Você está na página 1de 34

ardhi 21

Jumat, 26 Oktober 2012


MAKALAH AQIDAH ISLAM

Dosen : saparuddin, S.Ag.M.Ag


MAKALAH AQIDAH ISLAM
Diajukan sebagai tugas mata kuliah

pendidikan agama islam

Disusun oleh :
ARDIANSYAH 1220221047
ARYANTO 1220221043

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ELEKTRO


UNIVERSITAS FAJAR
2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 3

DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 4

A. Latar Belakang masalah........................................................................................ 4

B. Tujuan penulisan.................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN TEORI........................................................................... 5

A. Pengertian aqidah.................................................................................................. 5

B. Ruang lingkup pembahasan aqidah....................................................................... 5

C. Kemahaesaan allah................................................................................................ 6

D. Kiamat, hukum alam, dan akhirat......................................................................... 7

E. Peranan malaikat, dan makhluk ghaib lainnya serta pengaruhnya terhadap

manusia

F. Tugas dan peranan Nabi dan Rasul.......................................................................

G. Fungsi Kitab suci yang dibawa Rasul...................................................................

H. Pengertian qadha dan qadar..................................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................. 10

A. Kesimpulan........................................................................................................... 10

B. Saran...................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul AQIDAH ISLAM

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian AQIDAH ISLAM atau yang lebih
khususnya membahas pengertian aqidah islam,ruang lingkup pembahasan aqidah
,kemahaesaan allah dan lain-lain. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang AQIDAH ISLAM

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.
Amin.

Makassar, 8 Nopember 2012

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT
menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah
tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia
diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk
mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang ada.
Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang
ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah sang
Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak
menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Alla SWT tidak luput dari aqidah yang benar
kepada Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para
Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah aqidah itu?


2. Apakah sumber dari aqidah?
3. Bagaimana aqidah jika di tinjau dari ayat-ayat Al Quran?
4. Apakah manfaat aqidah ?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu aqidah secara
etimologis dan terminologis, sumber-sumber aqidah, pengertian aqidah yang ditinjau dari
ayat-ayat Al Quran, ruang lingkup pembahasan dan manfaat dari aqidah untuk seorang
muslim

BAB II PEMBAHASAN
AQIDAH ISLAM
Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) :

Kata "aqidah" diambil dari kata dasar "al-aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam
(pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu
biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan).
Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan
keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.
Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id.
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As Sunah, bukan dari akal
atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa yang
terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan
diamalkan.

Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)

Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi
tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Pengertian aqidah menurut hasan al-Banna

"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya
oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-
raguan".

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati
serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu.

Untuk lebih memahami definisi diatas kita perlu mengemukakan beberapa catatan tambahan
sebagai berikut:

1. Ilmu terbagi dua:

Pertama ilmu dharuri yaitu Ilmu yang dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil.
Misalnya apabila kita melihat tali di hadapan mata, kita tidak memerlukan lagi dalil atau
bukti bahwa benda itu ada.

Kedua adalah ilmu nazhari yaitu. Ilmu yang memerlukan dalil atau pembuktian.
Misalnya ketiga sisi segitiga sama sisi mempunyai panjang yang sama, memerlukan dalil
bagi orang-orang yang belum mengetahui teori itu. Di antara ilmu nazhari itu, ada hal-hal
yang karena sudah sangat umum dan terkenal tidak memerlukan lagi dalil. Misalnya kalau
sebuah roti dipotong sepertiganya maka yang du pertiganya tentu lebih banyak dari sepertiga,
hal itu tentu sudah diketahui oleh umum bahkan anak kecil sekalipun. Hal seperti ini disebut
badihiyah. Jadi badihiyah adalah segala sesuatu yang kebenarannya perlu dalil pemuktian,
tetapi karena sudah sangat umum dan mendarah daging maka kebenaran itu tidak lagi perlu
pembuktian.

2. Setiap manusia memiliki fitrah mengakui kebenaran (bertuhan), indera untuk mencari
kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman
menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Tentang Tuhan, musalnya, setiap
manusia memiliki fitrah bertuhan, dengan indera dan akal dia bisa membuktikan adanya
Tuhan, tetapi hanya wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang sebenarnya.

3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan. Sebelum seseorang sampai
ke tingkat yakin dia akan mengalami beberapa tahap.

Pertama: Syak. Yaitu sama kuat antara membenarkan sesuatu atau menolaknya.
Kedua: Zhan. Salah satu lebih kuat sedikit dari yang lainnya karena ada dalil yang
menguatkannya.

Ketiga: Ghalabatu al-Zhan: cenderung labih menguatkan salah satu karena sudah meyakini
dalil kebenarannya. Keyakinan yang sudah sampai ke tingkat ilmu inilah yang disebut dengan
aqidah.

4. Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa. Artinya lahirnya seseorang bisa saja pura-
pura meyakini sesuatu, akan tetapi hal itu tidak akan mendatangkan ketenangan jiwa, karena
dia harus melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan keyakinannya.

5. Bila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu. Artinya seseorang tidak akan bisa meyakini sekaligus dua
hal yang bertentangan.

6. Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat pemahaman terhadap


dalil. Misalnya:

- Seseorang akan meyakini adanya negara Sudan bila dia mendapat informasi tentang Negara
tersebut dari seseorang yang dikenal tidak pernah bohong.

- Keyakinan itu akan bertambah apabila dia mendapatkan informasi yang sama dari beberapa
orang lain, namun tidak tertutup kemungkinan dia akan meragukan kebenaran informasi itu
apabila ada syubhat (dalil-dalil yang menolak informasi tersebut).

- Bila dia menyaksikan foto Sudan, bertambahlah keyakinannya, sehingga kemungkinan


untuk ragu semakin kecil.

- Apabila dia pergi menyaksikan sendiri negeri tersebut keyakinanya semakin bertambah, dan
segala keraguannya akan hilang, bahkan dia tidak mungkin ragu lagi, serta tidak akan
mengubah pendiriannya sekalipun semua orang menolaknya.

- Apabila dia jalan-jalan di negeri Sudan tersebut dan memperhatikan situasi kondisinya
bertambahlah pengalaman dan pengetahuanya tentang negeri yang diyakininya itu. [4]

Dalam pengertian lain aqidah berarti pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia, dan
kehidupan, dan tentang apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta
hubungan kehidupan dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.
Pemikiran menyeluruh inilah yang dapat menguraikan uqdah al-kubra (permasalahan besar)
pada diri manusia, yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan; siapa yang menciptakan alam
semesta dari ketiadaannya? Untuk apa semua itu diciptakan? Dan ke mana semua itu akan
kembali (berakhir)? [5]

B. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:

1. Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah
dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain
2. Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk
pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti
malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli
berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat,
surga neraka dan lainnya.

