Você está na página 1de 41

ANALISIS PEMODELAN AKTIFITAS KATERING SAWARGI

MENGGUNAKAN RICH PICTURE DAN INFLUENCE


DIAGRAM

Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Praktikum Pemodelan Sistem Logistik dan


Rantai Pasok

Disusun Oleh :
1. Yumn Syadza Riyadh Wibowo (16114058)
2. Salma Auliya Widayanti (16114063)
3. Nurul Hidayah (16114097)
4. Muhammad Rizki Ananda Lubis (16114098)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA
BANDUNG
2017

0
1

LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PEMODELAN AKTIFITAS KATERING SAWARGI
MENGGUNAKAN RICH PICTURE DAN INFLUENCE
DIAGRAM

Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Praktikum Sistem Informasi Logistik

Disusun Oleh :
5.
1. Bagus Rizkianto
Yumn Syadza Riyadh Wibowo (16114037)
(16114058)
6. Salma Auliya Widayanti
2. (16114063)
7. Nurul
3. DwikyHidayah
Noer Rachman (16114073)
(16114097)
8. Muhammad Rizki Ananda Lubis
4. (16114098)

Program Studi Manajemen Logistik


Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia

Menyetujui,
Bandung, 30 Januari 2017
Dosen Pembimbing
2

Ir. Afferdhy Ariffien, MT.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan tugas besar mata kuliah praktikum
Sistem Informasi Logistik ini selesai pada tepat waktunya.
Penyusunan tugas besar ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Afferdhy Ariffien, MT selaku dosen pembimbing
2. Bapak Tulus Martua Sihombing, Ir., M.T. selaku dosen penguji dan dosen mata
kuliah praktikum Pemodelan
Dalam laporan ini kami membahas mengenai Analisis Pemodelan Aktifitas
Katering Sawargi Menggunakan Rich Picture dan Influence Diagram.
Penyusun menyadari bahwa tugas besar ini belum sepenuhnya sempurna,
untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga
tugas besar ini dapat memberikan manfaat.

Bandung, 21 Januari 2017

Penyusun
3

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I....................................................................................................................I-1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................I-1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................I-2
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................I-2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................I-2
1.5 Batasan Penelitian........................................................................................I-2
1.6 Sistematika Penulisan..................................................................................I-3
BAB II..................................................................................................................II-1
2.1 Pengertian Model........................................................................................II-1
2.2 Pengertian Pemodelan................................................................................II-1
2.3 Pengertian Influence Diagram....................................................................II-2
2.4 Pengertian Rich Picture..............................................................................II-4
2.5 Sawargi Catering........................................................................................II-5
BAB III...............................................................................................................III-1
3.1 Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah.................................................III-1
3.2 Pembahasan Flowchart Metode Penelitian...............................................III-1
BAB IV...............................................................................................................IV-4
4.1 Pengumpulan Data....................................................................................IV-4
4.1.1 Profil Perusahaan Sawargi Catering...................................................IV-4
4

4.1.2 Struktur Organisasi.............................................................................IV-4


4.1.3 Ketenagakerjaan.................................................................................IV-6
4.1.4 Proses Produksi..................................................................................IV-6
4.1.5 Data Awal Sawargi Catering...............................................................IV-7
4.2 Pengolahan Data........................................................................................IV-9
4.2.1 Rich Picture Keadaan Saat Ini (Existing)...........................................IV-9
4.2.2 Influence Diagram Keadaan Saat Ini (Existing)...............................IV-12
4.2.3 Analisis Data Keadaan Saat Ini (Existing).......................................IV-13
4.2.4 Rich Picture Usulan..........................................................................IV-15
4.2.5 Influence Diagram Usulan...............................................................IV-17
4.2.6 Analisis Data Usulan........................................................................IV-17
BAB V..................................................................................................................V-1
5.1 Analisis.......................................................................................................V-1
BAB VI...............................................................................................................VI-3
6.1 Kesimpulan...............................................................................................VI-3
6.2 Saran..........................................................................................................VI-3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Gambar Influence Diagram3


Gambar 2.2 Contoh Gambar Rich Picture Diagram4
Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian1
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sawargi Catering5
Gambar 4.2 Denah Sawargi Catering7
Gambar 4.3 ARC Gabungan Sawargi Catering8
Gambar 4.4 ARD Sawargi Catering9
Gambar 4.5 Rich Picture Keadaan Saat Ini (existing)11
Gambar 4.6 Influence Diagram Keadaan Saat Ini (existing)13
Gambar 4.7 Rich Picture Usulan16
Gambar 4.8 Influence Diagram Usulan17
6

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penjelasan Influence DiagramII-3


Tabel 4.1 Luas DepartemenIV-8
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan sebuah pesta atau acara-acara besar tertentu tidak terlepas


dari persiapan berbagai hal seperti konsep, tempat, jalannya acara, baju yang akan
digunakan dan yang terpenting adalah persiapan hidangan untuk tamu undangan.
Makanan merupakan salah satu dari beberapa hal penting dalam penyelenggaraan
sebuah acara karena menyangkut pada melayani tamu undangan. Makanan yang
disediakan pun tidak dalam jumlah sedikit melainkan menyesuaikan dengan
jumlah tamu undangan.

