Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengantar
LAPORAN
FINAL
Dalam rangka meningkatan layanan fasilitas transportasi darat, yaitu Jalan jalur Pantai
Utara Jawa (Pantura) yang melewati wilayah Widang dan Gresik Propinsi Jawa
Timur,maka Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal
Prasarana Wilayah, Direktorat Prasarana Wilayah Tengah, pada tahun anggaran
2003/2004 melaksanakan pelaksanaan pembangunan jalan Widang-Gresik yang terletak
di Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.
Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ini mengacu kepada Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 17 tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Demikian Laporan Studi ANDAL , ini diharapkan dapat memenuhi syarat yang diperlukan
dan mampu menjadikan acuan bagi penyusunan dokumen studi ANDAL bagi
pembangunan jalan Widang-Gresik di Propinsi Jawa Timur.
Atas bantuan dan kerjasama berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini
diucapkan terima kasih.
Jakarta, 30 Desember2003
Penyusun
Daftar Isi
LAPORAN
FINAL
..........................................................................
KATA PENGANTAR i
................................ ........................ ........................
DAFTAR ISI ii
BAB PENDAHULUAN ............................................................. I-1
1.1 Latar Belakang ..................................................... I-1
1.2 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan .............................. I-8
1.3 Tujuan dan Kegunaan Studi ...................................... I-8
1.3.1 Tujuan dilaksanakannya Studi ANDAL ................... I-8
1.3.2 Kegunaan Studi ANDAL..................................... I-9
BAB II RUANG LINGKUP STUDI.................................................... II-1
ii
BAB IV RENCANA KEGIATAN ...................................................... IV-1
4.1 Identitas Pemrakarsa ............................................. IV-1
4.1.1 Penanggung Jawab Proyek ............................... IV-1
4.1.2 Penyusun AMDAL ........................................... IV-1
4.1.3 Tim Studi .................................................... IV-1
4.2 Tujuan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ..................... IV-2
4.3 Kegunaan dan Keperluan Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan ............................................................ IV-2
4.3.1 Batas-Batas Lahan yang Langsung Akan
digunakan .................................................... IV-2
4.3.2 Lokasi Quarry yang akan Digunakan...................... IV-3
4.3.3 Alternatif Usaha dan/atau Kegiatan ................... IV-3
4.3.4 Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan.......... IV-4
4.4. Keterkaitan Proyek dengan Kegiatan Lain di
Sekitarnya .......................................................... IV-16
iii
6.2.7 Pekerjaan Pemancangan Tiang Fly Over ................. VI-23
6.2.8 Pekerjaan Perkerasan ..................................... VI-24
6.2.9 Pembuatan Perlengkapan dan Marka jalan .............. VI-27
6.3Tahap Operasi ....................................................... VI-27
6.3.1 Pengoperasian Jalan, fly Over dan Jembatan ........... VI-27
6.3.2 Pemeliharaan Jalan dan Jalur Hijau ...................... VI-30
BAB VII EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING .............................. VII-1
BAB IX LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iv
Daftar
Tabel
LAPORAN
FINAL
Tabel 2.2.2a. : Lokasi Rencana Pembangunan Jalan Widang-Gresik (4 Lajur) ...... I-2
v
Tabel 4.3.1. : Batas Lahan yang Akan Digunakan Rencana Pembangunan Jalan
Widang-Gresik .............................................................. IV-3
Tabel 4.3.4. : Rencana Pembebasan Tanah/Bangunan TA 2004 ..................... IV-6
Tabel 4.3.4a. : Daftar Alat Berat Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Jalan
Widang-Gresik .............................................................. IV-7
Tabel 4.3.4b. : Lokasi Rencana Penyiapan Lahan Untuk Rencana Pembangunan
Jalan Widang-Gresik....................................................... IV-8
Tabel 4.3.4c. : Volume Pekerjaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Widang-
Gresik........................................................................ IV-9
Tabel 4.3.4d. : Volume Pekerjaan Struktur Pembangunan Jalan Widang-Gresik.... IV-10
Tabel 4.3.4e. : Volume Pekerjaan Perkerasan Pembangunan Jl. Widang-Gresik ... IV-11
Tabel 4.3.4f. : Volume Pekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor .... IV-12
Tabel 4.3.4g. : Jadwal Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik................... IV-14
Tabel 4.3.4h. : Jadwal Konstruksi Pembangunan Jalan Widang-Gresik............... IV-15
Tabel 5.2.1. : Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Sekitar Jalan Widang-Gresik .. V-2
Tabel 5.2.1a. : Arah Angin, Arah Kecepatan Arus di Wilayah Sekitar
Pembangunan Jalan Widang-Gresik ..................................... V-3
Tabel 5.2.1b. : Kecepatan Angin Rata-rata Sekitar Jalan Widang-Gresik ............ V-3
Tabet 5.2.3a. : Lokasi Banjir di Sekitar Jalan Widang-Gresik .......................... V-11
Tabel 5.2.4. : Data Luas Kawasan Hutan di Propinsi Jawa Timur .................... V-13
Tabel 5.2.4a. : Penggunaan Lahan di Kecamatan Duduk Sampean.................... V-16
Tabel 5.2.5. : Banyaknya Bus dan Arus Penumpang Keluar Masuk JaLan Jurusan
Gresik dan Babat di Terminal Lamongan , 2002....................... V-22
Tabel 5.2.5a. : Kondisi Jalan ............................................................... V-25
Tabel 5.2.5b. : Tingkat Pelayanan Ruas Jalan............................................ V-26
Tabel 5.2.5c. : Kejadian Kecelakaan Ruas JaLan ........................................ V-26
Tabel 5.2.6. : Jumlah Sarana Pendidikan................................................ V-30
Tabel 5.2.6a. : Jumlah Sarana Kesehatan ................................................ V-31
Tabel 5.2.6b. : Sepuluh Penyakit Terbesar ............................................... V-32
Tabel 5.2.6c. : Sepuluh Urutan Penyakit Terbanyak .................................... V-33
Tabel 6.1.1. : Penanganan 4 Lajur s/d Tahun 2003 .................................... VI-1
Tabel 6.2.1. : Perkiraan Kebutuhan Material dari Quarry Pembangunan ........... VI-14
Tabel 6.2.1a. : Rencana Pekerjaan Penyiapan Lahan ................................... VI-14
Tabel 6.2.2. : Lokasi Rawan di Jalur Jalan Widang-Gresik............................ VI-20
Tabel 6.3. : Prakiraan Besaran Dampak ............................................... VI-31
vi
Daftar
Gambar
LAPORAN
FINAL
Gambar 1.1. : Peta Lokasi Jalan Widang-Gresik, Provinsi Jawa Timur .............. I-11
Gambar 1.1a. : Sket Pelaksanaan Pembangunan Jalan Dan Jembatan Provinsi
Jawa Timur Bagian Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik .... I-12
Gambar 2.2.1. : Foto Hasil Survei Lokasi Studi ANDAL Pembangunan Jalan
Widang-Gresik .............................................................. I-15
Gambar 2.2.2. : Batas Ekologis .............................................................. II-31
Gambar 2.2.5. : Batas Administrasi ......................................................... II-33
Gambar 3.3. : Diagram Alir Penyusunan ANDAL Pembangunan Jalan Widang-
Gresik........................................................................ III-23
Gambar 4.1. : Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jalan Jalur Pantura...... III-16
Gambar 5.2.2. : Letak Wilayah Studi Terhadap Zona Gempa ........................... V-5
Gambar 5.2.2a : Peta Geologi ................................................................ V-7
Gambar 5.2.3. : Kondisi Akuifer di Sekitar Wilayah Studi ............................... V-10
Gambar 5.2.3a : Peta Delineasi Kawasan Rawan Bencana ............................... V-12
Gambar 5.2.4. : Peta Kawasan Hutan di Sekitar Lokasi Proyek ......................... V-13
Gambar 5.2.4a : Gambaran Penutupan Lahan di Wilayah Studi ......................... V-17
vii
Bab I
Pendahuluan
LAPORAN
FINAL
BAB I
PENDAHULUAN
Penangan tersebut tidak hanya mengatasi kerusakan di lintas jalur jalan Pantura
secara menyeluruh, namun juga kekuatan strukturnya dapat mendukung beban
lalu lintas yang ada serta meningkatkan kapasitas jalan secara memadai.
- 4 lajur : Km 71+454-59+449
Km 51+326-40+812
Km 40+812-33+362
- 3 lajur : Km 31+112-28+612
Km 32+612-31+962
- 2 lajur : Km 59+449-51+326
Km 31+962-31+112
Km 23+687-28+612
Untuk melanjutkan pelaksanaan pembangunan 4 lajur di jalan Widang-Gresik,
pembangunan direncakan dilanjutkan untuk tahun anggaran 2004/2005, selain
pembangunan 4 lajur juga direncanakan pembangunan dua buah fly over dengan
bentang masing-masing 800 m. Rencana pembangunan jalan Widang-Gresik Fly
over dibangun dalam rangka mengurangi kemacetan tingkat kecelakaan di
lintasan rel kereta api yang melintasi Desa Sukorejo dan Desa Banjarmendalan .
Sedangkan lokasi rencana pembangunan 4 lajur tersebut adalah sebagai berikut:
Jumlah 10.25
Pembebasan lahan menjadi 4 lajur dari 2 lajur secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap kepemilikan lahan masyarakat dan ini akan menimbulkan
keresahan jika ganti rugi tidak memadai. Berdasarkan informasi terakhir dari
Bagian Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik adalah ruas Babat-Turi (lanjutan
AP -13) bahwa lahan yang diperlukan untuk pelebaran adalah seluas
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-I Hal: 2
LAPORAN ANDAL
2 2
201.113 m dan yang sudah dibebaskan seluas 198.887 m , sedangkan yang belum
2
dibebaskan adalah seluas 2.226 m . Keperluan pembebasan lahan pada ruas
2
Deket-Gresik (lanjutan AP-15) adalah seluas 115,532 m diantaranya sudah
2 2
dibebaskan seluas 50,961 m dan yang belum dibebaskan seluas 64,571 m . Hal
lain sepanjang ruas jalan ini merupakan bekas areal tambak dan saluran drainase
kanan kiri tidak ada, sehingga dikawatirkan akan timbul genangan di waktu
musim hujan dan menimbulkan gangguan aliran air dari Selatan ke Utara yang
dapat mengganggu keberhasilan pertanian di daerah sekitar proyek jalan ini.
Pelebaran jalan dari 2 lajur menjadi 4 lajur akan menimbulkan dampak secara
langsung ataupun tak langsung terhadap kondisi biofisik wilayah dan kondisi
sosekbudkes wilayah yang bersangkutan. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan
selama sosiasisasi masyarakat , diperoleh isu-isu yang mucul diantaranya adalah
fenomena yang ada pembangunan jalan di wilayah tersebut cenderung
menimbulkan banjir karena perencanaan gorong-gorong , jembatan dan saluran
irigasi yang kurang baik. Banjir ini secara tidak langsung menyebabkan
produktifitas lahan menurun sehingga mengakibatkan penurunan pendapatan
petani. Fenomena yang muncul pada masyarakat adalah keresahan sosial akibat
ketidak pastian ganti rugi lahan yang terkena pelebaran jalur, karena lamanya
proses pembayaran setelah negosiasi.