C. Kemahaesaan Allah
Allah adalah esa; satu dalam dzat, sifat dan karya-nya.Keesaan Allah merupakan gambaran
kemahakuasaan-Nya yang tidak tertandingi oleh apa dan siapapun, sebab selain Dia adalah
ciptaan-Nya belaka. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah, yaitu keyakinan
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Keyakinan akan keesaan Allah merupakan ciri utama dari agama Islam yang berbeda dengan
agama-agama lainnya di dunia.
Keesaan Allah dalam ajaran Islam berbeda dengan keyakinan monoteistik pada agama Yahudi
dan Nasrani. Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah yang meniadakan segala unsur
yang lain. Satu bukanlah terdiri dari unsur-unsur atau bagian dari bilangan, tetapi satu yang
utuh. Keesaan Allah dalam keyakinan muslim bukan hanya berupa pengetahuan dan
pengakuan tetapi mendorong dalam membentuk perilaku dan sikap tauhid yang diawali
dengan persaksian melalui syahadat. Syahadatain berbunyi:
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah Rasulullah Pengakuan dan keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
mengandung arti bahwa tidak ada bentuk apapun yang dipertuhankan selain Allah. Artinya
hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan bagi seorang muslim. Tuhan diartikan sebagai segala
sesuatu yang mendominasi diri, atau yang membuat orang tergantung kepadanya.
Apabila ada seseorang memiliki sesuatu baik orang maupun barang atau kedudukan, apabila
dominan dan membuat orang itu tergantung kepadanya, maka orang itu tidaklah bertauhid.
Karena itu, persaksian yang dinyatakan dalam syahadat itu tidak terbatas pada ucapan dua
kalimat syahadat (syahadatain), melainkan dibuktikan dalam berpikir, bertindak, dan
bersikap. Berpikir tauhid adalah berpikir utuh dan intgral, ia akan memandang alam maupun
manusia sebagai sesuatu sistem yang integral. Dengan demikian ia akan mampu memberikan
penilaian dan bertindak secara adil. Sementara dalam hubungannya dengan sikap, maka
tauhid memiliki implikasi dalam bentuk sikap hidup yang tidak tergantung pada siapapun
selain pada Allah, karena itu ia akan hidup berani, merdeka dan mandiri.
D. Kiamat, hukum alam, dan akhirat
Kiamat merupakan akhir perjalanan kehidupan alam raya dan pintu masuk alam akhirat.
Peristiwa kiamat adalah hari kehancuran dunia yang di gambarkan Alquran Surat. Al Zalzalah
(kegoncangan) sebagai saat penghancuran total yang tidak ada satu makhluk pun yang
tertinggal, semua hancur, selain dalam surat Al Zalzalah, Allah juga memberikan penjelasan
tentang kiamat dalam surat Al Waqiah ayat 5-6, surat At Takwir ayat 1,2,3,6, dan 11.
Di riwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata:
Bahwa Rasulullah bersabda: Sesungguhnya akan datang seorang lelaki besar gemuk
pada hari kiamat yang berat amalnya di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk
sekalipun. Bacalah oleh kalian: Maka Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi
amalan mereka pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4991)

Datangnya hari kiamat tidak dijelaskan secara rinci baik dalam Alquran maupun hadis, tetapi
ciri-ciri akan datangnya kiamat diisyaratkan dalam berbagai hadits
Diriwayakan oleh Abu Hurairah, ia berkata:
Rasulullah bersabda: Allah Taala menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat
langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: Akulah raja! Manakah raja-
raja bumi? (Shahih Muslim No.4994)

manakala manusia tidak lagi berpegang kepada nilai-nilai ilahiyah yang menjaga
kemanusiaannya, tetapi telah menjadikan nafsu sebagai tuhannya. Apabila diperhatikan
isyarat-isyarat tentang datangnya kiamat, maka dapat dipastikan bahwa kiamat berhubungan
dengan keserakahan manusia dan ditinggalkannya nilai-nilai agama.
Karena itu, jika dikaitkan dengan hukum alam (sunnatullah), maka kiamat pasti akan datang
karena sebagai akibat semakin jauhnya manusia dari nilai-nilai kebaikan yang menjadi tugas
hidupnya sebagai khalifatullah fil ardhi dan meletakkan dirinya sebagai penguasa yang tanpa
batas. Dalam Al Quran hari kiamat memiliki tiga
puluh empat (34) sebutan, diantaranya ;
1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat)
2. Yaumul Hasroh (hari penjelasan sebab sudah tidak ada lagi kesempatan bagi umat manusia
untuk beriman dan beramal saleh guna menembus dosa-dosanya)
3. Yaumul Hisab (hari perhitungan segala amal perbuatan baik dan buruk manusia)
4. Yaumul Zilzalah (hari kegemparan, sebab bumi ketika itu mengalami kegoncangan yang
sangat dahsyat)
5. Yaumul Waqiah (hari kejatuhan sebab segala makhluk Allah swt benar-benar terhenti)
6. Yaumul Roojifah (hari gempa besar)
7. Yaumul Haaqqoh (hari kebenaran sebab semua janji Allah dalam Al Quran tentang adanya
kehidupan di alam akhirat mulai terbukti)
8. Yaumul Thoommah (hari kesulitan sebab setiap manusia tidak dapat menyelamatkan
diri mereka sendiri)
9. Yaumul Talaaq (hari pertemuan, sebab orangorang yang beriman dan beramal saleh akan
dipertemukan dengan Tuhannya)
10. Yaumul Ghosyiyah (hari pingsan karena kehidupan segala makhluk Allah swt benarbenar
terhenti)
11. Dan sebagainya sampai 34 nama.

E. Peranan malaikat, dan makhluk ghaib lainnya serta pengaruhnya terhadap manusia
Di samping manusia dan makhluk lainnya yang bersifat fisik, Allah menciptakan makhluk
yang bersifat ghaib, yaitu jin, malaikat, dan setan. Jin adalah makhluk yang bersifat ghaib;
tidak tampak secara kasat mata dan menghuni dunianya sendiri yang bersifat ghaib pula. Jin
memiliki tugas yang sama dengan manusia, yaitu beribadah kepada Allah, karena itu
kebaikan dan keburukan pun terjadi di dunia jin. Jadi di dalam dunia jin terdapat jin yang
baik dan yang jahat. Di samping jin, terdapat pula setan yang lebih ditampilkan dalam bentuk
kekuatan halus yang membisikkan keburukan kepada manusia dan jin. Sedangkan makhluk
lainnya adalah malaikat yang lebih menggambarkan kekuatan baik. Baik setan maupun jin
tidak diperoleh
gambaran secara pasti di kalangan para hali tafsir, jadi bisa dalam bentuk makhluk yang
bersifat halus dan ghaib atau mungkin saja berupa kekuatan yang membisikkan yang buruk
dan baik. Yang pasti bahwa kedua makhluk tersebut berpengaruh kepada manusia dalam
bentuk bisikan untuk berbuat baik dan buruk ke dalam hati manusia yang dilakukan oleh jin
dan manusia sebagaimana dinyatakan. Alquran:

@% qr& b>t/ $Y9$# 7=tB $Y9$#


ms9) $Y9$# `B hx #uquq9$#
$Ys:$# %!$# quq r
Z$Y9$# z`B pYf9$# $Y9$#ur

Artinya :
Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. raja
manusia.. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,. yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari (golongan) jin dan manusia
(QS. Al.Nas, 114:1-6)

Dengan pernyataan ayat di atas dapat dipahami bahwa ada suatu kekuatan ghaib yang
membisikkan keburukan ke dalam hati manusia yang dilakukan oleh setan dengan
perantaraan jin dan manusia.
Dengan demikian setan bisa membentuk makhluk tertentu, yaitu dalam bentuk jin atau
manusia. Beriman kepada yang ghaib diartikan sebagai keyakinan akan kemahakuasaan Allah
yang menciptakannya yang mendorong manusia untuk selalu menyadari akan adanya godaan
dan tipu daya agar manusia terjerat dalam dosa.