Biasanya dalam penyelenggaraan acara, pihak yang menyelenggarakan


acara tidak mau repot untuk memasak sendiri hidangan bagi para tamu. Selain
karena tidak terlalu yakin dengan rasa, mereka pun tak ingin repot dalam
penyajiannya, sehingga kebanyakan menggunakan jasa katering.

Jasa katering saat ini sangat sering menjadi andalan bagi para penyelenggara
acara. Jika dahulu hanya acara besar saja yang menggunakan katering, sekarang
mulai dari sekolah dengan sistem makan siang dari pihak sekolah, acara
pernikahan, rapat, acara hajatan, acara keluarga yang bahkan tidak dihadiri oleh
puluhan orang pun telah memakai jasa katering. Hal tersebut dilakukan sebagai
langkah praktis dalam menyuguhi hidangan tamu. Selain itu, pihak katering dapat
menjamin pengantaran tepat waktu sesuai dengan yang diminta.

Melihat betapa dibutuhkannya jasa katering tersebut, menarik minat untuk


melihat seperti apa tempat produksi dari salah satu jasa katering yang ada yaitu,
Jasa Katering Sawargi. Katering ini bertempat di Pondok Gede, Jakarta Timur ini
telah berdiri dari tahun 1990 hingga saat ini masih berproduksi. Katering Sawargi
2

mempekerjakan 30 orang karyawan untuk menyelesaikan setiap pesanan yang


dipesan oleh para pelanggan setianya yang dibagi ke dalam beberapa bagian
pekerjaan seperti di bagian bumbu, mencincang dan memotong bahan makanan,
memasak, membungkus atau mengemas makanan, mencuci piring dan supir.

Jasa Katering Sawargi ini merupakan katering usaha keluarga yang telah
dijalankan secara turun temurun. Para pekerjanya kebanyakan adalah warga
sekitar dan beberapa ibu rumah tangga.

Dalam beberapa proses yang terjadi di Katering Sawargi, ada beberapa hal
yang menjadi masalah diantaranya adalah adanya kesulitan tertentu dalam proses
produksi, alur yang dianggap masih belum memiliki jalur tetap serta beberapa
masalah lainnya yang dapat ditelusuri melalui model yang akan digunakan dalam
penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi


permasalahan yang ada dengan membuat model rich picture dan influence
diagram dari berbagai aktifitas pada Katering Sawargi.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk memperbaiki


kekurangan yang tampak dari model yang dibuat dari berbagai aktifitas yang ada
pada Katering Sawargi.
3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model dari
berbagai aktifitas yang terjadi di Katering Sawargi serta permasalahan yang
terdapat pada aktifitas-aktifitas tersebut. Selain itu, melalui model tersebut, dapat
pula membantu memperbaiki kekurangan yang terjadi sehingga model dapat
menjadi solusi dari pemecahan masalahan yang ditemui.

1.5 Batasan Penelitian

Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas kepada masalah lain, maka
kami membuat batasan penelitian, diantaranya:

1. Penelitian ini dilakukan di Katering Sawargi

2. Data yang diambil adalah bagian-bagian pekerjaan dalam Katering Sawargi,


estimasi atau waktu untuk setiap bagian dan jumlah pekerja.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan


penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian

BAB II LANDASAN TEORI


4

Bab ini berisi mengenai teori-teori yang relevan untuk mendukung penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian apa yang digunakan beserta flow chart
penelitian dan tahapan penelitian.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang pengumpulan data dan cara pengolahan data tersebut.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang analisa dari pengolahan dan pengumpulan data yang
ada.

BAB VI PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari penelitian tersebut dan saran.


5

DAFTAR PUSTAKA
Bab ini memberikan informasi mengenai dari mana saja bahan yang didapat
selama penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Model

Model adalah representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang


disepakati) dari suatu sistem nyata. Sistem nyata adalah sistem yang sedang
berlangsung dalam kehidupan dan dijadikan titik perhatian masalah. Dengan
demikian, pemodelan adalah proses membangun atau membentuk sebuah model
dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu. Model adalah suatu
representasi yang memadai dari suatu sistem. Model disebut memadai jika telah
sesuai dengan tujuan dalam pikiran analis (pemodel).

2.2 Pengertian Pemodelan

Pemodelan sistem adalah proses membangun atau membentuk sebuah


model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu. Untuk memodelkan
suatu sistem maka kita perlu tahu gambaran permasalahan yang ada serta
hubungan antar komponen variabel dan parameter-parameter sistemnya.

Pemodelan secara umum, dimengerti sebagai proses merepresentasikan


objek nyata atau realita sebagai seperangkat persamaan matematika, grafis
ataupun bagan agar mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Lebih
khusus lagi, istilah ini sering digunakan untuk proses menggambarkan konsep
yang mewakili obyek-obyek dalam pengembangan sistem informasi. Pemodelan
2

dalam pengembangan sistem informasi, berevolusi selaras perkembangan


teknologi dan metodologi pengembangannya. Kesamaan pandang diperlukan
dalam pemodelan, yang akhirnya menuntut adanya keseragaman atau standar.
Teknologi obyek, membutuhkan pemodelan yang relevan, telah mendorong
Jacobson dkk., menciptakan standar pemodelan untuk pengembangan sistem,
dengan pendekatan obyek yang dikenal dengan UML (Unified Modeling
Language). UML memiliki keuntungan yang menghasilkan representasi yang
dapat diverifikasi melalui penalaran logis, pengujian, atau bahkan simulasi.
Sebagai contoh, diagram proses bisnis dapat diuji dengan mental melewati kasus
imajinasi, melalui pemikiran logis yang mungkin berbeda untuk melihat apakah
itu merupakan upaya menghasilkan output yang diperlukan.

