Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan dimulai dari penyatuan spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari penyatuan hingga lahirnya bayi
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester dimana
trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-
13 hingga ke-27), dan trimester ke-3 (minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono. 2009)
Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa embrio atau fetus di
dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk
ke dalam saluran sel telur. Saat sperma masuk kedalam rongga rahim dengan kompetesi
yang ketat, salah satu sperma akan berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan sel
telur tersebut. Peristiwa ini disebut fertilitas atau konsepsi (maya. 2011 :16)
terbuka, a DJJ
Uterus tegang
terjadi
dan nyeri
perdarahn
berwarna
merah segar
tujuh menit
Rendahnya
factor
pembekuan
darah,
fibrinogen,
trombosit,
fragmentasi
sel darah
merah.
ruptur) abdomen/adanya
Perdarahan cairan bebas
Kontur uterus
(intraabdomen dan
atau per vaginam) abnormal
Abdomen terasa lemas
Bagian janin teraba
dengan mudah
Gawat janin/tidak
adanya DJJ
Denyut jantung ibu
yang cepat
Nyeri perut Riwayat keluarnya Amnionitis
Secret vagina cair dan cairan
berbau setelah Uterus teraba lunak
kehamilan 22 minggu DJJ cepat
Demam/menggigil Perdarahan
pervaginam ringan
Nyeri perut Nyeri Sistitis
Disuria suprapubik/retropubik
Frekuensi dan urgensi
miksi yang meningkat
Disuria Nyeri Pielonefritis akut
Nyeri perut suprapubik/retropubik
Demam Nyeri pinggang
tinggi/mengigil Nyeri daerah rusuk
Frekuensi dan urgensi Anoreksia
miksi yang meningkat Mual/muntah
Nyeri perut bawah Distensi abdominal Apendisitis
Demam tidak tinggi Anoreksia
Nyeri lepas Mual/muntah
Ileus paralisis
Peningkatan sel darah
putih
Tidak teraba massa
pada perut bawah
Lokasi nyeri lebih
tingg dari yang
diharapkan
Nyeri perut Perdarahan Metritis
Demam/mengigil pervaginam ringan
Lokia dengan pus dan Syok
berbau
Uterus terasa lunak
nyeri perut bawah dan respon buruk terhadap Abses pelvis
distensi antibiotika
demam pembengkakan di
tinggi/menggigil yang adneksa atau pada
menetap kavum douglasi
uterus terasa lunak pus dari kuldosentesis
nyeri perut bawah nyeri lepas Peritonitis
demam tidak distensia abdomen
anoreksia
tinggi/mengigil
bising usus tidak mual/muntah
syok
terdengar
nyeri perut teraba massa lunak Kista ovarium
massa adneksa pada pada perut bagian
pemeriksaan dalam bawah
perdarahan
pervagianam ringan
terasa lembab
atau basah
Kenakan
celana dalam
yang terbuat
dari katun
Konstopasi Trimester Peningkatan Tingkatkan Rasa nyeri
(sembelit) ke-2 dan kadar progesteron pemasukan hebat diperut
ke-3 Tidak dapat
yang cairan dan
menyebabkan serat didalam buang
2.1.1.10 Penatalaksanaan
Jadwal pemeriksaan ibu hamil
1) Pemeriksaan pertama kali pada petugas kesehatan yang ideal adalah sedini
mungkin yakni saat haid terlambat 1 bulan.
2) Pemeriksaan ulang 1 kali sebelum usia kehamilan memasuki 28 minggu (7 bulan).
3) Pemeriksaan selanjutnya setiap 2 minggu yaitu saat usia kehamilan memasuki 32
minggu (8 bulan)
4) Pemeriksaan khusu jika terdapat keluhan-keluhan
Asuhan yang dilakukan pada ibu hamil kunjungan awal adalah sebagai berikut :
a) Membangun hubungan saling percaya antara ibu dan bidan. Untuk mempermudah dalam
pemberian asuhan kepad a ibu.
b) Melakukan pengkajian/pemeriksaan terhadap tingkat kesehatan ibu dengan secara tepat
dan lengkap, yaitu :
Dalam memberikan asuhan terhadap ibu hamil telah ada standar asuhan yang harus
dilakukan.Asuhan yang diberikan merupakan standar minimal 10T antara lain : Timbang
berat badan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, ukur status kesehatan
(LILA), ukur tinggi fundus uteri, periksa detak jantuk janin, pemberian tetanus toxoid
(TT) lengkap, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap
penyakit menular seksual, temu wicara (sulistyawati, 2009).
