Você está na página 1de 4

Analisis Butir Soal

Secara umum, tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan obyek terhadap seperangkat konten dan materi tertentu.
Tes berfungsi sebagai alat pengukuru keberhasilan belajar siswa.
Menurut Arikunto (2009) tes yang baik harus mempunyai syarat-syarat sebagai
berikut:1) Harus efisien (Parsimony); 2) Harus baku (Standardize); 3) Mempunyai
norma; 4) Objektif; 5) Valid (Sahih); 6) Reliabel (Andal). Oleh sebab itu untuk
memperoleh tes yang baik, tes tersebut harus di ujicobakan terlebih dahulu dan hasilnya
dianalisis sehingga memenuhi syarat-syarat tersebut di atas.
Penyusunan dan pengembangan tes dimaksudkan untuk memperoleh tes yang
valid sehingga hasil ukurnya dapat mencerminkan secara tepat hasil belajar atau
prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing individu peserta tes. Untuk itu,
langkah-langkah yang ditempuh dalam mengembangkan tes antara lain:
1. Menentukan tujuan tes. Tujuan dalam mengadakan tes ini harus jelas sesuai dengan
keperluan.
2. Melakukan analisis kurikulum, dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali
kurikulum yang ada berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan. Langkah ini
dimaksudkan agar dalam proses pengembangan instrumen tes selalu mengacu pada
kurikulum (SK dan KD) yang sedang digunakan, dan sesuai dengan indikator
pencapaian suatu KD.
3. Analisis sumber belajar (buku pelajaran dan sumber materi lainnya). Tes yang diukur
hendaknya mencakup materi pelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan agar
memperkecil kekeliruan dalam memilih bahan untuk tes
4. Menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi atau yang biasa disebut dengan tabel
spesifikasi merupakan format yang memuat informasi mengenai ruang lingkup dan
isi/kompetensi yang akan dinilai/diujikan. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan
penilaian dan digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan soal.Kisi-kisi harus
mengacu pada SK dan KD, dan komponen-komponennya harus rinci, jelas, dan
bermakna.
5. Menulis TIK (Tujuan Instruksional Khusus) / Indikator. Penulisan TIK/indikator harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Indikator
biasanya kita buat sendiri, mengacu pada SK dan KD.
6. Menulis soal. Setelah kisi-kisi dalam bentuk tabel telah tersedia, maka kita harus
membuat butir-butir soal sesuai yang tercantum dalam kisi-kisi. Soal-soal yang ditulis
tidak boleh menyimpang dari indikator yang telah dirumuskan sesuai dengan kisi-
kisi. Tahapannya mencakup: review soal (menelaah soal), seleksi soal,
selanjutnya merakit soal menjadi tes
7. Melakukan telaah instrumen secara teoritis. Telaah instrumen tes secara teoritis atau
kualitatif dilakukan untuk melihat kebenaran instrumen dari segi materi, konstruksi,
dan bahasa.
8. Reproduksi tes terbatas. Tes yang sudah dibuat (sudah jadi) diperbanyak dalam jumlah
yang cukup menurut jumlah sampel yang akan diuji coba.
9. Melakukan uji coba dan analisis hasil uji coba tes. Sebelum tes digunakan perlu
dilakukan terlebih dahulu uji coba tes. Langkah ini diperlukan untuk memperoleh data
empiris terhadap kualitas tes yang telah disusun. Berdasarkan hasil uji coba, dilakukan
analisis terutama analisis butir soal yang meliputi reliabilitas, validitas butir, tingkat
kesukaran, pola jawaban, efektifitas pengecoh, daya pembeda, dan lain-lain.
10. Merevisi soal. Berdasarkan hasil analisis butir soal hasil ujicoba kemudian dilakukan
perbaikan. Berbagai bagian tes yang masih kurang memenuhi standar kualitas yang
diharapkan perlu diperbaiki sehingga diperoleh perangkat tes yang lebih baik. Setelah
tersusun butir soal yang bagus, kemudian butir soal tersebut disusun kembali untuk
menjadi perangkat instrumen tes, sehingga instrumen tes siap digunakan.
ANALISIS BUTIR SOAL
Analisis butir adalah proses menguji respon-respon siswa untuk masing-masing
butir tes dalam upaya menjustifikasi kualitas item. Kualitas item,
khususnya direpresentasi oleh tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan
reliabilitas, dan khusus untuk tes pilihan ganda tidak kalah pentingnya adalah
keefektifan pengecoh dan omit. Tujuan analisis butir soal yaitu untuk mengadakan
identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang buruk.