2.3 Pengertian Influence Diagram

Influence diagram merupakan salah satu dasar dalam menggambarkan suatu


sistem secara grafis yang dapat menyampaikan suatu situasi yang kompleksitas
tidak tersusun lebih efektif dibanding prosa, maka berbagai penyajian
diagrammatic membantu di dalam menjelaskan kedua-duanya struktur dan proses
untuk banyak sistem. Suatu diagram keputusan adalah diagram utama yang
bermanfaat untuk melukiskan langkah-langkah yang terperinci dari proses
pengambilan keputusan, melibatkan pengulangan terbuka seperti halnya
mekanisme umpan balik, dari suatu kuantitatif seperti kualitatif.

Pengertian diagram berpengaruh sekali untuk menerbitkan proses perubahan


bentuk dari sistem terstruktur dan hubungan komponen sistem yang teratur.
Pengaruh diagaram pada beberapa persamaan dengan sebab dan akibat diagaram
yang digunakan dalam sistem dinamis, suatu metodologi yang dikembangkan oleh
3

Forrester untuk studi perilaku sistem komplek yang dinamis dengan umpan balik
yang lambat dan meneruskan pengulangan.

Suatu diagram menggambarkan hubungan pengaruh antara masukan ke


dalam suatu sistem dan komponennya dan hasil dari sistem, mencakup tujuan
sistem diukur stasiun kuantitatif sebagai contoh, kepadatan ditentukan lapisan
ozon menyaring ke luar pecahan ditentukan uv-light mencapai mesosphere itu.
Bagaimanapun, mempengaruhi diagram efektif untuk penggambaran hubungan
tidak kuantitatif, seperti kehadiran hutan yang belum dibuka menambah
kenikmatan yang dirasakan oleh wisatawan yang mengunjungi suatu area atau
rasa sakit yang diderita oleh suatu dengan sabar yang mempengaruhi pemilihan
waktu dari pembebasan perawatan memerlukan.

Jika proses sistem memberikan menurut banyaknya, suatu komponen sistem


pada umumnya diwakili oleh perubahan keadaan sesuai atau klasifikasi lain
mengukur dalam wujud waktu yang terintegrasi rata-rata atau penjumlahan
perubahan keadaan yang kumulatif dari waktu ke waktu. Dibanding yang
sederhana rata-rata nilai teramati, untuk sementara waktu sistem memegang nilai
itu. Kita akan mengacu pada penyajian dalam diagram pengaruh komponen sistem
atau perubahan keadaan dihubungkan sebagai variabel sistem. Masing-Masing
memberi kenaikan pada suatu unsur terpisah. Suatu variabel sistem selalu
dipengaruh oleh masukan, kendali dan variabel sistem lain.
4

Gambar 2.1 Contoh Gambar Influence Diagram

Penjelasan dari simbol influence diagram adalah sebagaimana yang


ditampilkan pada tabel di bawah ini

Tabel 2.1 Penjelasan Influence Diagram


Simbol/gambar Penjelasan
Cloud/Awan Kendala, input data yang tak terkendali.
Rectangle/Empat persegi panjang Input yang terkendali.
Circle/lingkaran Komponen Sistem
Oval/Lonjong Output
Arrow/Panah Pengaruh Hubungan
5

2.4 Pengertian Rich Picture

Rich Picture Diagram (RPD) adalah alat yang sangat ideal untuk
mengkomunikasiakan mengenai situasi yang rumit dan bermasalah, dimana di
dalamnya terangkum mengenai segala sesuatu yang diketahui pengamat mengenai
sesuatu yang telah diteliti sebelumnya. RPD juga menunjukan situasi secara
keseluruhan yang lengkap dalam pandangan mata, gambar-gambar yang tersaji di
dalamnya memudahkan pembaca untuk memahami mengenai permasalahan yang
ada pada situasi tersebut. keterkaitan elemen satu dan lainnya baik langsung
maupun tidak langsung dapat dilihat dengan jelas dan tidak membingungkan.

Gambar 2.2 Contoh Gambar Rich Picture Diagram


6

Rich picture dapat diartikan pula sebagai gambar kartun yang


menggambarkan keseluruhan sistem yang rumit sehingga mudah dibaca dari
berbagai sudut pandang dengan segala aspek yang terkandung didalamnya secara
instant. Rich picture memuat gambaran keseluruhan dari orang, objek, proses,
struktur, dan masalah pada keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan.