Sesuai dengan Kep Men LH.No.17 Th.2001 maka ruas jalan tersebut wajib
dilakukan studi AMDAL. Adapun tujuan dan manfaat dari Proyek Peningkatan ruas
jalan Widang-Gresik adalah:
Memperlancar dan mempermudah hubungan transportasi di jalur Pantai
Utara Jawa.
Untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Untuk mempersingkat dan memperlancar jarak tempuh sehingga
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Peraturan Perundangan
Dalam rangka mengatur pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang terpadu dan menyeluruh, telah ditetapkan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang dijadikan landasan dalam melaksanakan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan antara lain:
Undang-Undang
1. Undang-Undang RI No.5 tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok
Agraria
2. Undang-Undang RI No. 11 tahun 1974, tentang Pengairan
3. Undang-Undang RI No.13 tahun 1980, tentang Jalan
4. Undang-Undang RI No.5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
5. Undang-Undang RI No.4 tahun 1992, tentang Permukiman dan Perumahan
6. Undang-Undang RI No.14 tahun 1992, tentang Lalu - lintas dan Angkutan
Jalan
7. Undang-Undang RI No.24 tahun 1992, tentang Penataan Ruang
8. Undang-Undang RI No.23 tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
9. Undang-Undang RI No. 22 tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
Daerah
Peraturan Pemerintah
10. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1985, tentang Jalan
11. Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999, tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
12. Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999, tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
13. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi
14. Peraturan Pemerintah No. 82, tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
Keputusan Presiden
15. Keputusan Presiden No.32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung
16. Keputusan Presiden No.55 tahun 1993, tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
17. Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003, tentang Kebijakan Nasional di
Bidang Pertanahan
41. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Timur No. 154/1994 ,
tentang Jenis Usaha atau Kegiatan di Jawa Timur
42. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Timur No. 129/1996 ,
tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambien
43. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor. 4 Tahun 1996, tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur.
44. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Timur No. 28/2000, tentang
Juklak Perda No. 5 tahun 2000 tentang Pengendalian Pencemaran Air di
Propinsi Jawa Timur
45. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Timur No. 29/2000, tentang
Tata Cara Perijinan Pembuangan Limbah Cair Ke Sumber-Sumber Air di
Propinsi Jawa Timur
46. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Jawa Timur No. 30/2000, tentang
Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Penandatanganan Izin Pembuangan
Limbah Cair di Propinsi Jawa Timur
47. Keputusan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 55 tahun 2000 tentang
Penetapan Kawasan Lindung di Kabupaten Lamongan
48. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor. 188/179/KPTS/013/2002, tentang
Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Propinsi Jawa
Timur.
49. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor. 54 Tahun 2002, tentang Tata
Laksana Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
50. Keputusaan Gubernur Nomor 129/1996 tentang Baku Mutu Udara Ambient
dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Propinsi Jawa Timur
51. Keputusan Bupati Gresik No. 85 Tahun 2003, tengang Pelimpahan Sebagian
Kewenangan di Bidang Pertanahan
Lain-Lain
52. Standar Geometri Jalan Luar Kota; Dirjen Bina Marga 1990.
53. Standar Geometri Jalan Perkotaan; Dirjen Bina Marga 1992
54. Standar Geometri Jalan Antar Kota; Dirjen Bina Marga No. 038/BM 1997
a. Bagi Pemerintah
Mencegah rusaknya sumberdaya alam, baik yang berada di
dalam maupun di sekitar lokasi proyek
Sebagai bahan untuk membantu proses pengambilan
keputusan tentang kelayakan lingkungan bagi rencana
kegiatan Pembangunan Jalan Widang-Gresik
Menghindari pertentangan yang mungkin timbul khususnya
dengan masyarakat dan proyek-proyek lain
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan hidup dalam tahap
perencanaan rinci dari suatu usaha dan atau kegiatan
Sebagai pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
b. Bagi Pemrakarsa
Memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku
Dapat digunakan untuk melihat masalah-masalah lingkungan
yang akan dihadapi di masa yang akan datang
Dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan disain
teknis dan rancangan kegiatan yang berwawasan lingkungan
Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar proyek secara
kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi dan sosial
budaya
c. Bagi Masyarakat
Merupakan informasi untuk mendapatkan memanfaatkan
dampak positif rencana kegiatan dan menghindari dampak
negatifnya
Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,
sehingga dapat mempersiapkan diri dalam penyesuaian
kehidupan apabila diperlukan
LAPORAN
FINAL
BAB II
RUANG LINGKUP STUDI
Pengadaan Tanah
Tahap Konstruksi.
Persiapan.
Pekerjaan Tanah
Pembersihan lahan dan Grubbing Buldozer
Excavation, Loading, Hauling Buldozer, Tractor Shovel/Back
hoe, Dump truck
Sprading, Pengerasan Buldozer/Motor
grader,Tamping roller/ Tire
Roller
Perkerasan (Pavement)
Penyiapan Subgrade Motor grader, P. Tire Roller,z
Vibrator
Pemeliharaan Subgrade Roller Subbase, Butiran Dasar
Pengaspalan Asphalt Distributor
Pelapisan Asphalt Mixing Plant, Asphalt
Paver, P. Tire Roller, Macadam
Raler, Vibrator Roller
Konstruksi Jembatan
Pondasi Excavator, Crane, Pile Driver,
Concrete Mixer, Concrete
pump, Vibrator, Transit Mixer
Kerangka Bawah Concrete Mixer, Concrete
Pump, Vibratroy, Transit Mixer,
Crane
Kerangka atas Crane, Concrete Mixer,
Concrete Pump, Vibrator,
Transit Micer, Crane
Penyiapan Lahan.
Pembersihan Tanah
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Drainase
Pekerjaan Perkerasan
dilihat pada Tabel 2.1.1a. dan jadwal konstruksi secara rinci dapat
dilihat padaTabeL 2.1.1b.
1. Studi
a. AMDAL x x x x x x
b. LARAP x x x x x x
c. TRACER x x x x x x
2. Desain x x x x x x x x x
3. Pembebasan Lahan x x x x x x x
4. Tender Proyek x x x x x
5. PekKonstruksi x
a. Persiapan x
b. Mob. Alat x
c. Mobilisasi TK x
d. Konstruksi x x
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-II Hal: 7
LAPORAN ANDAL
Periode Konstruksi
Jenis Kegiatan
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Drainage/Stone
Masonry
Pekerjaan Tanah
Subbase Course
Base Course
AC Treated Base
AC Binder Course
AC Wearing Course
Concrete Structure
Miscellaneous
De-Mobilization
Kabupaten Lamongan
Iklim
Lamongan secara umum tergolong beriklim tropis yang terbagi
menjadi 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Musim penghujan terjadi antara bulan Nopember s/d April,
sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei s/d Oktober.
Masing-masing periode diselingi dengan musim transisi. Suhu rata-
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-II Hal: 8
LAPORAN ANDAL
Kualitas Udara
Dari beberapa data kegiatan yang ada di Kabupaten
Lamongan,secara umum kualitas udara di Kabupaten Lamongan
dapat dikatakan masih dalam kondisi baik. Walaupun demikian,
karena jalur proyek pembangunan jalan WidangGresik ini merupakan
peningkatan jalan nasional 2 lane menjadi 4 lane dan dekat dengan
jalur kereta api, maka kualitas udara dan kebisingan perlu untuk
diawasi. Diperkirakan konsentrasi gas, debu dan kebisingan berasal
dari aktivitas lalu lintas kendaraan dan kereta api.
Kabupaten Gresik
Iklim
Secara umum Kabupaten Gresik beriklim tropis yang mengalami 2
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi
pada bulan Nopember-April dengan curah hujan rata-rata antara
136,6mm-338,8mm. Musim kemarau terjadi pada bulan Mei-Oktober
dengan curah hujan rata-rata per bulan antara 1,7 mm-63,3 mm,
Suhu udara rata-rata dan kelembaban nisbi untuk daerah Kabupaten
Gresik berkisar antara 21-34C dan 69-81%.
Hidrologi
Secara umum lokasi proyek termasuk dalam wilayah DAS Bengawan
Solo. Debit yang mengalir di Sungai Bengawan Solo di Lokasi
3
Kecamatan Babat mencapai 2200 m /dt pada musim penghujan
Jalur Lamongan-Gresik
Transportasi
Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Lamongan dan Gresik
Seperti halnya yang terjadi pada kota-kota yang mengalami
kemajuan yang cukup pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk
dan pengembangan kota.
Tabel 2.2.4. : menunjukkan jalan utama (Jalur Pantura yang melalui Kota Lamongan
Jalan Nasional
042.1 Gresik Lamongan 6.870 15,00 Arteri Sekunder
044.1 Lamongan Bedahan 26.840 15,00 Kolektor Primer
044.2 Babat Widang 3.500 7,50 Arteri Sekunder
Keselamatan Transportasi
Identifikasi Kecelakaan
Kecelakaan merupakan masalah laten transportasi yang perlu
untuk mendapat perhatian yang serius. Pada identifikasi
kecelakaan ini, dari informasi data sekunder. Tempat-tempat
yang dirasa merupakan daerah rawan kecelakaan tersebut
berada di:
o Ruas Jalan Lamongan-Gresik yang merupakan jalan arteri
primer dengan status kewenangan Nasional
o Ruas jalan Babat-Ploso (Jombang) yang merupakan jalan
Hal ini mungkin pula disebabkan oleh jumlah volume lalu lintas
harian rata-rata yang lewat di ketiga ruas tersebut serta mungkin
pula tingkat saturasi jalan yang cenderung naik, meskipun pada
kenyataannya tingkat saturasi tidak menunjukkan hubungan yang
linear terhadap jumlah kecelakaan lalu lintas.
Komponen Biologi
a. Biota Daratan
1. Flora Daratan
Komunitas tumbuhan di sekitar lokasi kegiatan yang merupakan
komunitas binaan pekarangan dan tegalan. Jenis tanaman
pekarangan terutama jenis tanaman hias dan buah-buahan seperti
jambu biji (Psidium guajava), jambu air (Eugenia aquea), dan
mangga (Mangifera indica). Tegalan/ladang didominasi oleh
tanaman jagung (Zea mays), dan kacang (Arachis hipogaea).
Sedangkan pohon yang banyak dijumpai sebagai pembatas di tegalan
dan tepi jalan adalah kayu jaran (Lannea corromandalika).
2. Fauna Daratan
Fauna daratan yang dapat diamati di lokasi kegiatan adalah jenis-
jenis burung, yang biasa dijumpai di daerah pantai dan habitat
semak-semak. Jenis burung yang banyak dijumpai adalah Gajahan
(Numenius sp), Trinil (Triuga sp.) dan Branjangan (Miratra sp).
b. Biota Perairan
Biota perairan yang dapat dijumpai di lokasi proyek jalan Widang-Gresik
adalah jenis-jenis plankton yang hidup di sungai.
