Você está na página 1de 3

1.

Konsepsi Tentang Allah

Konsepsi tentang Allah dipengaruhi oleh tiga sudut pandang:

- Filosofis = Allah dimaknai sebagai Absolute Being


- Ilmiah = Alah dimaknai sebagai Absolute Law Maker
- Agama = khususnya dalam Kristiani, Allah dimaknai sebagai Absolute Love
Ketiga konsepsi tentang Allah ini harus mampu untuk disintesiskan

Dari perpektif filsafat:

- Secara filosofis Allah memiliki kualitas tiga atribut yaitu, Absolute, Infinite, dan
Spiritual
2. A. Allah sebagai Absolute Being (dalam hal ini Allah sebagai Absolute Being akan lebih
jelas maknanya apabila dikontraskan dengan konsep Relative Being)
- Relative Being:
Berdasarkan arti katanya relative dijelaskan sebagai: outside, diri yang lain (luar), dan
memiliki ketergantungan. Ketergantungan ini disebabkan karena sesuatu yang lain,
yang tidak mampu untuk menciptakan sendiri
- Absolute Being: sebagai sesuatu yang an sich
Diartikan sebagai realitas yang ada berkat kekuatannya sendiri, tidak tergantung dari
yang lain untuk mengada, dengan kata lain dimaknai juga bahwa dirinya diciptakan
oleh dirinya sendiri. Dalam hal ini yang dimaksudkan absolute adalah Allah (Absolute
Being). Sedangkan makhluk ciptaan itu adalah relative.

B. Infinite vs Finite (Being)

- Infinite dimaknai sebagai sesuatu yang tidak terbatas


- Finite dimaknai sebagai sesuatu yang terbatas
Selanjutnya sesuatu yang finite itu dibatasi oleh apa?
Dalam hal ini sesuatu yang finite dibatasi oleh waktu dan ruang (temporal dan spasial)
Keterbatasan temporal:
- Sesuatu yang finite ini (eksistensinya) mengenal time decision. Time decision ini
terkai dengan era keberadaan yang sebelumnya belum ada.
Sesuatu yang finite itu terkait dengan konsep waktu the past, the present (how
existing-untuk suatu durasi atau periode waktu), dan the future (era no longer
existing-tidak lagi berada)
Oleh karena mengenal waktu, finite being diartikan sebagai waktu yang sementara

- Allah dalam arti infinite:


Dimaknai sebagai yang eternal, kekal, tidak ditandai oleh dimensi waktu
Dalam hal ini arti eternal being, ditandai dengan co-present dari waktu, yaitu tiga
dimensi waktu secara serentak hadir dalam keberadaan Allah
Allah tidak pernah tertidur, jatuh dalam forget-fullness, seperti dalam lagi The Core
Dia lupa akan orang lain
Periode the present disadari oleh Allah. Allah tidak sama dengan unconscious being.
Allah mempunyai kesadaran

1
Periode the future tidak sama dengan era yang penuh dengan kekagetan, keajaiban,
tidak terbayangkan oleh Allah. Allah bisa mengatisipasi dan menanggapi secara
adekuat

- Infinitas spasial
Dari segi waktu infinitas mengarah pada the pas maupun the future. Dalam hal ini
eksistenti Allah mengarah pada kutub makro (kosmos)-segala yang ada-yang maha
besar. Oleh karenannya meluas ke kutub mikro. Terlebih realitas yang Maha Besar
Internal In God.
- Realitas yang mikro bukan realitas yang tertutup, bisa ditembus oleh kehadiran Allah.
Oleh kareannya disebut sebagai intimitas dari Allah. Dalam intimitas ini terdapat dua
nilai yaitu totaitas dan intimitas.
Totalitas: the world insist in God
Dari Lonergan ditemukan bahwa God is the highest possible degree of totality on
completeness.
Intimitas: dari Agustinus, Allah itu intimeor, God is nearer to me than I to
myself

Kesimpulan infinitas Allah

Imanensi Allah baik dalam realitas makro ataupun mikro. Inti dari imanensi adalah tidak
adanya separasi diantara Allah dengan dunia dan jiwa, all is in God. Dalam hal ini ada
pemikir yang berhenti pada imanensi Allah, seperti Spinoza, Allah adlaah segalanya.

3. Law of God
Inti dari tiga pemikiran: siapa itu Allah (Allah adalah realitas sendiri), Allah itu
bersifat creative, Allah bukan being.
Being menghasilkan sesuatu, tindakan berada.
Manusia itu adalah bagian dari makhluk yang diciptakan, dari nothing
Dengan kata lain Allah creative. Allah dengan dunia hubungan batin alam
semesta
Segi transendensi Allah
- Para filsuf yang religius mencoba untuk membuka bahwa Allah menguasai dunia.
Eksistensi Allah beyond reality
- Allah itu transenden berada dalam lingkungan Ilahi, surga
Sedangkan manusia itu hidup dalam situasi
- Allah selalu ditandai dengan creative destruction dilihat dalam ajaran Hindu
mengenai Samsara
- Manusia diharapkan menjadi participant di dalam Allah (vice a vice)

Kesimpulan infinitas

2
Ada beberapa istilah antara hubungan manusia dengan Allah. Orang percaya kepada Allah
disebut Teis. Theis secara kuantitatif dikenal dengan konsep polytheisme dan monotheisme.
Dalam agama Hindu, Allah itu sekaligus tunggal dan plural. Secara kualitatif dapat diajukan
pertanyaan, bagaimana relasi Allah dengan dunia?

- Pantheisme = Deus = Natura (jiwa = raga)


- Deisme = dualism antara Allah dengan dunia, tidak berinteraksi satu sama lain

Suatu masa Allah menciptakan dunia. Selain menyiapkan dunia, Allah sekaligus memasukkan
hukum alam. Secara kontemplatif, Allah hanya memandang dan melihat menikmati
dunia. Dalam hal ini sering disebut bahwa God itu seperti pencipta jam dinding yang terus
berdetak.

- Pan dan Theisme = dihidupi dalam sikap religius yang terkandung makna imanensi
dan transendensi Allah. God is in the world more supernatural

Você também pode gostar