Kegunaan Rich picture antara lain :

Alat yang ideal untuk berkomunikasi mengenai situasi yang rumit dan
bermasalah

Keterkaitan antar elemen serta hubungan yang terjalin, langsung maupun


tidak lebih mudah untuk dilihat

Memudahkan identifikasi pemilik masalah dan membantu dalam


mengindentifikasi potensi masalah dan konflik

Membantu dalam pembuatan batasan dan cakupan masalah

2.5 Sawargi Catering

Sawargi Catering yang terletak di daerah Kelurahan Bintara Jaya, Kota


Bekasi merupakan usaha milik keluarga yang telah turun temurun di kelola oleh
keluarga Kartini. Berdiri sejak 35 tahun yang lalu dengan luas tempat produksi
2
200 m kini usaha katering ini telah memiliki gudang produksi seluas 782,5

2
m .
7

Pada Sawargi Catering semua pekerjaan yang berhubungan dengan masak


di dapur dipimpin oleh pemiliknya sendiri, untuk bagian keuangan seluruhnya
diatur oleh adik kandung pemilik dan untuk pemasaran (marketing) dipegang oleh
2 keponakan sang pemilik. Sementara 50 karyawan yang bekerja seluruhnya
bekerja di dapur, beberapa pegawai memiliki spesialisasi dalam pekerjaan, namun
dominan dari pegawai bekerja di dapur sesuai perintah sang pemilik yang
mengepalai seluruh kegiatan di dapur.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah

Dalam upaya melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu proses yang


terstruktur dan sistematis. Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah
penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut :
2

Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian

3.2 Pembahasan Flowchart Metode Penelitian

Berikut adalah pembahasan dari langkah-langkah penelitian sebagaimana


flowchart yang dapat dilihat pada gambar 3.1.

Mulai

Tahap ini dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara terlebih


dahulu ke pihak Katering Sawargi.
3

Studi Pustaka

Bagian ini berisi tentang teknik pengumpulan data dengan mengadakan


studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada dalam tugas besar ini.

Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara menanyakan atau mewawancarai


secara langsung sumber terkait untuk mendapatkan data mengenai aktivitas,
banyaknya pekerja, struktur organisasi perusahaan, serta waktu pelaksanaan
aktivitas yang dilakukan.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi yang


sebenarnya berdasarkan fakta-fakta maupun teori yang menyangkut dengan
permasalahan tersebut.

Tujuan Penelitian
4

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjadikan data mengenai berbagai


aktivitas di Sawargi Catering sebagai model baik menggunakan influence
diagram maupun rich picture. Kemudian menganalisis model tersebut.

Pengumpulan Data

Dari studi pustaka di atas pengumpulan data diperoleh melalui hasil


wawancara ke Sawargi Catering.

Pengolahan Data

Dari pengumpulan data di atas, pengolahan data menggunakan rich picture


dan influence diagram.

Analisis dan Pembahasan

Dari pengolahan data yang di lakukan analisis dan pembahasan mengenai


model dari telah dibuat menggunakan influence diagram dan rich picture.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan proses analisis yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan dan


saran dari hasil penelitian.
5

Selesai
6

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap usaha Sawargi Catering. Dengan rincian sebagai berikut :

4.1.1 Profil Perusahaan Sawargi Catering


Sawargi Catering yang terletak di daerah Kel. Bintara Jaya, Kota Bekasi
merupakan usaha milik keluarga yang telah turun temurun di kelola oleh keluarga
2
Kartini. Berdiri sejak 35 tahun yang lalu dengan luas tempat produksi 200 m

2
kini usaha katering ini telah memiliki gudang produksi seluas 782,5 m .
Pada Sawargi Catering semua pekerjaan yang berhubungan dengan masak
di dapur dipimpin oleh pemiliknya sendiri, untuk bagian keuangan seluruhnya
diatur oleh adik kandung pemilik dan untuk pemasaran (marketing) dipegang oleh
2 keponakan sang pemilik. Sementara 50 karyawan yang bekerja seluruhnya
bekerja di dapur, beberapa pegawai memiliki spesialisasi dalam pekerjaan, namun
dominan dari pegawai bekerja di dapur sesuai perintah sang pemilik yang
mengepalai seluruh kegiatan di dapur.

4.1.2 Struktur Organisasi


Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan), sarana-prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam suatu organisasi
dibutuhkan personel yang tepaat dengan pekerjaannya untuk menjalankan tugas
yang bisa mencapai tujuan organisasi tersebut. Sawargi Catering dipimpin oleh
7

Pemilik/Owner yang membawahi bagian-bagian seperti yang dapat dilihat pada


gambar di bawah ini :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sawargi Catering

Uraian tugas dari struktur organisasi Sawargi Catering dapat dijabarkan


sebagai berikut :
1. Pemilik/Owner
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. Tugas pemilik
adalah menentukan kebijakan yang menyangkut kegiatan dan masa depan
perusahaan, memberhentikan pengurus serta mengembangkan atau pun
membubarkan perusahaan.
Tugas seorang pemilik perusahaan antara lain :
a. Memimpin dan menjalankan roda perusahaan secara menyeluruh dan
mempertanggung jawabkan kelangsungan hidup perusahaan.
b. Melakukan motivasi serta menggerakkan bawahan untuk kelangsungan
hidup perusahaan
c. Mengontrol jalannya aktivitas perusahaan.
d. Menentukan kebijakan teknis dan manajemen dalam operasional
perusahaan.
2. Pemasaran
a. Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.
8

b. Bertanggung jawab kepada Pemilik terhadap keputusan-keputusan yang


telah ditetapkan dalam produk penjualan.
c. Mengemban tugas dari Pemilik.
d. Menerima laporan dari bawahan.
e. Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi
sistem pemasaran yang digunakan.
f. Melakukan penelitian dan pengontrolan terhadap tingkat penjualan
produk perusahaan.
3. Bendahara
Mempunyai tanggung jawab kepada Direktur untuk mengatur seluruh
kegiatan keuangan perusahaan.