Kesadaran ini diharapkan akan mendorong manusia untuk selalu meminta perlindungan Allah
dan waspada akan segala kemungkinan bisikan buruk yang datang setiap saat. Ingat kepada
Allah dan terus menerus konsisten untuk beribadah, berdoa dan bekerja sesuai dengan
perintah-Nya merupakan implikasi nyata dari iman kepada yang ghaib.

F. Tugas dan peranan Nabi dan Rasul

Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada
manusia tentang keesaan Allah swt dan membina mereka agar melaksanakan ajaranNya. Ciri-
ciri mereka dikemukakan dalam Al Quran

%!$# tbqk=t7 Mn=y !$# mtRqtsur


wur tbqts #tnr& w) !$# 3 4s"x.ur !$$/
$Y7ym
Artinya :
(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah
sebagai Pembuat perhitungan.
[1222] Maksudnya: Para Rasul yang menyampaikan syari'at-syari'at Allah kepada manusia.
(QS. A; Ahzab;39)

Tentang perbedaan para Nabi dan Rasul dengan umat manusia biasa diterangkan dalam Al
Quran Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka
Ms9$s% Ngs9 Ng= b) `tU w) to0
N6=ViB `3s9ur !$# `Jt 4n?t `tB !$to `B
n$t6 ( $tBur c%x. !$uZs9 br& N3u?'R ?`s=0
w) b*/ !$# 4 n?tur !$# @2uqtGu=s
cqYBsJ9$#
Artinya :
Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu,
akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-
Nya. dan tidak patut bagi Kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan
izin Allah. dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.
(QS. Ibrahim;11)

Manusia dengan segala keterbatasan yang dimilikinya tidak mungkin mengetahui segala
informasi tentang Tuhan, kecuali diberitahu oleh Tuhan sendiri. Pencarian Tuhan oleh
manusia menyebabkan kesalahan yang sangat fatal, karena manusia menjadi penentu
Tuhannya. Dalam logika yang sehat, Tuhan sebagai pencipta haruslah Maha Kuasa dari
segala sesuatu yang diciptakannya. Oleh karena itu, manusia memerlukan informasi tentang
Tuhan dari Tuhan sendiri agar informasi yang diterimanya benar menurut Tuhan sendiri;
bukan benar menurut manusia.
Untuk berhubungan langsung dengan Tuhan, manusia tidak memiliki kemampuan sehingga
mustahil dapat bertanya langsung kepada Tuhan. Karena itu manusia memerlukan penjelasan
tentang Tuhan melalui orang yang dipercaya oleh Tuhan untuk menjelaskan segala sesuatu
tentang Tuhan. Di sinilah peranan dan fungsi Rasul sebagai orang yang dipercaya dan dipilih
Tuhan untuk menerangkan segala sesuatu tentang Tuhan.
Karena itu beriman kepada Tuhan mengharuskan orang untuk beriman kepada Rasul, karena
dengan perantaraan Rasullah orang dapat mengetahui segala sesuatu tentang Tuhan. Nabi dan
Rasul adalah pembawa berita dari Tuhan, mereka tidak berbicara atas dasar pikirannya,
melainkan atas dasar wahyu.
Mengenai penunjukkan seseorang sebagai Nabi dan Rasul bukanlah ditunjuk oleh manusia
tetapi oleh Tuhan sendiri, sebagaimana Allah menunjuk Muhammad sebagai Rasulullah
dengan firman- Nya:

@% !$yJR) O$tRr& |o0 /3=WiB #yrq n<) !


$yJRr& /3gs9) ms9) nur (#qJ)tG$$s
ms9) nrtG$#ur 3 @urur t.J=j9

Artinya :
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan
kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan
yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah
bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya,
(QS.Fussilat, 41:6)

Sebagai pembawa berita, Rasul hanya menyampaikan pesan Allah, bukan hasil
pemikirannya sendiri sebagai manusia, sebagaimana firman-Nya:

tB @| /37m$| $tBur 3uqx $tBur ,Zt `t$


#uqol;$# b) uqd w) rur 4yrq
Artinya :
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan Tiadalah yang diucapkannya itu
(Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya). QS.Al-Najm,53:2-4)

Dengan demikian, Nabi dan Rasul memiliki peranan untuk memberitahukan kepada manusia
siapa Tuhan itu dan bagaimana rencana Tuhan, termasuk keinginan-keinginan Tuhan atas
manusia yang semua datang dari Tuhan sendiri.
Para Nabi dan Rasul memiliki 4 (empat) sifat wajib dan empat sifat mustahil serta satu sifat
jaiz, sebagai berikut ;
1. Shiddiq (benar), mustahil ia kizib (dusta).Artinya Nabi dan Rasul bersifat benar baik dalam
tutur kata maupun perbuatannya, yaitu sesuai dengan ajaran Allah swt. Ditegaskan oleh Allah
swt dalam firmannya
oY7ydurur Mlm; `iB $uZFuHq $uZ=yy_ur Nlm;$
tb$|9 A- $w=t
Artinya :
dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka
buah tutur yang baik lagi tinggi. (QS. Maryam ; 50)
2. Amanah (dapat dipercaya), mustahil khianat (curang). Artinya para Nabi dan Rasul itu
bersifat jujur dalam menerima ajaran Allah swt, serta memelihara keutuhannya dan
menyampaikanya kepada umat manusia sesuai dengan kehendakNya. Mustahilmereka
menyelewengkan atau berbuat curang atas ajaran Allah swt.
3. Tabligh (menyampaikan wahyu kepada manusia), mustahil kitman (menyembunyikan
wahyu). Artinya para Nabi atau Rasul itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Allah swt
sekalipun mengakibatkan jiwanya terancam.
4. Fathonah (pandai/cerdas), mustahil jahlun (bodoh), Artinya, para Nabi atau Rasul itu
bijaksana dalam semua sikap, perkataan dan perbuatannya atas dasar kecerdasanya.Dengan
demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi oleh orang lain.

G. Fungsi Kitab suci yang dibawa Rasul


bagi umatnya Allah menurunkan petunjuk kepada manusia melalui wahyu yang dibawa oleh
para Rasul-Nya. Alquran mencatat empat kitab suci yang dibawa rasul-rasul Allah untuk
manusia, yaitu Zabur, Taurat, Inzil dan Alquran yang masing-masing dibawa oleh Nabi Daud,
Musa, Isa dan muhammad SAW. Kitab suci yang dibawa oleh para nabi tersebut merupakan
informasi dari Allah Swt untuk disampaikan kepada manusia. Keempat kitab suci tersebut
bersumber dari Allah Swt, karena itu dari segi keyakinan (aqidah) ketuhanannya sama, yaitu
tauhid atau mengesakan Tuhan. Sedangkan hukum-hukum (syariat) yang dibawanya memiliki
perbedaan, karena hukum-hukum itu terkait dengan kondisi dan situasi masyarakatnya,
terlebih lagi nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad diutus untuk suatu bangsa atau suku bangsa
tertentu, karena itu syariat masing-masing Nabi berbeda.
Kitab-kitab suci yang dibawa para nabi berfungsi memberikan penjelasan tentang kebenaran
Allah Yang Maha Esa sebagai Tuhan Semesta Alam serta memberikan petunjuk jalan yang
benar kepada umatnya. Dengan berpegang kepada kitab suci, maka umat para Nabi
memperoleh jalan yang terang dalam menempuh hidupnya dan sebaliknya umat yang tidak
patuh kepada petunjuk kitab suci memperoleh siksaan.
Hal ini tampak dalam sejarah para Nabi terdahulu yang menjadi cermin bagi umatnya yang
ada sekarang ini. Percaya kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan ke dunia
merupakan bagian dari keimanan yang harus dimiliki setiap muslim. Kepercayaan ini sebagai
bukti kepatuhan kepada Allah yang mengharuskan setiap muslim untuk beriman kepada
kitab-kitab Allah.
Keimanan terhadap kebenaran kitab-kitab itu terbatas kepada kitab-kitab atau wahyu yang
turun kepada Nabinya ketika mereka masih ada, yaitu kitab yang asli yang sekarang sudah
tidak ditemukan lagi. Sedangkan kitab-kitab lama yang sekarang masih ada telah mengalami
perubahan sebagaimana disebut dalam Alquran maupun hadis. Terhadap ktab-kitab ini tidak
ada perintah agama untuk mengimaninya, tetapi perlakuan terhadap mereka harus dijaga
dengan baik, tanpa membenarkan isi kitab mereka.