Komponen Sosial
a. Kabupaten Lamongan
Kependudukan
Jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Babat, namun
kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Lamongan.
Sedangkan perbandingan jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dari pria, yakni sex ratio berada pada rentang 0,92 s/d 0,96. Jumlah
penduduk di kecamatan wilayah studi, secara rinci diberikan pada
Tabel 2.2.7a.
Sarana Peribadatan
Penduduk di kecamatan wilayah studi sebagian besar
beragama Islam, oleh karenanya sarana peribadatan yang
terbanyak adalah sarana untuk agama Islam. Untuk sarana
peribadatan Gereja hanya ada di Kecamatan Lamongan.
Sedangkan untuk Pura hanya ada di kecamatan di luar wilayah
studi yaitu Kecamatan Turi. Secara rinci sarana peribadatan
dapat dilihat pada Tabel 2.2.7d.
Kesehatan Masyarakat
Kondisi sarana kesehatan masyarakat di Kabupaten Lamongan
berdasarkan data Kabupaten Lamongan Dalam Angka tahun
2001, dapat dilihat pada Tabel 2.2.7e.
b. Kabupaten Gresik
1. Kependudukan
Berdasarkan data hasil sensus penduduk tahun 2000 di Kabupaen
Gresik ada kenaikan penduduk sebesar 10,60 %, dibanding sepuluh
tahun yang lalu (1990). Jumlah penduduk di wilayah studi, yaitu
Kecamatan Duduk Sampean yaitu: Laki-laki 21.554 orang,
perempuan 22.249 orang.
Tingkat mobilitas penduduk di wilayah Kecamatan Duduk Sampean
adalah sebagai berikut:
Jumlah yang lahir = 457 orang
Kesehatan Masyarakat
Kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi proyek adalah adanya rencana
pembangunan terminal transit utama (TTU) Tuban dan pipanisasi BBM
TubanTanjung Perak Surabaya. Rencana kegiatan ini merupakan rencana
dari Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (PERTAMINA). Rencana
Lokasi pemasangan pipanisasi tersebut direncanakan ditempatkan pada
Daerah Milik Jalan (DAMIJA) jalan raya menuju kota Tuban, dari Tuaban
jalur pipa mengikuti jalan kereta api dari arah Bojonegoro menuju Gresik.
Selanjutnya jalur pipa keluar DAMIJA kereta api masuk ke DAMIJA
Margamulyo yang kemudian masuk ke ROW dan jalan Tol Surabaya-Gempol
hingga ke Simpang Susun (S5) Dupak II, jalur pipa dari SS Dupak II
mengikuti ROW jalan Tol menuju area PT. PELINDO, yang kemudian
menyusuri jalan di area PT. PELINDO sampai dengan Tanjung Perak.
Jalur Jalan Widang-Gresik merupakan bagian dari jalur jalan Pantai Utara
Jawa (Merak-Surabaya) dan terletak di wilayah Jawa Timur. Jalur
transportasi Pantai Utara Jawa merupakan jalur regional yang
menghubungkan antara kegiatan angkutan darat Pulau Sumatera dengan
Pulau Jawa. Fungsi jalan Widang-Gresik merupakan jalan Propinsi yang
disiapkan sebagai fungsi jalan untuk kelas pelayanan Heavy Loaded.
Hasil ldentifikasi Dampak Potensial Hasil Identifikasi Dampak Penting Isu-isu pokok
Hipotetik :
Tahap Pra Konstruksi : Tahap Pra Konstruksi : Tahap Pra Konstruksi :
1. Keresahan sosial 1. Keresahan sosial km tdk ada sosialisasi 1. Keresahan sosial muncul km tdk ada
2. ketidak puasan ganti rugi lahan 2. Konflik karena tidak puas ganti rugi lahan penjelasan atau sosialisasi masyarakat
3. Potensi konflik Tahap Konstruksi : 2. Ketidak puasan ganti rugi lahan
Tahap Konstruksi : 1. Peningkatan perekonomian lokal sbg pemicu konflik
1. Peningkatan perekonomian lokal 2. Polusi udara, air, bising. Tahap Konstruksi :
2. Polusi udara, perairan, 3. Kerusakan badan jalan, kemacetan lalin 1. Meningkatnya perekonomian
kebisingan 4. Genangan air/banjir saat konstruksi lokal akibat pembangunan
3. Kesehatan masyarakat Tahap pasca konstruksi : 2. Polusi udara dan air mengakibatkan
4. Kerusakan badan jalan, lalin 1. Meningkatnya kecelakaan lalu-lintas menurunnya kesmasy.
macet 2. Polusi udara 3. Timbul kemacetan lalin &
5. Gangguan kamtibmasy. kerusakan jalan yang akan
6. Timbulnya genangan air/banjir 4. Menimbulkan gangguan kamtibmasy.
Tahap pasca konstruksi: 5. Timbul genangan air/banjir akibat
1. Meningkatnya kecelakaan lalu- aliran air tersumbat
lintas Tahap pasca konstruksi/operasi :
2. Polusi udara 1. Meningkatnya kecelakaan lalin
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-II Hal: 24
LAPORAN ANDAL
Tabel 2.3a. : Hasil Proses Pelingkupan Rencana Pembangunan Jalan Widang-Gresik, Propinsi Jawa Timur
Keterangan :
A : Kegiatan
B : Dampak Langsung
C : Dampak Tidak Langsung
Diagram 2.1. : Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Rencana Peningkatan Jalan Widang-Gresik, Jawa Timur, Pada Tahap
Prakonstruksi
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-II Hal: 34
LAPORAN ANDAL
Diagram 2.2. Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Rencana Pembangunan Jalan Widang-Gresik Pada Tahap Konstruksi
Sambungan Diagram 2.2. Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Rencana Jalan Widang-Gresik, Jawa Timur Pada Tahap
Konstruksi
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-II Hal: 36
LAPORAN ANDAL
Sambungan Diagram 2.2. Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Rencana Pembangunan Jalan Widang-Gresik, Jawa
Timur Pada Tahap Konstruksi
Diagram 2.3. : Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Rencana Pembangunan Jalan Widang-Gresik, Jawa Timur Pada Tahap
Pasca Konstruksi
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-II Hal: 38
LAPORAN ANDAL
Keterangan :
A : Kegiatan
B : Dampak Langsung
C : Dampak Tidak Langsung
Diagram 2.4. Bagan Alir Dampak Besar dan Penting Rencana Pembangunan Jalan Widang-Gresik, Jawa Timur Pada
Dampak Lingkungan Terhadap Proyek
Bab III
Metode Studi
LAPORAN FINAL
BAB III
METODE STUDI
c. Pendekatan Instansional
Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari lapangan. Data
tersebut terdiri dari data fisik - kimia, sosial-ekonomi dan sosial-budaya
serta prasarana dan sarana yang berada di wilayah studi. Pengambilan data
primer di lapangan dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel-
sampel data di lokasi wilayah studi, rencana lokasi pengambilan sampel
tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Gambar 3.1..
Data curah hujan dan hari hujan akan digunakan dalam menentukan
perhitungan hidrologi dan erosivitas hujan; dan data arah dan
kecepatan angin akan digunakan untuk menelaah potensi dan
persebaran dampak pada kualitas udara.
b. Kualitas Udara.
Parameter kualitas udara yang akan diukur adalah kandungan gas-
gas di udara yang meliputi S02; CO; CO2; O3; NO2 serta debu dan
bising. Lokasi pengamatan mempertimbangkan keterwakilan daerah
yang diduga akan terkena dan tidak terkena dampak dengan
memperhatikan arah dan kecepatan angin. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka pengukuran kualitas udra akan
dilakukan pada:
c. Hidrologi
1) Pengumpulan Data
Data sekunder berupa debit sungai bulanan akan dikumpulkan
dari Dinas PU. Pengairan setempat. Sedangkan kualitas air
sungai dan sumur penduduk dilakukan dengan cara
pengambilan sample dilapangan untuk selanjutnya dilakukan
pemeriksaan di laboratorium. Kualitas air yang akan diambil
dilapangan diperoleh dari air sumur yang ada didekat stasium
dan air sungai seperti pada lokasi :
a. Air sumur; di sekitar lokasi proyek
b. Air Sungai ; di sekitar lokasi proyek
2) Analisis Data
Pengukuran debit sungai sesaat dilakukan di areal proyek.
Di mana :
3
Q = Debit aliran (M /detik)
2
A = Luas penampang sungai (m )
V = Kecepatan aliran pada penampang (m/detik)
0,8 = Faktor koreksi pengukuran kecepatan aliran
permukaan Luas penampang sungai ditentukan dengan
cara mengukur lebar muka air dan kedalaman dasar
sungai dibeberapa titik pengukuran ke arah lebar
sungai. Kecepatan aliran permukaan air sungai dengan
menggunakan current meter/pelampung permukaan.
Dalam mengamati masalah banjir, ada dua hal yang menjadi
(dua) hal utama yaitu factor meterologis, dalam hal ini sifat
Dimana :
Pe = Curah Hujan
P = Curah Hujan Seluruhnya
la = Abstraksi Awal
S = Retensi Potensial
Dengan memplotkan data dari harga P dan Pe dari
berbagai daerah Oran sungai, SCS mendapatkan grafik
berupa kurva-kurva yang disebut Curve Number (CN)
tanpa dimensi dengan harga 0 < CN < 100.
Sedangkan hubungan CN dan rotensi potensial dapat
dirumuskan sebagai berikut :
d. Lahan
1) Pengumpulan Data
2) Analisis Data
Dari data kondisi tanah yang terkumpul kemudian
dilakukan perhitungan, daya dukung yang diijinkan,
kestabilan lereng dan erosivitas tanah.
Metode Fellenius:
e. Transportasi
1) Pengumpulan Data
2) Analisis Data
Nilai Persen Kerusakan (Np)
Untuk mengukur kerusakan jalan diperoleh dari persentase
- Tambalan =4 - Alur =5
Jadi Nj = Np.Nb
Nilai Kenyamanan
- Nyaman : 30
- Kurang nyaman : 45
- Tidak nyaman : 55
Ng = 0,5 Nr + 0,5 Nn
2) Analisis Data
Analisis jenis dilakukan untuk mengetahui keberadaan jenis-
jenis tanaman baik yang bersifat ekonomis, langka maupun
yang dilindungi undang-undang di Indonesia.
b. Satwa Darat
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data satwa darat dilakukan pada jalur
pengamatan yang juga digunakan untuk pengamatan
vegetasi dan pada tempat ditemukannya satwa. Satwa
yang diamati terutama adalah burung (Ayes),
sedangkan satwa lain hanya diinventarisir melalui
temuan di lapangan maupun informasi dari penduduk.
