Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh :
Kelompok V
Octalia Irawati (201410170311000)
Rahayu Novianti (201410170311095)
Dessy Permatasari (201410170311108)
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Terimakasih kami
ucapkan kepada teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah
ini. Terimakasih pula kami ucapkan kepada Dosen yang telah banyak memberikan
bimbingan serta arahan dalam penyusunan makalah ini.
Sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan serta tidak pernah luput dari
segala kesalahan serta kekeliruan, bukan tidak mungkin masih terdapat banyak kesalahan
serta kekeliruan di dalam makalah ini. Oleh karena itu keritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan sebagai kerangka acuan kami dalam penysunan
makalah kami di kemudian hari.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
Pendahuluan.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
A. Pengertian Persediaan..................................................................................3
F. Program Audit............................................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
Kasus......................................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2. Audit dapat digunakan sebagai pedoman atau alat didalam pengawasan,
apakah suatu perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan
atau tidak..
Oleh karena itu, pihak manajemen perlu melakukan pengamatan dan menilai
kegiatan-kegiatan perusahaan yang dilakukan apakah sudah efektif dan
efisien,tentunya sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Salah satu cara yang
ditempuh untuk mengevaluasi persediaan barang dalam suatu perusahaan, maka
perusahaan perlu melakukan audit atas persediaan barang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan persediaan dan audit atas persediaan ?
2. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap persediaan ?
3. Apa saja sistem pengendalian internal yang digunakan atas persediaan ?
4. Apa tujuan dari pemeriksaan atas persediaan ?
5. Bagaimana penetapan prosedur dan program audit atas persediaan ?
6. Bagaimana contoh kasus atas persediaan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari persediaan dan audit atas persediaan.
2. Mendeskripsikan perlakuan akuntansi perkiraan persediaan.
3. Mendeskripsikan SPI perkiraan persediaan.
4. Mengidentifikasi tujuan audit perkiraan persediaan.
5. Membuat program audit perkiraan persediaan.
6. Menjelaskan contoh kasus terkait perkiraan persediaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 14.1 s/d 14.2 & 14.9
IAI, 2002, persediaan adalah aktiva:
1. yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,
misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan
tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang
jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi
perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam
proses produksi.
3
4. Suku cadang (spare-parts)
4
Disebut sistem periodik karena penghitungan jumlah dan nilai persediaan
hanya akan diketahui pada akhir periode saja untuk penyiapan pembuatan laporan
keuangan. Setiap terjadi transaksi pembelian barang maupun penjualan barang
akun persediaan tidak pernah dimutasi atau tidak pernah didebit jika
adapembelian atau dikredit jika ada penjualan. Akun persediaan akan diperbaharui
nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan
melalui penghitungan fisik persediaan (stock opname) di gudang. Saat ini sangat
sedikit perusahaan yang menerapkan system periodik kecuali untuk perusahaan
kecil yang menjual barang barang tertentu secara eceran dengan harga yang murah
missal permen, korek api, dan lain lain.
c. Beban angkut pembelian akan didebit pada akun beban angkut pembelian.
d. Retur dan potongan pembelian akan dikredit ke akun retur dan potongan
pembelian.
f. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan (Cost of Good Sold)
dihitung pada akhir periode setelah melakukan penghitungan fisik dan
penilaian persediaan akhir.
Audit Persediaan adalah merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada
umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun
penyalahgunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu
perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.
Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :
5
a. Adanya segregation of duties (pemisahan tugas dan tanggung jawab)
antara bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan
keuangan.
6
bisa terhindar dari kerugian karena kebakaran tersebut. yang harus
diperhatikan, adalah jika perusahaan mengasuransikan persediaan dengan
insurance coverage yang terlalu besar, terutama dalam keadaan bisnis yang
lesu, mungkin perusahaan bermaksud membakar persediaanya agar mendapat
keuntungan dari ganti rugi perusahaan asuransi.
Ciri internal control yang baik atas perkiraan persediaan adalah sebagai berikut :
7
E. Prosedur Audit atas Persediaan dan Gudang
8
Ada beberapa metode penghitungan fisik persediaan, antara lain :
9
fisik persediaan ataupun penghitungan fisik dilakukan pada saat tidak
adanya kegiatan penerimaan maupun pengeluaran barang di gudang.
Auditor harus memperhatikan kemungkinan adanya barang konsinyasi
(titipan) yang bukan menjadi milik perusahaan, barang jaminan dan
lainnya
Kemungkinan adanya persediaan yang tidak berada dalam pengawasan
perusahaan, misalnya barang yang berada di lokasi gudang umum,
barang yang dipegang oleh penjual, barang konsinyasi dan lainnya.
Untuk jenis persediaan ini, prosedur audit yang harus dilakukan adalah
dengan melakukan konfirmasi langsung secara tertulis ataupun dengan
penghitungan fisik.
Auditor harus memastikan bahwa persediaan dalam perjalanan benar-
benar belum diterima sampai pada saat penghitungan fisik persediaan
berlangsung.