H. Pengertian qadha dan qadar


Allah sebagai Maha Pencipta telah meletakkan ukuran yang pasti kepada seluruh ciptaan Nya
dimana ukuran-ukuran tersebut menjadi hukum tersendiri bagi alam. Aturan yang ditetapkan
Allah atas alam tersebut seringkali disebut sunnatullah dan dalam ilmu pengetahuan disebut
hukum alam. Sunnatullah yang telah diatur sehingga alam menjadi harmonis dan seimbang
itu bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, tetapi direncanakan secara sengaja oleh
Allah Swt.
Rencana Allah atas alam dan semua makhluknya disebut qadha Sedangkan realisasi segala
perencanaan itu disebut qadar. Perencanaan yang telah ditetapkan Allah atas segala sesuatu
merupakan hak Allah dan manusia tidak bisa mengintervensinya. Disebutkan dalam hadits
riwayat anas bin malik ra.
Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu
berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah.
Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk
menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan
sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah
rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut
ibunya. (Shahih Muslim No.4785)

Demikain pula Allah berhak untuk menentukan dan melaksanakan apa yang direncanakannya
untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan-Nya. Allah menetapkan qadha dan qadar dan
siapapun tidak akan bisa merubahnya kecuali Allah sendiri.

Allah yang berhak merobah ketentuannya karena Dia Maha Kuasa atas segalanya, misalnya:
api adalah zat yang telah ditentukan Allah untuk memiliki sifat panas dan dapat membakar
sesuatu. Tetapi suatu saat api yang panas itu dirobah-Nya untuk dingin sehingga Nabi
Ibrahim selamat dari pembakaran yang dilakukan musuhnya. Demikian pula hukum-hukum
yang lain, misalnya apabila benda dilepaskan dari suatu ketinggian, maka benda itu akan
jatuh ke bumi.
Jatuh ke bumi adalah takdir Allah yang disebut oleh ilmu pengetahuan dengan istilah
gravitasi. Kemudian manusia memikirkan dan mengusahakan dengan kemampuannya untuk
menghindarkan gravitas bumi dengan membuat peralatan tertentu seperti pesawat udara,
maka
gravitasi itu pun dapat dihindari dan manusia dapat melayang di udara. Kemampuan manusia
untuk melayang di udara dengan pesawat terbang itu juga adalah takdir Allah. Dari kedua
contoh di atas tampak bahwa Allah menetapkan dan merubah takdir segala sesuatu.
Perubahan itu merupakan kekuasaan Allah dan sebagian dapat dirubah oleh manusia
melalui usaha-usahanya. Takdir yang berupa ketetapan atau hukum Allah atas segala sesuatu
tidak terlepas dari sifat Allah Yang Maha Adil,
karena itu segala usaha manusia akan diperhitungkan Allah sebagai gambaran keadilan- Nya
itu. Demikian pula dengan nasib seseorang, Allah telah menetapkan qadha dan qadarnya yang
tiada seorang pun mengetahuinya. Selanjutnya manusia didorong untuk berusaha
sekuat tenaga untuk mendapatkan takdir yang terbaik untuknya. Allah Maha Adil untuk
memberikan perhargaan pada usaha yang dilakukan manusia, karena itu bisa jadi takdirnya
menjadi baik pula baginya. Dengan demikian qadar dan ikhtiar merupakan dua hal yang tidak
terpisahkan, tetapi takdir Allah yang terjadi pada seseorang setelah berikhtiar merupakan
keputusan Allah yang terbaik bagi orang itu. Karena Allah hanya memberikan yang terbaik
sesuai dengan sifatnya Yang Maha pengasih dan Penyayang. Walaupun yang terbaik menurut
Allah tidak selalu sama dengan keinginan dan harapan manusia.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak
ada keraguan di dalam dirinya. Yakin bahwa Allah itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau
menyekutukan Allah.
Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Quran dan As Sunah, bukan dari akal
atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa yang
terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan
diamalkan.
Atas dasar ini, akidah merzcerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu
menciptakan mu'jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman
permulaan Islam.
Keyakinan harus di dasari dengan mengesakan Allah, karena barang siapa yang
menyakin adanya Tuhan maka hendaknya harus yakin bahwa Allah itu esa/satu. Seperti di
tuangkan pada surat Al Ikhlas bermakna memurnikan ke esaan Allah SWT, diterangkan
bahwa kandungan Al-Quran ada tiga macam: Tauhid, kisah-kisah dan hukum-hukum. Dan
dalam surat ini terkandung sifat-sifat Allah yang merupakan tauhid. Dinamakan surat Al-
Ikhlash karena didalamnya terkandung keikhlasan (tauhid) kepada Allah dan dikarenakan
membebaskan pembacanya dari syirik (menyekutukan Allah )
DAFTAR PUSTAKA
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir
Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil
Akhir 1425HIAgustus 2004M]
[1]. Lisaanul `Arab (IX/31 1:tj-~) karya tbnu Nlanzhur (wafat th. 711 H) t dan Mu'jamu!
Wasiith (tl/614:tL.3-~).
[2]. Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma' wa Shifat Allah.
[3]. Lihat Buhuuts fii `Aqiidah Ahtis Sunnah wat Jamaa'ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin
`Abdul Karim at `Aql, cet. !II Daarul `Ashimah/ th. 1419 H, `Aqiidah Ahiis Sunnah wal
Jamaa'ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim alHamd dan Mujmal Ushuul
Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah fil `Aqiidah oleh Dr. Nashir bin `Abdul Karim al-`Aql.
[Disalin dari kitab AI-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha & Qadhar, Penyusun Syaikh
Muhammad Shalih AI-Utsaimin, Penerjemah A.Masykur Mz, Penerbit Daru( Haq, Cetakan
Rabi'ul Awwa( 1420HIJuni 1999M]

Diposkan oleh ardhi smith di 21.44


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

2 komentar:
1.

ade ardo28 Januari 2014 14.39

http://adeardho.blogspot.com/2014/01/54-soal-jawab-aqidah.html

Balas

2.

muhtar paridah19 Februari 2014 22.29

numpang copas ya mas,,,

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
2012 (6)

o Oktober (6)

"SELAMAT HARI RAYA IDHUL ADHA.. MINAL AIDIN WAL FA...

Samsung Galaxy S 3 Mini

Penelitian Terompet Malaikat Isrofil

MAKALAH AQIDAH ISLAM

MAKALAH FISIKA "MACAM-MACAM ALAT UKUR DAN


FUNGSINY...