2) Analisis Data
Data yang tercatat kemudian dicocokkan dengan daftar
jenis-jenis satwa yang dilindungi di Indonesia.
c. Biota Perairan
Biota perairan yang dianalisis dalam studi ini meliputi plankton,
benthos dan nekton yang akan terkena dampak pencemaran air pada
tahap konstruksi jalan fisik jalan. Metode pengumpulan dan analisis
data biodata perairan yang dilakukan yaitu :
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data plankton dan benthos, dilakukan
melalui pengambilan sample air dengan alat net plankton
dari lingkungan perairan sungai. Sampel yang didapat
kemudian dianalisis di Laboratorium. Data mengenai
nekton (ikan) baik yang dibudidayakan maupun yang
hidup di perairan umum wilayah studi dikumpulkan/
diinventirisir melalui wawancara dengan penduduk
terutama yang bertempat tinggal di sekitar aliran sungai.
2) Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis di laboratorium
untuk mengetahui keberadaan jenis-jenis plankton dan
2) Analisis Data
Data yang dianalisis lebih lanjut yaitu laju
pertumbuhan penduduk, kepadatan dan sex ratio
penduduk dengan formula yang digunakan yaitu:
a.Laju Pertumbuhan Penduduk (Said Rusli, 1982)
Pt = Po (I + r) 2
Kesehatan Masyarakat
a. Metode Formal
Melalui metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan
pengaruh kegiatan proyek terhadap perubahan komponen lingkungan
tertentu dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan
matematik, model eksperimental dan model prakiraan cepat.
Model prakiraan yang dipilih disesuaikan dengan komponen
lingkungan dan masalah yang diteliti..
Model Empiris
Dalam model ini hubungan sebab akibat ditetapkan
berdasarkan atas hasil pengamatan secara statistik atas obyek
yang diteliti.
Analogi
Metode ini dilakukan dengan jalan membandingkan
dengan kegiatan sejenis didaerah lain yang relatif
sama kondisi lingkungan dan jenis kegiatannya, yang
akan digunakan pertimbangan dalam memprakirakan
dampak yang akan terjadi.
Secara umum proses penyusunan ANDAL dapat dilihat pada Gambar 3.3.
BAB
IV Rencana Usaha dan atau
Kegiatan
LAPORAN
FINAL
BAB IV
RENCANA USAHA DEN ETEU KEGIETEN
Untuk studi AMDAL ini diperlukan satu tim multi disiplin keahlian. Adapun
tim penyusun studi AMDAL Pembangunan Jalan Widang-Gresik dapat dilihat
pada Tabel 4.1.3. dan Cv masing-masing anggota tim studi dapat dilihat
pada Lampiran 4.
Tabel 4.3.1. : Baths Lahan yang Akan Digunakan Rencana Pembangunan Jalan
Widang-Gresik, Provinsi Jawa Timur
No Jalur Proyek Wilayah Administrasi
Nama Ruas Kondisi Lajur Jalan Desa Kecamatan Kabupaten
1 Ex AP-13 (Babat- Kondisi eksisting 2 Ds. Kebonsari Kec. Kab.
Turi) lajur, untuk Sukodadi Lamongan
Km 58+054 s/d ditingkatkan
51+326 menjadi 4 lajur
Ds. Sukodadi
Ds. Sidogembul
Ds. Surabayan
Ds. Sukoanyar
Ds. Plumpang
Ds. Sukoanyar
2 Ex AP-14 (Turi- Kondisi eksisting Kel. Sukorejo Kec.
Deket) sudah 4 lajur Ds. Banjarmendalan Lamongan
Fly Over (km Akan dibangun dua
43+500 dan km buah fly over
45+457)
3 Ex AP-15 (Deket- Kondisi eksisting 2 Ds. Setrohadi Kec. Duduk Kab. Gresik
Gresik) lajur, untuk Ds. Duduk sampeyan Sampean
Km 33+712 s/d ditingkatkan
Ds. Samirplapan
24+412 menjadi 4 lajur
Tebaloan
Ambeng-Ambeng
WatangRejo
Ds. Banjarsari Cerme
alternatif ini untuk menjadi alternatif dari rencana pembangunan dua buah
fly over di Desa Sukorejo dan Banjarmendalam. Untuk studi kelayakan
terhadap rencana pembangunan fly over dan usulan jalan lingkar Utara
Lamongan belum dilaksanakan. Lokasi alternatif usulan pembangunan jalan
jalur Utara Lamongan dapat dilihat pada Gambar 4.3.3.
Pra Konstruksi
Survei dan Pengukuran
Pekerjaan survei dan pengukuran yang dilakukan adalah untuk
menetapkan batas dimensi damija sekaligus untuk
mengetahui lahan milik masyarakat yang akan terkena
pembebasan lahan. Penetapan trase jalan yang pasti , karena
akan menjadi dasar dalam pertimbangan ganti
rugi/pembebasan lahan yang pasti.
Pengadaan Tanah
Dalam menyiapkan proses pengadaan tanah, studi LARAP (
Land Acquisition and Resettlement Action Plan) dan Tracer
Study akan dilakukan yang waktunya sejalan dengan waktu
penyusunan studi ANDAL. Studi LARAP dan Tracer Study
tersebut akan memberikan rencana tindak yang akan
dilakukan dalam proses pengadaan Lahan, yang dapat
memberikan informasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Lamongan dan Kabupaten Gresik mengenai kesediaan
masyarakat yang terkena pembebasan lahan dsb. Sehingga
proses pembebasan lahan dapat memberikan dampak positip
terhadap kondisi sosial setempat dan tidak menimbulkan
konflik sosial. Untuk penyiapan lahan yang diperlukan dalam
rangka pembangunan jalan Widang-Gresik, dapat dilihat pada
Tabe 4.3.4.
Tahap Konstruksi.
Persiapan.
Mobilisasi Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja profesional dan supporting staff pada
umumnya dimobilisasi oleh kontraktor, sedangkan tenaga
kerja kasar/buruh umumnya menggunakan tenaga kerja lokal.
Tenaga kerja lain adalah tim supervisi.
Pekerjaan Tanah
Pembersihan lahan dan Buldozer
Grubbing
Excavation, Loading, Buldozer, Tractor Shovel /Back hoe, Dump
Hauling truck
Sprading, Pengerasan Buldozer/Motor grader, Tamping roller/Tire
Roller
Perkerasan (Pavement)
Penyiapan Subgrade, Motor grader, P. Tire Roller, Vibrator
Pemeliharaan Subgrade, Roller
Subbase, Butiran Dasar
Pengaspalan Asphalt Distributor
Pelapisan Asphalt Mixing Plant, Asphalt Paver, P.
Tire Roller, Macadam Roler, Vibrator Roller
Konstruksi Jembatan
Pondasi Excavator, Crane, Pile Driver, Concrete
Mixer, Concrete pump, Vibrator, Transit
Mixer
Kerangka Bawah Concrete Mixer, Concrete Pump, Vibratroy,
Transit Mixer, Crane
Kerangka atas Crane, Concrete Mixer, Concrete Pump,
Vibrator, Transit Micer, Crane
Penyiapan Lahan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Proyek
Pembangunan jalan Widang-Gresik di Lamongan, untuk
masing-masing bagian ruas yang ada di dalam jalan Widang-
Gresik dan akan direncanakan untuk pembangunan jalan dari
2 lajur menjadi 4 lajur, panjang jalan yang akan dikerjakan
pelebaran dan lokasinya dapat dilihat pada 4.3.4b.
Pembersihan Tanah
Pekerjaan pembersihan tanah terdiri dari pekerjaan
pembersihan semua pohon dan tumbuhan lain, sampah dan
semua bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki, berikut
pembongkaran tanggul dan akar, pengupasan tanah dan
pembuangan bahan bahan sisa yang berasal dari pekerjaan ini
untuk menyediakan permukaan bersih dan jelas sebelum
pekerjaan tanah, drainase, jembatan dan konstruksi lainnya
dimulai.
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian, urugan (timbunan),
penyiapan permukaan jalan, dan pekerjaan stabilisasi tanah
serta penanganan pembuangannya. Pekerjaan ini
diperuntukkan untuk pembentukan garis ketinggian
penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang diperintahkan oleh direksi teknik. Pekerjaan
pengurukan, penimbunan, pengerasan jalan dengan alat-alat
berat diharapkan tidak sampai terjadi longsornya
tanah/timbunan ke pekarangan penduduk yang
- Pekerjaan Drainase
- Pekerjaan Perkerasan
Yang termasuk pekerjaan lapis perkerasan adalah perkerasan
berbutir dan perkerasan aspal. Perkerasan berbutir meliputi
pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
penggilasan dan pemadatan agregat yang bergradasi diatas
permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai
perincian yang ditunjuk dalam gambar desain. Lapis pondasi
agregat pada pembangunan ruas jalan Widang-Gresik terdiri
dari lapis agregat klas B dan agregat klas A.
Lapis pondasi agregat akan dipasang pada permukaan tanah
dasar yang baru disiapkan. Segera setelah percampuran dan
pembentukan akhir, masing-masing lapis dipadatkan
menyeluruh dengan peralatan pemadat yang cocok.
Operasi penggilasan dimulai sepanjang tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan dalam arah
memanjang. Pada bagian yang mempunyai perbedaan elevasi
penggilasan dimulai pada bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah bagian yang lebih tinggi. Operasi
penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas mesin
gilas menjadi tidak tampak dan lapis tersebut terpadatkan
dan merata. Perkerasan aspal mencakup pekerjaan lapis
resap pengikat ( karena jalan ini merupakan jalan yang
dilebarkan, lapis campuran aspal panas). Volume rencana
pekerjaan perkerasan untuk pembangunan jalan Widang-
Gresik adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3.4e. : Volume Pekerjaan Perkerasan
Pembangunan
Jalan Widang-Gresik
Jenis Pekerjaan Satuan Jumlah
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
Bahu jalan (Agregate klas B) m3 526,00
PEKERASAN BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregate Klas A m3 296,00
Lapis Pondasi Agregate KlasB m3 608,00
PERKERASAN ASPALT
Lapis Resap Pemkut (Prime Coat) ltr 23.573,21
Lapis Pemkut (Teak Coat) ltr 5.267,49
AC Conventional Base Course m3 132,30
AC Conventional Binder Course m3 2.294,16
ACWC 14 cm m3 10.273,25
Sumber: Bagian Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik, 2004
Damija : 24 m s/d 28 m
Rencana konstruksi pelebaran adalah:
- Pengangkutan Material
Pekerjaan ini berupa pengangkutan dan penanganan tanah,
agregat, bahan - bahan aspal, material lain yang dibutuhkan
proyek. Pengadaan material dan pengangkutannya dapat
sepenuhnya dilakukan oleh kontraktor pelaksana. Yang
mendapat perhatian adalah kontraktor harus mengatur
pembuangan bahan - bahan di luar DAMlJA dan harus
bertanggung jawab terhadap semua biaya, termasuk biaya
pemeliharaan jalan dan jembatan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Khusus terhadap sisa bahan galian
yang tidak terpakai, harus ditentukan lokasi pembuangan
yang memenuhi persyaratan.
