Você está na página 1de 6

Farhan Hadi

0411181419205
PSPD Alpha FK Unsri 2014
ANALISIS MASALAH
2.5. Mengapa penderita tampak makin lemah dan lesu?
Penderita tampak semakin lemah dan lesu karena Hb semakin turun, sehingga
transport oksigen ke jaringan semakin berkurang. Kemudian akan terjadi
metabolisme anaerob yang menyebabkan penumpukan asam laktat di jaringan
sehingga terjadi kelelahan. Metabolisme anaerob juga menyebabkan ATP
berkurang sehingga energi berkurang, akhirnya mengakibatkan lesu dan lemah.

2.6. Apa makna tidak berdebar?


Tidak berdebar menunjukkan bahwa aliran darah ke perifer cukup.

5.1. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari keadaan umum?7 6


Keadaan Umum: tampak sakit sedang; sens:CM, T: 36,20C, Nadi: 120x/m (isi dan
tegangan cukup), RR: 28x/m (regular), berat badan 25 kg, tinggi badan 140cm.
Hasil
Pemeriksaan Nilai normal Interpretasi
pemeriksaan
Keadaan umum Tampak sakit Tampak sehat Abnormal
sedang
Sensorium Compos mentis Compos mentis Normal
Nadi 120x/menit (isi 70-110x/menit Meningkat
dan tegangan (takikardia)
cukup)
Respiratory Rate 28x/menit 15-30x/menit Normal
(regular)
IMT 12,75 kg/m2 Normal -2 SD Kurus (<2 SD)
sampai 1 SD
(13,5-19 kg/m2)

a. Denyut nadi meningkat karena perfusi O2 ke arteri perifer berkurang


sehingga jantung mengkompensasi dengan meningkatkan denyut jantung
untuk meningkatkan aliran darah ke perifer.
b. IMT kurus karena kurangnya asupan makanan yang mengandung
karbohidrat dan besi akibat anak hanya makan nasi 3-4 sendok makan,
tidak suka makan ikan, daging, dan tidak suka minum susu.

1
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha FK Unsri 2014

Interpretasi:
a. Overweight: >+1SD (equivalent to BMI 25 kg/m2 at 19 years)
b. Obesity: >+2SD (equivalent to BMI 30 kg/m2 at 19 years)
c. Thinness: <-2SD
d. Severe thinness: <-3SD
Sumber:

2
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha FK Unsri 2014
World Health Organization. BMI for Age (5-19 years).
http://www.who.int/growthref/who2007_bmi_for_age/en/. Diakses pada 13
Desember 2016.

5.2.1. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari keadaan spesifik: konjungtiva


anemis?
Kurangnya asupan makanan yang mengandung besi cadangan besi
berkurang penyediaan besi untuk eritropoiesis berkurang pembentukan
Hb berkurang transport O2 ke jaringan berkurang konjungtiva anemis

6.1.5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnomalitas dari trombosit?


Trombosit: 371.000/mm3
Nilai normal: 150,000450,000/ mm3
Interpretasi: Normal

6.1.6. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnomalitas dari diff. Count?


Diff. count: 0/1/4/64/12/9
Nilai normal:

Sumber: Andropaulos Drean, B. 2012. Pediatric Normal Laboratory Value.


http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/9781444345186.app2/pdf. Diakses
pada 13 Desember 2016.
Interpretasi:
a. Basofil: Normal
b. Eosinofil: Normal
c. Neutrofil batang: Meningkat
d. Neutrofil segmen: Normal
e. Limfosit: Menurun
f. Monosit: Meningkat

7.1. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit pada kasus?