Mengenai Saya

ardhi smith
Lihat profil lengkapku

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.


Kata Pengantar
Segala Puji bagi Allah yang Maha Esa atas
Rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan dan mempersembahkan makalah
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, dan
para sahabatnya.
Makalah ini membahas tentang Aqidah islam
sebagai suatu makalah kumpulan kuliah
kandungannya tidak meluas, tetapi terbatas
pada asas-asas Aqidah , karena itu diperlukan
uraian tambahan pada waktu Syarahan diberikan
kepada para penuntut. Dan akhirnya seperti kata
pepatah tak ada gading yang tak retak
penyusun sangat mengharapkan koreksi para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikian kata pengantar ini, Kami ucapkan
terima kasih.

PENDAHULUAN
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata aqoda,
yaqidu, aqdan-aqidatan yang berarti simpulan,
ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh terhadap Allah
SWT. Dalam dirasat Fi Al-Fikri Aqidah Al-islam
menyampaikan bahwa di tinjau dari bahasa Arab,
Aqidah berasal dari kata Aqada yang bermakna Syadda
(menguatkan atau mengikatkan). Kata Aqada ini dapat
digunakan untuk menunjukkan berbagai pengertian
yang intinya mengandung makna ikatan atau
penguatan, misalnya Aqlu Alhabl (mengikat tali), Aqlu
Al-bai (mengadakan ikatan atau akad jual beli), Aqlu
Alahdi (mengadakan ikatan atau perjanjian) dsb.
Akidah dapat pula bermakna Ma inaqada alaihi Al-
qalbu yaitu yang sesuatu hati terikat padaNya.
Pembahasan Aqidah sangat luas dan didefenisikan
dengan Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari
kiamat, Qadha dan Qadar, dimana baik & buruk semata
mata karena Allah, yang di yakini oleh Qalbu (wijdan)
dan di terima oleh akal, sehingga menjadi pembenaran
(keyakinan) yang bulat, sesuai dengan realitas dan
bersumber dari dalil. Akan di uraikan pada pembahasan
selanjutnya.

A. Pengertian Aqidah.
1. Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah
menurut ketentuan bahasa (bahasa arab) ialah sesuatu
yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam
lubuk jiwa dan tak dapat beralih dari padanya.
2. Menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis
yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala
sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang
tidak boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak
dipengaruhi oleh keragu-raguan.
Aqidah atau keyakinan adalah suatu nilai yang paling
asasi dan prinsipil bagi manusia, sama halnya dengan
nilai dirinya sendiri, bahkan melebihinya.
3. Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai
sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya
sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan
kepercayaan bersih dari kebimbangan dan keragu-
raguan.
4. Menurut M Husain Abdullah menyatakan bahwa
menurut bahasa Aqidah bearti segala pemaikiran yang
di benarkan secara secara pasti oleh hati, sedemikian
hingga hati itu terikat padaNya & memberi pengaruh
nyata pada Manusia.
Sedangkan menurut istilah Aqidah adalah pemikiran
menyeluruh tentang alam semesta, Manusia, dan
kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum dan
sesudah kehidupan dunia tersebut.
5. Menurut Hafidz Abdurahman, menyatakan bahwa
Aqidah secara global sebagai pemikiran yang
menyeluruh mengenai manusia, kehidupan serta
hubungan diantara semuanya dengan apa yang ada
sebelum kehidupan (pencipta) dan setelah kehidupan
(hari kiamat).

B. Ruang lingkup pembahasan Aqidah.


Aqidah sebagai sebuah objek kajian akademik meliputi
beberapa agenda pembahasan yaitu :
1. Aspek Ilahiyah.
Meliputi segala yang berkaitan dengan Tuhan seperti
Wujud Allah, Sifat sifat Allah, pebuatan-perbuatan,
dan nama-namaNya.
2. Kenabian Nubuwah.
Yang berkaitan dengan Nabi dan Rasul Allah serta
kemukjizatannya.
3. Aspek Ruhaniyah.
Membicarakan tentang segala sesuatu yag bersifat
transendental atau metafisik seperti Ruh, Malaikat, Jin,
Iblis, & Setan.
4. Aspek Samiyah.
Yang membahas tentang sesuatu yang dalil-dalil Naqli
berupa Al-Quran dan Sunah, alam barzakh, akhirat,
azab, dan kubur.
5. Rukun Iman.
1. Iman kepada Allah.
Iman kepada Allah ini meliputi beberapa tauhid, yaitu.
a. Tauhid Rububiyah yaitu : Mengimani Allah sebagai
satu-satunya Rabb (Maha mencipta, Mengelola dan
memelihara).
b. Tauhid Mulkiyah yaitu : Mengimani Allah sebagai
Satu-satunya Malik (Maha memiliki, Menguasai,
Pemimpin, Dan tujuan segala sesuatu).
c. Tauhid Uluhiyah yaitu : Mengimani Allah sebagai satu-
satunya Tuhan yang di sembah.
d. Tauhid Dzat yaitu : meyakini bahwa Allah dari segi
Dzatiyah Esa adanya, Dzat yang dimiliki oleh Nya
sendiri, tidak dimiliki oleh seluruh ciptaannya.
e. Tauhid Sifat yaitu : keyakinan seseorang bahwa Allah
Maha yang Esatidak dapat di serupakan dengan
sesuatu apa pun.
f. Tauhid Wujud yaitu keyakinan seseorang terhadap
eksistensi Allah yang wajib ada. Ia ada tanpa
memerlukan yang mengadakannya. Ia abadi, awal dab
akhir dari segala sesuatu.
g. Tauhid Afal yaitu : meyakini bahwa alam dan segala
isinya adalah Ciptaan Allah SWT, demikian
pemeliharannya. Ia penguasa Alam.
h. Tauhid ibadah yaitu : keyakinan seseorang bahwa
yang layak untuk di sembah tiada lain selain Allah SWT.
Menyembah selain Allah bearti menyekutukan Allah.
i. Tauhid qashdi yaitu : meyakini dan sepenuh hati
bahwa Allah SWT menjadi fokus dari segala aktivitas
yang dilakukan .
j. Tauhid tasyrik yaitu : keyakinan bahwa segala hukum
yang di ciptakan Tuhan adalah Hukum yanng
sempurna, yang tidak bisa di bandingkan dengan
hukum buatan manusia.
2. Iman kepada para malaikat-Nya.
Malaikat adalah ciptaan Allah SWT yang bersumber
dari cahaya: Ia tidak dapat melihat juga tidak dapt di
indrai dengan panca indra manusia-mahluk gaib.
Namun demikian, ia tetap ada dan melaksanakan
tugas-tugas yang memberikan oleh Allah SWT. Malaikat
juga adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang tidak
pernah melanggar perintah Allah SWT.
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
Allah menurunkan kitab-kitab Nya untk di jadikan
pedoman oleh manusia dalam menata dan mengatur
kehidupan demi menyampai mencapai keridhaan Allah
sebagai puncak dari tujuan hidup yang sesungguhnya.
Allah telah menurunkan sejumlah kitab allah yang wajib
diimani adalah Zabur, Injil, dan Al-Quran.
4. Iman kepada para Rasul-Nya.
Rasul yang bearti utusan mengandung makna manusia-
manusia pilihan yang menerima wahyu dari Allah dan
bertugas untuk menyampaikan isi wahyu (berita
gembira dan pemberi peringatan {basyira wa
nadzira }) kepada tia-tiap umatnya. Rasul-rasul yang
diutus Allah SWT memiliki syariat yang berbeda, namun
misi profetik diutusnya mereka sama yaitu
memperjuangkan tegaknya akidah yanng menegaskan
Allah SWT.
5. Iman kepada Hari akhir.
Yaitu hari pembalasan atas segala amal perbuatan
manusia selama hidup di dunai. Pada hari kiamat juga
akan mempertanggung jawabkan segala amal
perbuatannya selama di dunia. Sebaliknyya orang yang
menolak perintah Allah dan melanggar laranngan Nya
dilukiskan mendapat siksaan yang pedih (neraka).
Orang yang percaya adanya hari akhir akan
menjadikannya sebuah pemandu untuk menyiapkan
diri menghadapinya dengan melakukan hal-hal yang
baik, mempertimbangan kan berbagai konsekuensi
yang di timbulkan oleh perbuatannya sebelum Ia
menjatuhkan pilihan dalam melakukan sesuatu.