Pasca Konstruksi
- Pengoperasian Jalur Pejalan Kaki dan Jalur Hijau
Pengoperasian jalur pejalan kaki, yaitu tahap dimana jalur
untuk pejalan kaki dan jalur hijau yang telah dilengkapi dapat
digunakan dan jalur hijau sudah ditanami oleh tanaman yang
berfungsi sebagai jalur hijau dan pelindung jalan
Pengoperasian Jalan
Pengoperasian jalan adalah tahap dimana ruas jalan
WidangGresik dioperasikan kembali. Pada kegiatan ini
ruas jalan Widang-Gresik dilewati oleh berbagai
kendaraan bermotor.
Pengoperasian jembatan Layang dimana jembatan
(flyover) digunakan untuk lalu lintas umum .
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jalan Jalur Pantai Utara Jawa (Pantura)
BAB
V
Rona Lingkungan
Hidup
LAPORAN
FINAL
BAB V
RONE LINGKUNGEN HIDUP
Kabupaten Lamongan
a. Iklim
Lamongan secara umum tergolong beriklim tropis yang terbagi menjadi 2
musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Musim penghujan
terjadi antara bulan Nopember s/d April, sedangkan musim kemarau
terjadi antara bulan Mei s/d Oktober. Masing-masing periode diselingi
dengan musim transisi. Suhu rata-rata antara 20-32C, dengan curah
hujan rata-rata sebesar 134 mm/bulan.
b. Kualitas Udara
Dari beberapa data kegiatan yang ada di Kabupaten Lamongan,secara
umum kualitas udara di Kabupaten Lamongan dapat dikatakan masih dalam
kondisi baik. Walaupun demikian, karena jalur proyek pembangunan jalan
Widang-Gresik ini merupakan peningkatan jalan nasional 2 lane menjadi 4
lane dan dekat dengan jalur kereta api, maka kualitas udara dan
kebisingan perlu untuk diawasi. Diperkirakan konsentrasi gas, debu dan
kebisingan berasal dari aktivitas lalu lintas kendaraan dan kereta api. Hasil
pengukuran terhadap sampel udara yang diambil di sekitar ruas Ex AP-13 di
Desa Sukodadi dan di depan Kantor Dispenda Lamongan, dan pengukuran
kebisingan di Jl. Panglima Sudirman, Desa Sukodadi dan Jl. Jaksa Agung
Suprapto, Desa Sukorejo adalah sebagai berikut :
Kabupaten Gresik
a. Iklim
Secara umum Kabupaten Gresik beriklim tropis yang mengalami 2 musim,
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan
Nopember-April dengan curah hujan rata-rata antara 136,6mm-338,8mm.
Musim kemarau terjadi pada bulan Mei-Oktober dengan curah hujan rata-
rata perbulan antara 1,7 mm-63,3 mm. Suhu udara rata-rata dan
kelembaban nisbi untuk daerah Kabupaten Gresik berkisar antara 21-34C
dan 69-81%.
c. Kecepatan Angin
Berdasarkan catatan dalam pengamatan lapangan diperoleh kecepatan
angin rata-rata di lokasi jalan Widang-Gresi berkisar antara 1,4 km/jam -
2,2 km/jam dengan arah angin dominan adalah Selatan, hasil pengamatan
pada lokasi pengambilan sampel kualitas udara adalah sebagai berikut:
Peruntukan bangunan
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-V Hal: 6
LAPORAN ANDAL
Alluvium terhampar luas di sepanjang kali Brantas, Bengawan Solo dan Kali
Lamong diperkirakan mencapai 5 meter. Formasi Pucangan tersebar di
bagian Tengah dan Selatan berarah ke Timur-Barat. Lokasi tipe Formasi
Pucangan di sekitar Gunung Pucangan 20 km Utara Jombang dan
Startotipenya terletak di Kali Sumberingin (Duyfjes, 1938).
5.2.3. Hidrologi
Kualitas sungai atau sumber air lainnya ditentukan oleh tiga kondisi, yaitu
kualitas fisik, kualitas air dan kondisi kualitas biologinya. Secara alamiah,
sebenarnya kondisi ekosistem akuatik tersebut sudah terbentuk secara
serasi dan seimbang.
Lokasi Banjir
Berdasarkan data dan informasi yang ada di wilayah lokasi studi memiliki
beberapa titik lokasi yang mengalami banjir, banjir yang dialaminya adalah
sebagai akibat dari tersumbatnya aliran alir dari bagian Selatan ke arah
Utara. Akibat tertahannya aliran air tersebut telah menyebabkan limpahan
air di bagian Selatan yang mengakibatkan areal persawahan terendam, dan
areal sawah di bagian Utara tidak mendapatkan air yang cukup.
Berdasarkan hasil pantauan dari Proyek Bagian Pembangunan Jalan Widang-
Gresik di Lamongan lokasi-lokasi banjir tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.2.3a.
perlu dibangun jalan jalan Bypass. Pembangunan jalan bypass pada awal
pengoperasiannya lancar namun seringkali Pemda tidak tahap uji untuk
mempertahankan daerah itu bukan daerah komersial. Sehingga jalan
bypass tersebut beberapa tahun sudah menjadi macet kembali
1. Resistensi masyarakat terhadap pengadaan lahan sangat tinggi. Dalam
era reformasi dimana masyarakat dapat bebas mengemukakan
pendapat sering kali dalam muasyawarah penentuan harga pengadaan
lahan sering terjadi permintaan harga di luar yang wajar.
2. Belum mantapnya hirarki jalan. Pertumbuhan kota yang kurang
terkontrol , perjadinya pengalihan ruas jalan nasional yang tidak
ditindaklanjuti dengan perubahan fungsi dan peranan jalannya,
tercampurnya lalu lintas regional dan lokal mencerminkan belum
mantapnya hirarki jalan dan belum sepenuhnya satuan
pengembangan wilayah yang telah ditetapkan.
Jalur Widang-Lamongan
Peruntukan lahan di kawasan Widang-Lamongan adalah pertanian
persawahan penduduk yang diselingi dengan konsentrasi permukiman
penduduk dan konsentrasi kegiatan pusat pelayanan penduduk seperti
lokasi sekolah (dusun Tegalrejo), perdagangan dan jasa dan pasar lokal
(Desa Sukodadi, Karanglangit, Dusun Plosogeneng) letaknya tersebar di
sepanjang jalur utama jalan Provinsi yang berdampingan dengan jalur rel
kereta api Surabaya-Jakarta. Beberapa konsentrasi permukiman penduduk
dan kegiatan penunjangnya menjadi fokus perhatian karena lokasi kegiatan
tersebut berada dekat dengan jalur jalan, seperti yang terdapat di
dusun/pedukuhan Tegalrejo, Waru Tengah, Waru Wetan, Paji, Kebonsari,
Semlawang, Blangit, Plosogeneng. Kegiatan lain yang ada adalah lahan
persawahan (sawah basah) dan tegalan.
Rencana pembangunan dua buah' fly over yang berada di Kota Lamongan,
di mana peruntukan lahan di Kota Lamongan sebagian besar adalah
permukiman maupun non permukiman (sawah basah, tegalan, perdagangan
dan fasilitas umum). Dominasi kegiatan di kawasan ini adalah permukiman
dan perdagangan serta fasilitas umum yang banyak terdapat pada jalur
jalan tersebut.
Jalur Lamongan-Gresik
Rencana proyek pembangunan jalan ini akan melintasi kawasan pertanian
dan pertambakan yang banyak terdapat pada lintasan jalur ini, serta
beberapa konsentrasi kegiatan permukiman penduduk yang banyak
tersebar disepanjang jalur ini. Adapun dominasi peruntukan lahan yang
tersebar dalam pola penggunaan lahan pada jalur ini adalah kegiatan
pertanian sawah basah serta pertambakan ikan Bandeng. Konsentrasi
kegiatan permukiman penduduk yang banyak tersebar di sepanjang jalur
utama Lamongan-Gresik umumnya terletak secara terpisah di beberapa
dusun/perdukuhan yang ada seperti Deket Wetan, Pandanpancur, Pandanan
Gancung, Gandukan, Duduksampean, Samir serta Brak. Kegiatan
konsentrasi permukiman penduduk ini memiliki luasan lahan yang kecil,
namun dari keseluruhan Dusun yang terbesar jumlah Was lahan
permukimannya adalah berada di Dusun Deket Wetan. Pada kawasan di
sekitar Kecamatan Mengganti (Gresik) banyak dijumpai lokasi-lokasi
industri dan pergudangan dimana eksistensi kegiatan ini kontinyu sampai
ke wilayah Kota Surabaya (Kecamatan Benowo).
5.2.5. Transportasi
a. Kondisi Jaringan Jalan Kabupaten Lamongan dan Gresik
Seperti halnya yang terjadi pada kota-kota yang mengalami
kemajuan yang cukup pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk
dan pengembangan kota.
Dari informasi Peta Kawasan Hutan Tersebut (Gambar 5.2.4), dapat dilihat
bahwa rencana pembangunan jalan Widang-Gresik tidak melewati kawasan
hutan.
Banyaknya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang maupun
tidak mendukung fungsi jalan sebagai jalan arteri primer. Jalan jalan Arteri
yang melewati daerah perkotaan seperti Bekasi, Karawang, Cikampek,
Pamanukan, Jatibarang, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan,
Batang, Kendal, Demak, kudus, Pati, Tuban, Lamongan, Gresik, Pasuruan,
Probolinggo sudah tidak dapat berfungsi sebagai jalan Arteri karena
disekitar jalan tersebut sudah berkembang menjadi daerah komersial
seperti pasar, pertokoan, pergudangan dan lain sebagainya sehingga pada
daerah tersebut sering terjadi kesemrawutan /kemacetan lalu lintas.
Banyaknya aktifitas perdagangan lokal disepanjang rute primer juga
mengaburkan peran jalan arteri primer tersebut. Untuk mengatasinya
harus
Sistem Transportasi Jalan Raya di wilayah. Provinsi Jawa Timur dilihat dari
volume arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang ada, maka jaringan jalan
utama regional di Jawa Timur :
- Ruas jalan Surabaya - Madiun - Ngawi
- Surabaya - Mojokerto - Madiun - Ngawi
- Surabaya - Probolinggo - Banyuwangi
Probolinggo - Jember - Banyuwangi
- Malang - Blitar - Kediri
- Surabaya - Rabat - Tuban
- Kamal - Bangkalan - Pamekasan - Sumenep Terminal
Dari Tabel 2.1.4. telah disajikan klasifikasi ruas jalan utama yang
melalui jalur Widang-Gresik, dimana kelas klasifikasi ruas jalan pada
jalan nasional pada jalur ini adalah termasuk klasifikasi ruas jalan
arteri sekunder 6,870 km, kolektor primer 26,840 km dan arteri
sekunder 3,5 km.
1 LV = a SMP
1 HV = 1,2 SMP
1 MV = 0,25 SMP
Kendaraan tak bermotor diabaikan.