1) Tinggi badan
Pada wanita hamil yang pertama kali perlu di lakukan pengukuran tinggi badan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui tinggi badan ibu dan membantu menegakkan diagnosis.
Pengukuran tinggi badan digunakan sebagai dasar perbandingan terhadap perubahan-
perubahan relative seperti nilai berat dan lingkar lengan atas.
2) Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting. Berat badan juga
merupakan indicator terbaik untuk menilai keadaan gizi. Penimbangan berat badan
dilakukan untuk mengetahui berat badan ibu, mengetahui naik/turunnya berat badan,
membantu menegakkan diagnosis dan menentukan dosis obat. Serta untuk memantau
perkembangan janin dan keadaan ibu. Kenaikan berat badan normal 9-14 kg.
kenaikan berat badan normal 0,5 kg perminggu jika kenaikan 1kg perminggu perlu
diwaspadai terjadinya preeklamsia.
3) Tanda-tanda vital
Dalam keadaan normal, tekanan darah sistolik 110 mmHg dan diastolic 80 mmHg.
Bila melebihi dari angka tersebut maka perlu diwaspadai terjadinya pre eklamsia.
4) Pemeriksaan payudara
Simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, bentuk putting, areola mamae,
pengeluaran kolostrum, kebersihan putting susu dan areola.
5) Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan ini dilakukan dengan palpasi, maka akan diperoleh mengenai ukuran
dan bentuk uterus.
6) Pemeriksaan genetalia
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan ginekologi
dan inspekulo (daerah vulva dan porsio)
7) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya oedema, varises dan reflek
patella.
8) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untukmemastikan kesehatan ibu dalam
kondisi normal atau tidak. Serta untuk memastikan adanya kehamilan atau tidak.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada kunjungan awal adalah tes Hb dan golongan
darah, tes urine, dan tes PITCT.
c) Mengidentifikasi factor resikodengan mengkaji riwayat kesehatan ibu masa lalu dan
sekarang
d) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mendiskusikan tentang keluhan atau
kekhawatiran tentang kehamilan saat ini, proses persalinan serta masa nifas.
Asuhan kehamilan pada kunjungan ulang :
1) Mengevaluasi dan Melakukan pemeriksaan lebih lanjut penemuan masalah yang
terjadi serta pemeriksaan yang perlu dilakukan pada wanita hamil:
a) Kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi, mempersiapkan
kelahiran, kegawatdaruratan, dan pemeriksaan fisik yang terfokus.
b) Pada tahap ini dilakukan beberapa intervensi pada beberapa masalah yang terjadi
serta aspek-aspek yang menonjol pada kehamilan.
2) Mengevaluasi data dasar :
Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar dengan mempertimbangkan hasil
pemeriksaan pada kunjungan pertama untuk menegakkan diagnose. Data dasar yang
dikaji adalalah sebagai berikut :
a. Amenore : Dikaji sebagai diagnosis kehamilan
b. Tanggal menstruasi terakhir : dikaji sebagai diagnosis kehamilan serta untuk
menentukan taksita hari pertama kelahiran
c. Keluhan yang disampaikan klien : dikaji untuk menentukan konseling yang tepat
yang diberikan kepada klien.
d. Hasil pemeriksaan fisik : dikaji sebagai dengan tujuan sebagai data
pendukung dalam diagnosis kehamilan. Pemeriksaan isik yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Kenaikan BB
2) Cholasma gravidarum
3) Perubahan pada payudara
4) Linea nigra
5) Tanda Chadwick
6) Tanda hegar
7) Test urine (tes HCG)
3) Pengkajian data focus
a) Riwayat
Menanyakan pada klien keluahan/ masalah apa yang timbul sejak kunjungan
terakhirnya.