4.1.3 Ketenagakerjaan
Sawargi Catering memiliki karyawan di dapur berjumlah 50 tenaga kerja
tetap. Tenaga kerja yang direkrut umumnya masih keluarga. Sistem hari kerja
yang diterapkan pada Sawargi Catering dari hari Selasa sampai Minggu. Dengan
rincian sebagai berikut yang ada pada halaman selanjutnya :
1. Selasa = Pesanan bahan baku kering diterima dari supplier
2. Rabu = Belanja bahan baku basah
3. Kamis = Peracikan bumbu dan pengolahan setengah jadi
4. Jumat = Jumat pagi masih peracikan bumbu dan pengolahan bahan setengah
jadi, Jumat malam mulai pemasakan untuk acara Sabtu pagi.
5. Sabtu = Sabtu pagi pemasakan dan pengiriman untuk acara hari Sabtu,
sedangkan Sabtu malam untuk pemasakan hari Minggu pagi.
6. Minggu = Pemasakan dan pengiriman untuk acara hari Minggu.
9

4.1.4 Proses Produksi


Sawargi Catering memproduksi makanan dengan jumlah porsi

perminggunya 40.000 porsi bergantung dari banyaknya acara yang dipesan

dari dua Wedding Organiser yang masih merupakan keluarga Kartini yaitu
Sawargi Catering Services dan Puspita Sawargi Catering.
Dalam proses produksinya semua bahan baku dibeli pada hari itu juga, tapi
ada juga beberapa bahan yang sudah tersedia didalam gudang seperti bumbu, dan
beras. Akan tetapi dalam penelitian ini diasumsikan seluruh bahan baku disimpan
terlebih dahulu pada gudang masing-masing sesuai jenisnya.

4.1.5 Data Awal Sawargi Catering


Untuk dapat mengetahui keadaan luas bangunan Sawargi Catering, maka
data yang diambil berasal dari laporan praktikum mata kuliah Pergudangan
dengan judul Analisis Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pabrik Pada
Sawargi Catering tahun 2016. Dari laporan tersebut didapat luas area produksi
2
Sawargi Catering adalah sebesar 782,5 m dengan denah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Denah Sawargi Catering


10

Berdasarkan gambar denah sawargi Catering pada halaman sebelumnya, maka


terbagi beberapa statsiun kerja antara lain:
1. Garasi
2. Gudang Penyimpanan Bahan Siap Kirim
3. Gudang Bahan Mentah
4. Ruang Mencuci
5. Area Memasak
6. Tempat Pengolahan Snack
7. Ruang Memotong dan Mencuci

Tabel 4.1 Luas Departemen


Nama Stasiun Kerja/Departemen Luas Area (m2)
Garasi 38
Gudang Penyimpanan Bahan Siap Kirim 30
Gudang Bahan Mentah 30
Ruang Mencuci 40
Area Memasak 141
Tempat Pengolahan Snack 8
Ruang Memotong dan Mencuci 20
TOTAL 307

Selain itu yang didapat dari laporan tersebut adalah bagan untuk Activity
Relation Chart (ARC) dan Activity Relation Diagram (ARD) sebagai berikut :
11

Gambar 4.3 ARC Gabungan Sawargi Catering


12

Gambar 4.4 ARD Sawargi Catering

4.2 Pengolahan Data


Dari data yang telah dikumpulkan, kemudian dibuatlah rich picture dan
influence diagram pada keadaan saat ini (existing) dari seluruh aktifitas Sawargi
Catering mulai dari pemesanan oleh konsumen kepada Wedding Organizer atau
pada pihak Sawargi Catering sendiri, hingga kembali pada konsumen.
Kemudian akan ditampilkan rich picture dan influence diagram usulan dari
seluruh aktifitas Sawargi Catering tersebut.