6. Iman kepada Qadha & Qadar.


Qadha biasanya diterjemahkan dengan berbagai arti
seperti sebagai kehendak atau perintah yang telah di
tetapkan oleh Allah sebagai terbukti (diketahui sudah
terjadi). Sedangkan Qadar bearti batasan, menetapkan
ukuran sebuah rancangan seperti besar dan umur alam
semesta, lamanya siang, lamanya siang malam,
anatomi dan fisiologi mahluk hidup.

C. Sumber Aqidah Islam.


1. Al quran.
sebagai sumber ajaran Aqidah,al Quran
mengungkapkan berbagai informasi tentang kehidupan
ghaib yang tidak mungkin diketahui oleh manusia
tanpa informasi-informasi dariNya.kitab suci ini
mengungkapkan tentang wujud Alloh serta
hubungannya dengan manusia sebagi ciptaaNya,serta
alam raya sebagai karunia-Nya untuk kehidupan
mereka.kemudian Al quran juga mengungkapkan
tentang para malaikat dan berbagai
fungsinya,kehidupan akherat berupa surga dan neraka
dan proses hisab sebagai langkah perhitungan amal
untuk menentukan posisi kehidupan akherat umat
manusia,apakah menjadi penghuni surga/neraka.
2. Assunnah (hadist).
fungsi-fungsi assunnah terhadap al Quran adalah:
a. Sebagai penjelasan terhadap ayat-ayat al quran
yang berbentuk mujmal;
b. Sebagai penegas terhadap pernyatan-pernyataan al
Quran yang perlu memperoleh penegasan, khususnya
untuk ayat-ayat yang mengemukakan norma-norma
ajaran yang sangat penting sekali dalam keislaman
seseorang seperti ayat-ayat yang mengemukakan
berbagai perintah yang kemudian direkonstruksi oelh
rosululloh,sehingga menjadi rukun islam dan rukun
iman.
c. Menetapkan sesuatu yang belum ditetapkan oleh
Alloh dalam Al Quran.

d. Ijma'Ulama
Ijma'adalah kesepakatan para 'ulama pada satu masa
tertentu setelah Rosululloh wafat,tentang suatu
masalah tertentu.

artinya: dari anas bin malik r.a. dia berkata, bahwa
Rosululloh bersabda,umatku tidak akan melakukan
sesuatu kesepakatan untuk suatu kesesatan. " H.R.
Ibnu Majah.
berdasarkan hadis inilah kemudian para ulama
menetapkan bahwa kesepakatan-kesepakatan para
ulama menjadi sumber ajaran yang kuat dan mengikat.

D. Fungsi Aqidah Islam.


Aqidah memiliki beberapa fungsi antara lain:
a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika
seseorang memiliki aqidah yang kuat pasti akan
melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak
yang mulia, dan bermuamalat dengan baik.
c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada
landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan
diterima.
KESIMPULAN
Inti dari Aqidah adalah mengakui dan menyakini bahwa
Allah SWT adalah satu-satunya sang pencipta dan sang
penguasa alam.
Pembahasan Aqidah meliputi :
1. Aspek Ilahiyah.
Meliputi segala yang berkaitan dengan Tuhan seperti
Wujud Allah, Sifat sifat Allah, pebuatan-perbuatan,
dan nama-namaNya.
2. Kenabian Nubuwah.
Yang berkaitan dengan Nabi dan Rasul Allah serta
kemukjizatannya.
3. Aspek Ruhaniyah.
Membicarakan tentang segala sesuatu yag bersifat
transendental atau metafisik seperti Ruh, Malaikat, Jin,
Iblis, & Setan.
4. Aspek Samiyah.
Yang membahas tentang sesuatu yang dalil-dalil Naqli
berupa Al-Quran dan Sunah, alam barzakh, akhirat,
azab, dan kubur.
5. Rukun Iman
a. Iman Kepada Allah.
b. Iman Kepada Malaikat.
c. Iman kepada Kitab Allah.
d. Iman Kepada Hari Kiamat.
e. Iman Kepada Qadha & Qadar.
Sumber Aqidah Islam ada dua yaitu : Al-quran dan
Assunah (Hadist)
Fungsi Aqidah : Sebagai pondasi untuk mendirikan
bangunan Islam, Merupakan awal dari akhlak yang
mulia, Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa
ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak
akan diterima.
PENUTUP
Penulisan dan perbincanggan tentang aqidah
islam yang merupakan asaa agama islam adalah
sesuatu yang selalu menarik perhatian karena
sering dijadikan rujukan dalam menafsirkan
kelemahan atau kemunduran umat islam dalam
kehidupan ini sebagai umat yang menganut dan
memperjuangkan aqidah ini. Suatu kebenaran
ajaran yang tidak dapat di sanggah bahwa apa
yang terkandung yang terkandung dalam akidah
memiliki daya dorongan yang sangat kuat bagi
umat ini untuk tampil lebih maju dan lebih
berperan dalam dalam kehidupan ini sehingga
karena itu di gelari sebagai umat teladan yang
memiliki kemampuan menghadapi tangtangan
ilmu dan teknologi bahkan juga dalam
menghadapi antangan budaya globalisasi.
Disamping itu, aqidah islam juga merupakan
sumber ketentraman rohani dan pegangan batin
di kala senang dan susah serta landasan yang
sangat kukuh bagi pembinaan ahlak yang luhur.
Dan untuk mencapai hal-hal tersebut, umat islam
tentunya harus memahami aqidah islam dengan
benar dan mengimaninya serta menghayatinya
dengan penuh keyakinan.
Daftar Pustaka
Dr. Daudy Ahmad. 1997. Kuliah aqidah ISLAM ,
Bulan Bintang ; Jakarta.
Mahfud Rois. 2011. Pendidikan Agama Islam,
Erlangga ; Jakarta.
Tim MDI LDK Unpar. 2009. Mentoring Agama
Islam, Palangkaraya.
Www.gogle.Com.
Diposkan oleh Eva sulistiani di 02.21
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

jam
kalender

Free Blog Content

Mengenai Saya

Eva sulistiani
Lihat profil lengkapku

Widget Animasi

Arsip Blog
2014 (1)

2013 (14)
o Juni (1)

o Mei (2)

o April (11)

Faktor Koagulasi Darah

ALUR SKRINING DONOR

Analisis Kadar Air

Pemeriksaan Retikulosit

Imunologi

IDENTIFIKASI TELUR & LARVA NYAMUK

KROMATOGRAFI

PEMBUATAN OVITRAP (alat untuk merangkap nyamuk)

MAKALAH IMUNOLOGI PEMBENTUKAN KEKEBALAN


TERHADAP I...