b) Deteksi ketidak nyamnan dan komplikasi
Menanyakan keluhan-keluhan yang dialami ibu serta tanda bahaya yang mungkin
dialami ibu.
c) Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan tekanan darah.
b) Mengukur TFU (menggunakan tangan jika usia kehamilan < 12 minggu dan
menggunakan metline jika usia kehamilan > 12 minggu) untuk memantau
perkembangan janin.
c) Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kemungkinan kehamilan
ganda, serta mengetahui presentasi, letak, posisi, dan penurunan kepala (jika usia
kehamilan > 36 minggu)
(4) Pemeriksaan laboratorium
a) Protein urine
b) Glukosa urine
5) Mengembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kehamilan.
(1) Menjelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya.
(2) Sesuai denggan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan
pada ibu hamil.
(3) Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi
kegawatdaruratan.
(4) Ajari ibu untuk mengenal tanda tanda bahaya, pastikan ibu untuk memahami apa
yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya.
(5) Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya.
Teori Asuhan Kebidanan
Tanggal pengkajian :
Tempat pengkajian :
Pengkaji :
IDENTITAS
Nama, umur, ras/suku, agama, pekerjaan, pendidikan dan alamat. Maksudnya pertanyataan ini
adalah untuk identifikasi (mengenal) penderita dan menentukan asuhan yang akan diberikan.
Umur juga hal yang penting karena ikut menentukan pronosis kehamilan. Kalau umur terlalu
lanjut atau terlalu muda, maka persalinan lebih banyak resikonya. (ummi, 2010 : 87)
Nama :
Umur :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
SUBJEKTIF
1) Keluhan utama
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik yang diungkapkan dengan kata kata
sendiri (ummi, 2010 : 87)
2) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan yang lalu membantu dalam mengindentifikasi kondisi kesehatan
yang dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir (Ai yeyeh dkk, 2009 : 147)
(2) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang seperti ada tidaknya masalah
kardiovaskuler, hipertensi, diabetes, malaria, PMS, HIV/AIDS dapat membantu
dalam mengindentifikasi kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan
serta asuhan yang akan diberikan (Ai yeyeh, 2009 :147)
(3) Riwayat kesehatan keluarga
3) Riwayat menstruasi
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat reprodi\uksi/kandungan seperti,
umur menarche, frekuensi, lamanya, HPHT untuk menentukan usia kehamilan, perdaraha
terus disfungsional dan penggunaan produk sanitasi (misalnya celana dalam dan
pembalut). (ummi, 2010 :89)
4) Riwayat obstetri
Masalah obstetri, medis dan sosial yang lain, dalam kehamilan (preeklampsia), dalam
persalin (drip oksitosin), dalam nifas (perdarahan), berat lahir bayi, jenis kelamin bayi,
kelainan kongenital bayi, status bayi saat lahir (hidup dan mati) jika meninggal apa
penyebabnya. Pertanyaan ini sangat mempengaruhi pronosis persalinan dan pimpinan
persalinan, karena jalanny persalinan yang lampau adalah hasil ujian dari segala faktok
yang mempengaruhi persalinan. (ummi, 2010 :89)
5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebelum dan sewaktu hamil
(1) Pola nutrisi
(2) Pola eliminasi
(3) Pola istirahat
(4) Personal hygine
(5) Pola seksual
(6) Pola aktivitas
(7) Psikososiospiritual
OBJEKTIF
Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dengan cara melakukan
pemeriksaan pada pasien. Data objektif ini dilakukan sebagai pembuktian
terhadap data subjektif untuk dapat menenukan diagnose. Data yang
dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1) Keadaan umum dilakukan untuk mengetahui keadaan secara umum
pasien dan tanda-tanda fisik hendaknya tidak ada masalah:
1) pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
Tekanan darah ibu harus diperiksa setiap kali pemeriksaan
kehamilan. Tekanan diastolic merupakan indicator untuk
prognosis pada penanganan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan
darah normal pada orang dewasa adalah tekanan sistolik 110
mmHg dan tekanan diastolic 80 mmHg (Kusmiyati, 2007).
b. Pemeriksan nadi
pemeriksaan nadi digunakan untuk menilai system kardiovaskuler.