Dari hasil laporan studi tersebut disebutkan bahwa hasil perhitungan
volume LHR pada jalan kabupaten berkisar antara 200-600 SM.
Berdasarkan data statistik Kabupaten Lamongan Dalam Angka tahun
2002, tercatat banyaknya bus dan arus penumpang keluar dan masuk
jalan jurusan Gresik dan Babat di Terminal Lamongan pada Tahun
2002 adalah sebagai berikut:
Pasar Turi
Sekolah SMP di Sukodadi
Pasar Sukodadi
Pasar Sukodadi
Pasar Pucuk
Mesjid Medo (Ds. Kebonsari)
Perempatan Jalan desa dengan pasar Kruwul Pasar Lamongan
SD , di Ds. Kebonsari
Puskesmas Kec. Turi
SMP di Babat - Pasar Babat
Mesjid Asalaf, di Ds. Kebalandono Pasar Sukoanyar
Dll/lokasi kegiatan masyarakat setempat
h. Keselamatan Transportasi
Identifikasi Kecelakaan
Seperti telah disebutkan pada Tabel 2.1.4. bahwa secara
umum, kondisi geometrik jalan sudah telah memenuhi syarat
minimum yang telah ditetapkan oleh peraturan, namun
demikian masih sering dijumpai kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan korban nyawa dan harta benda.
Komponen Biologi
5.2.6. Biota Daratan
a. Flora Daratan
Komunitas tumbuhan di sekitar lokasi kegiatan yang merupakan
komunitas binaan pekarangan dan tegalan. Jenis tanaman
pekarangan terutama jenis tanaman hias dan buah-buahan seperti
jambu biji (Psidium guajava), jambu air (Eugenia aquea), dan
mangga (Mangifera indica). Tegalan/ladang didominasi oleh
tanaman jagung (Zea mays), dan kacang (Arachis hipogaea).
Sedangkan pohon yang banyak dijumpai sebagai pembatas di tegalan
dan tepi jalan adalah kayu jaran (Lannea corromandalika).
b. Fauna Daratan
Fauna daratan yang dapat diamati di lokasi kegiatan adalah jenis-
jenis burung, yang biasa dijumpai di daerah pantai dan habitat
semak-semak. Jenis burung yang banyak dijumpai adalah Gajahan
(Numenius sp), Trinil (Triuga sp.) dan Branjangan (Miratra sp).
Benthos:
Jumlah taxa pada seluruh wilayah yang diteliti berjumlah 16 taxa. Dari
lokasi pengambilan sampel di Sungai Kruwul memiliki jumlah taxa yang
terbanyak yaitu 10 taxa. Melihat hasil yang dicapai (lihat tabel benthos)
maka dari ke 3 wilayah yang diteliti ( Sungai Singosari, Sungai Kruwul dan
Sungai Ambeng-Ambeng), tampak di Sungai Kruwul mempunyai kondisi
biologis yang lebih baik dari pada kedua sungai lainnya.
Kondisi Sungai Kruwul , dengan jumlah taxa mencapai 10 taxa, dan jumlah
individu sebesar 50 indiv./sampel, demikian pula dengan indeks diversitas
(H1), H-maximum dan Equitabilitas (E= indeks kemerataan jenis) yang lebih
tinggi dari kedua wilayah lainnya.
Melihat data di atas, hal ini menunjukkan bahwa kondisi Sungai Kruwul
kemungkinan besar sudah mengalami tekanan polusi oleh kegiatan
sekitarnya terutama kegiatan rumah tangga
Zooplankton:
Jumlah taxa pada ke 3 lokasi pengambilan sampel yang diteliti berjumlah
14 taxa. Tampak Sungai Kruwul mempunyai jumlah taxa dan jumlah
individu yang lebih besar dari pada Sungai Singosari dan Sungai Ambeng-
Ambeng, tetapi dengan undex diversitas, dan equitabilitas yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan kedua sungai tersebut. Melihat data
tersebut di atas tampaknya kemungkinan Sungai Ambeng-Ambeng sebagai
sungai yang lebih balk, kemudian disusul Sungai Singosari dan Sungai
Kruwul.
Fitopalankton:
Jumlah taxa pada ke 3 air sungai yang diteliti berjumlah 15 taxa. Tampak
Sungai Kruwul mempunyai jumlah individu yang besar , tetapi dengan jumlah
taxa yang paling kecil. Hal ini terjadi karena dijumpainya salah satu
Komponen Sosial
5.2.8. Kabupaten Lamongan
a. Kependudukan
Jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Babat, namun
kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Lamongan.
Sedangkan perbandingan jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dari pria, yakni sex ratio berada pada rentang 0,92 s/d 0,96. Tingkat
pertumbuhan penduduk per tahun di Kabupaten Lamongan
berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 dan tahun 2000
adalah sebesar 0,33 %.
Sarana Peribadatan
Penduduk di kecamatan wilayah studi sebagian besar
beragama lslam, oleh karenanya sarana peribadatan yang
terbanyak adalah sarana untuk agama lslam. Untuk sarana
peribadatan Gereja ada di Kecamatan Bluluk (2 buah),
Ngimbang (1 buah), Kembangbahu (1 buah), Lamongan (1
buah) , Karangbinangun (1 buah), Turi (1 buah). Sedangkan
Pura hanya terdapat di Kecamatan Turi sebanyak satu buah.
Kesehatan Masyarakat
Kondisi sarana kesehatan masyarakat di Kabupaten Lamongan
berdasarkan data Kabupaten Lamongan Dalam Angka tahun
2001, dapat dilihat pada Tabel 5.2.6a.
Sarana Peribadatan
Kesehatan Masyarakat
BAB
VI
Prakiraan Dampak Besar &
Penting
LAPORAN
FINAL
BAB VI
PRAKlRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTlNG
Sosialisasi/Konsultasi Publik
Survei dan Pengukuran
Sumber dampak adalah kegiatan survei dan pengukuran di lokasi rencana
pembangunan jalan Widang-Gresik. Kegiatan survei dan pengukuran telah
dilaksanakan pada awal pelaksanaan proyek awal Tahun 1996/1997.
Kegiatan yang telah dilakukan antara lain, studi pengadaan tanah (LARAP
dan Tracer) , survei pengukuran, dan pemasangan patok-patok batas.
Pelaksanaan survei dan pengukuran dilakukan oleh tim yang berasal dari
luar daerah. Berdasarkan informasi dari Tokoh Masyarakat yang melihat dan
mengalami peristiwa survey dan pengukuran waktu itu (Tahun 1996/1997),
telah menimbulkan prasangka negatif di kalangan penduduk tentang
maksud dan tujuan (survei dan pengukuran), sehingga timbul keresahan
penduduk di lokasi waktu itu, terutama penduduk yang memiliki tanah dan
bangunan yang akan terkena perluasan dan juga ada yang berharap bahwa
pembangunan jalan akan segera direalisasikan.
Dampak lanjut yang akan terjadi adalah timbulnya sikap dan persepsi
negatif penduduk terhadap rencana lanjutan peningkatan jalan Widang-
Gresik dan rencana pembangunan dua buah fly over di Lamongan. Sehingga
dampak negatif yang akan timbul diprakirakan nilai sedang.
Selain itu sumber keresahan penduduk juga timbul pada penduduk yang
telah menerima pembayaran pembebasan tanah, dimana pelaksanaan
proyek tertunda, sehingga menimbulkan masalah baru seperti masyarakat
merasa dibohongi oleh proyek, pelaksanaan pembangunan drainase jalan
yang belum terselesaikan dll.
Jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada rencana kegiatan ini adalah
tenaga kerja professional, supporting staf, supervisi, tenaga kerja, dan
tenaga kerja kasar/buruh. Untuk memobilisasi tenaga kerja professional
dan supporting staff akan dilakukan oleh kontraktor yang memenangkan
tender pada setiap pekerjaan. Begitu juga halnya dengan tim supervisi,
tenaga kerja, dan tenaga kerja kasar/buruh akan dimobilisasi oleh
kontraktor yang memenangkan tender pada setiap pekerjaan.
Dampak yang diprakirakan timbul akibat kegiatan ini adalah (1) perubahan
mata pencaharian, peningkatan pendapatan bagi penduduk yang diterima
sebagai tenaga kerja, dan terbuka peluang bagi penduduk yang
mengembangkan wirausaha di sektor informal disekitar lokasi kegiatan dan
(2) perubahan sosial yang terjadi akibat interaksi antara pekerja
pendatang dengan penduduk setempat. Namun keinginan masyarakat di
sekitar proyek untuk terlibat di dalam proyek.
Ozon (03)
Ozon (O3) merupakan salah Batu senyawa pengoksida (oksidan)
kuat. Ditroposfir ozon terbentuk secara tidak langsung dari Nitrogen
dioksida (NO2) dengan bantuan sinar matahari. Reaksi pembentukan
03 di udara
NO2 + hv NO + O
O + O2 O3
R + O2 RO2
RO2 + O2 RO + O3
Selai dari O3, komponen lain yang terbentuk selama
n fotokomia
berlangsung adalah Peroksiasial Nitrat (PAN), Asam Nitrat
(HNO3),
Hidrogen Peroksida (H2O2). Aldehida sekunder (RH), Asam Format
(HCOOH) dan radikal yang mempunyai waktu paruh pendek.
Oksodan
merupakan polutan sekunder yang dihasilkan dari reaksi
fotokimia.
Terjadinya Oksidan di udara lebih banyak pada waktu siang
hari yaitu antara jam 11.00-15.00 pada siang hari dan sore
hari. Umumnya oksidan konsentrasinya lebih banyak terdapat
pada daerah perkotaan yang padat lalu lintas dan industri.
SO2 dan sisanya dalam bentuk gas sulfur trioksida (S0 3) dan kabut
asam sulfat.
Pembangunan Jalan WIDANG - GRESIK Bab-VI Hal: 10
LAPORAN ANDAL
Partikel (Debu)
Partikel debu yang terdapat diudara mempunyaiukuran
yang
bervariatif, dari ukuran yang sangat kecil (0,1 micro meter s/d 25
micro meter . Keberadaan dilingkungan sebagai hasil dari
kegiatan
pembakaran seperti proses pembakaran pada insinerator,
Peleburan
besi, pembangkit tenaga listrik, proses industri, kegiatan gunung
berapi atau proses penghancuran yang lain. Waktu Pemaparan
dari
partikel-partikel padat (debu) diudara tergantung pada ukuran
besarnya partikel tersebut. Ada partikel yang dapat bertahan
diudara selama 3 (tiga) bulan, namun ada juga yang bertahan
hanya sampai
beberapa menit saja.
Jawa Timur No. 129 tahun 1996. Hasil monitoring kadar debu pada
jalan Widang-Gresik adalah sebagai berikut:
3
- di lokasi ex AP-13 : 215 ug/m (memenuhi syarat)
3
- di lokasi ex AP-14 : 241 ug/m ( 4,78% tidak memenuhi syarat)
3
- di lokasi ex AP-15 : 232 ug/m (0,87% tidak memenuhi syarat)
Kebisingan
Kebisingan (Noise) didefenisikan sebagai suara - suara / bunyi -
bunyi yang tidak dikehendaki atau mengganggu.