4.2.1 Rich Picture Keadaan Saat Ini (Existing)


Aktifitas pada Sawargi Catering bermula dari pemesanan para konsumen
kepada 2 Wedding Organizer, yaitu Puspita Sawargi Catering (PCS) dan Sawargi
Catering Service (SCS). 2 Wedding Organizer ini berperan sebagai bagian
pemasaran dari Sawargi Catering. Kemudian kedua Wedding Organiser memberi
data pesanan pelanggan serta melakukan kegiatan pembayaran kepada pihak
Sawargi Catering melalui bagian keuangan Sawargi Catering, untuk kemudian
diserahkan kepada owner atau pemilik Sawargi Catering sebagai laporan pesanan.
Selain memesan kepada 2 Wedding Organizer, konsumen bisa memesan langsung
melalui customer service Sawargi Catering yang ditunjuk langsung oleh owner
untuk kemudian menyerahkan laporan pesanan kepada owner.
Setelah laporan pesanan diterima, owner membuat daftar kebutuhan apa saja
yang harus dibeli dengan menunjuk supir katering untuk membelanjakannya
langsung ke supplier tetap. Atau untuk beberapa bahan baku seperti halnya beras
dan telur, owner sendiri akan menghubungi pihak supplier untuk mengirimkannya
ke lokasi produksi Sawargi Catering.
Selanjutnya, ketika kebutuhan sudah diterima, pihak Sawargi Catering akan
menaruh di gudang penyimpanan bahan baku sesuai karakteristiknya, seperti
bahan baku yang harus tetap segar diletakkan di dalam kulkas, kemasan-kemasan
diletakkan di gudang kemasan, botol-botol kecap, sambal dan berbagai penyedap
rasa diletakkan di satu gudang tersendiri. Belanja kebutuhan dan datangnya
13

supplier ini dijadwalkan setiap hari Selasa, untuk bahan baku jenis basah dibeli
pada hari Rabu, adapun beberapa bahan baku yang dibeli di hari produksi agar
tetap segar dan sehat ketika dikonsumsi oleh konsumen.
Pada hari Kamis hingga Minggu dilakukan proses produksi. Segala proses
produksi mulai dari peracikan bumbu, kegiatan menggoreng, memanggang, dan
kegiatan memasak lainnya dikontrol oleh owner. Dimana owner harus melihat dan
memandu jalannya proses produksi. Proses produksi dilakukan disatu lokasi tanpa
pembatas, terkecuali lokasi memanggang yang berada dilantai 2.
Setelah proses memasak selesai, bahan jadi diletakkan diwadah yang sudah
disediakan. Proses ini kita sebut sebagai proses pengemasan dan proses ini
dilakukan masih dilokasi produksi untuk selanjutnya diletakkan di garasi agar
diangkut oleh bagian transportasi/supir untuk dikirimkan ke lokasi acara sesuai
laporan pesanan konsumen.
Tahap terakhir yaitu konsumen menerima pesanan dari Sawargi Catering
dan dapat memberi review kepada pihak Wedding Organiser untuk pesanan
melalui Wedding Organizer (WO) maupun langsung ke pihak Sawargi Catering.
14

Gambar 4.5 Rich Picture Keadaan Saat Ini (existing)


15

4.2.2 Influence Diagram Keadaan Saat Ini (Existing)


Pada influence diagram akan dijelaskan mengenai penjelasan proses dari
seluruh aktifitas Sawargi Catering, yaitu sebagai berikut :
1. Sawargi Catering bekerja sama dengan WO SCS dan WO PCS. Setiap
pesanan yang datang dari WOSCS dan pesanan yang datang dari WO PCS
selalu masuk kedalam laporan pesanan Sawargi Catering.
2. Laporan pesanan mencakup data dari :
a. Pemesanan pada Supplier
b. Laporan Keuangan
c. Pembayaran Pesanan
3. Data yang dimuat dalam Pemesanan pada Supplier adalah terdiri dari:
a. Ketentuan Supplier
b. Ketentuan Waktu Belanja
4. Sedangkan laporan keuangan hanya memuat data tentang ketentuan harga
makanan.
5. Dalam influence diagram ini yang terpenting adalah Ketentuan dari Owner.
Yang termasuk dalam ketentuan tersebut meliputi :
a. Pemesanan pada Supplier
b. Laporan Keuangan
c. Bahan Baku di Simpan
d. Massa Produksi
6. Bahan baku datang terkait dengan pemesanan pada supplier, sedangkan bahan
baku disimpan memuat tentang bahan baku yang datang.
7. Terakhir ketentuan waktu produksi dimuat dalam PRODUKSI.
16

Gambar 4.6 Influence Diagram keadaan saat ini (existing)

4.2.3 Analisis Data Keadaan Saat Ini (Existing)


Pada model rich picture dan influence diagram yang ada saat ini
menceritakan bahwa keseluruhan kegiatan masih dapat dikatakan tidak
terorganisir dengan baik. Pada diagram ini juga menjelaskan bahwa ada satu
bagian yang tidak terbagi dalam bagian yang lebih spesifikasi (bagian produksi)
yang artinya, terjadi double job di bagian area tersebut. Dan pada bagian diagram
ini pula menjelaskan bahwa keseluruhan kegiatan masih bergantung pada satu
kepala, yaitu owner-nya sendiri.
Sentralisasi kewenangan perusahaan terhadap owner ini mempunyai
dampak positif dan negatif. Beberapa dampak positif antara lain :
1. Memiliki privasi, sebagai salah satu contoh yaitu terjaganya resep rahasia
perusahaan jasa katering ini.
2. Owner lebih mudah untuk menerapkan kebijakan baru secara keseluruhan
sehingga tidak perlu pusing terhadap pengambilan keputusan karena
seluruhnya diatur oleh owner.
17