Jika penghitungan fisik persediaan dilakukan setelah tanggal neraca,
auditor harus melakukan tarik mundur (draw back) hasil penghitungan
fisik persediaan ke saldo tanggal neraca. Prosedur ini terutama diperlukan
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa pencatatan saldo persediaan
pada tanggal neraca telah sesuai dengan fisik persediaan yang ada di
gudang.
Pengujian atas Penentuan Harga Pokok Persediaan
Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-
rata, FIFO ataupun LIFO. Dalam meakukan pemeriksaan atas akun
persediaan, auditor harus melakukan pengujian untuk memperoleh
keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai
persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.
Kuesioner Pengendalian Intern Persediaan
Kuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di
gudang yang biasanya ditanyakan oleh auditor selama berlangsungnya
pemeriksaan diantaranya adalah :
Apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku,
barang dalam proses, bahan pembantu maupun barang jadi
10
Apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian,
kerusakan, kebakaran, banjir maupun risiko lainnya
Apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang
Apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki
oleh petugas gudang
apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan
bukti permintaan dan bukti pengeluaran barang yang telah disetujui
oleh pejabat berwenang
apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar
gudang, sepertipenjaga pintu, pengecekan ulang antara barang di
truk dengan dokumen bersangkutan dan lainnya
jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah
pencatatan di kartu persediaan dibuat terpisah untuk masing-
masing kelompok persediaan
apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan
bukan orang yang berfungsi sebagai penjaga gudang
apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan
dicocokkan dengan buku besar
apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya
setahun sekali dan dicocokkan dengan kartu persediaan
11
dikonsinyasikan atau ditempatkan di lokasi luar
perusahaan.
Mengamati perhitungan fisik persediaan.
12
2. Lakukan observasi ketempat persediaan barang untuk melihat apakah terdapat
perubahan susunan-letak persediaan apabila dibandingkan dengan susunan/letak
sewaktu didakan pengamatan ditengah tahun. Apabila ternyata ada perubahan
yang besar dalam susunan/letak dan jumlah persediaan, hal ini harus
dibandingkan dengan catatan pembukuan.
3. Lakukan pengamatan terhadap persediaan barang apakah terdapat barang-barang
yang dapat dikategorikan sebagai slow moving atau obsolute.
4. Periksa apakah persediaan barang dijadikan jaminan atas hutang kepada bank atau
pihak-pihak lain.
5. Kirimkan permintaan konfirmasi kepada pihak-pihak ketiga mengenai persediaan
barang langganan yang terdapat pada mereka, misalnya pada gudang-gudang
pelabuhan atau pihak-pihak ketiga yang menyimpan barang konsinyasi.
6. Mintakan surat pernyataan perusahaan khususnya mengenai persediaan barang
atau masukan hal-hal mengenai persediaan barang milik klien.
7. Lakukan pemeriksaan tiga atau lima hari sebelum dan sesudah tanggal neraca
untuk menentukan adanya prosedur cut-off yang tepat.
8. Periksa transaksi-transaksi setelah tanggal neraca.
9. Adakan penelaahan terhadap transaksi-transaksi setelah tanggal neraca apakah ada
kontrak-kontrak pembelian yang dilakukan dengan harga yang lebih tinggi dari
harga yang kemudian terjadi sebaliknya apakah kontrak-kontrak penjualan yang
dilakukan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga yang
terjadi kemudian.
13
BAB III
KASUS
Misalkan bahwa berdasarkan penghitungan fisik atas persediaan yang dilakukan
pada tanggal 31 Desember 2008, perusahaan telah keliru mencatatnya sebesar Rp.
452.000.000, padahal jumlah yang seharusnya adalah Rp. 475.000.000,-. Kesalahan
dalam pencatatan ini akan menyemodulkan besarnya persediaan akhir, aktiva lancar, dan
total aktiva di neraca menjadi kekecilan sebesar Rp. 23.000.000,-. Karena nilai
persediaan akhir kekecilan, maka harga pokok penjualan yang tersaji dalam laporan laba
rugi akan menjadi kebesaran Rp. 23.000.000,-.
Dengan demikian, berarti kekecilan Rp. 23.000.000, . Sejak laba bersih ditutup ke
perkiraan modal, maka besarnya modal yang disajikan dalamn eraca per tanggal 31
Desember 2008 uga akan menjadi kekecilan Rp. 23.000.000,-. Efeknya terhadap laporan
keuangan perusahaan akan diringkas sebagai berikut:
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Karena persediaan memuliki nilai yang sangat material dan rawan, hendaknya
di lakukan pengendalian yang intensif. Selain untuk meminimalisir kerentanan
terhadap pencurian, persedian juga sangat rentan terhadap usang.
Dengan adanya pengendalian yang baik, kerentanan-kerentanan tersebut
tentunya bisa di minimalisisr.
15
DAFTAR PUSTAKA
16