Pengukuran harus dilakukan dengan mempergunakan sound level
meter yang memenuhi standar lEC 179. Pembobotan frekuensi
digunkan pembobotan A (A-weighting) dengan respon pembobotan
waktu pada "Fast". Pengukuran dilakukan pada tempat yang terjadi
gangguan kebisingan.
Hasil pemantauan pada tanggal 19 Januari 2004, yaitu sebagai
berikut:
- di lokasi ex AP-13 (Jl. Panglima Sudirman, Ds. Sukodadi): 75,7
dBA
- Di lokasi ex AP-14 (Jl. Jaksa Agung Suprapto, Ds. Sukorejo):
74,7 dBA
- Di lokasi ex AP-15 (Jl. Ambeng-AMbeng Watang Rejo): 71,7
dBA
Dengan kondisi badan jalan tanpa vegetasi maka dugaan laju erosi
diperkirakan cukup tinggi. Sedimen yang terbawa ini akan ke luar
dari lokasi kegiatan bersama aliran permukaan dan akan
menyebabkan terjadinya sedimentasi di areal permukiman dan
saluran drainase.
3
Penimbunan jalan Widang-Gresik sebanyak 11.966,71 m dan galian
2
tanah sepanjang 10.015,16 m , diperkirakan akan menyebabkan
terhalangnya aliran permukaan. Akibatnya, aliran permukaan akan
terkonsentrasi dan mengalir ke tempat tertentu yang dapat
menyebabkan terjadinya genangan. Volume air yang akan
bertambah dan mengalir akan setara dengan volume tanah yang
digunakan sebagai timbunan pilihan yang diprakirakan sebesar
3
11.966,71 m ditambah dengan air yang berasal dari tempat lain
yang terhalang gerakannya oleh badan jalan. Genangan air dapat
melanda lokasi permukiman penduduk atau badan jalan lain di
sekitarnya sehingga dapat menyebabkan banjir. Dampak lanjut yang
dapat timbul akibat terjadinya genangan air dan banjir di lokasi
permukiman penduduk dan lokasi pergudangan dan industri adalah
(1) gangguan aksesibilitas penduduk, (2) gangguan kesehatan
masyarakat berupa penyakit diare dan gangguan sumber air
khususnya air sumur, (4) migrasi fauna, dan (5) penurunan
pendapatan penduduk penangkap ikan. Dampak yang akan timbul
termasuk besar.
Sebagi bagian dari Rencana, maka akan dibuat saluran drainase di kiri-
kanan jalan dengan lebar 2 m serta gorong-gorong pada segmen jalan yang
melalui saluran alami atau rawan banjir. Dengan terganggunya fungsi
saluran drainase dan gorong-gorong ini, maka air permukaan baik yang
berasal dari badan jalan maupun yang akan melintasi jalan tidak dapat
bergerak dengan lancar. Dengan demikian, maka pekerjaan ini
Kadar gas-gas dan debu serta bising, akan menyebar pada lokasi
permukiman penduduk di sekitar jembatan Setroduduk dan
jembatan Ambeng-Ambeng, dan akan dirasakan oleh penduduk yang
bermukim atau bekerja di sekitar lokasi tersebut. Hasil analisis arah
angin pada beberapa titik pengukuran menunjukkan bahwa arah
angin dominan di lokasi studi adalah arah Selatan. Hal ini
menunjukkan bahwa penurunan kualitas udara dan bising akan lebih
dirasakan oleh penduduk yang bermukim atau pekerja di lokasi
kegiatan. Gangguan kesehatan yang akan terjadi adalah stress dan
timbulnya suara bising yang dapat mengganggu tingkat kenyamanan.
Dampak negatip ini termasuk sedang.
c. Kecelakaan
Pada jalur jalan ini, kondisi lalu lintas saat ini cukup padat sehingga
pada saat pekerjaan perluasan jalan nanti maka tingkat kemacetan
akan meningkat. Dampak lanjut yang dapat timbul adalah gangguan
para pengguna jalan. Dampak negatip ini termasuk sedang.
Dampak yang diprakirakan timbul akibat pengoperasian jalan ini adalah (1)
mengurangi beban jalan dalam Kota Lamongan dan Kota Gresik (2)
gangguan kesehatan pengguna jalan dan penduduk sekitar jalan akibat
pencemaran udara, (3) Lancarnya transportasi beberapa daerah yang
terletak di pinggiran Kota Lamongan dan Kota Gresik.
- di Kabupaten Lamongan :
KmSBY
48,675 - 48,535
56,776 - 56,624
59,612 - 59,566
61,890 - 61,874
64,671 - 64,597
66,780 - 66,693
67,735 - 67,722
69,945 - 69,931
70,698 - 70,653
71,598 - 71,325
- di Kabupaten Gresik :
KmSBY
26,010 - 25,967
27,205 - 27,155
31,550 - 31,467
36,330 - 36,245
Apabila tidak dikelola dengan baik maka lokasi ini cukup rawan
terhadap kecelakaan lalu lintas. Dampak lanjut yang akan timbul
adalah (1) terjadinya konflik pengguna lalu lintas, dan (2) korban
kecelakaan lalu lintas. Dampak negatip yang akan timbul adalah
sedang.
dan jasa lainnya akan tidak terkontrol dan dapat menempati damija.
Dampak perubahan tata guna lahan ini diprakirakan termasuk besar.
LAPORAN
FINAL
BAB VII
EVALUASl DAMPAK BESAR DAN PENTlNG
Evaluasi dampak besar dan penting dilakukan dengan cara menelaah secara holistik
berbagai komponen lingkungan hidup yang akan mengalami perubahan mendasar, dan
menelaah berbagai alternatif sebagai dasar pengelolaan.
Sebagaimana diuraikan pada Bab III, metode evaluasi yang digunakan adalah Metode
Informal dimana dampak yang timbul dinilai dengan menggunakan simbol verbal.
Kriteria dampak penting yang digunakan berpedoman kepada Keputusan Kepala Bapedal
Nomor 056 Tahun 1994 rentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.
Evaluasi dampak besar dan penting rencana perluasan jalan Widang-Gresik dan evaluasi
dampak lingkungan terhadap kelancaran rencana perluasan jalan ini ditunjukkan pada
Tabel 7.1.
Dampak ini dapat bersifat kumulatif dan dapat balik apabila informasi yang
tidak jelas telah disampaikan kepada penduduk memiliki tanah
b. Keresahan Sosial
b. Keresahan Sosial
Hanyutan tanah dari badan jalan berasal dari proses erosi badan
jalan. Sedimen yang terbawa ini akan ke luar dari lokasi kegiatan
bersama aliran permukaan dan akan menyebabkan terjadinya
sedimentasi di areal permukiman, pergudangan/industri, tanah
pertambakan dan saluran drainase. Dampak akan menyebar wilayah
sekitar proyek dan akan menggangu penduduk yang
bermukim/berkerja pada lokasi tersebut. Dampak akan berlangsung
selama kegiatan konstruksi yaitu saat melaksanakan penimbunan
dan pemadatan badan jalan. Dampak ini penting dan dapat bersifat
kumulatif dan dapat balik.
3
pengurugan tanah yang diprakirakan sebesar 11.966,71 m dan galian
2 3
tanah sepanjang 10.015,16 m m ditambah dengan air hujan yang
akan jatuh pada areal di kiri kanan jalan yang akan mengalir
melintas jalan, namun dampaknya dapat balik.
karena kegiatan lain dapat pula menambah gas-gas, debu dan bising.
Dampak akibat kegiatan ini tergolong penting dan dapat balik.
c. Kecelakaan
Sumber dampak adalah kegiatan pengecoran, pemasangan tiang
pancang dll. kecelakaan lalu lintas pemakai jalan di sekitar proyek
pembangunan fly over dan kecelakaan pekerja proyek, seperti
kecelakaan tertimpa material ke pengguna jalan di bawah pekerjaan
fly over ,kendaraan slip akibat ceceran tanah timbunan terutama
diwaktu musim hujan dan kecelakaan pekerja pada saat
pengecoran, pemasangan tiang pancang dll. Sebaran dampaknya
akan mencakup areal di jalan Widang-Gresik yang melewati Ds.
Sukorejo dan Banjarmendalan, intentsitas dampaknya cukup tinggi
dan dampak bersifat penting.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak positip akan cukup besar para
pengguna jalan. Persebaran dampaknya akan cukup luas. Intensitas
dampaknya akan tinggi karena selama masih jalan masih berfungsi.
Dampak akan berlangsung cukup lama yaitu selama kegiatan operasioanal
berlangsung. Dampak akibat kegiatan ini tergolong dapat balik. Kegiatan
ini diduga akan dapat lebih memperlancar aksebilitas, meminimalkan
kecelakaan, dan menimbulkan sikap dan persepsi masyarakat yang positif
terhadap rencana peningkatan jalan Widang-Gresik. Dampak negatif dari
pekerjaan ini adalah tidak penting.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak akan cukup banyak dan
sebaran dampaknya cukup luas karena akan mencakup bagian wilayah
Kabupaten Lamongan dan Gresik. Intensitas dampaknya akan cukup tinggi
karena penurunan tingkat genangan dan banjir akan sangat nyata dengan
berfungsinya saluran drainase dan gorong-gorong pada sepanjang jalan
lingkar tengah dan jalan penghubung. Dampak terhadap pengurangan
genangan air dan banjir akan berlangsung lama yaitu selama berfungsinya
saluran drainase dan gorong-gorong. Komponen lingkungan yang akan
terkena dampak cukup banyak yaitu terhadap komponen sosial, ekonomi
dan kesehatan masyarakat. Dampak tergolong kumulatif dan dapat batik.
Penduduk yang akan terkena dampak adalah para pengguna jalan dan
penduduk yang bermukim di sekitar jalan Widang-Gresik sepanjang 17,252
km. Sebaran dampaknya akan sangat luas karena pengguna jalan tidak saja
oleh penduduk Kabupaten Lamongan dan Gresik, bahkan penduduk di
wilayah Provinsi Jawa Timur. Intensitas dampaknya akan cukup tinggi,
karena perbaikan jalan dan jalur hijau akan menjamin lancarnya arus lalu
lintas, mengendalikan banjir, dan menurunkan gangguan kesehatan oleh
pengurangan/penyerapan gas-gas, debu dan bising yang dapat dirasakan
oleh penduduk yang bermukim di sekitar jalan. Dampak ini akan
berlangsung lama yaitu selama jalan ini beroperasi, tergolong kumulatif
dan dapat batik.