Makalah Aqidah

Aku dan Hijab ku

Template Watermark. Gambar template oleh Juxtagirl. Diberdayakan oleh Blogger.


- Page 2 -

Eva Sulistiani
Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal
kebahagiaan, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya
kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan *La Tahzan

Senin, 22 April 2013


Aku dan Hijab ku
Aku memutuskan untuk berjilbab sejak kelas 2 SMP.
Namun, saat itu aku berjilbab bukan karna Allah SWT, bukan
karna ingin menutup aurat, bukan pula karna dorongan orang
tua. Aku memilih berjilbab karna waktu itu, aku salah
memotong rambut ku pendek sekali dan hampir mirip seperti
Dora eksplorer yah begitu lah kira-kira. Sungguh aku malu
sekali sangat malu pada teman-teman ku. Kalau tidak salah
dulu aku potong rambut pas liburan sekolah. Niatnya kalau
ketemu teman-teman ada yang baru dari eva,, hehe tapi
ternyata rencana Allah berbeda dengan keinginan aku. Dan
mungkin kalau tidak salah motong rambut sampai sekarang
aku tidak akan pernah menggenal jilbab *trimakasih Ya Allah.
Engkau menunjukkan kebaikan padaku,, dan membuat aku
sadar kalau Allah menegur umat-Nya itu berbeda-beda
caranya...*
Keinginan aku untuk berjilbab, ku sampaikan kepada
kedua orang tua ku, ternyata mereka tak menyetujuinya,,, tapi
aku tak menyerah begitu saja.. diam-diam ku kumpulkan uang
jajan ku hingga beberapa minggu, aku juga ada sedikit
tabungan yang sudah ku kumpulkan dengan begitu walau ortu
gak mau ngasih uang untuk jahit baju dan rok panjang aku bisa
memakai uang aku dulu semoga Allah akan menggantinya
nanti. Dengan sangat sederhana aku putuskan benar-benar
berjilbab pada hari senin ternyata Allah memang Maha tau
mana yang terbaik buat umat-Nya, yang awalnya tadi ingin
menampilkan sesuatu yang baru di depan teman-teman
dengan gaya rambut bisa di bilang baru juga lah,,, hehe
melebihi dari kejutan itu sekarang... SubhanAllah, berbagai
pujian dan pertanyaan terlontar dari teman-teman ku ... *itung-
itung jadi seleb mendadak gtu*,,, hehe.
Seharusnya aku patut bersyukur karna dalam satu kelas
dulu hanya aku saja yang berjilbab, itu tandanya Allah telah
membuka hati ku untuk menutup aurat meskipun hanya waktu
sekolah saja tapi karna minimnya ilmu agama ku membuat aku
lemah dan tak mengerti arti sebuah jilbab.. saat berpegian atau
hendak main ke rumah teman yang keluar dari desa ku
Alhamdulillah ku kenakan jilbab walau sederhana. Tetapi syetan
tak tinggal diam dia menganggu aku, di bujuknya aku untuk
melepas jilbab saat hendak jalan-jalan atau ingin keluar
rumah,,, syetan bicara lewat salah satu teman ku,, kalau aku ini
tak pantas berjilbab, buat apa berjilbab kalau kelakuannya
kaya gitu *sering dekat sama cowok-cowok... aku sangat marah
ketika temanku mengatakan begitu. Padahal yah memang
benar, hehe *buka kartu*
Aku makin nggak waras bener-bener nggak waras, karna
aku terkena omongan syetan tadi, ku tinggalkan jilbab dan
berpenampilan ala cowok, aku nggak malu lagi rambut ku
pendek malah aku sengaja potong cowok. Yang paling parah
rambut itu aku berdirikan belakangnya dan depan sedikit
miring seperti poni *kaya anak boyband zaman sekarang.
Ternyata nggak Cuma cewek yang punya poni cowok juga
punya MasyaAllah.* ku akui di desa aku memamg ceweknya
berubah wujud semua (tomboy).
Saat lulus SMP aku melanjutkan ke Pangkalan-Bun (Kota
Kabupaten). Dulu aku setelah lulus SMP ingin ke Palangka-Raya
ikut program Kebidanan tapi sama orang tua di larang katanya,
sekolah dulu aja. Aku menurut saja .. memang tak ada rencana
untuk melanjutkan sekolah di Pangkalan-Bun yang aku cari
sekolah yang penting nggak satu kecematan lagi. Karna niat
aku ingin melepas jilbab... *Astagfirullah. Ya Allah sungguh
murkanya aku*. Orang tua menyarankan agar aku masuk SMA
yang dekat biar bisa bantu-bantu tapi aku memang nggak
tertarik sekolah disitu, sempat mencoba mendaftar dan aku
saat ujian asal jawab, dan hasilnya aku nggak ketrima...
*senang banget.. hehe* orang tua ku binggung kemana aku
harus di sekolahkan sempat menghubungi keluarga yang di
jawa *wadohh aku mau di kirim ke jawa?? Nggak mau*
Ada berbagai tawaran dari teman-teman aku juga untuk
masuk ke sekolah yang mereka masukki tapi aku nggak tertarik
juga karna memang mungkin saat itu aku nggak punya tujuan,
*bagai daun kering yang di terbangkan oleh angin, terombang-
ambing tak berarah,,,, Astagfirullah*. Berhubung teman dekat
ku juga menawarkan sekolah di Pangkalan-Bun SMK Pertanian,
dan pendaftarannya pun mudah tanpa berfikir panjang aku iya
kan aja tawarannya ku isi formulirnya yang di kasih teman ku
itu. Sempat Bapak nggak menyetujui aku sekolah di pangkalan-
Bun apa lagi di pertanian mau jadi apa aku nanti katanya. Tapi,
aku yakinkan Bapak kalau aku bisa baik-baik saja disana,
sebenarnya Bapak Cuma takud dengan pergaulan disana, takud
kalau aku tak bisa kontrol diri.
Sebandel-bandelnya aku, Aku tetap jaga kepercayaan
kedua orang tua ku,,, aku belajar dari teman-teman ku yang
pernah melakukan kesalahan, dari situ aku memperbaiki diri &
tidak akan melakukan kesalahan yang sama, meski teman
cowokku banyak tapi aku selalu jaga batas-batas pergaulan
dengan cowok.
Singkat cerita, aku masuk ke SMK pertanian tanpa
menggunakan jilbab lagi, dengan bangga aku memakai rok
pendek selutut dan baju yang pas di badan rambut diikat satu
di belakang memakai gelang kaki, gelang tangan ala anak gaul,
beranting, berkalung, dan bercincin emas. Sehingga ada salah
satu teman ku yang memanggil aku ratu emas kalau tidak
salah, udah lupa,, hehe. Padahal aku punya baju yang lebih
sopan tapi sengaja aku kenakan yang itu karna aku ingin tampil
ala anak kota *Astagfirullah*. Baju yang aku bawa ke
Pangkalan-Bun juga sangat minim2 hanya kaos2 dengan celana
selutut andalan aku,, yah begitu lah aku dulu.
Ada peraturan baru di sekolah itu, semua pelajar yang
cewek khususnya harus memakai jilbab, *Lahaula wala kuata