Namun, di samping dampak positif ada pula dampak negatif dari sentralisasi
antara lain:
1. Akan mengalami keterbengkalaian aktifitas katering jika suatu waktu terjadi
hal yang tidak diinginkan oleh pihak perusahaan. Karena pesanan katering
dipesan berbulan-bulan sebelumnya, jika terjadi hambatan secara mendadak
maka dapat menurunkan nama baik perusahaan sehingga kepercayaan
terhadap perusahaan berkurang.
2. Tidak terjadinya fleksibilitas dan kecepatan dalam pengambilan keputusan,
karena harus melalui owner.
Berdasarkan poin-poin dampak positif dan negatif dari sentralisasi
kewenangan di atas, khususnya pada poin 1 dampak negatif, maka kami
mengusulkan untuk memecahkan permasalahan sentralisasi tersebut dengan
menggunakan prinsip-prinsip manajemen, agar proses aktifitas di jasa katering
Sawargi ini berjalan efektif dan efisien. Adapun prinsip-prinsip umum manajemen
menurut Henry Fayol yaitu :
1. Pembagian kerja (division of work), dimana pembagian kerja harus
disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja
berjalan efektif. George R. Terry dalam Prinsip-Prinsip Manajemen
menyebutkan bahwa tugas atau pekerjaan dapat dibagi menjadi fungsi, tugas
operasi, wilayah, langganan, proses, tim tugas, dan matriks.
2. Wewenang dan tanggung jawab kerja (authority and responsibility), masih
menurut George R. Terry dalam Prinsip-Prinsip Manajemen disebutkan
bahwa untuk melengkapi sebuah organisasi, unit-unit pegawai digabungkan
bersama melalui suatu wewenang yang menetapkan hubungan antara unit-
unit tersebut.
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (centralization)
9. Hierarki (tingkatan)
10. Ketertiban (order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa
18

14. Semangat kesatuan dan semangat korps.


Dari ke-14 prinsip tersebut, penulis mencocokkan dengan keadaan existing
di Sawargi Catering untuk membuat model usulan dalam hal aktifitas katering.
Dimana sentralisasi tidak benar-benar dihilangkan, melainkan aktifitas pembagian
kerja dan wewenang kerja yang dimaksimalkan. Model usulan dari aktifitas
katering Sawargi digambarkan melalui model rich picture dan influence diagram.

4.2.4 Rich Picture Usulan


Dari gambar rich picture usulan disarankan untuk meningkatkan kinerja
customer service yang dimiliki Sawargi Catering dalam menerima pesanan dari
kedua Wedding Organizer yang ada. Sehingga setiap pesanan akan melalui
Customer Service pihak Sawargi Catering terlebih dahulu yang sebelumnya
langsung diterima oleh pemilik Sawargi Catering.
Kemudian membuat divisi berdasarkan aktifitas yang sudah dikelompokan
dan memilih orang-orang tertentu yang merupakan kepercayaan dari pemilik
Sawargi Catering sebagai penanggung jawab dari tiap divisi. Hal ini untuk
memudahkan pemilik mengawasi dan mengontrol berbagai aktifitas produksi
maupun pembelian bahan baku. Sehingga pemilik Sawargi Catering tetap bisa
mengawasi walau tidak selalu secara langsung, tetapi melalui laporan dari setiap
penanggung jawab. Selain itu untuk memudahkan pemilik Sawargi Catering
berfokus pada hal-hal lain seperti resep baru atau pengembangan produk lainnya.
19

Gambar 4.7 Rich Picture usulan


20

4.2.5 Influence Diagram Usulan


Pada influence diagram usulan terlihat proses aktifitas pada Sawargi
Catering mulai pemesanan dari customer yang diolah menjadi laporan pemesanan
hingga diterima konsumen.

Gambar 4.8 Influence Diagram usulan

4.2.6 Analisis Data Usulan


Dengan dibuatnya model usulan dari rich picture dan influence diagram,
yang mana wewenang dan tanggung jawab owner dibagi menjadi 3 divisi yaitu
divisi keuangan seperti yang sudah ada sekarang, dan ditambah 2 divisi baru yaitu
divisi produksi dan divisi distribusi.
Ketiga divisi tersebut dikepalai seorang kepala divisi yang fungsinya nanti
mengontrol, mengatur, merencanakan kegiatan tiap divisi serta berkoordinasi
dengan owner dalam hal pengambilan keputusan.
21