Gresik, Jatim
Jenis Kegiatan
No. Yang Prakiraan Dampak Penting Hasil Evaluasi Dampak
Menimbulkan
Dampak
Penting Tidak Penting
(P) (TP)
(1) (2) (3) (4) (5)
-
A. Tahap Pr a Konstruksi
1 Survei pengukuran - Keresahan masyarakat
2 Pengadaan tanah - Keresahan masyarakat
B. Tahap Konstruksi
1 Mobilisasi tenaga - Sosial ekonomi masyarakat
kerja
2 Mobilisasi alat dan - Kualitas udara & Kebisingan
material - Kecelakaan lalu lintas
- Kerusakan badan jalan
3 Transportasi Bahan & - Arus lalu lintas
Material - Kerusakan badan jalan
- Kualitas Udara & kebisingan
4 Quarry - Stabilitas lereng
- Pencemaran Air di Hilir
- Pencemaran udara (debu)
5 Pematangan Tanah - Kualitas udara & kebisingan
- Hidrologi
- Kemacetan lalu lintas
- Flora dan Fauna
(1) (2) (3) (4) (5)
6 Pekerjaan Drainase - Aliran permukaan
- Kemacetan lalu lintas
7 Pekerjaan Jembatan - Kualitas air
dan Gorong-Gorong - Aliran air permukaan
- Kemacetan lalu lintas
8 Pekerjaan Perkerasan - Kualitas udara, debu dan kebisingan
Jalan - Kemacetan lalu lin tas
- Aksesibilitas masyarakat
9 Pemasangan tiang - Kualitas udara, debu
pancang fly over - Kebisingan
- Keselamatan pekerja
- Kecelakaan lalu lintas
10 Pembuatan - Persepsi masyarakat
perlengkapan jalan
dan marka jalan
LAPORAN
FINAL
2. Anonymous. East Java Draft Final Report Assessment of Land acquisition and
Resettlement, Core Team Services For North Java Road lmprovement Project under
ADB Loan No. 1428-INO, 2001
3. Moore H. Frazier, Ph.D.; Hubungan Masyarakat Prinsip, Kasus dan Masalah; PT.
Remaja Rosmakarya, Bandung, Copyright 1987.
4. Salim Emil. Kualitas Lingkungan di lndonesia tahun 1990; Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
Temperatur : 32 33 C
Kelembaban : 62 65 % RH
Arah angin dominan : Timur
Kecepalan angin rala-rata : 1,4 km/jam
Cuaca : Cerah
HasII pengujian
NO PARAMETER SATUAN
BAKU *) HASIL METODA
MUTU
1 Debu ug/m3 230 215 SNI 19-4640-1996
2 Hidro Karbon (HC) 3 160 176 SNI 19-2879-1992
ug/m
3 Karbon Monoksida (CO) 3 10.000 2.514 COx meter ex Sibata
ug/m
4 3 150 21,21 SNl 19-4841-1996
Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m
5 3 365 8.31 SNl 19-4174-1996
Sulfur Dioksida (802) ug/m
6 Oksidan (0)0 3 235 94.55 SNl 19-4842-1998
ug/m
7 Timah Hitam (Pb) 3 2 0.26 SNI 19-2966-1992
ug/m
8 Amonia (NH3) 3 1.300 **) 12.08 JIS K 0099-1995
ug/m
9 3 42 **) <1 SNI 19-4818-1998
Hidrogen Sulfida (H2S) ug/m
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **)
= KEP-02/MENLH/I/1988
<= lebih kecil
Halaman 1 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
Temperatur : 33 34 C
Kelembaban : 59 62 % RH
Arah angin dominan : Selatan
Kecepalan angin rala-rata : 1,6 km/jam
Cuaca : Cerah
Hasil Pengujian
NO PARAMETER SATUAN
BAKU *) HASIL METODA
MUTU
1 Debu ug/m3 230 241 SNI 19-4840-1996
2 Hidro Karbon (HG) ug/m3 160 229 SNI 19-2879-1992
3 Karbon Monoksida (CO) 3 10.000 3.771 COx meter ex Sibata
ug/m
4 3 150 38,78 SNl 19-4841-1998
Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m
5 Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3 365 11.93 SNl 19-4174-1996
6 Oksidan (Ox) ug/m3 235 123,40 SNl 19-4842-1998
7 Tlmah Hitam (Pb) ug/m3 2 0,64 SNI 19-2966-1992
8 Amonia (NH3) 3 1.360 **) 13.13 JlS K 0099-1995
ug/m
9 Hidrogen Sulfida (H2S) 3 42 **) 1 SNI 19-4818-1998
ug/m
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **)
= KEP-02/MENLH/I/1988
<= lebih kecil
Halaman 2 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
Temperatur : 29 30 C
Kelembaban : 70 73 % RH
Arah angin dominan : Selatan
Kecepalan angin rata-rala : 2,2 km/jam
Cuaca : Cerah
Hasil pengujian
NO PARAMETER SATUAN
BAKU *) HASIL METODA
MUTU
1 Debu ug/m3 230 232 SNl 19-4840-1998
2 Hidro Karbon (HC) ug/m3 160 209 SNl 19-2879-1992
3 Karbon Monoksida (CO) 3 10.000 3.543 COx meter ex Sibata
ug/m
4 3 150 36,02 SNl 19-4841-1996
Nitrogen Dioksida (NO2) ug/m
5 Sulfur Dioksida (SO2) ug/m3 365 10,39 SNl 19-4174-1996
6 Oksidan (Ox) ug/m3 235 117,06 SNl 19-4842-1998
7 Timah Hitam (Pb) ug/m3 2 0,48 SNI 19-2986-1992
8 Amonia (NH3) 3 1.360 **) 12,63 JlS K 0099-1995
ug/m
9 Hidrogen Sulfida (1-135) ug/m3 42 **) <1 SNI 19-4818-1998
Keterangan : *) = PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara Ambien Nasional **)
= KEP-02/MENLH/I/1988
<= lebih kecil
Halaman 3 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
NO LOKASI HASIL *)
(dBA)
1. Ruas AP-13 75,7
JI. Panglima Sudirman, Ds. Sukodadi Lamongan
2. Ruas AP-14 74,7
JI. Jaksa Agung Suprapto, Ds. Sukorejo - Lamongan
3. Ruas AP-15 71,7
Jl. Ambang Il Watang Rejo Gresik
Keterangan: *) = Nilai kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu
Halaman 4 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
Halaman 5 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
Halaman 6 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
Halaman 7 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
NO INDIVIDU 8 9 10
CYANOPHYTA
1 Caelosphaerium sp. 15
2 Oscillatoria sp, 1 1
CHRYSOPHYTA
3 Cosoinodiscus sp. 1 1
4 Diatoma sp. 2 6
5 Gomphonema sp. 1
6 Navicula sp. 1 2 1
7 Pinnularia sp. 1
8 Pleurosigma angulatum 3
9 Pleurosigma elongata 9
10 Pieurosigma normanii 2
11 Pleurosigma sp. 2
12 Surirella sp. 1
CHLOROPHYTA
13 Pediastrum sp. 2 2
EUGLENOPHYTA
14 Anisonema sp. 4
15 Astasio sp. 5 25
Jumlah individu/L 31 31 26
Jumlah Taxa 9 4 9
Indeks diversitas :H' = - E pi Log2 pi 2,3667 1,0156 2,6699
(SHANNON-WEAVER, 1949)
H-max = Log2 S 3,1699 2,0000 3,1699
Equitailitas (E) = H'/H-max 0,7466 0,5078 0,8423
Halaman 8 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
Zooplankton
NO INDIVIDU 8 9 10
ARTHROPHODA
CRUSTACEA
1 Cyclopodae 2
2 HARPATlCOlDA 5
3 Microsetella sp. 7
PROTOZOA
CILIATA
CILIOPHORA
4 Euplolidae 1
5 Lionotus sp. 1
6 RHIZOPODA 6 Amoeba sp. 2
7 Arcella sp. 13 20 4
8 Centropyxis sp. 1
9 Ditlugia sp. 1 1
10 Euglypha sp, 6
ROTATORlA
11 Brachionus sp. 1
12 Monostyla sp. 1
13 Notholca sp. 1
GASTROTRICHA
14 Chaetonotus sp. 4
Jumlah individu/L 21 31 19
Jumlah Taxa 5 7 5
Indeks diversitas :H'= - E pi Log2 pi 1,6254 1,5057 2,0763
(SHANNON-WEAVER, 1949)
H-max = Log2S 2,3219 2,8074 2,3219
Equitailitas (E) = H'/H-max 0,7000 0,5364 0,8942
Halaman 9 dari 10
* Hasil yang ditampilkan hanya berhubungan dengan contoh yang diuji dan laporan hasil pengujian tidak boleh
digandakan kecuali seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari laboratorium
UNILAB PERDANA pt
ENVIRONMENTAL LABORATORY
JI. Ciledug Raya No. 10 Cipulir. Kebayoran Lama, Jakarta 12230 - Tel. (021) 7253322, 7202906, 7202907 Fax.: 7253323
NO INDIVIDU 11 12 13
ARTHROPHODA
CRUSTACEA
1 DECAPODA (sp.1) 3
MOLLUSCA
GASTROPODA
2 Brotia sp. 2 2
3 Gyraulus sp,
4 Melanoides sp. 67
5 Phyla sp.1 18
6 Phy/a sp.2 2
7 Stenothyra sp. 15
8 Syncera sp. 2
9 Thiara scabra 15
ARTHROPHODA
INSECTA
DIPTERA
10 Ephydridae 2 2
11 DIPTERA (sp. 1) 2 2 5
ANNELlDA
OLYGOCHAETA
12 Brachium sowerbyli 13
13 Dero sp. 10
14 Naldidae 2
NEMATHELMINTHES
15 NEMATODA (sp. 1) 4
16 NEMATODA (sp. 2) 4
Jumlah Individu/sampel 24 50 24
Jumlah Taxa 4 10 5
Indeks diversitas :H'= - E pi Log2 pi 1,2075 2,4453 1,4929
(SHANNON-WEAVER, 1949)
H-max = Log2 S 2,0000 3,3219 2,3219
Equitailitas (E) = H'/H-max 0,6038 0,7361 0,6429
Halaman 10 dari 10
Lampiran 3
HASIL ANALISIS SOSIAL EKONOMI BUDAYA
Lampiran 4
FOTO HASIL SURVAI STUDI ANDAL
Lampiran 5
TIPIKAL JALAN WIDANG GRESIK
Lampiran 6
FOTO KONDISI EKSISTING
MATERI KURSUS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENATAAN RUANG
Tanggal 27 - 29 Januari 1994
III. E VALUAS I
A. Evaluasi Awal
B. Evaluasi Akhir
C.
INTENSIVE WORKSHOP
FOR
INDUSTRIAL WASTEWATER TREATMENT PLANTS
This course has been designed for professionals of Indonesian consultants. Its assignment
was - based on the elements treated during the Intensive Workshop on lndustrial
Wastewater Management in August 1990 in Jakarta to upgrade the knowledge 0f the
participants on the specific services of consultanl engineers for planning and
construction of industrial treatment plants. The lectures and training included the
following topics
Environmenlal politics and legal framework in Indonesia
Preliminary investigation
Prefeasibility and feasibility study
Detailed Design of treatment plants for Industrial Wastewater
Tendering
Shop drawings
Construction and operation
Rehabilitation ot existing plants