
6

Fase transferring, siswa menyelesaikan soal. Siklus I pertemuan I, siswa


terlihat bingung dengan pemindahan ruas ataupun pembagian angka dengan decimal.
Pada Siklus I, pertemuan II guru berupaya untuk mereka bisa memindah ruas dan
membagi dengan angkanya decimal dan hasil atau upaya guru tidak sia-sia yaitu
dengan persentase rata-rata sebesar 47%. Siklus II dapat terlihat hasilnya mereka
dapat memindah ruas dan membagi angka dengan decimal, persentase rata-rata fase
ini yaitu 92% .
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dari Siklus I dan Siklus II ini
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model REACT dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa ke arah yang positif dari sebelum diberi perlakuan.
Penerapan pembelajaran model REACT telah menjadikan pembelajaran bermakna
karena materi pelajaran selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata dan siswa belajar
dari pengalaman yaitu dengan pelaksanaan praktikum. Dari pengalaman maka akan
terbentuk suatu pengetahuan. Selain itu, pembelajaran model REACT selalu
melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan termotivasi untuk belajar. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, siswa sudah mendominasi proses pembelajaran.
Penggunaan pembelajaran model REACT ini dapat membuat proses mengingat dan
memahami suatu konsep menjadi lebih mudah.

Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas VIII F di


SMP Negeri 7 Malang. Siswa memiliki antusias yang kurang dalam mengikuti
pembelajaran karena mereka merasa bahwa pembelajaran yang mereka terima belum
menarik sehingga perhatian mereka tidak terokus pada pembelajaran dan berdampak
pada hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditentukan. Untuk menarik perhatian pada siswa dalam mengikuti pembelajaran maka
guru melakukan tindakan melalui model pembelajaran REACT.
Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa melalui model pembelajaran REACT dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VIIIF
7

di SMP Negeri 7 Malang Tahun Pelajaran 2012/2013. Persentase hasil yang didapat
penelitian pretest rata-rata sebesar 0,4 dan mengalami peningkatan posttest rata-rata
sebesar 0,5.

PENUTUP

Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran REACT mengalami peningkatan secara


bertahap. Berdasarkan persentase keterlaksanaan model pembelajaran REACT pada
Siklus I dan Siklus II, terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran mengalami
peningkatan di setiap fasenya. Langkah pembelajaran sudah terlaksana dengan baik,
siswa sudah mulai aktif mengajukan pertanyaan, berpresentasi, berdiskusi dengan
teman 1 kelompok dan menyampaikan ide/ pendapat.

Keaktifan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kontekstual


REACT pada mata pelajaran fisika kelas VIII F SMP Negeri 7 Malang yang terlihat
pada lembar observasi yang terus meningkat serta antusias siswa selama kegiatan.
Fase relating Siklus I 38% di Siklus II 88%, experiencing Siklus I 38% di Siklus II
75%, applying Siklus I 50% di Siklus II 100%, cooperating Siklus I 30% d Siklus II
90% sedangkan transferring Siklus I 47% di Siklus II mendapat 92%.

Hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kontekstual model REACT


pada mata pelajaran fisika terlihat pada hasil nilai pre-test dan post-test pada setiap
awal dan akhir siklus untuk mengetahui model pembelajaran yang diterapkan sesuai
dengan yang direncanakan. Hasil belajar sebelum tindakan atau pretest dengan
menggunakan gain score yaitu sebesar 0,4, sedangkan pada posttest yaitu sebesar 0,5.

Saran

Melaksanakan pembelajaran fisika, guru hendaknya dapat memanfaatkan dan


memilih metode/model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
8

pembelajaran yaitu dengan model REACT agar proses pembelajaran menjadi aktif
dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran
yang pada akhirnya data meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Selain itu
siswa hendaknya dapat memanfaatkan media pembelajaran dan lingkungan sekitar
yang ada untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan fisika yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran REACT siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan
lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal. Peneliti lain dapat mengkaji
teori-teori yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran REACT sebagai
salah satu alternatif meningkatkan keaktifan dan hasil belajar fisika siswa yang belum
terdapat dalam penelitian ini, terutama mata pelajaran fisika.
9

DAFTAR RUJUKAN

Aini, Nila Nur.2005.Penerapan Pembelajaran Contekxtual Teachng Learning (CTL)


Model Siklus Belajar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas II-4 SMA Negeri 8 Malang Tahun Ajaran 2004/ 2005. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: UM

Arifin, Mulyati.2005.Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: Penerbit UM

BSNP.2007.Standar Isi. Jakarta: BSNP

Degeng, Nyoman. 2005. Paradigma Membangun Kewibawaan Guru dalam


Pengembangan Profesi di Era Global. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional Universitas PGRI Adibuana, Madiun, 10 September 2005

Dimyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Harminingsih. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. (Online),


(http://harminingsih.blogspot.com), diakses 28 Januari 2011
http://www.ib.uin-malang.ac.id/.../06130051-ninis.mudaiyah, diakses 30
Maret 2013

Kamdi, Waras. (2007) Model-Model Pembelajaran Inovatif. Malang: Universitas


Negeri Malang (UM)

Kemmis, s. & McTaggart, R. (1988) The Action Research Planner. 3rd ed.Victoria,
Australia: Deakin University

Lukman, Arif. 2010. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
(Online), (http://model-pembelajaran-contextual-teaching.html), diakses
30 Maret 2013

Muddaiyah, ninis.2010. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Model Relating,


Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (React) Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas
VII SMP Negeri 4 Malang. Skripsi Tidak di terbitkan. Malang. UIN

Mulyasa, E.2008.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda


Karya

Muslich, Masnur. 2008. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara
10

Rahayu, Sri.2004.Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Kontekstual. Makalah


disajikan dalam Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kuriulum
Berbasis Kompetensi di Madrasah Aliyah Negeri Universitas Negeri
Malang 13-17 Januari

Sagal, Syaiful.2003.Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu


Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alvabeta

Sardiman.1986.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru dan


Calon Guru. Jakarta: Rajawali Press

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algensido Offset

Sudjana, Nana.1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosda Karya

Sudjana, Nana.2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosda Karya

Sudjiono, Anas.2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada

Sumarti, Christina.2012. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil belajar Siswa


Tentang Materi Menaksir dan Membulatkan Operasi hitung Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Bagi Kelas IV SD Kepoh
Kencono 01 Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Tidak
diterbitkan. Salatiga. Kristen Satya Wacana

W. Anderson, Lorin, dkk.2001.A Revision of Blooms Taxonomy of Educational


Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc

Yuliati, Lia. 2005. Model-model Pembelajaran Fisika. Malang: Universitas Negeri


Malang

Yuliati, Lia. 2008. Model-model Pembelajaran Fisika. Malang: Universitas Negeri


Malang

Você também pode gostar