Tiga komponen yang harus diketahui adalah pada pemeriksaan
ini frekuensinya, teratur tidaknya, dan isinya. Frekuensi nadi
normal untuk orang dewasa adalah antara 60-90 kali permenit
(Kusmiyati, 2007).
c. Pemeriksaan pernafasan
Pemeriksaan pernafasan dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui system fungsi pernafasan yaitu mempertahankan
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan
pengaturan keseimbangan asam basa (Kusmiyati, 2007).
d. Pemeriksaan suhu
Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kedaan suhu tubuh. Suhu tubuh normal 36,50C sampai
37,50 C (Kusmiyati, 2007)..
2) Pemeriksaan Fisik Pasien
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian
tubuh dari kepala sampai kaki. Pemeriksaan fisik ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin,
serta perubahan pada yang terjadi pada suatu pemeriksaan berikutnya.
Pada umumnya tubuh manusia bersifat simetris. Simeteris berarti ada
kesamaan bentuk garis, ukuran, warna dan letak bagian tubuh yang
bersebelahan (Kusmiyati, 2007). Pemeriksaan fisik yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Wajah : tidak pucat/kuning, apakah ada cloasma atau tidak,
apakah ada pembengkakan palpebrae
b. Mata : melihat gerakan bola mata, sclera ikterik atau
tidak, konjungtiva pucat atau tidak.
c. Hidung : septum hidung berada ditengah atau tidak, adakah
benda asing, secret hidung, perdarahan, polip.
d. Mulut :
-Bibir : warna, simetris, lesi, kelembapan, pengelupasan,
dan bengkak
-Rongga mulut:ada stomatitis atau tidak, kemampuan menggigit,
mengunyah dan menelan.
-Gusi :warna dan edema
-Gigi geligi : karang gigi, caries, sisa gigi
-Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembapan, luka,
bercak dan pembengkakan.
e. Kerongkongan : tonsil, peradangan, lender/secret
f. Telinga : bersih atau tidak, radang, cairan yang keluar,
adakah benda asing.
g.Leher : lihat kesimetrisan pergerakan, adakah massa,
kekauan leher, lihat adakah pembesaran kelenjar tiroid atu tidak, lihat
adakah bendungan vena jugularis atau tidak, adakah pembesaran
kelenjar limfe atau tidak.
h. Dada : simetris atau tidak, apakah pola pernafasan
normal,
i. payudara : simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak,
bentuk putting, areola mamae, pengeluaran kolostrum, kebersihan
putting susu dan areola.
j. Ketiak : adakah benjolan atau pembesaran getah benin atau
tidak.
k. Abdomen : amati bentuk abdomen membusung/datar,
umbilicus menonojol/tidak, adakah bayangan bendungan vena dikulit
abdomen, apakah ada benjolan/massa, striae, warna, apakah ada luka
bekas operasi atau tidak.
1) Melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri dengan
menggunakan metlin
2) Melakukan pemeriksaan Leopold:Untuk pemriksaan palpasi
Leopold ini, dinding perut harus lemas, tidak kontraksi.
Pemeriksaan Leopold dibagi menjadi 4 tahap:
Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, sehingga
umur kehamilan diketahui srta untuk mengetahui bagian janin
yang terletak difundus.
Leopold II : untuk menentukan punggung janin yang membujur
dari atas kebawah. Pada letak lintang dapat ditentukan kepala
janin.
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak sebelah
bawah, serta mengetahui apakah kepala janin sudah masuk PAP
(pintu atas panggul) atau belum.
Leopold IV : Menentukan berapa bagian kepala janin masuk
pintu atas panggul.
3) Pemeriksaan DJJ dilakukan untuk memantau kesejahteraan
janin.Frekuensi normal DJJ adalah 120-160 kali/menit. DJJ dapat
terdengar pada usia kehamilan 18 minggu dengan menggunakan
stetoshope laenec (Doppler).
l. ekstremitas : Simetris atau tidak, pergerakan bebas atau tidak,
ada edema atau tidak,reflek patella positif atau tidak.
m. Genetalia : adakah oedem atau tidak, adakah verises atau
tidak, apakah ada tanda-tanda infeksi atau tidak
m. Anus : apakah ada haemorid atau tidak.