Selain ditambahnya 2 divisi baru juga ditambah customer service yang


berfungsi mengkomunikasikan laporan pesanan dari konsumen maupun dari
kedua Wedding Organizer kepada owner untuk diteruskan kepada 3 divisi yang
disebutkan sebelumnya.
Dengan begitu efektifitas kinerja aktifitas katering Sawargi akan bertambah
baik karena wewenang dan tanggung jawab diberikan pada karyawan yang
diberikan wewenang oleh owner. Owner yang saat ini sudah hampir memasuki
usia 70 tahun tetap memegang peranan penting sebagai kesatuan pengarahan dan
perintah saja. Dan dapat menimimalisir terjadinya keterbengkalaian aktifitas jika
terjadi sesuatu hal yang tidak diduga.
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis
Berdasarkan pengolahan data menggunakan rich picture dan influence
diagram, dapat dianalisis bahwa permasalahan utama pada aktifitas Sawargi
Catering yaitu sentralisasi aktifitas produksi oleh owner, yang mana owner harus
melihat dan memandu jalannya proses produksi. Hal ini membuat ketergantungan
pada owner yang mempunyai dampak baik dan buruk. Disatu sisi, jika seluruh
bagian hanya diketahui oleh pihak owner saja memberikan dampak atau manfaat,
bahwa seluruh proses memiliki privasi (dapat menjaga resep rahasia perusahaan).
Namun, disisi lain jika seluruh kegiatan hanya bergantung pada satu pihak
(owner), berarti mungkin saja akan mengalami keterbengkalaian jika suatu waktu
terjadi hal yang tidak diinginkan oleh pihak perusahaan. Selain masalah proses
produksi, terdapat masalah lain yaitu baik produksi maupun pengemasan berada
dilokasi yang sama.
Demi kelancaran dan keefektifan aktifitas Sawargi Catering, maka dibuatlah
usulan dengan menambah 2 divisi baru yaitu divisi produksi dan divisi distribusi,
serta customer service. Maka beban kerja owner akan berkurang karena sudah
dibentuk penanggung jawab untuk setiap aktifitas. Owner cukup melakukan
kontrol lewat koordinasi dengan para kepala divisi dan customer service.
2

Uraian singkat usulan yaitu setelah Wedding Organizer (WO) menerima


pesanan dari customer, WO menghubungi customer service Sawargi Catering
untuk memberi laporan pesanan. Customer service selanjutnya akan memberi
informasi tentang laporan pelanggan kepada owner. Atas persetujuan owner,
customer service akan memberitahukan laporan pesanan kepada kepala divisi
produksi, keuangan dan distribusi. Tanggung jawab ketiga divisi tersebut adalah :
1. Divisi produksi menangani segala kegiatan penyimpanan baik dalam bentuk
bahan jadi maupun bahan baku. Di area penyimpanan ini juga terdapat area
pengemasan. Selain penyimpanan, kegiatan produksi katering juga diatur oleh
divisi produksi ini.
2. Divisi keuangan menangani segala hal yang berkaitan dengan kegiatan
keuangan Sawargi Catering.
3. Divisi distribusi menangani hubungan dengan supplier, kapan harus membeli
kembali, dan sebagainya. Serta pengiriman bahan jadi ke lokasi acara sesuai
dengan laporan yang diberikan customer service Sawargi Catering.
3

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa melalui rich picture dan influence diagram kita dapat melihat aktifitas-
aktifitas apa saja yang terjadi beserta masalah dan berbagai kemungkinan yang
terjadi selama aktifitas-aktifitas tersebut berjalan.
Pada bab 4 telah ditampilkan rich picture dan influence diagram dari
Sawargi Catering, dimana keduanya menampilkan masalah yang terjadi berupa
sentralisasi komando dan terlalu banyaknya aktifitas yang dilakukan dalam satu
area yang sama tanpa adanya pemisah antar aktifitas.
Dari permasalahan tersebut diberikan usulan berupa menambahkan atau
menunjuk orang-orang kepercayaan dari pemiliki Sawargi Catering untuk
bertanggung jawab atas divisi yang yang telah dikelompokan berdasarkan
aktifitasnya. Kemudian seriap orang per divisi akan memberikan laporan kepada
pemilik Sawargi Catering, sehingga pemilik dari Sawargi Catering dapat berfokus
pada pengembangan produk.

6.2 Saran
Saran selanjutnya untuk penelitian berikutnya, alangkah baiknya jika dimuat
beberapa saran sebagai berikut :
Jika dalam penelitian ini hanya menggunakan data area pengerjaan serta
penjelasan proses produksi yang berlangsung untuk mengoptimalkan kegiatan
Catering Sawargi, maka alangkah baiknya jika data area di masing-masing proses
merupakan data sesungguhnya bukan hanya asumsi.
Selain data area, dapat juga dilampirkan data pendukung penelitian lain
seperti jumlah pekerja, biaya bahan baku, biaya pegawai, dan lain sebagainya.
Saran terakhir untuk melanjutkan penelitian dapat dengan menggunakan
metode, aplikasi lain serta untuk tujuan lainnya seperti untuk pergudangan,
manajemen mutu terpadu atau lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
4

1. Anonim, Materi Promodel


https://paimin92.wordpress.com/2014/11/30/materi-promodel/
(Diakses tanggal 18 Januari 2017)
2. Bell, Simon. Berg, Tessa. Morse, Stephen. Rich Pictures Encourging
Resilient Communities. New York. Routledge. 2016
3. Fatchiati, Permodelan Sistem
https://fatchiati.wordpress.com/2010/03/23/permodelan-sistem/
(Diakses tanggal 19 Januari 2017)
4. Heikal, Adiansyah, M. Influence Diagram Beserta Aplikasinya
https://industri3604.wordpress.com/2014/12/27/influence-diagram-beserta-
aplikasinya-oleh-m-adiansyah-heikal-1102124311/
(Diakses tanggal 18 Januari 2017)
5. Kazi, Samad, Abdul. Knowledge Management in The Construction Industry :
A Socio-Technical Perspective. United Kingdom. Idea Group Publishing.
2005
6. Mubarak, Influence Diagram
http://ti3605telkomuniversity.blogspot.co.id/2014/12/influence-diagram.html
(Diakses tanggal 18 Januari 2017)
7.

Você também pode gostar