1. Anamnesis
1). Riwayat faktor predisposisi dan etiologi:
a. Kebutuhan besi meningkat secara fisiologis terutama pada masa
pertumbuhan yang cepat, menstruasi, dan infeksi kronis

3
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha FK Unsri 2014
b. Kurangnya besi yang diserap karena asupan besi dari makanan tidak
adekuat malabsorpsi bes, kurangnya makanan yang dapat meningkatkan
absorpsi besi seperti vitamin C
c. Perdarahan terutama perdarahan saluran cerna (tukak lambung, penyakit
Crohn, colitis ulserativa)
d. Sering tidak memakai alas kaki yang dapat menyebabkan infeksi cacing
tambang.
2). Pucat, lemah, lesu, gejala pika, mata berkunang-kunang, telinga berdenging.
2. Pemeriksaan fisis
a. anemis, tidak disertai ikterus, organomegali dan limphadenopati
b. stomatitis angularis, atrofi papil lidah
c. ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung
d. koilonychia (kuku sendok)
Modifikasi dari Kriteria Kerlin dipakai sebagai kriteria diagnosis Anemia
Defisiensi Besi yaitu anemia dengan gambaran hipokrom mikrositer pada hapusan
darah tepi atau Mean Corpuscular Volume (MCV) < 80 fl dan Mean Corpuscular
Hemoglobin Concentration (MCHC) < 31% dan salah satu dari 1, 2, 3, atau 4,
yaitu :
1. Dua dari tiga parameter di bawah ini :
a. Besi Serum <50 mg/dl
b. TIBC >350 mg/dl
c. Saturasi Transferin : <15%
2. Serum Feritin <20 g/L
3. Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perls Stain) menunjukkan
cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif.
4. Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi lain yang
setara) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar hemoglobin lebih dari 2 g/dl.
Baku emas diagnosis ADB adalah pemeriksaan besi sumsum tulang dengan
pengecatan tinta biru prusia untuk mencari butir-butir hemosiderin (Ann, 2002 ;
Brugnara, 2002 ; Mast, 2008).

7.2. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus?

4
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha FK Unsri 2014
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk kasus adalah pemeriksaan
laboratorium, antara lain:
1. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit :terjadi penurunan kadar hemoglobin
mulai dari ringan sampai berat. MCV, MCHC, dan MCH menurun. MCV < 70 fl
hanya didapatkan pada anemia defisiensi besi dan thalassemia mayor. RDW
meningkat yang menandakan anisositosis. Kadar hemoglobin sering turun
sangat rendah, tanpa menimbulkan gejala anemia yang mencolok karena anemia
timbul perlahan-lahan. Apusan darah menunjukkan hipokromik mikrositer;
anisositosis, poikilositosis, anulosit, sel pensil, kadang-kadangs el target.
Leukosit dan trombosit normal. Retikulosit rendah.
2. Kadar besi serum menurun <50 mg/dl, TIBC meningkat >350 mg/dl, dan
saturasi transferin<15 g/dl, ada juga<12 g/dl.
3. Kadar serum ferritin <20g/dl.
4. Protoporfirin eritrosit meningkat (>100mg/dl)
5. Sumsum tulang: menunjukkan hiperplasia normoblastik dengan normoblast
kecil-kecil (micronormoblast) dominan
6. Kadar reseptor transferin meningkat pada defisiensibesi, normal pada anemia
akibat penyakit kronik dan thalassemia.
7. Pengecatan besi sumsum tulang dengan biru prusia menunjukkan cadangan besi
yang negatif (butir hemosiderin negatif).

7.11. Bagaimana edukasi dan pencegahan terhadap pasien pada kasus?


1. Pencegahan
a. Memperbanyak asupan makanan yang mengandung besi, seperti daging,
ikan, hati.
b. Memakai alas kaki saat bermain untuk menghindari resiko infeksi cacing
tambang.
c. Menambahkan konsumsi pangan yan memingkatkan absorpsi besi seperti
menambahkan vitamin C, seperti buah-buahan segar dan sayuran.
d. Mengurangi konsumsi makanan yang dapat mengambat absorpsi besi
seperti tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi).
2. Edukasi, meningkatkan pengetahuan masyarakat:
a. Tentang gizi dan jenis makanan yang mengandung kadar besi yang tinggi
dan absorpsi yang lebih baik misalnya ikan, hati dan daging.

5
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha FK Unsri 2014
b. Penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi bakteri / infestasi parasit sebagai salah satu
penyebab defisiensi besi.

7.12. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus?


a. Gangguan kemampuan belajar
b. Penurunan kemampuan dalam beraktivitas fisik
c. Dampak negatif terhadap sistem pertahanan tubuh dalam melawan penyakit
infeksi

Você também pode gostar