1. Menghitung Indeks Kesukaran


Dalam menghitung indeks kesukaran tiap butir soal digunakan rumus:

1) 0,00-0,30 tergolong sukar.


2) 0,31-0,70 tergolong sedang
3) 0,71-1,00 tergolong mudah. (Arikunto, 2009)
Dari hasil perhitungan indeks kesukaran maka kemungkinan tidak semua soal dapat
terambil. Soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang yang dapat diambil.

2. Menghitung Daya Pembeda


Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus:

Di mana A = jumlah kelompok atas yang menjawab benar,


B = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar,
N =jumlah peserta tes
Klasifikasi daya pembeda:
0,00 - 0,20 : jelek (poor)
0,20 0,40 : cukup (satisfactory)
0,40 0,70 : baik (good)
0,70 1,00 : baik sekali (excellent), diterima
negatif : tidak baik, sebaiknya dibuang (Arikunto, 2009)
Setelah diadakan perhitungan daya beda maka dari sejumlah soal yang disusun
kemungkinan tidak semuanya dapat terambil. Soal yang dapat terambil adalah soal
yang mempunyai daya beda cukup, baik dan baik sekali.
3. Keberfungsian Pengecoh (Distraktor)
Distraktor adalah suatu pola yang menggambarkan bagaimana peserta tes
menentukan pilihan jawabannya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawaban yang
telah dipasangkan pada setiap butir item. Pengecoh (distractor), bertujuan untuk
mengecoh mereka yang kurang mampu (tidak tahu) untuk dibedakan dengan yang
mampu (lebih tahu).
Pada tes pilihan ganda, tiap butir soal menggunakan beberapa pengecoh
(distraktor / penyesat / option). Tiap pengecoh hendaknya bermanfaat atau berfungsi,
yakni ada sejumlah siswa yang memilihnya. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali
oleh siswa berarti tidak berfungsi mengecohkan siswa, sebaliknya pengecoh yang
dipilih oleh hampir semua siswa berarti terlalu mirip dengan jawaban yang benar.
Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif yang
dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee. Dengan kata
lain,testee menyatakan blangko. Pernyataan blangko ini sering dikenal dengan istilah
omiet dan biasa diberi lambang dengan huruf O.
Distraktor dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila
distraktor tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes.
Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut
maka distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai
lagi pada tes-tes yang akan datang, sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi
dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor yang lain.

4. Validitas Item
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes
yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran. Untuk mencari validitas menggunakan rumus:

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
Sd = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar (indeks kesukaran)
q = proporsi yang menjawab salah (q = 1-p)
Interpretasi validitas:
0,800 1,00 : sangat tinggi
0,600 0,800 : tinggi
0,400 0,600 : cukup
0,200 0,400 : rendah
0,00 0,200 : sangat rendah
Kriteria validitas:
>0,29 maka VALID, <0,29 maka INVALID (Sumarna.
2004)
5. Reliabilitas
Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat
ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes.

Untuk mencari nilai reliabilitas, digunakan rumus:


x = skor butir soal ganjil
y = skor butir soal genap
n = jumlah peserta tes
Setelah itu nilai dari rxy dimasukkan ke dalam rumus: r11= 2 (rxy) dibagi 1+ rxy

Kriteria reliabilitas:
1,00 : tinggi
> 0,700: cukup
< 0,700: rendah (Sumarna. 2004)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi


Aksara
Nurkancana, W. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes.
Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Djaali dan Pudji Muljono. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
http://lussysf.multiply.com/journal/item/114
http://simpelpas.wordpress.com/2011/04/12/analisis-soal/

Você também pode gostar