3) Pemeriksaan penunjang
Data penunjang diperlukan untuk memastikan apakah kehamilan
normal atau tidak seperti pemriksaan laboratorium sebagai berikut:
a. Pemeriksaan HB : HB normal ibu hamil 11 gr%.
Pengklasifikasian anemia :
1. Tidak anemia : Hb 11 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9-10,5 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7-8 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7gr%
b. Pemeriksaan PITCT : untuk mengetahui apakah ibu hamil
mengidap HIV/AIDS atau tidak
c. Pemeriksaan protein urine: untuk mengetahui fungsi ginjal pada ibu
hamil normal atau tidak, serta mengeindikasikan adanya preeklamsi
atau tidak. Hasil pemeriksaan dapat dianalisi sebagai berikut:
1. Negatif (-) : tidak ada kekeruhan sama sekali
2. Positif (+) : Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir kadar
protein kira-kira 0,01-0,05%.
3. (++) : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir
dalam kekeruhan, kadar protein 0,05-0,2%.
4. (+++) : Urine jelas keruh dan kekeruhan tersebut
berkeping,keeping, kadar protein 0,2-0,5%.
5. (++++) : Urinr sangat keruh dan kekeruhan tersebut
berkeping-keping atau bergumpal-gumpal atau memadat, kadar
protein >0,5% (Kusmiyati, 2007).
d. Pemeriksaan glukosa urine: pameriksaan ini dilakukan untuk
mendeteksi adanya diabetes mellitus (DM) dalam kehamilan
(gestasional DM/GDM). Untuk pemeriksaan ini sebainya pasien
tidak mengkonsumsi obat seperti Vit. C, salisilat, streptomisin
karena akan mempengaruhi hasil positif palsu. Hasil pemeriksaan
dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Negatif (-) :Warna tetap biru atau kehijuan
2. Positif (+) : warna hijau kekuning-kuningan agak keruh .
3. (++) : Warna kuning dan keruh
4. (+++) : Warna jingga dan keruh
5. (++++) : Warna merah bata dan keruh
ANALISA
Diagnosa : Diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup kebidanan dan dirumuskan secara
spesifik.
Seorang ibu NY usia tahun GPA umur kehamilan minggu janin hidup/mati,
presentasi masuk panggul atau belum dengan masalah yang terjadi pada ibu.
Masalah : data dimana keadaan yang terjadi pada saat ini, keluhan ibu saat hamil.
PENATALAKSANAAN
Pada tahp ini dilakukan pelaksanaan asuhan yang telah direncanakan secara efektif dan aman.
Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri, namun dia tetap memiliki tanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Pelaksanaan asuhan yang dilakukan pada ibu hamil
antara lain sebagai berikut:
1. Memeberitahukan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan saat ini.
R/Agar ibu lebih tenang
2. Menjelaskan pada ibu tentang perubahan yang terjadi pada ibu hamil
R/Agar ibu merasa tenang dan dapat memhami yperubahan yang terjadi pada
dirinya sehingga mampu menangani perubahan yang terjadi
3. Memberikan KIE tentang keluhan yang dialami oleh ibu
R/ Agar ibu merasa tenang dan mampu melakukan penanganan yang disarankan
terhadap ibu
4. Memberikan KIE pada ibu tentang pola nutrisi yang baik
R/Agar kebutuhan nutrisi ibu dan janin dapat terpenuhi
5. Memberikan KIE tentang pola istirahat yang baik kepada ibu
R/Agar kebutuhan istirahat ibu terpenuhi
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yang terjadi pada ibu
R/ Agar ibu mengetahui dan mampu mendeteksi terjadinya tanda bahaya
kehamilan, sehingga dapat cepat tertangani
7. Memberikan KIE tentnag tanda-tanda persalinan
R/ Ketika terjadi tanda-tanda persalinan ibu segera memeriksakan dirinya ke
tenaga kesehatan
8. Memberikan KIE tentang persiapan persalinan
R/ Ibu dapat mempersiapkan lebih awal keperluan persalinan untuk ibu dan
bayinya
9. Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang
R/ Agar ibu mengetahui waktu yang tepat untuk periksa kembali pada tenaga
kesehatan.