illahbillah*. Aku merasa ini senjata makan tuan, keinginan
menghindari jilbab malah aku di pertemukan di sekolah yang
berbasis islam *SubhanAllah, Allah memang sengaja mengirim
aku ke sekolah itu agar aku tak meninggalkan jilbab ku lagi.
Trimakasih Ya Allah*. Akhirnya dengan malu-malu aku mulai
menggenakan jilbab lagi seperti dulu tapi Cuma saat sekolah
ajah, hehe *setidaknya aku sudah berjilbab lah... dari pada
teman-teman aku yang belum dapat hidayah menggenakan
jilbab*.
Setelah aku kelas tiga SMK tepatnya pas magang. Ku
putuskan untuk berjilbab terus walaupun di rumah. Terkadang
aku malu dengan masa lalu ku tapi kalau tidak ada masa lalu
pastilah tidak akan ada masa sekarang,,, dan masa sekarang
nantinya juga akan menjadi masa lalu,,, dari masa lalu aku bisa
bercermin apakah aku dari hari ke hari semakin baik atau
semakin buruk. Mestipun aku sudah memutuskan berjilbab
terus tapi masih memakai jeans, baju kentat bahkan bolong-
bolong seperti switter. Jilbab ku juga masih pendek dan
amburadul selalu berlawanan dengan warna baju asal pake,,,
yang penting aku sudah berjilbab itu pikiran ku.
Beberapa bulan kemudian aku lulus SMK sungguh sangat
bersyukur aku bisa membuktikan pada kedua orang tua kalau
aku baik-baik saja selama di Pangkalan-Bun tanpa ada kasus
sekolah atau tentang aku yang lainnya. Aku senang bisa bebas
dari pergaulan kota. Raga ku memang di kota tapi tidak jiwa
ku.. aku selalu menanamkan pada diriku bahwa aku di mana
pun dan kapan pun harus tetap menjadi diri sendiri, menjadi
eva yang polos, dan biasa. Sederhana itu lah prinsip ku.
Setelah lulus SMK aku pengen banget kuliah di jogja, tapi
lagi-lagi orang tua ku nggak kasih izin. Disuruh di Palangka-
Raya (Kota Provinsi) saja supaya dekat dengan orang tua.
Bukan hanya masalah kuliah dimana tapi aku ambil jurusan pun
orang tua nggak kasih izin *Ya Allah, dalam hati aku menangis*
tapi aku sejenak berfikir mungkin itulah yang terbaik. Ku ikuti
keinginan kedua orang tua ku sebagai bakti ku kepada mereka.
Ku pergi ke Palangka-Raya hanya dengan modal nekad sendiri
tanpa orang tua. Aku lihat kota ini bukan kota kecil tapi kota
besar dan berbagai jenis manusia ada disini. Aku takut aku
tidak bisa menjaga diri aku takud lalai, lepas kontrol, benar-
benar takud saat itu. Harus bagaimana Ya Allah.
Niat sudah ku bulatkan aku ke Paray (singkatan dari
Palangka-Raya) untuk mencari ilmu dan memperbaiki diri jadi
lebih baik lagi. Alhamdulillah Allah mendengar doa dan niat
baik ku *trimakasih Ya Allah*. Aku di pertemukan dengan
bidadari dunia (teman satu kos) yang sangat baik dan taat
dengan agama mereka adalah aktivis kampus yang awalnya
aku belum paham apa itu aktivis? Setelah bulan demi bulan aku
memperbaiki diri aku malu dengan bidadari itu karna aku masih
senang memakai jeans dan baju ketat. Aku mulai membaca-
baca buku teman-teman setiap orang mempunyai koleksi buku
sendiri dan koleksinya itu loh satu rak penuh. Apalagi aku juga
suka membaca saat tak ada kuliah aku main ke kamar meraka
dan membaca buku-buku tentang wanita, di situlah aku baru
sadar bahwa memakai jilbab hukumnya adalah wajib.
Di dalam Al-Ahzab ayat 59 tentang perintah memakai
jilbab dan menjulurkannya keseluruh tubuh. Ya allah aku
semakin merasa bersalah .... bagaimana bisa bertahun-tahun
setelah baliq aku tak memahami tentang apa itu jilbab dan
bagaimana hukumnya. Sungguh aku orang yang miskin Agama
Ya Allah. Aku juga berfikir bagaimana kalau aku jadi kuliah di
jawa akankah aku masih memakai celana jeans dan baju ketat?
Tentu dan pasti itu... Sungguh menyesal aku tlah kecewa pada
pilihan kedua orang tua ku dulu....
Sekarang baru terasa betapa beruntungnya aku kenal
dengan bidadari surga itu,,, Allah lah yang memperkenalkan
aku pada mereka sang penyelamat Agama Islam. Berpakaian
Syari memang lah tidak mudah sungguh tak mudah bagi ku
perlu satu tahun untuk benar-benar menutup aurat
sepenuhnya. Jilbab longgar mulai ku koleksi dan buku-buku
tentang wanita aku beli. Namun dengan Niat kali ini hanya dan
untuk Allah SWT. Akhirnya aku bisa mulai terbiasa dengan baju
dan jilbab longgar.
Hidup memang perjuangan. Bagaiman kita berjuang di
tengah-tengah masyarakat yang lalai bahkan buta dengan
agama. Bagaimana sulitnya mempertahankan jilbab di era
zaman sekarang. Baju yang di jaul di pasaran sangat tidak
sesui dengan syariat Astagfirullah sangat menyedihkan.
Berbagai macam dan model bisa kita jumpai di pasar dengan
mudah.
Sejak itu lah (bertemu dengan bidadari dunia) hidup ku
berubah. Berubah dratis. Aku bagai direfres oleh Tuhan menjadi
yang baru aku sering mengikuti pengajian-pengajian untuk
memperbaiki diri... Trimakasih Ya Allah atas segala yang tlah
terjadi begitu banyak pelajaran yang dapat aku ambil dari kisah
hidup ku. Karna setiap orang memang punya kisah masing-
masing. Dan cara kembali pada-Mu pun masing-masing
caranya.
Dan kedua kalinya aku membuktikan kepada kedua orang
tua ku dan orang-orang lain kalau di kota itu tidak hanya
pengaruh negatif yang bisa di ambil tapi banyak ilmu yang
bermanfaat dan membangun bertebaran bagai debu tinggal
kita saja bagaimana menggambil ilmu itu. Jika kita menggambil
untuk di terapkan InsyaAllah pasti akan membawa perubahan
yang besar buat kita.
Diposkan oleh Eva sulistiani di 07.45
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

jam
kalender

Free Blog Content


Mengenai Saya

Eva sulistiani
Lihat profil lengkapku

Widget Animasi

Arsip Blog
2014 (1)

2013 (14)

o Juni (1)

o Mei (2)

o April (11)

Faktor Koagulasi Darah

ALUR SKRINING DONOR

Analisis Kadar Air

Pemeriksaan Retikulosit

Imunologi

IDENTIFIKASI TELUR & LARVA NYAMUK

KROMATOGRAFI

PEMBUATAN OVITRAP (alat untuk merangkap nyamuk)

MAKALAH IMUNOLOGI PEMBENTUKAN KEKEBALAN


TERHADAP I...

Makalah Aqidah

Aku dan Hijab ku


Template Watermark. Gambar template oleh Juxtagirl. Diberdayakan oleh Blogger.

Você também pode gostar